Aku bukan menantu sampah - Bab 656 Merebut di Depan Umum

Melani berdiri di depan Roky, dan berkata kepada Suri Jiang sambil tersenyum: "Direktur Suri, ada yang ingin kubicarakan pada Roky, jadi dia naik pesawat khususku dan aku yang akan mengantarnya kembali ke Kota Gopo."

Suri Jiang mengerutkan kening, hatinya merasa tidak nyaman, dan dengan sopan berkata: "Direktur Melani, yang ingin Anda bicarakan adalah urusan pribadi, tetapi aku dan Kakak Roky ingin mendiskusikan bisnis perusahaan patungan, jadi aku hanya dapat meminta Anda untuk mengalah."

Melani melipat lengannya dan tersenyum dengan aura yang kuat: "Direktur Suri, jika aku tidak salah ingat, total aset perusahaan patungan Anda saat ini hanya bernilai satu triliun empat ratus juta atau satu triliun enam ratus juta, bukan? Apa kamu juga ingin menunda waktu Roky hanya karena masalah sekecil ini? Jika usaha patungannya tidak bagus, bagaimana jika Keluarga Su-ku yang mengakuisisinya? "

Setelah selesai berbicara, dia langsung meraih lengan kiri Roky dan sambil tersenyum berkata: "Roky, ayo kita pergi."

"Melani, kamu jangan keterlaluan!"

Suri Jiang tidak tahan, lalu dia melangkah maju dan meraih lengan kanan Roky.

Kedua wanita itu masing-masing meraih lengan kiri dan kanannya, memegang lengan Roky dan saling memandang, dengan kilatan pedang di mata mereka, sangat jelas bahwa tidak ada yang mau mengalah.

Roky ditarik oleh kedua wanita itu, sesaat dia merasa sangat bodoh, dia hanya bisa membuka suara, dan berkata, "Lepaskan dulu ..."

Sebelum dia selesai berbicara, Suri Jiang langsung menyela.

Dia mengangkat dagunya dan menentang, berkata : "Melani, jangan mengira aku takut dengan keluarga Su kalian! Jelas-jelas aku meminjam pasukan darimu, jadi kamu baru tahu masalah Kakak Roky dan membawa pasukan ke Kota White River! Kenapa sekarang malah ingin mengesampingkanku, itu tidak mungkin."

Bibir merah Melani melengkung dan tersenyum tutup.

"Direktur Suri, kemarahanmu begitu besar, hati-hati itu tidak baik untuk kulit. Kakak Roky dan aku sudah saling mengenal lebih lama darimu, walau bagaimanapun harus sesuai urutan, dan jika berdasarkan usia, kamu harus memanggilku kakak, kenapa kamu malah menjelekkanku, mengatakan kalau aku merampasnya? "

Roky berdiri di tengah, dan mendengarkan serangan dari kedua wanita itu, dia pun tidak punya kesempatan berbicara untuk mendamaikan mereka, kedua wanita itu sama sekali tidak mendengarkannya.

Sekelompok orang yang tidak jauh dari sana, melihat pemandangan itupun tercengang.

Beberapa kepala keluarga juga hampir tidak bisa berkata-kata, mereka juga tidak tahu apakah hati mereka iri atau sedih, yang pasti mereka cemburu.

Bagi wanita biasa, jika mereka memberi sedikit uang, mereka bisa dikerumuni banyak wanita.

Tapi keduanya sama sekali bukan wanita biasa!

Baik itu putri Keluarga Jiang atau Direktur wanita dari Keluarga Su, kedua wanita itu tidak hanya punya tubuh yang indah, tetapi mereka juga cerdas, ditambah dengan reputasi keluarga kelas atas, wanita seperti itu adalah dambaan para pria.

Sekarang kedua wanita ini seperti tikus yang sedang mengutuk di jalan, saling merebut Roky, tidak hanya beradu mulut, tetapi mereka juga merebutnya di depan umum!

Aung Miko sangat iri, air liurnya pun hampir keluar.

"Sial! Tidak peduli apapun itu, dia adalah pewaris kekayaan, mengapa aku tidak seberuntung Kak Roky yang bisa disukai banyak wanita?"

Ricky Zhao juga sangat iri melihat itu, dia menelan ludah dan berkata, "Tuan Muda Miko, ketika kamu pergi ke Kota Gopo untuk menemui Instruktur Roky, kamu harus mengajakku. Aku juga ingin belajar kemampuan Instruktur Roky dalam mengambil hati wanita."

Hendrik juga tampak tidak bisa berkata-kata, melihat adiknya sendiri bertengkar dengan Melani, dia benar-benar tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

Tidak peduli apapun itu, adiknya juga pernah menerima pendidikan tinggi di luar negeri, seorang wanita yang bijaksana dan cantik, selain itu bimbingan Keluarga Jiang sangat ketat, dia sudah didisiplinkan dan dilatih dalam tata karma sejak dia masih kecil.

Dia benar-benar tidak dapat membayangkan bahwa adiknya, yang biasanya berpengetahuan luas dan murah hati, bisa berubah seperti sekarang ini!

Hendrik tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa berpura-pura tidak mendengar dan tidak melihat.

Tapi di hatinya, dia masih sangat iri dengan Roky.

Melani sudah lama berada mall dan telah melihat berbagai macam situasi, dia tetap tenang walalu menghadapi tokoh-tokoh kuat dari seluruh negeri, jadi dia mana mungkin tidak bisa mengalahkan putri dari Keluarga Jiang, dan dengan cepat dia mengalahkan Suri Jiang hingga dia malu.

Dia tersenyum dan berkata, "Direktur Suri, urusan bisnis bisa dibicarakan melalui di telepon, dan Kakak Roky akan pergi denganku."

"Bagaimanapun, Kakak Roky harus ikut denganku."

Suri Jiang menghentakkan kakinya dan bertanya pada Roky dengan marah: "Menurutmu, pesawat khusus siapa yang mau kamu naiki?"

Melani juga mengangkat kepalanya, menatap Roky dengan mata cerah dan indah, sambil tersenyum, "Ini ..." Roky berpikir sejenak, lalu tersenyum dan berkata: "Aku punya urusan yang harus didiskusikan dengan Hendrik. Aku akan naik helikopternya."

Setelah selesai bicara, dia melarikan diri dari pengepungan kedua wanita itu dan berjalan menuju Hendrik.

Pada saat yang sama, terdengar dua suara yang penuh kemarahan dari belakang.

"Roky!"

"Kakak Roky!"

...

Sepuluh menit kemudian, beberapa helikopter sudah terbang dengan mantap di udara, melintasi perbatasan Bukit Kemun dan terbang menuju Kota Gopo.

Di salah satu helikopter, Roky dan Hendrik duduk di kabin sempit.

Suri Jiang dan Melani juga terjepit di dalam, dan kedua wanita itu duduk di samping Roky, tetapi mereka berdua saling mengabaikan.

Hendrik hanya menutup matanya dan berpura-pura tidur, dia tidak memperdulikannya sama sekali.

Melani dengan lemah bertanya, "Kakak Roky, kali ini kamu kembali ke Kota Gopo, kapan kamu datang ke Kota Wasa lagi?"

Selama beberapa bulan dia sibuk mengurus Grup Su di Kota Wasa, sehingga dia tidak punya kesempatan untuk pergi ke Kota Gopo lagi.

Suri Jiang juga berkata, "Roky, bisakah kamu kembali ke Kota Wasa bulan depan?"

Dalam hal ini, kedua wanita itu akhirnya bersatu.

Roky berkata: "Aku akan kembali ke Kota Wasa dalam waktu dekat ini, dan aku akan memberi tahu sebelum aku datang."

Dia harus kembali ke Kota Wasa untuk mencari bibinya, dan bertanya tentang liontin giok Pisces.

Setelah mendengarkan kata-katanya, kegembiraan melintas di wajah kedua wanita itu.

Melani mendengus, dan dengan marah berkata: "Kalau begitu kamu jangan seperti dulu, kembali ke Kota Wasa tidak bilang-bilang, dan tidak memberitahuku sama sekali."

Roky tersenyum dan berkata: "Saat aku kembali ke Kota Wasa, aku akan mentraktir kalian makan, dan ada Hendrik juga. Kalian datang dari Kota Wasa ke Kota White River, itu pasti menyebabkan banyak masalah bagi keluarga, dan aku juga harus berterima kasih kepada kalian."

Tadi dia sudah memberi tahu beberapa orang secara singkat apa yang telah terjadi, dan insiden yang mendebarkan tadi dia sampaikan dengan ringan.

Setelah berbicara, Roky melihat ke luar jendela, matanya sedikit tenggelam.

Tak disangka dirinya baru saja berlatih sampai Tingkat Jindan, tapi dia sudah bertemu dengan dua orang kuat dari Tingkat Jindan, jika tidak ada roh pedang di dalam tubuhnya dan batu Alexandrite, takutnya pertempuran ini tidak akan semudah itu.

Dunia ini begitu besar, sehingga di masa yang akan datang, mungkin bisa bertemu dengan orang yang lebih kuat lagi, dan seperti latihannya yang sekarang, untuk senjata berat seperti artileri dan misil itu masih belum cukup.

Dia harus meningkatkan latihannya sesegera mungkin untuk menghadapi situasi yang tidak dapat diketahui di masa depan.

Saat hari gelap, kota yang terang benderang muncul di permukaan.

Suri Jiang berteriak: "Sudah sampai di Kota Gopo!"

Roky menundukkan kepala lalu melihat ke permukaan, dia hampir tidak bisa menahan kegembiraannya.

Dia sudah meninggalkan rumah selama lebih dari sebulan, dan tidak tahu apa yang sedang dilakukan istrinya sekarang.

Pada saat ini, bayangan Dewi muncul di benak Roky, dia sudah tidak sabar dan langsung ingin melompat dari helikopter.

Melani duduk diam disamping, dengan kepekaannya, dia sudah merasakan perasaan Roky yang tergesa-gesa, dan kesakitan terlintas di hatinya.

Dia tidak mengerti mengapa Dewi bisa mendapatkan hati Roky, dan walaupun dirinya kaya, punya kekuasaan yang bisa dianggap sebagai nomor satu, tapi Roky hanya menganggap dirinya sebagai teman?

Memikirkan hal ini, Melani menundukkan kepalanya, menyembunyikan kecemburuannya terhadap dewi di matanya.

Dia juga memiliki kesombongan dirinya sendiri, dia tidak ingin ada yang melihat kesedihannya.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu