My Goddes - Bab 418 Rendra VS Ryan Liu

"Kak Monika, kita sudah menang! Kak Monika, apakah kamu sudah melihatnya? Kita menang!" Roy melihat layar besar dengan emosional, pada saat ini layar besar sedang menampilkan skor antara tim Jilson Lee dan tim pendekar wanita Gangnam dan tim Jilson Lee secara resmi masuk ke dalam babak enam belas besar, dia sampai menangis sambil memegang tangan Monika dengan erat.

"Ya, kita menang." Monika mengangguk kencang dan kebahagian di wajahnya juga tidak bisa disembunyikan.

"Kakek, kita sudah menang!" Fanny segera melompat sambil menarik lengan William Han.

"Leo sudah membuatku mati ketakutan, juga orang-orang Komando Palagan Timur, aku akan berbincang dengan mereka setelah pertandingannya selesai." William Han terlihat sangat gembira.

Dalam kompetisi terakhir, Komando Palagan Timur sudah habis pada saat ini.

Sebenarnya mereka tidak pernah bertarung di empat pertandingan utama.

Mereka akhirnya bisa membanggakan diri.

"Leo, selamat ya, kamu bertarung dengan bagus. Juga ada Janita, kamu bertarung dengan bagus." Anggota Sharp Sword berjalan ke atas panggung dan menepuk pundak Leo dengan pelan sambil mengucapkan selamat kepada Leo dengan sepenuh hati.

Anggota tim Pisau Emas berdiri di bawah panggung, meskipun tidak bersuara tapi mereka menatap Leo penuh kagum.

"Terima kasih, saudaraku." Leo tertawa sambil menepuk pundak anggota tim Sharp Sword.

Selanjutnya, dia melihat ke arah Janita yang masih berbaring di atas panggung sambil mengulurkan tangannya ke arah Janita, "Apakah kamu bisa bangun?"

"Ya." Janita mengangguk sambil memegang tangan Leo dan dia bangun karena ditarik olehnya. Kekuatan tim pendekar wanita Gangnam juga tidak lemah, mereka ada master sekuat Sandra, juga ada Jessy yang kekuatan dan potensinya masih tidak jelas, Navier adalah master menengah ke atas. Ketika melihat layar besar yang memperlihatkan tim pendekat wanita Gangnam yang telah dikalahkan oleh tim Jilson Lee, meskipun hatinya merasa agak sedih tapi dia tetap berkata setelah memikirkan sejenak, "Kamu bertarung dengan bagus."

"Aku ingin mengatakan satu hal tapi takut kamu tidak senang." Leo tersenyum kepadanya.

"Hah?" Janita kaget.

"Haha." Leo tertawa sambil memungut pecahan batu dari lantai sambil menyembunyikannya di dalam lengannya. Pada saat ini dia memakai baju safari, dia tertawa sehingga bekas luka di bawah matanya bergerak perlahan, dia membalik telapak tangannya dan batu itu muncul di tangannya. Selanjutnya, dia melempar batu itu sambil menunjuk ke arah luka yang ada di wajahnya dan mata yang lebam karena pukulannya, dia berkata kepada Janita, "Kamu lihat wajahku lalu lihat wajahmu sendiri. Kamu memukulku sehingga menjadi seperti ini, bagaimana tampangmu?"

"Bagaimana kamu boleh seperti itu?" Ekspresi Janita segera berubah sambil mengigit bibirnya.

Meskipun bakatnya tidak tinggi dan tidak seperti Susi yang bahkan bisa menjadi seorang master meskipun tidak berlatih ilmu bela diri, dia bukan dilahirkan sebagai seorang master.

Tapi dia sangat pintar dan mengerti maksud Leo.

Sebenarnya Leo mengalah padanya, sebenarnya Leo masih banyak jurus tapi dia tidak melakukannya.

"Kamu adalah kakak Jilson Lee yang berarti orang sendiri. Aku bisa bersikap kejam kepada musuh. Tapi terhadap orang sendiri aku tidak tega bersikap kejam." Leo tersenyum sambil memungut korek api miliknya yang ada di lantai.

Dia menjepit sebatang rokok di mulutnya lalu menyalakannya, dia mematikan korek dan melompat ke bawah panggung sambil melangkah ke arah ambulans.

Janita mengerti.

Pertandingan ini pada akhirnya tetap akan dimenangkan oleh Leo. Karena Leo mengontrol dirinya sehingga bisa mengendalikan pertandingan ini.

Leo, terus mengendalikan ritme pertandingan.

Dia masih banyak kemampuan yang bisa dia keluarkan di pertandingan berikutnya, dia adalah master yang layak, tim Jilson Lee juga merupakan tim yang layak.

"Ayo, kita pergi mencari Leo dan lainnya." Jilson Lee berdiri dari samping Zoony dan segera berjalan ke luar arena. Pertandingan ini bahaya sekali, dia sudah lama tidak khwatir seperti ini. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu Leo dan mau berbicara dengannya.

Setelah dia melihat Leo yang seluruh badannya penuh luka, hatinya tetap merasa sakit dan memeluk Leo dengan erat, "Saudaraku, terima kasih."

"Sudah seharusnya." Leo tersenyum tipis.

Sudah setengah jam dia tiba di tim medis arena kompetisi dan pada saat ini semua anggota tim berkumpul bersama. Janita juga banyak terluka pada pertandingan ini dan sedang diobati oleh dokter militer. Meskipun hubungan sepupu Zoony, Cheary, Susi, Navier dan Jessy tidak begitu baik karena mereka saling tidak puas satu sama lain sejak kecil. Tapi ketika melihat Janita terluka mereka juga mengkhawatirkannya. Navier mengambil sebuah pil dan memasukkannya ke dalam mulutnya, Zoony dan Cheary memecahkan es batu untuk mengompres lebam yang ada di badannya.

Susi dan Jessy membantu dokter, mereka membantu dokternya membuka kain kasa untuk membalut luka Leo dan Janita.

Jam delapan malam, tim Sharp Sword mengalahkan tim Pisau Emas, satu tim lagi dari Komando Palagan Utara yang tersingkir.

Karena tim pendekar wanita Gangnam telah dieliminasi selain itu Tuan Muda Ben, Ardham dan Leo terluka sehingga harus diobati di departemen kesehatan maka pertandingannya tidak ada hubungannya dengan mereka. William Han dan Jimmy Lu dan lainnya datang menjenguk mereka di departemen kesehatan, mereka melihat badan Tuan Muda Ben, Ardham dan Leo yang diperban dan melihat sikap santai Jilson Lee, Monika berkata, "Nasibmu beruntung sekali karena kalian bisa bertarung bohongan dengan kakak sepupumu."

"Tentu saja nasibku sangat baik." Jilson Lee tertawa.

"Kamu masih berani bicara, bagaimana kamu mengaturnya? Kamu bertarung dengan yang paling lemah dan memberikan lawan yang paling kuat kepada kami. Juga kamu Gina, kamu tidak malu sekali. Kamu malah mengaku kalah pada pertandingan yang begitu penting ini sehingga kami bertarung dengan susah payah!" Tuan Muda Ben mengeluh di bangsal.

"Hei." Gina melipat tangannya dan berdiri dengan kesal.

Aku sebenarnya hanya seorang mata-mata, mengapa aku harus bertarung untuk kalian?

"Jilson, siapa sebenarnya Gina ini?" Jimmy Lu melihat Gina dan bertanya dengan pelan kepada Jilson Lee.

"Tidak bisa mengatakannya." Jilson Lee hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Keesokan harinya adalah pertandingan antara Tim Kansas dan tim Snow Tiger.

Ketua Tim Pasukan Kansas adalah Rendra yang mewakili Komando Palagan Pusat. Ketua Tim Snow Tiger adalah Ryan Liu yang mewakili Komando Palagan Utara.

Ryan Lu adalah orang bersikap tertutup dan pria yang sadar diri. Meskipun ilmu bela dirinya lumayan bagus tapi dia tahu kemampuannya sendiri yang masih tidak layak untuk berpartisipasi dalam kompetisi seni bela diri militer tingkat tinggi. Dia bukan murid dunia persilatan juga tidak ada guru terkenal seperti Arifin Han. Itu karena tim keluarga Hong diusir oleh Jilson Lee maka dia mendirikan sebuah tim untuk mewakili Komando Palagan Utara, dia sudah sangat kaget karena bisa masuk dalam babak tiga puluh dua besar.

Biasanya, kompetisi seni bela diri militer selalu dimenangkan oleh keluarga Shangguan, partai Sabre, partai Shaolin, organisasi Heaven, tim pasukan khusus biasa sangat sulit bertahan sampai pertarungan terakhir.

Pemenang sebelumnya adalah Rendra dan pasukan Kansas, Rendra membantu pasukan Kansas memenangkan pertandingan sebagai wakil ketua pasukan Kansas.

Pada pertandingan ini, banyak murid dan anak para master yang sudah tumbuh besar, banyak master yang mempersiapkan anaknya terutama Dilan Song, Geng Hayabusha dan kota Golzer yang membiarkan anak-anak mereka satu tim dengan Rendra untuk membentuk pasukan Kansas supaya menjadi pemenang pada kompetisi seni bela diri militer, sehingga memperlancar mereka mewarisi bisnis keluarga mereka kelak dan duduk kokoh di posisi dua belas dewa emas.

Rendra dan Jilson Lee adalah musuh bebuyutan, sewaktu Jilson Lee mengepung partai Shaolin dulu, dia tidak memberi ayahnya muka juga merebut kitab kultivasinya, juga menipu pedang Wallace miliknya makanya dia sangat membenci Jilson Lee. Dia sangat senang sewaktu dia tahu akan bertarung menghadapi tim Snow Tiger. Karena tim Snow Tiger adalah tim yang ada hubungannya dengan Jilson Lee, dia menekan tim Snow Tiger yang berarti menekan Jilson Lee untuk mempermalukannya.

Sama seperti tebakannya bahwa dia akan bertemu Ryan Liu pada pertandingan pertama. Dia melihat Ryan Liu memakai baju pasukan khusus dan berdiri di depannya tanpa ekspresi, dia segera merasa senang tanpa batas.

"Ketua Ryan Liu, kebetulan sekali bisa bertemu denganmu di babak pertama. Meskipun aku sangat membenci Jilson Lee tapi aku lumayan menyukaimu. Kamu tenang saja aku pasti tidak akan membuatmu terluka parah karena aku hanya akan mematahkan dua tulang rusukmu. Tidak, tidak, aku tidak akan melukaimu, aku hanya akau melukaimu sedkit saja......... " Karena terlalu gembira maka sikap Rendra menjadi sedikit suram dan penampilannya terlihat mengerikan.

Ryan Liu hanya melihatnya bicara saja, dia adalah petugas yang menemani William Han hampir semua empat divisi besar dan komando palagan besar mengenal dirinya.

"Brengsek, lihat sikap sombong Rendra? Dia adalah master tingkat dewa lanjutan sehingga dia merasa senang bisa menekan Ryan Liu yang hanya seorang grandmaster. Menurut Kak Jilson, apakah Ryan Liu bisa menang melawan Rendra? Meskipun Ryan Liu sudah kamu beri petunjuk tapi bakat Ryan Liu jelek sekali dan juga tidak ada sumber daya, bagaimana dia yang hanya seorang grandmaster bisa mengalahkan Rendra?" Tuan muda Ben menatap Rendra lalu dia merasa mengkhawatirkan Ryan Liu.

Ryan Liu hanyalah seorang pasukan khusus biasa yang sama sekali bukan lawan Rendra putra seorang pemimpin seni bela diri.

"Ryan Liu tidak bisa melawannya." Jilson Lee berkata.

"Jadi harus bagaimana?" Tuan muda Ben bertanya.

"Maka aku sudah memberitahunya untuk langsung mengaku kalah jika bertemu orang kuat seperti Rendra." Jilson Lee berkata.

Di atas panggung pertandingan, Rendra masih bersikap sombong sambil memikirkan cara untuk menghajar Ryan Liu supaya bisa mempermalukan Jilson Lee. Kekuatannya seperti memukul anak TK jika dia bertarung dengan Ryan Liu.

Hahaha, aku adalah putra pemimpin seni bela diri.

Dia memikirkannya dan melihat wasit mengumumkan pertandingan ini resmi dimulai dan Ryan Liu langsung mengangkat tangan kanannya, "Aku mengaku kalah."

Rendra mengedipkan matanya sambil melihat Ryan Liu yang tidak ada ekspresi.

Beberapa detik kemudian, dia tidak bisa menahan dirinya untuk menarik napas dalam-dalam.

Karena dia merasa dadanya sesak.

Brengsek.........

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu