Aku bukan menantu sampah - Bab 742 Ingin bersandar pada Wanita Kaya

Roky langsung mengabaikannya, dan berkata kepada Melani: “Jika kamu benar-benar ingin pergi makan dengannya, aku tidak punya hak untuk menghentikannya.

Tetapi ingat, usahakan jangan sembarangan minum di perjamuan, terutama setelah kamu pergi ke kemar mandi, ketika kembali lebih perhatikan lagi gelasmu, menghindari ada seseorang yang melakukan hal jahat, sebaiknya membuangnya dan mengambil segelas yang baru.”

Dia sangat memahami Melani.

Jangan melihat di begitu berkemampuan di perusahaan, melakukan hal dengan cepat dan bagus, sebenarnya sangatlah kosong tentang hal percintaan, paling mudah ditipu oleh Wendra, sampah yang seperti ini.

“Aku mengerti.”

Melani menjawab dengan lembut, hatinya merasa hangat.

Sungguh tidak disangka, Roky akan sangat perhatian pada dirinya, perasaan ini membuatnya merasa sangatlah bahagia.

Suasana hati Melani senang, begitu gembira ingin minum alkohol, dia langsung meminum segelas anggur merah yang didalam gelas, dan menuangkan segelas lagi.

Tetapi Wendra yang duduk disamping, melihat mereka berdua mengobrol, sungguh memperlakukan dirinya seperti udara, langsung menjadi marah.

Melihat Melani yang dihadapan Roky, bersikap sangat imut, tetapi terhadap dirinya malah berwajah dingin, dia lebih cemburu, amarahnya hampir meledak.

Wendra menahan amarahnya, lalu berkata kepada Roky dengan dingin: “Tuan Roky, apa hubunganmu dengan Melani, perlukah kamu yang mencampuri urusannya? Jagalah dirimu sendiri!!”

Pada saat ini, Melani meminum 2 gelas lagi, setelah mendengar perkataan Wendra, dia berkata dengan dingin: “Maaf, aku berubah pikiran.

Aku baru ingat, besok aku harus menemani pacarku makan, jadi aku tidak bisa menyetujuimu.”

Wendra langsung tercengang.

Dia telah membayangkan masa depan yang cerah dalam benaknya, berencana harus mendapatkan Melani besok, menaklukkannya diatas tempat tidur, membuatnya tidak bisa menyerah pada dirinya, akan menjadi menantu kaya Grup Su dimasa depan.

Tidak disangka, Melani menolak dalam sekejap mata!

Ini tidak boleh!

Impian menjadi kaya dengan bersandar wanita kayanya, tidak boleh gagal.

Wendra terburu-buru berkata sambil tersenyum: “Melani, kamu bercanda, kan. Aku belum pernah mendengar kamu memiliki pacar.”

“Aku memiliki pacar.”

Melani tiba-tiba tersenyum, mengangkat dagunya ke arah sebrang meja: “Itu, dia duduk disana.”

Dalam sekejap, gelas di tangan Roky hampir terjatuh.

Wendra juga tampak seperti tersambar petir, menatapi Roky, sungguh tidak berani mempercayai!

Melani memegang dagu dengan tangannya, tersenyum sangat menawan, sepasang mata menatapi Roky.

Dia ingin melihat, bagaimana reaksinya.

Roky juga terdiam sejenak, dia tidak menyangka Melani akan melakukan hal ini, jika dia mengakui, hal ini menyebar ke telinga istrinya adalah hal buruk, tetapi jika dia tidak mengakui, itu akan mengungkapkan kebohongan Melani didepan umum, membuatnya menjadi malu.

Wendra tersadar kembali, menggertakkan gigi melihat ke arah Roky, kobaran api dimatanya sangat ingin membakar orang ini menjadi abu.

Sialan!

Pria darimana ini, beraninya merebut wanita kaya dengannya?

Dia menelan ludah, berpura-pura tersenyum tenang, berkata: “Melani, kamu bercanda, bukan? Semua orang di Kota Wasa tahu bahwa kamu masih lajang, selain itu, jika wanita sepertimu memiliki pacar, maka seluruh kota akan heboh dari awal.”

“Aku tidak memiliki waktu untuk bercanda.”

Melani berkata dengan dingin: “Kamu sudah bisa pergi.”

Dia sudah menahan sepuluh menit, dari awal sudah sangat muak dengan Wendra.

Wendra melirik sekilas ponselnya, status yang diunggah barusan di media sosial, dalam sekejap memiliki lebih dari 200 like, bahkan teman yang dulunya menghilang juga datang melihat, dan juga orang-orang kaya yang biasanya meremehkannya, pada saat ini terus berkomentar.

“Wendra, hebat, bahkan mendapatkan Direktur wanita cantik pertama kota Wasa.”

“Sialan, Kak Wendra, kamu sangat hebat! Melani bahkan mengundangmu makan, hormat.”

“Wendra, aku adalah Bos Zhang.

Maaf atas kejadian minggu lalu, kamu datanglah ke perusahaan untuk menandatangani kontrak, aku gegabah sesaat makanya mengusirmu keluar.

Besok kemarilah, aku akan menandatangi kembali kontrak denganmu, jumlahnya akan berlipat ganda.”

Melihat media sosialnya, Wendra sangatlah marah.

Hal yang sudah diyakini malah melenyap, bagiamana dia menjelaskan kepada teman dan pelanggan nanti?

Mungkin kali ini, dia akan kehilangan semua mukanya.

Dia menggertakkan gigi, sangatlah membenci Roky, bocah ini yang terlihat sangat miskin, bagaimana bisa menjadi pacar Melani, Keluarga Su pasti tidak akan menyetujuinya, pasti akan mematahkan kaki Roky.

Wendra memutar matanya, lalu berkata kepada Melani dengan tersenyum: “Melani, mari kita bertaruh, jika dia adalah pacarmu, aku akan pergi sekarang.

Tetapi jika dia bukan, besok kamu harus pergi ke perjamuan denganku.”

Selesai berbicara, dia tampak tidak disengaja mengancam Roky.

“Kamu pikirkanlah dengan baik baru menjawab, jangan lupa kedudukan keluarga Su di kota Wasa, kemudian pikirkanlah lagi apa statusmu.

Jika kamu tidak tahu diri, mungkin kamu tidak akan tahu bagaimana kamu mati suatu hari nanti.”

Dia adalah senior dalam hal percintaan, dalam sekilas sudah dapat melihat hubungan antara mereka berdua, sama sekali tidak seperti pasangan, mungkin saja Roky yang terus menempel kepada Melani, ingin bersandar pada wanita kaya.

Melani tersenyum, mengulurkan kaki cantiknya, dan menyentuh Roky.

“Katakan padanya, apakah kamu adalah pacarku?”

Kaki cantiknya panjang dan mulus, mengenakan stoking hitam yang tembus pandang, dan sepasang sepatu hak tinggi berwarna silver, sungguh hampir membuat Wendra meneteskan air liur, bertekad untuk bermain puas dengan kakinya besok.

Roky mengangkat kepalanya, tiba-tiba merangkul lengan Melani, dan berkata kepada Wendra: “Menurutmu, apakah aku adalah pacarnya?”

Dalam sekejap, Melani masuk kedalam pelukannya, wajah cantik langsung memerah, jantungnya berdebar kencang.

Tetapi suasana hatinya seperti sedang naik roller coaster, sangatlah bahagia.

Roky berinisiatif untuk memeluknya!

Ekspresi Wendra berubah karena marah, dia masih mengira Roky tidak berani bersuara, tidak disangka bocah ini menggunakan dirinya sebagai batu loncatan, langsung menginjaknya dan memanjat ke atas.

Seluruh tubuhnya penuh amarah, seperti minyak yang mendidih, hampir saja membuat Wendra meledak.

Dia cemburu dan marah, menahan amarahnya lalu berkata kepada Melani sambil tersenyum: “Melani, jika kamu tidak ingin pergi ke perjamuan besok, boleh membuat janji di lain hari.

Tetapi jika kamu membiarkan orang ini sebagai tameng, mengatakan adalah pacarmu, dengan statusnya sangatlah memalukanmu.”

“Kamu tidak percaya?” Melani mengangkat alis.

“Tidak percaya.”

Wendra menggelengkan kepala dengan tegas.

“Kalau begitu, lihatlah.”

Melani tiba-tiba tersenyum indah, dalam sekejap menempel ke wajah Roky, menciumnya.

Baam!

Seperti petir di hari yang cerah, kepala Wendra meledak ditempat.

Dia langsung terbodoh, menatapi depannya dengan bodoh, api cemburu dihatinya berkobar dengan ganas!

Roky juga terbodoh, sungguh tidak disangka Melani akan begitu berani, didalam restoran masih ada banyak pelanggan.

Wajah masih meninggalkan jejak kelembutan, dan sedikit aroma lipstick Melani.

Roky hanya bisa tersenyum pahit, menundukkan kepala dan melirik sekilas Melani.