Aku bukan menantu sampah - Bab 927 Tim Bertarung Dewi

Andrew menghela nafas panjang dan merosot lemas di lantai.

Dewi melirik mereka dan berkata, "Pa, ma, aku tidak ingin kalian menderita, tapi Marson adalah orang yang ucapannya tidak bisa dipercaya dan juga begitu jahat, aku tetap harus melakukan ini demi anak yang ada di dalam kandunganku, aku dengan tidak mudanya akhirnya bisa menikah dan masuk ke dalam keluarga besar Lin ini, jika Roky menjadi pewaris perusahaan Griya keluarga ini, maka aku akan jadi nyonya Lin yang akan membuat setiap orang kagum dan iri padaku, mau apapun, aku akan selalu mendapatkannya, jadi kenapa aku harus memilih menderita seperti sekarang ini, aku tidak ingin menyerah dan melepaskan kehidupan yang sebaik itu.”

Roky memandang ke arah Dewi dengan sangat heran, dia benar-benar tidak menyangka kalau di saat genting seperti ini, istrinya ini ternyata berdiri sejalan di pihaknya, apalagi bisa mengatakan ucapan semacam itu, ketika dia melihat ke arah Dewi, tiba-tiba melihat dia melihat istrinya memberikan isyarat mata kepadanya, Roky tertegun, dia langsung kembali sadar dari keterkejutannya,

Marson menggenggam erat tangan yang disandarkannya di pegangan kursi, ekspresi di wajahnya benar-benar tidak senang sekali,

dia mengira kalau dia menggenggam sesuatu yang bisa mengancam mereka, tidak disangka Roky malah sama sekali tidak ragu-ragu, bahkan Dewi juga tidak mempedulikan nyawa orang tuanya hanya demi masuk ke dalam keluarga Lin,

Ketika Marson ragu-ragu dan bingung, Roky tiba-tiba maju ke belakangnya memberikan isyarat mata,

Dua bayangan hitam tiba-tiba muncul dari belakang dan langsung menjatuhkan beberapa pengawal berbaju hitam di samping tandu!

“Tuan Lin!”

Wajah Jon jadi muram, dan langsung melambaikan telapak tangannya!

Pada saat ini, Roky memukul meja dengan sangat keras!

Cangkir, piring, pisau buah, asbak, dan benda lain di atas meja langsung melompat begitu saja, seolah-olah ditarik oleh magnet yang kuat, dan melemparkannya ke arah Jon.

Jon sama sekali tidak ada kewaspadaan, bahkan begitu dia melambaikan telapak tangannya, dia memukul benda-benda yang terbang ke arahnya itu menjadi berkeping-keping dengan telapak tangan anginnya,

saat ini, tandu telah direnggut oleh bayangan seseorang.

Disa berbaju hitam, aura di seluruh tubuhnya penuh dengan aura membunuh yang mematikan, satu tangannya menarik kerah Viloid dari tandu, dan satu tangannya yang lain digoyangkan, lalu seekor ular merah kecil memanjat tepat di sepanjang pergelangan tangan putihnya, menjulurkan lidahnya untuk merasakan posisi mangsanya,

Dan di samping Disa, ada Aung yang wajahnya tampak sedingin es, dia berdiri di depan Disa,

Ekspresi Marson sangat muram sekali, dalam sekejap dia langsung sadar dari keterkejutannya,

tadi dia sengaja dibuat tidak fokus karena kata-kata Dewi dan Decky, hingga dia tidak menyadari di belakangnya ada dua ahli bela diri yang mendekatinya,

“Bagus juga kerjamu ya.” Roky mengangguk ke arah Disa dan Aung,

Wajah Marson muram, dia berbalik dengan kerasnya, lalu berkata, “Roky, jika kamu berani menyentuh anakku, bahkan sehelai rambut pun, aku akan membuat seluruh keluargamu mati”

Tak ada ketakutan sedikitpun di wajah Roky, dia berkata dengan dingin, “Marson, kamu bisa tidak membunuhku saja sudah merupakan masalah yang belum pasti, namun, sebelum kamu menyerang, putramu akan lebih dulu mati daripada kamu, apalagi, dijamin mati dengan kenyang penyiksaan dan kesakitan.”

Selesai bicara, dia memberikan isyarat tangan ke Disa,

Disa langsung mengeluarkan sebuah jarum perak, lalu, menusukkannya ke leher Viloid,

“Apa yang kamu lakukan!!” teriak Marson marah sampai membelalakkan matanya,

Disa berkata dengan dingini dan santai, “Tidak melakukan apa-apa, hanya membantu putramu sadar saja.”

Begitu ucapannya ini keluar, Viloid yang pingsan tiba-tiba membuka matanya,

Tiba-tiba dalam sekejap, dia menyadari kalau dia ada di tangan Disa sekarang, dan dia pun langsung berusaha melawan untuk melepaskan dirinya,

“Diam.” Kata Disa dengan kasar, Dia mengangkat tangannya dan langsung menampar dua kali dengan keras ke wajah Viloid hingga berdarah,

Marson tidak tega melihatnya, dia berteriak dengan sangat keras, “Roky, sebenanrnya apa yang ingin kamu lakukan.”

Roky duduk dengan santai ke sofa, lalu mengangkat cangkir tehnya dan meniup-niup daun tehnya, baru berkata dengan santainya, “Jika kamu tidak mau putramu ini mati dengan kesakitan, maka lepaskan Jenni, Apa kamu lihat ular di pergelangan tangan Disa, ular merah ini sangat berbisa sekali, selama aku memerintahkannya, maka ular itu dengan cepat akan masuk ke dalam telinga putramu, dan akhirnya seperti apa detailnya, kamu bisa membayangkannya sendiri.”

“Pa, tolong aku, selamatkan aku.” belum selesai mendengar itu, tubuh Viloid sudah gemetaran ketakutan, dia melawan terus dan berteriak minta tolong ke arah Marson,

Melihat dengan mata sendiri putranya yang sangat ketakutan itu, Marson menggertakkan giginya, matanya memerah, dan berteriak, “Roky! Kamu berani!”

“Apanya yang berani tidak berani?” cibir Roky sambil tersenyum, “Kamu datang sendiri tanpa diundang, lalu berbuat seenaknya di rumahku ini, kalau aku tidak menunjukkan sedikit masalah kepada putramu ini, bagaimana aku bisa menghormatimu, pamanku yang begitu besar ini.”

Selesai bicara, dia memberi perintah kepada Disa dengan wajah tak beremosi, “Pukul!”

Disa tanpa berkata apa-apa, langsung menampar Viloid tujuh hingga delapan kali “Plak plak plak plak..” Viloid terus berteriak!

“Jangan tampar lagi....Pa, cepat selamatkan aku...”

Wajah Viloid sudah penuh darah, dia terus berteriak tak berhenti.

Marson sangat marah sekali melihat hal ini, dia tidak tega dan langsung memberi isyarat mata,

Jon mau tidak mau menghindar dan melambaikan telapak tangannya ke depan,

Aung langsung memasang kuda-kuda, dan melemparkan pukulan telapak tangannya,

Dua telapak tangan ini langsung bertabrakan dengan keras sekali,

“Bruakkkk”

Gelombang udara berguncang dengan keras di sekitar mereka berdua, menyebabkan semua jendela di sekitar rumah pecah dengan keras, dan semua cangkir dan piring di atas meja juga ikut pecah berkeping-keping.

Ekspresi Jon sedikit berubah, dia tidak menyangka kemampuan dan keterampilan pemuda ini tidak lebih buruk dari dirinya sendiri!

Dia berteriak dengan keras, hendak bersiap menyerang dengan seluruh kekuatannya!

Tepat pada saat ini, Roky membuka mulutnya dan berkata dengan keras, “Marson, aku hitung sampai tiga, jika kamu masih saja berani kurang ajar di rumahku, maka, aku akan langsung mematahkan satu persatu jari tangan anakmu ini, membuatnya berubah menjadi orang cacat.”

Viloid ketakutan dan berteriak langsung dengan keras, “Pa, selamatkan aku.”

Disa menamparnya lagi, lalu tanpa ragu sedikitpun meraih jari telunjuk di tangan kanan Viloid, lalu dengan sekuat tenaga mematahkannya,

“Awwwww!”

Viloid menjerit, jari telunjuknya patah, dan perlahan terkulai.

Marson sangat terkejut sekali melihat ini, dia berteriak dengan keras, “Jon, mundur!"

Dia berbalik dengan ganas dan menatap Roky dengan tajam, "Perintahkan orangmu untuk sekarang juga melepaskan putraku!”

Roky menimbang-nimbang tindakan efektif untuk melawan lawannya ini sesuai ucapan dan tindakan lawannya dulu, lalu, dia berkata dengan tidak enggan sama sekali, “Lepaskan keluarga istriku!”

Marson menggertakkan giginya sampai menderit, otot di wajahnya tidak berhenti gemetar, kemarahannya sudah naik dan terlihat jelas di keningnya,

dia hidup sampai sekarang, tidak ada satu pun orang yang berani kurang ajar di depannya!

tapi, nyawa putranya ada di genggaman tangan lawan!

Beberapa semut tak berharga di tangannya ini sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan putranya!

Marson menatap tajam Roky beberapa detik, tiba-tiba dia berteriak menahan amarahnya, “Lepaskan dia!”

Pengawal berbaju hitam di sampingnya, terpaksa langsung melemparkan Jenni ke lantai, dan berteriak, “Pergi sana!”

“Ma!” Dewi buru-buru menghampirinya lalu memeluk erat Jenni sambil menangis,

Jenni sudah ketakutan hingga kakinya lemas, bahkan dia saja sudah tidak bisa berjalan, dia merangkak gemetaran,

Andrew juga tersadar dari semuanya, dan buru-buru berlari terhuyung-huyung ke arah Roky,

Jenni menangis sambil berkata, “Dewi, kenapa kamu bisa memperlakukanku seperti ini, aku ini ibu kandungmu, bahkan kamu tidak mau lagi dengan ibu kandungmu ini hah?”

Andrew menarik mengangkatnya bangun, lalu berkata, “Dewi tadi itu sedang membantumu, sudah jangan ribut lagi.”

Dewi menyeka air matanya lalu berkata, “Ma, jika tadi aku tidak bicara seperti itu, Marson akan menjadikanmu tawanan, dan dia tidak akan melepaskan kalian dengan semudah ini.”

Pada saat ini, Rino juga tertegun, lalu berkata, “Memang kamu ini cerdas, kalau tidak begitu, maka kita sekarang sudah dipukuli sampai mati.”

Hanya Jenni yang masih ragu-ragu, dia memandang Dewi dan bertanya, “Benarkah?”

Dewi mengangguk sambil masih berlinangan air mata,

Dia tadi terpaksa harus berbuat seperti itu, sengaja berpura-pura iri dengan Rino, dan berlagak tidak peduli terhadap keluarga sendiri, dengan cara ini, maka bisa melumpuhkan fokus Marson agar dia tidak merasa aman dan tidak bisa mengancam Roky dengan menggunakan keluarganya.

Tatapan mata Marson begitu galak menatap ke satu keluarga itu,

Dia yang terlalu meremehkan wanita ini, bisa-bisanya dia tertipu oleh kemampuan aktingnya tadi!

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu