Aku bukan menantu sampah - Bab 418 Dewa Motor Generasi Baru

Roky menginjak tanah dengan satu kaki, lalu melepas helmnya dengan tenang.

Suri Jiang yang duduk dibelakang, turun dari motor dengan lemas, memegang pohon dan mulai muntah.

Arsa tertegun: “Bagaimana……bagaimana bisa adalah kamu? Dimana Tuan Wisnu?”

Kerumunan di sekitar juga terbodoh!

Sangatlah terkejut!

Yang tadi memimpin sangat jelas adalah Wisnu, bagaimana menjadi Roky?

Roky berkata: “Kamu tanyalah kepada Wisnu si pecundang itu, dia masih sangatlah jauh.”

“Tidak mungkin……kamu pasti curang!” Arsa sama sekali tidak mempercayai, menunjuk hidungnya lalu meraung.

Mengatakan bahwa pecundang ini peringkat pertama, memukulnya sampai mati juga tidak akan percaya.

Arsa mengertakkan gigi, lalu berlari ke hadapan Denis dengan menyanjung, berkata: “Kak Denis, Anda datang untuk melihat pertandingan Tuan Wisnu, bukan. Cepat tangkap kampungan ini dan tanyakan dia, dia pasti curang!”

Pria tangguh yang berdiri di samping Denis, langsung menamparnya, dan berkata dengan keras: “Siapa Tuan Wisnu? Kak Denis kami datang untuk merayakan keberhasilan Kak Roky, pergi sana!”

Arsa ditampar sampai terjatuh ke tanah, lalu tertegun.

Denis mengambil sampanye yang diberikan oleh pengawalnya, membukanya dengan keras, lalu menghampiri Roky dengan wajah tersenyum.

“Oh, Master Roky, keterampilan mengendarai Anda sungguh luar biasa!”

Pada saat ini, pria tangguh di kedua sisi membunyikan petasan.

“Baam baam!”

Petasan bermekaran di udara.

Sekumpulan pengawal membungkuk dan berteriak.

“Kak Roky perkasa! Kak Roky hebat! Selamat untuk Kak Roky!”

Raungan itu memekakkan telinga, bergema di jalan pegunungan.

Roky mengambil sampanye yang diberikan Denis, setelah meminumnya, dia bertanya: “Mengapa kamu bisa datang?”

Denis berkata sambil tersenyum: “Kak Roky, orang tak berguna itu mencari masalah dengan Anda, aku membawa orang kemari untuk membereskannya, untuk menebus kesalahan kepada Kak Roky.”

Selesai berkata, dia memasukkan cek senilai 40 miliar ke saku Roky seperti pencuri, dan masih khawatir pihak lain tidak mau menerimanya.

Pada saat ini, Pria botak berlari kemari dari jalan pegunungan dengan kehabisan nafas, sangat lelah sampai belutut di tanah, dan berkata dengan wajah sedih: “Kak Denis, aku…aku sudah salah…..”

“Sangatlah memalukan!” Denis menendangnya, lalu berteriak: “Bersujud kepada Kak Roky, dan minta maaf!”

Pria botak tidak berani mengabaikannya, segera menampar wajahnya sendiri, sambil berkata: “Aku sudah salah, aku yang buta! Wisnu ingin membeli nyawa Roky, meminta kami menghentikannya di tengah jalan, aku terhasut olehnya, hampir saja menyakiti Kak Roky…….”

Anak orang kaya di sekitar langsung tercengang.

Apa?

Wisnu bahkan membayar orang, untuk menghentikan Roky di tengah jalan?

Kepala Arsa berkeringat dingin, pikirannya kosong.

Bagaimana bisa?

Pria botak bahkan tidak bisa menghentikkan Roky, dan masih berlari kemari untuk mengakuinya?

Bagaimana menyelesaikan ini?

Tepat pada saat ini, sepeda motor yang dikendarai Wisnu akhirnya tiba, melaju ke garis akhir.

Yang menyambutnya bukan sorakan, hanya pandangan menghina dari semua sisi.

Wisnu melepas helmnya, wajahnya terlihat pucat.

Dia terlambat setidaknya sepuluh menit!

Mengapa kampungan ini, kecepatannya tiba-tiba menjadi begitu cepat?

“Wisnu, kamu sudah kalah!” Rudi tersadarkan, berteriak dengan gembira.

Wajah Wisnu memucat, memandang Roky dengan terbodoh, sungguh tidak berani mempercayai hal didepan matanya ini.

Dia bergumam: “Tidak mungkin, aku adalah Dewa Motor Akiyama!”

“Kamu termasuk apa, Dewa motor adalah Kak Roky!” Pria botak maju lalu menendangnya, membuat Wisnu berlutut ditanah, “Berlututlah kepada Kak Roky, akui kekalahanmu!”

Selesai berbicara, Pria botak mengambil sebuah batu bata, lalu menyerahkan kepada Roky dengan menyanjung.

“Kak Roky, silahkan bertindak!”

Wisnu berlutut di tanah dengan ketakutan, bahkan kekuatan untuk bangkit juga tidak ada.

Tidak disangka Denis membawa orang kemari, kali ini dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri!

Wisnu berkeringat dingin, tiba-tiba berseru: “Bukan salahku, itu…itu adalah idenya Arsa.”

“Bohong!” Arsa gemetaran, lalu berseru dengan marah: “Jelas-jelas kamu yang mengatakan ingin menjebak Roky, dan sekarang menuduhku?”

Selesai berkata, dia segera berkata kepada Roky dengan menyanjung: “Kak Roky, dia sembarangan bicara! Dia sudah kalah, aku membantumu membereskannya!”

Arsa selesai berkata, langsung mengambil sebuah batu bata lalu menghantam ke tangan kiri Wisnu dengan kejam.

“Piak”

Wisnu masih ingin berbicara, tetapi tiba-tiba merasakan sakit yang menusuk di telapak tangannya, hampir saja membuatnya pingsan.

Telapak tangannya di hantam seperti daging cincang, tidak jelas antara darah dan daging.

Arsa mengangkat batu bata dengan kejam lagi, lalu berkata dengan ganas: “Ingin menyeretku ke dalam ini, tidak mungkin!”

Selesai berbicara, dia menghantamnya lagi.

Tepat pada saat ini, Roky berkata dengan dingin: “Apakah aku menyuruhmu melakukannya?”

Arsa gemetaran, segera menyanjung, berkata: “Aku takut akan mengotori tangan Kak Roky, jadi…….”

“Kamu termasuk apa, beraninya membantu Kak Roky memutuskan?” Pria botak berteriak dengan ganas, melangkah maju lalu menampar Arsa, kemudian memanggil dua orang kemari.

Beberapa Pria tangguh segera memukul dan menendang Arsa.

Melihat sekumpulan Pria tangguh ini begitu ganas, sekelompok anak orang kaya gemetar ketakutan, sama sekali tidak berani bersuara.

Wisnu kesakitan dan ketakutan, gemetaran dan berlutut ditanah, berkata: “Kak…Kak Roky, melihat Ayahku mengenal dirimu, mohon Kak Roky mengampuniku!”

Roky mengabaikannya, menoleh dan berkata kepada Rudi: “Kamu yang lakukan.”

Rudi melirik sekilas batu bata itu, teragu sejenak, kemudian berkata dengan kesulitan: “Master, Master Roky, aku…aku tidak berani.”

Sekitar mulai bersorak “hu”.

Rudi juga menciut, dia hanya tampak kuat diluar, nyatanya dia sama sekali tidak berani.

Pihak lain adalah keluarga Bai, dan Ayahnya dengan tidak mudah berhasil kerja sama dengan Rio.

Jika dirinya menghantamnya, kerja sama itu pasti akan berakhir.

Wisnu melihat ekspresi Rudi menciut, dia merasa lega, berkata dengan mengejek: “Kampungan, aku pikir kamu juga tidak berani! Ayahmu ingin bekerja sama dengan keluargaku, kamu berani menyentuhku, aku segera memutuskan kontrak, membuat Ayahmu ganti rugi, membuat keluarga Wang bangkrut! Kamu suruh Roky melepaskanku, lalu bersujud dilantai kepadaku tiga kali, kalau tidak aku akan mematikan keluarga Wang mu, dan membuat Ayahmu berlutut dihadapanku dan memanggilku Ayah……”

Perkataannya belum selesai, Rudi tiba-tiba mengambil batu bata, lalu menghantam ke kakinya dengan ganas.

“Sialan! Kamu kira kamu siapa?”

Suara “Krek” terdengar, kaki kanan Wisnu langsung patah, mengeluarkan sebuah jeritan kesakitan!

Mata Rudi memerah, bernafas terengah-engah, meraih kerah Wisnu, lalu menamparnya dua kali dengan ganas.

“Seberapa hebatnya keluarga Baimu? Mengatakan aku tidak pantas menjadi anjingmu? Jika kamu hebat, cobalah katakan sekali lagi!”

Wisnu dipukuli sampai mimisan, menahan sakit dan berteriak: “Aku akan menelefon, merobek kontrak…..”

“Bukankah hanya ganti rugi sebesar 400 miliar, keluarga Wang pasti akan tetap mengganti ruginya untukmu!” Rudi menampar Wisnu dengan ganas, berkata dengan marah: “Sialan, kamu juga pantas membuatku berlutut? Menjilati sepatumu? Katakan sekali lagi!”

Selesai berbicara, dia menamparnya beberapa kali lagi, memukulinya dengan gila, sampai Wisnu melemas ke tanah.

Wisnu dipukuli sampai berteriak kesakitan berulang kali, melihat Rudi yang begitu gila, dia menjadi ketakutan, segera memohon ampun: “Kak…kak Rudi, aku sudah salah, aku akan kerja sama dengan Ayahmu! Mohon Kak Rudi mengampuniku!”

“Bekerja sama dengan orang sepertimu?” Rudi menamparnya dengan keras, menampar sampai darah mimisan Wisnu menyembur ke dua samapi tiga meter jauhnya, “Kamu pantas? Aku beritahu kamu, sekarang keluarga Wang dan keluarga Bai telah memutuskan kontrak! Mulai sekarang, tidak akan pernah bekerja sama lagi!”

Selesai berbicara, dia membungkuk dan mengambil batu bata lagi, menggunakan seluruh tenaganya, menghantam ke kaki kanan Wisnu.

“Ahh!”

Bola mata Wisnu melotot keluar, memuntahkan seteguk darah kotor, memutar bola matanya dan pingsan.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu