Aku bukan menantu sampah - Bab 316 Meminta Ibu Mertua Memijat Kaki

Bisnis investasi batu giok sangat besar, dan ini memerlukan koneksi, tidak semua orang bisa melakukannya.

Selain itu, jika memang mempunyai bos besar seperti Direktur Zhao ini, maka bisnis ini sudah pasti akan menjadi ladang uang.

Keuntungan setiap bulan adalah 4 miliar, maka setahun sudah ada 40 miliar lebih!

Jenni dan Alicia semakin bersemangat memikirkan hal ini.

Rino Xu segera tersadarkan, piring buah yang direbut olehnya segera dikembalikan kepada Roky, lalu menyuapinya dengan ramah: “Roky, kamu ingin makan apa? Cepat katakan pada paman, paman akan ambilkan untukmu!”

Roky menikmati pelayanan dari ketiga orang ini.

Lagi pula, dia sudah merasa muak dengan orang-orang yang ada di Keluarga Liu, sekarang jika dia membiarkan orang-orang ini melayaninya, apa itu salah?

Dia sengaja mengernyit, lalu berkata: “Paman, sepertinya bahuku sedikit pegal.”

Rino segera bertindak dengan cepat, dia berjalan ke belakangnya dan memijatnya dengan lembut, sambil memijatnya dia bertanya: “Roky, apa cukup kuat?”

“Cukup, cukup!” Roky menganggukkan kepalanya, lalu berkata dengan angkuh kepada Jenni: “Ibu, kakiku sedikit pegal, coba lebih kuat lagi pijatnya.”

“Baiklah, menantuku!” Jenni seperti seorang pelayan, tanpa basa-basi dia segera menambah kekuatannya, lalu bertanya: “Bagaimana, pijatan ibu masih oke, ‘kan?”

Pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar terbuka.

Dewi keluar sambil membawa gelasnya, begitu dia mendongak, dia melihat pemandangan yang aneh di ruang tamu, dia sangat terkejut bahkan gelas yang ada di tangannya hampir saja terjatuh.

“Ibu, bibi, kenapa kalian berlutut di lantai? Dan paman, kenapa kamu memijat bahu Roky?”

Roky terkejut dan segera berdiri.

Mampus!

Dia hanyalah ingin memberi pelajaran kepada ketiga orang yang gila harta ini, tapi siapa sangka, istrinya malah keluar di saat yang tidak tepat, bagaimana dia akan menjelaskan semua ini?

Belum sempat dia menjelaskan, Jenni segera berkata dengan tidak puas: “Roky sudah lelah bekerja, ibu dan bibi hanya memijatnya saja.”

Dewi masih belum sepenuhnya tersadar, dia berkata dengan terbata-bata: “Ka… kalau begitu, kalian juga tidak harus berlutut seperti ini.”

“Dewi, cepat kamu pijat Roky di kamar!” Jenni memerintah, “Jika kamu masih marah dengan Roky, itu berarti kamu membuat ibu marah!”

Dewi akhirnya sadar, dia melirik Roky dengan sinis, lalu berkata: “Masuk kamu, ada yang ingin aku bicarakan.”

“Ibu, aku masuk dulu.”

Ucap Roky segera.

Suasana di ruang tamu ini sungguh sangat canggung.

Dia segera berjalan ke kamar, lalu terdengar bisikan Jenni dari belakang: “Putriku, baik-baiklah kepada Roky!”

Begitu masuk ke kamar, Roky segera mengunci pintu dengan perasaan tidak tenang.

Dia mendongak, lalu melihat Dewi dengan wajah dinginnya, seperti sedang menyambarkan petir ke arahnya.

Roky pun ketakutan melihat tatapannya, lalu segera berkata: “Dewi, tadi aku memberikan bisnis 40 miliar kepada ayah, jadi ibu dan bibi……”

“Aku tidak menanyakan hal ini.”

Dewi memotong pembicaraannya, lalu bertanya dengan dingin: “Jujur padaku, apakah kamu dan Direktur Zhao dan juga para mafia penguasa bawah tanah berbisnis di Kota Babel?”

“Apa?”

Roky terkejut untuk sesaat.

Melihat dia yang terkejut seperti itu, Dewi mendeham dengan sinis, lalu berkata: “Aku sudah tahu! Bukankah aku sudah memberitahumu, jangan berinteraksi dengan dengan para mafia itu, kenapa kamu tidak mendengarnya?”

Roky tahu dia telah salah paham, lalu tersenyum dengan pahit: “Istriku, aku benar-benar tidak melakukannya.”

“Itu batu mulia yang bernilai ratusan miliar, apakah mungkin Direktur Zhao bisa begitu yakin menyerahkannya padamu?” Dewi sama sekali tidak mempercayainya, “Menurutku, batu mulia ini pasti didapat dengan cara yang tidak benar, jika tidak, kenapa tidak berani memperlihatkannya?”

Barang senilai ratusan miliar kini bagaikan tumpukan sampah di dalam vila, bahkan tanpa dijaga oleh siapa pun, bagaimana mungkin.

Dia semakin yakin bahwa asal muasal batu ini tidak benar, selain itu, dia juga mempunyai perusahaan, dan dia sudah terbiasa dengan hal yang tidak berani diungkapkan ke publik seperti ini, oleh karena itu, dia sedikit mengetahuinya.

Ketika bisnis gelap semakin besar, maka hal tidak baik juga semakin banyak menghantui bosnya, dan ini tidak bisa dipungkiri.

Dewi mengangkat kepalanya dan berkata dengan sinis: “Pokoknya, kamu harus segera kembalikan batu mulia ini kepada Direktur Zhao, sebisa mungkin untuk tidak berinteraksi dengannya. Dan kontraknya yang senilai 40 miliar itu, kita tolak saja.”

Dia sudah pernah bertemu dengan bibi Roky, dan dia juga sudah pernah melihat sekelompok pengawal dengan pakaian serba hitam di hotel waktu itu, ditambah lagi dengan Keluarga Lin yang begitu rumit, dia semakin yakin bahwa keluarga ini memiliki hubungan dengan para mafia bawah tanah itu.

Melihat dia memiliki kesalahpahaman yang begitu mendalam, Roky lagi-lagi tidak bisa menjelaskan dengan jelas, dia hanya bisa berkata: “Tenang saja, kontrak yang ditandatangani ayah dan Direktur Zhao adalah bisnis yang bersih.

Saat ini ibu begitu bahagia, jika kamu tiba-tiba mengatakan membatalkan kontraknya, ibu pasti tidak akan senang.

Lagi pula, toko barang antik milik ayah juga tidak berjalan dengan lancar, tidak ada salahnya membiarkan ayah sedikit merasa tenang.”

Dewi mulai berpikir, dia tahu Andrew selalu berangkat pagi pulang malam, dia benar-benar fokus dengan tokonya, tapi bisnisnya tidak berjalan dengan baik, bahkan mengalami kerugian.

Roky kembali mengambil kesempatan dan berkata: “Istriku, aku berjanji padamu.

Jika kamu menemukan sesuatu yang salah saat aku sedang berbisnis dengan Direktur Zhao, aku akan menghentikan kerja sama kapan saja.”

Dewi juga mulai tersentuh dengan perkataannya, selain itu dia juga tahu bahwa ratusan miliar itu juga merupakan investasi dari Direktur Zhao kepada perusahaan, akhirnya dia menghelakan napas, lalu berkata dengan pelan: “Baiklah, kalau begitu.”

Melihat dia tak lagi marah, Roky segera mengambil kesempatan untuk menggandeng tangannya, lalu berkata: “Istriku, mengenai kesalahanku kepada ibu, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.”

Dewi berkata dengan kesal: “Barusan ibuku sudah mengakuinya, kalau itu murni dia jatuh sendiri.

Aku juga tahu, ibuku sangat tidak masuk akal, tapi bagaimanapun juga dia sudah berumur, kamu jangan berdebat dengannya.”

“Aku mengerti.”

Hati Roky sangat senang, dia menghelakan napas lega.

Sepertinya masalah ini telah berlalu.

Tapi, mengenai tendangannya kepada Jenni, Roky sama sekali tidak merasa bersalah.

Jika bukan karena Jenni adalah ibu kandung dari istrinya, satu tendangan itu juga tidak akan bisa mewakili kemarahannya!

Lalu, Roky menggoda: “Istriku, bukankah ibu menyuruhmu untuk memijatku?”

“Jangan mimpi.”

Raut wajah Dewi memerah, lalu menarik tangannya kembali.

Gerakan Roky tak kalah cepat, dia segera menggenggam tangannya dengan erat, lalu menariknya ke dalam pelukannya.

Wajah Dewi semakin memerah, dia panik dan berusaha memberontak.

Roky tetap memeluknya dengan lembut, dirinya sangat bersemangat dan tubuhnya tiba-tiba menjadi panas.

Dewi yang baru saja selesai mandi, tengah mengenakan baju tidur berbahan sutra putih, lekukan yang ada di tubuhnya pun sangat menggoda.

Baju tipis yang menempel di tubuh lembutnya, seolah-olah seperti lapisan kulit keduanya, telapak tangannya yang besar menempel di pinggang Dewi, dia benar-benar bisa merasakan kelembutan di balik kain tipis yang membalutinya itu, sangat lembut.

Dari tubuhnya, tercium aroma lemon sabun mandinya yang begitu lembut, bercampur dengan aroma tubuhnya yang begitu harum.

Pikiran Roky mulai panas, segera dia melingkarkan lengannya d pinggang ramping Dewi, kemudian bibirnya mulai mengecupnya.

“Ehm……”

Napas dewi mulai terengah-engah, pipinya semakin memerah bagai kepiting rebus, bahkan kedua telinganya juga terasa panas.

Dia ingin menyingkirkan Roky.

Tapi tubuhnya bagai ditimpa oleh menara besi, bagaimanapun dia mendorongnya, dia tidak bisa menyingkirkan Roky dari tubuhnya.

Perlahan-lahan, tubuh Dewi juga mulai melemah, dia benar-benar tidak melawannya.

Tubuh Roky seperti tungku yang sedang menyala, dia hampir tidak bisa mengendalikannya, napasnya terengah-engah dan berkata kepada Dewi: “Istriku, bagaimana kalau malam ini kita……”

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu