Aku bukan menantu sampah - Bab 421 Memohon Pada Tuan Roky Untuk Menyelamatkannya

"Benarkah itu?"

Roky tersenyum dan sedikit mengangkat dagunya: "Lihatlah ke belakang."

Ekspresi pria berpakaian hitam itu sedikit berubah, dan dia segera menoleh, wajahnya langsung menjadi pucat seketika!

Dia melihat ada belasan pria bertubuh kekar berdiri di hutan di belakang mereka!

"Kapan mereka datang!" Pria berpakaian hitam itu bergumam dengan ekspresi ngeri.

Begitu banyak orang muncul di belakang mereka, namun mereka bahkan tidak menyadarinya sedikitpun.

Mino membawa pasukan pengawal dan memberi hormat ke Roky.

"Direktur Roky, aku mencari dari Pore hingga ke sini, maaf sudah datang terlambat."

Pada saat ini, dari hutan, sekelompok besar pria berjas hitam memegang pisau dan pipa baja berjalan keluar, hanya jumlahnya saja ada 40 hingga 50 orang.

Dego dipegang oleh bawahannya, dia terengah-engah, dan berkata dengan merasa bersalah: "Karena sudah tua, bahkan mendaki gunung pun sudah setengah mati."

Dia mendongak dan melihat belasan pria berpakaian hitam, dia mengerutkan kening, dan berteriak: "Kepung!"

Sekelompok pria bertubuh kekar langsung mengepung belasan pria berpakaian hitam dalam sekejap.

Orang berpakaian hitam yang barusan berbicara merasa ketakutan, hanya dilihat dari jumlah orang saja, jumlah lawan lebih banyak dari mereka beberapa kali lipat!

Adapun empat praktisi dalam tim, dalam sekejap sudah dijatuhkan satu oleh Roky, mereka sama sekali tidak memiliki kelebihan.

Roky tersenyum tipis: "Sepertinya tidak ada orang yang mau mengambilnya, jadi aku saja yang akan mengambilnya. Kalian sudah susah payah datang ke sini, aku akan memberi kalian dua pilihan, pertama serahkan nyawa kalian, dan yang kedua katakan siapa bos kalian."

Orang berpakaian hitam itu menghembuskan napas berat, dia tiba-tiba menoleh, dan berteriak ke arah hutan: "Bawa orangnya keluar."

Roky mengerutkan kening dan melihat ke arah hutan.

Dia melihat seorang pria berpakaian hitam menarik kerah seorang pria gemuk dan menyeretnya keluar dengan kasar.

Suri Jiang langsung berseru: "Arsa?"

Arsa sudah babak belur, wajahnya berlumuran darah, darah mimisannya menetes hingga ke bawah dagunya dan membuat sebagian besar pakaian di dadanya menjadi merah, sangat jelas dia sudah disiksa cukup berat.

Dia ditendang ke tanah oleh pria berpakaian hitam dan buru-buru meminta bantuan pada Roky.

"Tuan Roky ... selamatkan aku ..."

Pria berpakaian hitam itu memegang pisau, dan meletakkannya di leher Arsa, dia tersenyum sinis pada Roky.

"Orang ini selalu mengikuti belakang kalian, dia bilang dia adalah temanmu! Jika kamu tidak menyerahkan barangnya dan membiarkan kami pergi, maka aku akan membuat temanmu mati di depanmu."

Arsa segera menjerit histeris: "Tuan Roky tolong selamatkan aku!"

Pria botak meludah dan berkata: "Berani-beraninya bajingan ini mengikuti Tuan Roky."

Arsa gemetaran, senyuman kaku muncul di wajahnya yang gemuk: "Aku ... Aku juga mengkhawatirkan Tuan Roky, jadi aku mengikutinya."

"Apakah dia perlu kamu khawatirkan?" Nada bicara Suri Jiang meremehkannya, saat dia hendak berbicara, Roky mengulurkan tangan dan menghentikannya.

Dia mengangkat kepalanya dan berkata sambil tersenyum kepada pria berpakaian hitam: "Ya, dia memang temanku! Kalian jangan sakiti dia!"

Pria berpakaian hitam itu menjadi lebih bangga, dia meletakkan pisau di leher Arsa, dan berkata sambil tersenyum sinis: "Selama kamu menyerahkan barangnya, semuanya bisa didiskusikan, jika tidak aku akan membiarkan temanmu mati di tempat."

Roky mengangguk dan berkata: "Aku pasti tidak akan menyerahkan barangnya, namun kamu jangan sakiti temanku, aku akan mempertimbangkannya."

Pria berpakaian hitam itu menyeringai, dia mengangkat Arsa, dan menampar wajahnya dua kali.

"Berikan padaku sekarang, atau temanmu akan mati."

Roky berkata dengan ekspresi dilema: "Aku sudah bilang akan mempertimbangkannya sebentar, jangan desak aku."

"Aku tidak punya waktu untuk bermain denganmu!" Pria berpakaian hitam itu mengangkat pisau dari tangannya dan memotong satu telinga Arsa sambil berteriak: "Kamu mau menyerahkannya atau tidak?"

"Ah!"

Arsa menjerit, darah mengalir seperti air, dia gemetaran seperti daun tertiup angin, sambil menangis dan berteriak: "Tuan Roky tolong selamatkan aku ..."

Roky menyentuh dagunya dan berkata: "Aku akan memikirkannya sebentar lagi!"

"Jika kamu menunda sedetik lagi, maka temanmu akan mati!"

Pria berpakaian hitam itu mengangkat pisaunya lagi dan memotong telinga Arsa yang lain.

Arsa mengeluarkan suara jeritan tragis, melihat kedua telinganya di tanah, dia merasa ketakutan hingga tingkat ekstrim, seluruh tubuhnya gemetaran seperti sedang menari.

Orang-orang ini sangat kejam, dia takut mati!

Pria berpakaian hitam itu mengertakkan gigi, dia meletakkan pisau di leher Arsa, dan berteriak: "Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir, serahkan barangnya!"

"Tuan Roky!" Arsa yang berlumuran darah, menatap Roky dengan tatapan memohon, air mata dan ingusnya langsung mengalir, "Selama Tuan Roky menyelamatkanku, aku ... Keluarga Xu akan memberi Anda 100 miliar, tidak ... akan memberikan 200 miliar untuk Anda ... Tolong, Tuan Roky selamatkan aku! "

Roky kali ini mengangguk dan berkata dengan sungguh-sungguh: "Aku sudah memikirkannya dengan matang, aku tidak akan menyerahkan barangnya! Tetapi jika kamu melepaskan temanku, aku bisa meninggalkan mayat kalian yang utuh, bagaimana menurutmu?"

"Haha!" Suri Jiang tidak bisa menahan tawanya, dia sejak awal sudah menyadari bahwa Roky sedang memberi Arsa pelajaran.

"Sialan! Apakah kamu memainkan kami?" Pria berpakaian hitam itu tiba-tiba menyadari dirinya dibodohi dan menjadi marah, dia menampar Arsa hingga terjatuh ke tanah dengan satu tamparan dan berteriak: "Orang ini tidak berguna lagi, bunuh dia!"

Arsa tampak sangat putus asa, dia merasa sangat menyesal.

Melihat pria berpakaian hitam itu membawa pisau dan ingin menyayatnya, dia ketakutan hingga kencing di celana.

Tatapan pria berpakaian hitam itu terlihat sadis, dia memotong pergelangan tangan Arsa dengan satu gerakan.

Darah terus mengalir!

Arsa kesakitan hingga dia bahkan tidak bisa berteriak lagi, dan langsung pingsan.

Memanfaatkan kesempatan ini, Mino memberi perintah dan membawa pengawalnya untuk menyerang dari belakang.

40 hingga 50 anak buah Dego juga menyerbu dengan memegang pisau dan pipa baja!

Kedua kelompok orang tersebut langsung bertarung.

Kesenjangan kekuatan kedua belah pihak terlalu jauh, belasan pengawal Mino semuanya adalah master yang dipilih dengan cermat oleh Broto, tempat kejadian segera menjadi sunyi.

Pria berpakaian hitam ada yang tewas dan terluka, semuanya tergeletak di tanah dengan sekarat.

Roky memberikan perintah: "Kurung dan periksa mereka baik-baik."

"Ya."

Mino memberi hormat padanya, kemudian memerintahkan pengawal untuk membawa pergi pria berpakaian hitam yang masih memiliki napas.

Setelah turun dari gunung, suasana hati semua orang campur aduk.

Pria botak sudah benar-benar menjadi pengagum Roky, dan dia sangat memujanya.

Meskipun ekspresi Dego tidak berubah, tetapi dia sudah terkejut sejak lama.

Tidak ada yang mengira Roky begitu hebat!

Suasana hati Suri Jiang juga sangat rumit, dia tiba-tiba menyadari bahwa dia sama sekali tidak memahami Roky.

Dia seperti lubang hitam misterius, tidak ada yang tahu berapa banyak rahasia yang tersembunyi di baliknya.

...

Ketika Roky kembali ke vila dari Akiyama, itu sudah larut malam, dan istrinya sudah tertidur.

Dia tidak ingin mengganggu istrinya, jadi dia membawa Dracaena ke ruang kerja.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat obat umum bagi praktisi yang di tulis di "Nine Grand Heavenly Scriptures".

Roky menutup pintu ruang kerja dan tidak sabar untuk mengeluarkan Dracaena.

Daunnya berwarna merah darah, hanya sebesar kuku jari tangan, daunnya sekeras batu giok, dan permukaannya mengkilat.

Menurut "Nine Grand Heavenly Scriptures", jenis daun ini dapat digunakan untuk membuat pil dan juga dapat dimakan langsung.

Roky mengeluarkan selembar, dia berpikir sejenak, dan memasukkannya ke mulutnya.

Daunnya lumer di mulut, rasanya menyegarkan, seperti makan mint, sangat wangi!

Energi sage yang sangat murni mengalir langsung ke ubun-ubun Roky, dan dia seolah-olah langsung segar.

Agar tidak menyia-nyiakan energi sage murni ini, dia buru-buru duduk di lantai dengan menyilangkan kaki, dan bermeditasi dengan sangat konsentrasi.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu