My Goddes - Bab 499 Siapa Yang Kalah?

Terdengar suara ledakan keras beberapa kali ............

Layar besar di stadion utama bergetar hebat, pada saat ini, arena kompetisi sudah dihancurkan oleh Adelio hingga setengah, ada lingkaran lubang berada di pusat arena, batu-batu pecah yang tak terhitung jumlahnya terciprat ke segala arah, dan langsung menghancurkan beberapa kamera siaran langsung dari stadion ketiga, beberapa layar besar di stadion utama menjadi gelap.

Ketika asap mengepul di seluruh arena kompetisi, semua juri kompetisi berdiri, termasuk Andreas dan beberapa pemimpin militer, serta semua orang yang terkait dengan tim Jilson Lee dan Organisasi Immortal.

"Tuan muda Ben, tidak akan mati karena ketidaksengajaan Adelio bukan!?" Seseorang berteriak dengan ngeri.

"Cepat, bawa orang untuk menyelamatkan Tuan muda Ben!" William Han langsung menjadi cemas, dia berdiri dan berteriak, karena dia terlalu mengkhawatirkan keselamatan Tuan muda Ben, jadi dia panik hingga tidak tahu kepada siapa dia harus berteriak.

"Ben!" Ekspresi wajah Susi, Leo dan Ardham yang berdiri di stadion lain tiba-tiba berubah drastis.

Ekspresi Janita, Arifin Han dan Boy dari tim kesehatan langsung menjadi pucat, mereka melihat ke Jilson Lee yang berada di samping, Jilson Lee telah tertidur karena terluka parah dan terlalu kelelahan, mereka semua merasa gelisah.

"Ya Tuhan, Tuan muda Ben!" Tommy melihat asap dari arena kompetisi yang mengepul, Tuan muda Ben dihantam oleh enam energi Qi sejati Sun Adelio yang mengerikan dan dia segera bergegas keluar dari area aman.

"Putraku!" Ibu Tuan muda Ben langsung menangis, ia mengeluarkan suara yang menyayat hati orang di stadion utama.

Namun, ketika sejumlah besar personel darurat bergegas ke arena kompetisi, sosok merah menyala tiba-tiba muncul dari asap yang mengepul.

Dia adalah Tuan muda Ben.

Dia bahkan tidak mati setelah terkena serangan enam energi Qi sejati Sun Adelio.

Adelio tahu bahwa dia belum mati, dia berdiri di arena kompetisi, dan dia bisa merasakan energi Qi sejati Tuan muda Ben yang kuat dari dalam asap tebal.

"Minggir!"

Ketika Adelio melihat Tuan muda Ben datang menerkamnya seperti monyet, ia melambaikan tangan kirinya dan pukulan dahsyat terkena dagu Tuan muda Ben. Setelah Adelio memukul dagu Tuan muda Ben dengan pukulan ini, Tuan muda Ben langsung mengeluarkan suara teriakan seperti monyet. Kemudian ketika dia terbang ke belakang, dia dengan cepat menjepit lengan Adelio dengan kakinya. Dia jungkir balik dari bawah, dan jurus monyet mencuri buah persik meraih kelamin Adelio.

Adelio mengerutkan kening dengan erat dan memblokir tangannya di daerah kelaminnya.

Ketika dia merasakan bagian punggung tangannya panas, Tuan muda Ben dengan cepat mendarat di bawahnya, meraih kedua kakinya dan mengangkatnya.

Kecepatannya sangat cepat, dia meraih kaki Adelio dan berlari di sekitar arena dengan mengangkatnya, dia hendak melemparkannya keluar dari arena.

Namun, Adelio dengan cepat memegang punggungnya dengan kedua tangannya, dia tidak hanya tidak bisa melempar Adelio dari arena, dia malah hampir terlempar dari arena oleh Adelio.

Dia memegang kaki Adelio dengan kedua tangan, dan mengangkat Adelio ke atas tubuhnya, Adelio terbaring di atasnya dan memegang pinggangnya. Dia membawa Adelio dan berlari kembali ke tengah arena, pada saat ini, sudah tidak ada lagi bagian tengah arena, bagian tengah arena adalah sebuah lubang besar, ada area datar yang cukup besar di sekitar, Adelio hampir menghancurkan arena dengan energi Qi sejatinya, arena kompetisi hanya menyisakan dinding batu di empat arah yang digunakan sebagai pembatas.

Dia dan Adelio berdiri di area datar, sebelum dia berlari kembali ke tengah arena dengan membawa Adelio, Adelio sudah memukulkan satu pukulan di pinggangnya.

Dia langsung mengeluarkan suara mencicit seperti monyet, kemudian memuntahkan darah dari mulutnya. Dia memegang kaki Adelio dengan erat, dan dia tiba-tiba melompat.

Dia langsung melompat setinggi 4-5 meter, selama proses ini, Adelio terus memukul bagian belakang pinggangnya dengan telapak tangan kanannya, dia menahan rasa sakit, dia membalikkan tubuhnya ke depan, dia dan Adelio saling berpelukan seperti roda api, dan terjatuh dengan keras.

Kemudian, terdengar suara terjatuh, Adelio mendarat telentang lebih dulu, dan dia langsung menjerit kesakitan, dia kesakitan hingga langsung melonggarkan tubuhnya.

Setelah Tuan muda Ben bangkit dari bawah, dia melompat ke tubuh Adelio seperti monyet, dia menginjak perut Adelio dengan kakinya, dan kekuatan serangan itu bisa membuat retakan besar di lantai granit, dia menginjak Adelio hingga dia memuntahkan darah.

Setelah Tuan muda Ben melompat, dia menginjaknya lagi, dan kedua kakinya sekali lagi menginjak ke perut Adelio.

Usus Adelio hampir patah oleh injakannya, dia hanya merasakan sakit yang luar biasa di tulang rusuk di kedua sisi, dia memuntahkan banyak darah lagi, selain air liur dan air empedu, ada darah yang tak terhitung jumlahnya.

Setelah diinjak, diperkirakan setidaknya ada empat tulang rusuknya yang patah. Setelah Tuan muda Ben mendarat lagi ditubuhnya, dia melambaikan tangan kirinya ke wajahnya, dan meninggalkan empat noda darah.

Kemudian tangannya berubah menjadi kepalan, dan dia memukul kedua sisi wajahnya.

Tuan muda Ben terkena enam energi Qi sejati Sun-nya namun tidak mati, selain itu dia masih bisa melakukan serangan balik, dan melukainya hingga parah, dia membalikkan keadaan, ketika Adelio melihat tinjuan Tuan muda Ben memukulnya dengan ganas, dia menahan rasa sakitnya dan berkata sambil tersenyum: "Seni bela diri kultivasi benar-benar bukan sesuatu yang bisa dilawan oleh orang biasa seperti kami."

"Sepertinya orang-orang gila itu akan tersingkirkan ..."

Dia berbicara dengan suara yang sangat kecil, bahkan Tuan muda Ben pun tidak bisa mendengarnya, hanya dia sendiri yang bisa mendengarnya.

Ketika Tuan muda Ben terus memukulinya dengan tinjunya, dia mendapatkan celah dan mencengkeram satu tangan Tuan muda Ben, lalu dia menendangkan kaki kanannya ke depan Tuan muda Ben, dia meraih lengan Tuan muda Ben dan membalikkan tubuhnya, dia langsung membuat Tuan muda Ben di tekan di bawah dan membuat jurus kaki gunting untuk mematahkan sendi lengan Tuan muda Ben.

Setelah Tuan muda Ben menampilkan seni bela diri dewa monyet misterius, baik kekuatan fisiknya, ketangkasan dan kekuatannya semuanya jauh melampaui sebelumnya.

Ketika Adelio hendak mematahkan sendi Tuan muda Ben, dia tiba-tiba merasa tubuhnya lebih ringan dan langsung diangkat oleh Tuan muda Ben.

"Adelio, di depan orang hebat semua usaha akan sia-sia bukan?" Mata Tuan muda Ben berwarna merah darah, wajahnya berbulu merah, ekspresinya tampak ganas, pada saat ini, penampilannya menjadi seperti monyet dengan mulut tajam.

Giginya tajam, dia berbalik memegang tangan kanan Adelio, dan dia menghempaskannya dengan kuat.

Terdengar suara angin, Adelio langsung dilemparkan ke bawah olehnya, lantai granit arena sebagian besar telah dihancurkan oleh Adelio, ketika tubuhnya mendarat di bawah, tanah yang lembab langsung menjadi lubang kecil, dan pada saat yang sama menghancurkan kerikil yang tajam menjadi berkeping-keping.

Kemudian Tuan muda Ben menyeretnya ke tepi arena, melemparkan tubuhnya, dan menghancurkan dinding batu yang masih utuh di luar arena hingga berkeping-keping.

Dia terus menggerakkan tubuhnya dan menghancurkan seluruh sisi dinding batu hingga berkeping-keping, ketika Tuan muda Ben ingin menekannya untuk membuatnya menyentuh lantai di luar arena kompetisi, membuatnya menyentuh arena luar dan kalah dalam pertandingan, Adelio memegangnya dengan erat-erat, bagaimanapun, tubuhnya tidak boleh menyentuh lantai di luar batas arena, dia menendang Adelio kembali ke tengah arena kompetisi dan berhenti memukulnya.

"Adelio, kamu telah dipukuli olehku dengan ganas, apakah kamu belum mau mengakui kekalahan?" Tuan muda Ben terus bernapas dengan napas berat, dia menatap Adelio sambil menunjukkan gigi tajamnya.

"Mengakui kekalahan? Mengapa aku harus mengakui kekalahan?" Adelio terus mengeluarkan darah dari mulutnya, wajahnya penuh goresan luka, dan dia menatap Tuan muda Ben sambil tersenyum.

"Jika kamu tidak mengakui kekalahan, maka kamu akan mati." Mata merah Tuan muda Ben mengeluarkan cahaya dingin.

"Jurus dewa monyetmu memiliki batas waktu bukan?" Adelio sekali lagi mengeluarkan darah dari mulutnya, dia menatap Tuan muda Ben sambil tersenyum.

"..." Ekspresi wajah Tuan muda Ben langsung berubah.

"Masih bisa digunakan berapa lama lagi? Satu menit? Dua menit? Atau hanya 30 detik?" Adelio menatapnya sambil tersenyum.

Setelah mendengar perkataan Adelio, ekspresi wajah Tuan muda Ben menjadi serius ...

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu