Aku bukan menantu sampah - Bab 574 Sekarang Sudah Melihatnya, Kan?

“Nyawa yang mati di vila tidak terhitung jumlahnya, aku setiap hari bisa tidur nyenyak, bahkan tidak pernah mimpi buruk sama sekali! Selama Bram ada, sekalipun mereka menjadi hantu, tidak akan ada yang berani mencari masalah dengan kak Bram!”

Dia sering mengikuti Bram pergi ke perbatasan Myanmar untuk berbisnis. Orang-orang di pegunungan sana dalam keadaan ketinggalan, bahkan tidak memiliki kartu keluarga. Sekalipun mereka terbunuh, mereka juga tidak akan bisa berbuat ap-apa.

Dia membunuh seseorang sama seperti membunuh seekor binatang, tidak ada perasaan apa pun, dan tidak pernah ada penduduk desa yang berani balas dendam, sudah sejak lama dia bersikap sombong dan sok berkuasa.

Tapi beberapa perkataan Roky barusan membuat Agus tiba-tiba merasakan hawa dingin di punggungnya.

Rasanya seperti udara dingin yang merayapi tulang belakang, tanpa disadari seperti terjadi perang dingin.

Saat ini, Roky bertanya: “Dimana uangku?”

“Tenang saja, ini akan kuberikan untukmu.”

Agus tersenyum sinis, memberi isyarat memanggil seorang pengawal.

Pengawal membawa dua koper, meletakkan koper itu di lantai dengan hormat, lalu membuka resletingnya.

Koper itu tiba-tiba menunjukkan dua tumpukan uang kertas merah dan hijau, dan koper itu mengembung sampai hampir robek.

Agus membungkuk, mengambil seikat, lalu mengeluarkan dua lembar uang kertas merah, mengayunkan di tangannya dengan jijik.

Dua lembar uang kertas merah berterbangan dan mendarat di kaki Roky.

“Untukmu! Empat ratus ribu, cepat ambil dan simpan!”

Roky melirik sekilas, menatap Agus, bertanya: “Yang aku mau 4T.”

“Hahahaha……”

Agus tiba-tiba tertawa terbahak-bahak sampai kehabisan nafas.

“Roky, kamu pikir kamu siapa? Dengan sebutir obat palsu meminta 4T dengan kak Bram, siapa yang memberimu keberanian ini?”

“Berani menentang Bram, ini pertama kalinya aku melihat kamu terburu-buru untuk mati! Apakah kamu bodoh, hahahaha……”

Roky berhenti berbicara, berkata dengan dingin.

“Aku beri kamu satu kesempatan terakhir untuk menyerahkan 4T, dan aku akan membiarkan mayatmu tetap utuh dan sisanya patah satu lengan.”

Agus menunjuk ke arah Roky, lalu tertawa keras, seolah dia mendengar lelucon paling lucu di dunia.

“Ka……katakan sekali lagi? Master Roky? Jangan pikir kamu master benaran, merasa dirimu hebat? Kuberitahu kamu, kalau sekarang kamu berlutut dan bersujud padaku, aku akan akan mengambil empat ratus ribu ini untuk membeli tempat tidurmu, daripada nanti kamu mati tidak memiliki tempat tidur.”

Roky berkata dengan tenang: “Baiklah, karena kamu sendiri yang mencari mati, aku akan mengabulkannya.”

Setelah itu, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya, dan matanya tertegun.

“Semua orang di sini akan mati!”

“Omong kosong!”ucap Agus dengan keras, mengayunkan tangannya.

Dengan suara “Pongg Paang”, puluhan pengawal di belakangnya tiba-tiba menyebar, mengangkat senjata mereka dan membidik ke kepala Roky.

Di lantai dua, tiba-tiba ada belasan orang berbaju hitam muncul dan membidik senjata mereka ke Roky.

Seorang wanita Myanmar yang memakai rok tradisional Sinh sedang memegang nampan menyajikan teh.

Dia ketakutan hingga tangannya gemetaran sampai cangkir teh yang berada ditangannya jatuh dan pecah.

Agus menunjukkan ekspresi mengerikan, berkata dengan kejam: “Roky! orang lain memangilmu “Master Roky”, Aku sudah melihatnya hari ini dan biasa saja! Bahkan Calvin yang datang kemari juga dipukuli hingga babak belur, aku ingin melihat seberapa hebat dirimu hari ini!”

Rencana pembunuhan sudah diatur sedemikian rupa, hanya menunggu Roky masuk perangkap.

Dia dan Bram sudah sepakat tadi malam untuk membunuh Roky di vila ini.

Dengan puluhan senjata yang diarahkan ke kepalanya, si Roky yang memiliki keterampilan magis pasti tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari sini.

Agus meraung marah:“Roky, apa yang kamu ambil dari Gua Bukit Kemun? Bram beberapa kali mencoba menerobos masuk, tapi terhalang oleh suatu kekuatan, bawahan yang dibawa pergi bersama dengannya mati dan terluka, beruntung sekali dirimu bisa masuk dengan mudah.”

“Serahkan apa yang kamu ambil dari gua itu, dan aku akan membuatmu mati bahagia.”

Roky tidak takut berdiri diujung lubang pistol, malah sebaliknya tersenyum dan berkata: “Kamu ingin barang yang aku dapatkan?”

“Iya.”Agus marah:“Cepat serahkan, agar penderitaanmu berkurang.”

Roky tersenyum sinis: “Kamu tidak lain hanya bawahan Bram, bahkan Bram saja tidak berhak meminta barangku. Atas dasar apa kamu memintanya dariku! Selain itu, apakah pantas semut sepertimu mendapatkan barang itu?

“Hehe, kamu tidak akan menangis kalau tidak melihat peti matimu!”Agus berteriak,“Tembak, patahkan kakinya.”

Moncong hitam pistol tiba-tiba membidik Roky, dan siap-siap menarik pelatuknya.

Agus melipat tangannya tersenyum sinis, menunggu kedua kaki Roky hancur berkeping-keping, lihat dia apakah masih berani menyombongkan diri!

Wanita yang berada di lantai takut gemetaran, dan menangis berlinangan air mata.

Saat peluru ditembakkan, dia pasti mati.

Pengawal yang berdiri di lantai atas dan bawah, serentak menarik pelatuk.

“Matilah!” Teriak Agus, sambil merampas pistol buatan soviet, dan mengarahkannya ke lutut Roky.

Wanita itu menutup matanya dengan putus asa, menunggu kematian.

Satu detik ……

Dua detik ……

Tiga detik ……

Hening sesaat.

Tubuh wanita itu gemetar, membuka matanya dengan takut, tiba-tiba dia membelalakkan matanya, dan tertegun ditempat.

Melihat wajah putih pucat Agus, kedua tangannya memegang pistol, dan berusaha keras menarik pelatuknya.

Tapi, pistol di tangannya seperti dikendalikan oleh kekuatan yang tidak terlihat. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya tapi pelatuknya tetap diam.

Pistolnya perlahan-lahan lepas dari gengamannya, lalu melayang di udara, berbalik arah, membidik kening Agus.

“A……Apa yang terjadi……”Agus ketakutan, memegang pistolnya sekuat tenaga dan mencoba mengendalikannya.

Tapi pistol yang melayang di udara tidak bergerak sama sekali, seperti dikendalikan tangan yang tidak terlihat, sama sekali tidak bisa dikendalikan oleh Agus.

Wajah Agus pucat, dahinya berkeringat seperti hujan, lalu berteriak: “Cepat tembak, bunuh dia.”

Saat ini, terdengar teriakan pengawal dari samping.

“Ka……Agus, kami tidak bisa menarik pelatuknya!”

“A-aku tidak bisa memegang pistolnya.”

“Ja-jangan tembak.”

Pengawal di sekitar juga sama, sama sekali tidak bisa menarik pelatuknya.

Satu per satu pistol keluar dari tangan mereka, melayang di udara, lalu berbalik arah membidik pelipis mereka sendiri.

Kejadian aneh ini, membuat wanita itu tertegun diam, mengusap matanya dengan kuat, menyadari kejadian di depannya adalah nyata.

“Sihir macam apa ini!”kedua tangan Agus sekuat tenaga memegang pistol, tapi tidak bisa menggerakkannya sedikitpun.

Kemana pun dia melarikan diri, ujung pistol itu tetap membidik tepat di dahinya.

Pengawal di sekitar, dibidik oleh ujung pistol mereka sendiri di pelipis, semuanya ketakutan setengah mati.

Terutama ketika melihat pegangan pistol, pada saat yang sama turun ke bawah, yang paling menakutkan adalah hampir saja terjatuh di lantai.

“Ha…… Hantu……”Salah satu pengawal berteriak lebih dulu, lalu berlari ke arah pintu keluar.

Tepat ketika dia sampai di depan pintu, dirinya seperti ditabrak truk, seluruh tubuhnya tiba-tiba terpental ke belakang“Bang” membentur dinding dan kepalanya hancur.

Dia jatuh tergelincir, dan tidak bernafas lagi.

Saat ini, Agus yang ingin melarikan diri lemas ketakutan sampai kakinya lemah tidak berdaya, bahkan pengawal di sekitarnya tidak berani mencoba untuk melarikan diri.

“Phuu thonng!”

Ada orang berlutut di lantai!

Semakin banyak orang berlutut, mengangkat tangan mereka dan melihat Roky dengan takut berdiri ditengah aula.

Namun, kurang dari sepuluh detik, semua pengawal berlutut, satu-satunya yang masih berdiri hanya ada Roky dan Agus yang berwajah putih pucat.

Roky perlahan mengangkat wajahnya, tersenyum: “Agus, Bukankah kamu bertanya-tanya kenapa aku dipanggil master, apakah kamu ingin melihatnya? Sekarang, kamu sudah melihatnya, kan?”

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu