My Goddes - Bab 725 Tidak Mudah Dikalahkan?

Situasinya sekarang sudah sangat jelas, setelah pertempuran sehari semalam, Tommy telah menghabisi banyak pasukan Roy, menghabiskan banyak amunisi pasukan Roy, dan merusak kamp Roy hingga sangat serius. Dan setelah Peter tiba dengan 100.000 tentaranya, mereka dengan mudah menghancurkan formasi ranjau Ardham.

Satu per satu tank kecil meledakkan ranjau di pinggiran kamp pasukan Roy dan bergegas menyerbu ke bagian dalam kamp pasukan Roy. Namun masih ada parit yang lebar dan dalam di dalam kamp pasukan Roy, kemudian tank-tank ini langsung meluncur masuk ke dalam parit, terkena duri kayu yang ada di dalam parit, dan mengisi separuh dari parit.

Amunisi pasukan Roy terbatas dan jumlah pasukannya terbatas, mereka sudah tahu pasti akan kalah ketika menghadapi 100.000 orang tentara dari Bintang Bersudut Enam dan 30.000 orang dari pasukan Tommy.

"Gawat, kita sudah akan berakhir ..."

"Amunisi kita awalnya memang sudah tidak cukup, sekarang bahkan area ranjau telah dihancurkan oleh pasukan Bintang Bersudut Enam, dan parit telah diisi oleh pasukan Bintang Bersudut Enam, kita sudah kalah, kita tidak dapat melawan mereka lagi!" Banyak tentara menunjukkan keputusasaan dan semangat mereka sudah merosot hingga ke titik paling bawah.

Banyak orang telah melepaskan perlawanan di dalam hati mereka dan bergegas untuk menyerahkan surat wasiat kepada Roy, "Jenderal Roy, jika aku mati di Afrika, kamu harus menemukan cara untuk bertahan hidup dan bantu aku berikan surat wasiat ini kepada ayah dan ibuku, aku tidak berbakti, aku tidak bisa membalas jasa mereka membesarkanku."

Menghadapi pasukan musuh yang begitu banyak, mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk bertarung sedikit pun.

Terdengar suara tamparan.

Tiba-tiba, Roy menampar wajah seorang tentara dengan keras.

Matanya penuh dengan amarah.

Banyak tentara yang datang untuk bersiap menyerahkan surat wasiat terkejut.

"Apakah kalian tidak mau bertahan hidup!?" Mata Roy memerah.

130.000 tentara telah menyerbu ke arah mereka, namun suasana di sisi kamp Roy sangat hening.

"Orang yang bisa bertahan, kalian semuanya adalah elit dari elit!" Ujar Roy lantang.

"Jilson Lee dikenal sebagai pemimpin dari empat raja tentara, dia merupakan pemimpin paling cakap di dunia tentara bayaran! Dulu pasukan Teanokobe-nya hanya ada 30.000 orang!"

Tatapan Roy tajam dan dia melihat ke semua tentara di sekitarnya.

"Pasukan Bintang Bersudut Enam memiliki 800.000 tentara, Hito memiliki 300.000 tentara, Kiyoshi memiliki 300.000 tentara, Bisma memiliki 300.000 tentara, dan bahkan pasukan Teanokobe Fendi memiliki 300.000 tentara, mengapa Jilson Lee hanya memiliki 30.000 tentara? Apakah dia kekurangan uang? Dia kekurangan orang? Tidak. Banyak bawahannya tewas dalam pertempuran, dan tentara yang pernah ia latih dengan susah payah, hanya tersisa 30.000 orang. 30.000 tentara ini adalah elit dari elit, 30.000 orang ini sama dengan 300.000 orang tentara! "

"Dan kalian? Kalian dan aku telah melewati peperangan Golden Triangle. Memasuki Afrika Utara, kemudian dari Afrika Utara ke Afrika Tengah, lalu telah bertempur denganku dari Afrika Tengah ke Afrika Timur, kalian semua yang dapat bertahan hidup hingga hari ini semuanya adalah elit dari elit. Tentara Bintang Bersudut Enam hanyalah sekelompok bandit, perampok, sekelompok gangster yang menginginkan uang, bahkan mereka tidak peduli dengan kehidupan sesama warga negara mereka di Afrika! Dan kita adalah orang yang membela kebenaran, kita adalah tentara yang diutus oleh Amerika Utara dan parlemen internasional, adalah tentara yang lewat dalam interograsi Jenderal Andreas China. Bahkan jika kita mati di sini, itu juga merupakan sebuah kemuliaan, karena kita telah melakukan hal yang paling berarti dalam hidup ini! Kita di sini untuk membantu orang-orang yang menderita, bukan untuk merampok dan menghasilkan uang seperti para bandit. "

"Semuanya butuh perjuangan, mereka yang bertahan hidup hari ini akan menjadi pahlawan terhebat dari pasukan Teanokobe di masa depan, kalian semua akan menjadi pemimpin yang luar biasa di masa depan. Berperang bersamaku, tidak ada dari kita yang akan mati, cahaya sebelum fajar adalah saat di mana langit paling gelap, selama bisa bertahan dalam pertempuran terakhir ini, aku secara pribadi berjanji kepada kalian bahwa kalian akan makmur dan berjaya seumur hidup! "

"..." Semua tentara menatap Roy dengan tatapan terkejut.

"Siapa bilang kita tidak punya senjata lagi? Kita masih punya banyak senjata! 10.000 orang berjaga di tembok bersamaku, dan sisanya masak semua makanan di kamp, aku ingin air mendidih, ingin air mendidih terpanas! Selain itu aku ingin semua bensin di kendaraan militer untuk membuat bom molotov, jika menang, kita akan menang bersama, jika mati, aku Roy akan mati bersama kalian!" Teriak Roy.

"..." Para tentara masih menatap Roy.

"Apakah kalian masih tidak mau bergerak? Tidak mau berusaha berjuang bertahan hidup dengan kami?" Ardham tiba-tiba berkata dengan suara keras.

"Baiklah, kita harus menang bersama dan mati bersama. Jika menang, kita langsung makan daging dan minum alkohol. Jika kalah, kita langsung terbaring di tanah, berjuang hingga napas terakhir!" Seorang tentara langsung berteriak setelah dimotivasi oleh Roy dan Ardham.

"Menang bersama dan mati bersama, aku akan berjuang sekuat tenaga!" Teriak tentara lainnya.

Di sisi lain, Susi terus memegang senapan mesin berat untuk berjaga di tembok, ketika melihat musuh menyerbu masuk ke dalam jangkauan, dia segera menarik pelatuknya untuk menembak musuh dengan ganas.

Satu per satu tentara dengan cepat berlari ke tembok dan meletakkan senapan otomatis di bunker, ketika melihat musuh menyerbu, dalam sekejap, langsung terdengar suara tembakan yang keras di seluruh kamp Roy.

Sebagian tentara berjaga di tembok, dan sebagian tentara lainnya segera membuka satu tong demi satu tong bensin di bawah pimpinan Turmalin, mereka membuat bom molotov, dan segera menyerahkannya kepada tentara di tembok.

Tentara Bintang Bersudut Enam menyerbu dengan ganas, mereka sudah memutuskan untuk menjatuhkan pasukan Roy, ketika satu per satu tentara ditembak hingga terjatuh ke tanah oleh senjata ganas pasukan Roy, mereka masih menyerbu ke pasukan Roy tanpa memikirkan nyawa mereka.

Tubuh mayat yang padat langsung memenuhi seluruh medan perang, ketika mereka menyerang hingga setengah jalan, mereka segera merasakan tekanan yang luar biasa.

"Lawan, serang, serbu sambil lakukan serang balik, gunakan senapan mesin berat untuk menekan daya tembak mereka, pesawat tempur, helikopter perang, semuanya tembak ke arah mereka!" Ketika sebuah peluru terbang dengan ganas ke arahnya, Peter bergegas bersembunyi di belakang orang-orang dan memerintahkan anak buahnya.

Ratusan ribu pasukan segera melakukan serangan balik terhadap pasukan Roy di medan perang, beberapa helikopter serta pesawat tempur bergegas menuju ke pasukan Roy untuk membombardir kamp mereka tanpa pandang bulu.

"Pergilah ke neraka!" Ketika sebuah helikopter bersenjata terbang di atas kepala, Susi muncul dari tumpukan tanah dan menembak helikopter bersenjata itu dengan ganas dan cepat.

Seluruh medan perang bergetar terus-menerus, Roy bergegas memerintahkan para tentara untuk mencari tempat berlindung di tempat untuk menghindari pengeboman.

Terdengar suara ledakan, sebuah tank menembakkan peluru meriam ke kamp pasukan Roy.

Ardham berpikir sejenak, kemudian dia masuk ke tank dengan beberapa anak buahnya dengan cepat, dan bergegas menyerbu musuh.

Terdengar suara ledakan, Ardham secara pribadi memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan sebuah tank di tempat.

"Musuh semakin dekat, serang dengan bom molotov!" Roy menyalakan sebuah bom molotov dan melemparkannya dengan keras, bom molotov langsung terbang lebih dari dua ratus meter dan meledak di hadapan musuh.

"Ah !!!" Banyak tentara musuh yang terbakar dan langsung menjerit keras di medan perang.

Kemudian, satu per satu bom molotov dilemparkan ke musuh dengan ganas. Tubuh musuh terbakar dengan cepat, bom-bom molotov ini bahkan lebih kuat dari ranjau yang dibuat Ardham dan area yang terkena serangan lebih luas, beberapa tentara musuh baru saja melewati api, kemudian mereka terjatuh ke tanah dengan tubuh terbakar dan menjerit. Amunisi pasukan Roy memang tidak banyak lagi, tetapi cadangan bensin masih banyak.

Pada saat yang sama, satu per satu tentara merebus makanan dan air yang ada di dalam kamp.

"Jenderal Peter, bagaimana jika kita mundur saja." Ketika pasukan Roy menggunakan bom molotov untuk bertahan, ekspresi wajah seorang ajudan langsung berubah seketika.

Mereka hanya baru menembak beberapa anak buah Roy, namun kerugian di pihak mereka sudah hampir puluhan ribu. Jika mereka terus menyerang dengan paksa, mungkin para tentara yang tewas akan semakin banyak, dan pada akhirnya, tidak ada yang tahu siapa yang akan menang.

Semangat tentara pasukan Roy sangat kuat, itu tidak bisa dibandingkan dengan pasukan tentara bayaran biasa.

"Kita dengan tidak mudahnya mendapatkan kesempatan mengalahkan Roy, bagaimana kita bisa menyerah begitu saja? Terus serang, memang sullit untuk mengatakan siapa yang akan menang. 130.000 tentara bisa menenggelamkan mereka semua hanya dengan meludah, terus serang, sebelum tengah hari hari ini kita harus kalahkan mereka!" Ekspresi wajah Peter menjadi sedikit tidak enak dipandang ketika dia melihat bawahannya berangsung-angsur terbunuh dan terluka dengan sangat serius.

Dia tidak bisa menahan diri menggertakkan giginya dan mendesak anak buahnya untuk terus menyerang pasukan Roy.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu