Aku bukan menantu sampah - Bab 257 Ibu Mertua Dipukul

“Kamu tidak kenal Master Cole?”Andrew pun tampak heboh dan wajahnya malah memerah. “Dia adalah ahli arkeologi yang pertama kali mengidentifikasi fosil manusia kera paling awal. Sebuah koleksi langka Janda Permaisuri di Museum Nasional, yang pada awalnya telah dibakar, malah telah diperbaikinya hingga sempurna, dan hanya dia seorang di negara ini yang memiliki kemampuan seperti itu! Selain itu, dia secara pribadi telah mengembalikan penampilan mayat wanita raja dari Dinasti Xia, Shang dan Zhou, dan itu mengejutkan seluruh dunia."

Melihat raut heboh sang ayah mertua, Roky pun bergumam dalam pikirannya.

Meskipun dia tidak memahaminya, tetapi dari daftar "prestasi" yang Panjang itu dan kehebohan di setengah jalanan ini, Master Cole ini seharusnya merupakan orang yang terkemuka.

“Kenapa masih belum memindahkannya?” Sang manajer gemuk, yang mengenakan setelan Tang, dengan jengkel berjalan kemari.

Satpam itu dengan canggung berkata, "Mereka tidak mengizinkannya.”

“Tidak mengizinkannya?” Manajer gendut itu mengangkat dagunya, menatap rendah Andrew, dengan jengkel berkata, “Berikan mereka dua ratus ribu rupiah untuk menyingkir, supaya mereka dapat menutup toko rusak ini dan tidak mempengaruhi pembukaan toko kami.”

Sikap sombong itu seketika membuat Dewi kesal. “Aku akan memberimu dua juta rupiah supaya kamu dapat langsung menurut Yuanming!" ucap Dewi, menentangnya.

“Kamu kira tokoh rusakmu ini dapat bersaing dengan Yuanming kami?” Sang manajer gemuk mengerutkan kening, melirik ke dalam toko, berkata dengan nada mengejek. “Aku bahkan mengira ini adalah toilet umum! Toko sampah seperti milik kalian ini pasti akan bangkrut dalam sepuluh hari!"

“Apa katamu!” jerit Dewi murka.

Pada hari pembukaan toko keluarganya, ada orang yang mengutuk usaha mereka akan bangkrutan, orang itu tentu tidak sopan!

Namun Roky mendongak dan melihat ke dalam toko, dia pun menggeleng dalam hatinya.

Ketika ayah mertuanya ingin mencari toko, dia seharusnya meminta Roky untuk melihat fengsui tokonya. Toko ini tidak hanya kecil saja, tetapi juga suram dan redup, di mana tidak terlihat seperti tempat yang dapat membawakan kekayaan, melainkan kerugian.

“Jika tidak punya uang, untuk apa membuka toko barang antik? Memangnya kalian kira sampah daur ulang?” ejek manajer gendut itu, sama sekali tidak menaruh Dewi dalam pandangannya. Dia pun berbalik dan memerintahkan satpam tersebut. “Cepat dipindahkan!”

Setelah selesai mengatakannya, dia menendang bunga pot kecil yang ditempatkan di depan pintu.

Kedua bunga pot itu memiliki ketinggian setengah tubuh manusia dan tampak sangat lusuh. Di atasnya pun terdapat dua lembar kertas merah yang bertulis "Semoga usahanya sukses”. Pot yang ditendangnya pun bergelinding hingga ke tengah jalanan.

Pada saat itu, ada sebuah becak yang lewat kemari. Bunga pot itu seketika dilindas hingga hancur.

“Demi alasan apa kamu mengira bisa menendang bunga pot kami!” Saking marahnya, tubuh Andrew gemetar, kakinya melangkah maju, dan ia pun meminta penjelasannya.

“Dengan alasan bahwa toko kami lebih besar dari tokomu, barang antik yang kami jual lebih mahal darimu, orang yang mnegucapkan selamat lebih banyak darimu dan tamu kami lebih terkenal darimu!” Manajer gemuk itu memaki serangkaian sarkasme padanya. “Kamu juga bukannya melihat bahwa kamu telah membuat dirimu menjadi lelucon, aku bahkan merasa malu melihat toko rusak ini dibuka di sebelah Yuanming kami!"

Setelah selesai mengatakannya, dia mengeluarkan empat ratus ribu rupiah, melemparkannya ke kaki Andrew, seakan-akan dia sedang melempark ke seorang pengemis, lalu dengan bangga berkata, “Dua bunga pot jelek di depan pintumu itu paling banyak seharga seratus enam puluh ribu rupiah. Kamu tidak perlu mencari kembaliannya, anggap saja itu hadiahmu.”

Setelah selesai mengatakannya, dia memerintah satpam. "Pindahkan kemari bunga pot yang dikirim Direktur Cole.”

Para satpam buru-buru mengangkat dua bunga pot, dengan susah payah membawanya kemari.

Dua bunga pot ini memiliki ketinggian tiga meter. Bunganya tampak indah dan besar, yang seketika menarik perhatian sekaligus membuat kerumunan tersebut heboh.

Harga satu bunga pot itu paling sedikit dua puluh juta rupiah, selain itu, di atas bunga pot itu terdapat dua buah ikan emas seukuran genggaman tangan orang yang terbuat dari emas, di mana seekor ikan itu bernilai dua ratusan miliar rupiah!

Kerumunan orang tersebut menjadi heboh.

Kaya!

Orang kaya!

Kerumunan tersebut terus berseru. Mereka tidak hanya kagum atas tindakan dermawan Bos Cole, tetapi juga terkejut sekaligus penasaran dengan latar belakang toko ini, yang dapat membuat begitu banyak bintang besar datang kemari untuk memberikan selamat, selain itu, tokonya pun mendapatkan bunga pot senilai dua ratusan miliar rupiah.

Manajer gemuk itu tampak bangga, dan juga menatap Andrew dengan pandangan mengejek.

Saat ini, kerumunan di jalanan menjadi heboh.

Kerumunan itu membuka jalan, lalu sebuah Rolls-Royce Phantom perak perlahan-lahan melaju dari tengah. Nomor platnya ternyata empat angka "8", dan ada tiga seri BMW 7 terbaru yang mengikut dari belakang!

Begitu melihat plat nomor ikonik itu, kerumunan tersebut seketika berteriak.

"Itu mobil Bos Cole!"

Manajer gemuk itu menjadi sombong dan langsung pergi menyambutnya. Lalu dia membungkuk, membuka pintu mobil tersebut, mempersilahkan Bos Cole turun.

Tujuh delapan satpam segera bergegas ke sana, membentangkan karpet merah, dengan kasar mendorong kerumunan orang tersebut supaya memberikan jalan bagi Bos Cole.

Andre juga ikut terdorong dan hampir terjatuh.

Dia pun hanya melihat seorang pria paruh baya, yang tampak luar biasa, turun dari mobil. Kepala pria itu pun agak botak.

Ketika Master Cole muncul, kerumunan itu langsung menjadi heboh, tidak berhenti mendesak ke depan.

Bahkan pintu masuk toko ayah mertua juga menjadi ramai, dan bahkan dua pot bambu keberuntungan yang ditempatkan di pintu masuk itu jatuh ke tanah, hancur berkeping-keping.

Beberapa satpam mendorong Andrew mereka, dan Roky pun melindungi istrinya agar dia tidak jatuh.

Jenni, yang didorong sampai jatuh, tampak sangat marah!

Tepat ketika Bos Cole turun dari mobil, Jenni mengambil sapunya, dengan ganas meremasnya. “Puih.” Tiba-tiba dia membuka mulutnya, langsung meludah ke arahnya.

Ludah tersebut secara terang-terangan menempel pada setelan "Versace" terbaru Bos Cole.

Kerumunan di sekitar seketika menjadi hening.

Bos Cole juga tercengang di tempat.

Dewi pun terbengong melihatnya, bahkan pikiran Roky seketika menjadi kosong.

Tidak ada seorangpun yang akan menyangka sang ibu mertua akan berani meludahinya.

Di bawah tatapan semua orang, Jenni dengan ganas memaki, "Di sini adalah pintu depan toko kami, kalian semua minggir sana! Suamiku juga baru membuka toko antiknya, aku pun akan memukul siapapun yang berani menghalangi pintu toko kami!”

Setelah selesai mengatakannya, dia berjalan dengan memapah sapu, menendang bunga pot setinggi tiga meter tersebut.

"Prang."

Bunga itu terjatuh ke tanah, hancur berkeping-keping.

Sang manajer gemuk pun tersadar kembali, menjadi murka, langusng mengangkat tangannya dan menampar keras wajah Jenni!

"Dasar wanita tengik, berani-beraninya kamu membuat masalah di Yuanming kami, hah?”

Jenni pun terjatuh ke tanah, merintih kesakitan.

“Bu!” Dewi menjadi cemas, mati-matian berusaha bergegas ke sana.

Tiba-tiba ada dua pengawal yang langsung bergegas kemari. Wajah Roky pun menjadi suram, dia dalam sejekap langsung memukul mereka berdua terbang mengenai pintu toko mereka, dan jatuh bergulung di tanah.

“Sayang!” Andrew juga segera bergegas.

Jenni biasanya memiliki temperamen buruk, dia tentu tidak akan membiarkan dirinya menderita kerugian ini. Dia pun segera bangkit dari tanah, meraih manajer gemuk itu dan memukulnya.

“Plak plak plak.” Sang manajer gemuk dengan murka menjambak rambut Jenni, menamparnya tujuh delapan kali!

"Roky, cepat bantu ibu.”

Dewi berteriak dengan cemas.

“Bangsat, kamu tidak melihat dirimu akan menjadi bahan untuk dipermalukan apa, dasar orang luar!” Sang manajer gemuk dengan murka menjambak rambut Jenni, hendak memukulnya lagi.

Jenni langsung menjerit ketakutan.

Tepat ketika sang manajer gemuk melayangkan tamparannya, pergelangan tangannya tiba-tiba digenggam erat.

Roky meraih pergelangan tangannya, dengan suara rendah berkata, "Sudah cukup!"

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu