My Goddes - Bab 429 Taktik Memancing dan Taktik Serangkai

Tentara kalah bagaikan gunung runtuh.

Setelah ketua Tim Wudang dihajar habis oleh Gina, anggota Tim Wudang lainnya pun bukanlah musuh tim Jilson, sehingga semuanya kalah di bawah tim Jilson, bahkan mereka tidak ada kesempatan untuk menyerang kembali.

Di sub arena kedua, anggota Tim Wudang mengeluarkan pedang terlebih dahulu, lalu menusuk sebanyak tiga kali kepada Jilson. Jilson menghindari ke kanan kiri, dan tiba-tiba mengulur tangan kanannya untuk menyentil. Jari telunjuknya berhasil mendarat di pedang anggota Tim Wudang, lalu pedang anggota Tim Wudang itu pun berdengung. Saat ia belum kembali bereaksi, titik akupuntur yang mematikan pada perutnya pun ditekan oleh Jilson, sehingga dirinya langsung berlutut di tempat.

Setelah wasit hitung mundur dua puluh detik, anggota Tim Wudang tersebut tidak kunjung berdiri dan wasit langsung menentukan bahwa Jilson lah pemenangnya.

“Baik sekali!” Keluarga Lu, Keluarga Li, Keluarga Tang, Keluarga Wei dan keluarga besar lainnya pun bersorak senang, sambil menatap layar besar dengan semangat.

Di sub arena ketiga, saat anggota Tim Wudang mengeluarkan pedang dan mendatang kearah Susi, Susi pun langsung melambai tinggi tangannya, sehingga anggota Tim Wudang itu langsung terbang jauh keluar bersama pedangnya.

Tatapan anggota Tim Wudang itu sangat terkejut. Ia tak sangka Susi yang bertubuh kecil ini bisa-bisanya begitu kuat. Ia pun langsung berdiri dari tempat dan menunjuk Susi dengan pedang, lalu terus berjalan mengitari Susi.

Ia pun langsung berubah menjadi sebuah bayangan. Ia muncul di hadapan Susi, lalu mendatangi Susi dengan menusuknya.

Susi pun memasang wajah tidak peduli, lalu merubah dirinya menjadi seorang gadis berwarna emas dengan cepat. Terdengar suara dimana anggota Tim Wudang itu menusuk pundak Susi, bagai menusuk patung berwarna emas. Ia langsung menarik pedangnya kembali, lalu menusuk lagi kearah tenggorokan Susi. Susi sama sekali tidak menghindar, lalu menatapnya dengan tatapan tidak peduli.

Raut wajahnya berubah, lalu memutar balik badannya, dan lagi-lagi menusuk kearah mata Susi. Setelah Susi menghalangi pedang dengan tangannya, ia pun langsung menendang keras perut anggota Tim Wudang itu.

Selanjutnya, Susi menunjukkan jurusnya. Tangannya membawa sepasang Kapak Ralph yang seberat empat ratus kilogram. Ia memutar balik tubuhnya, setelah kapak di tangan kirinya mengetuk keras punggung tubuh anggota Tim Wudang itu kapak di tangan kanannya pun mengetuk lagi tubuh anggota Tim Wudang itu dengan cepat.

Terdengar suara semburan.

Anggota Tim Wudang itu pun langsung menyemburkan darah, lalu terbang keluar dari panggung pertandingan.

“Susi dari Tim Jilson Komando Palagan Utara menang!”

Detik ini, pandangan seluruh penonton di arena utama pun tertuju kepada tubuh Susi yang kecil.

“Lagi-lagi seseorang yang jago. Ia juga jago seperti Gina!”

“Ternyata ia sama dengan Gina yang menyerah saat bertarung dengan Tim Pendekar Wanita Gangnam, merupakan master hebat!”

“Kemampuan bela dirinya dan Gina begitu hebat, mengapa mereka bisa menyerah di pertandingan sebelumnya?”

“Kamu tidak tahu kan? Di Tim Pendekar Wanita Gangnam ada lima gadis merupakan cucu perempuan dari Jimmy. Jilson dan Susi ini sama, merupakan anggota Keluarga Lu Kota Gangnam. Jilson adalah cucu dari Jimmy, Susi ini adalah cucu perempuan Jimmy yang terkecil. Mereka itu sekeluarga.....”

Orang yang mengetahui keadaannya pun langsung mulai membicarakan informasi Jilson mereka.

Semua orang pun mendengarnya dengan seru.

Di sub arena keempat.

Sejak wasit menyatakan pertandingan dimulai, anggota Tim Wudang pun langsung mengeluarkan pedangnya, lalu memutar pergelangan tangannya. Pedang di tangannya pun berubah cepat menjadi angin puyuh gelap. Ia memandang Leo dengan tatapan waspada, lalu melambaikan pedang di tangannya dan berhati-hati mendekati Leo. Leo hanya tertawa cuek pelan, lalu mengeluarkan serta mengarahkan pistol ke anggota Tim Wudangnya.

Terdengar suara dimana pistolnya berhasil menembak terbang pedang anggota Tim Wudang.

Tembakan kedua kalinya, peluru itu melintas lewat wajah anggota Tim Wudang.

Anggota Tim Wudang itu pun langsung mengeluarkan pisau, dan ingin melawan Leo lagi dengan mengeluarkan jurusnya.

Tubuhnya baru saja menghilang di tengah udara, lalu Leo pun menembak dua kali ke kakinya. Anggota Tim Wudang itu pun langsung muncul lagi di udara.

Ia mengerti maksud Leo.

Jika Leo ingin melukainya, Leo pun sudah bisa menyerang tubuhnya dalam sekali tembak. Ia pun mulai menatap aneh kepada Leo. Ia mengangkat tangan kanannya untuk menyerah.

“Sial!” Rendra yang berada di arena utama sini juga tidak tahan untuk berkata kasar.

“Kak Rendra, sebenarnya siapakah Gina ini? Tak apa-apa jika kemampuan Gina ini tinggi, ia kan anak dari Kaisar Zein, bahkan kemampuan Kaisar Zein ini saja berada dibawah Ayahmu. Ia sejak kecil ikut bersama Kaisar Zein, kalaupun tidak melatih diri, ia pasti bisa mengerti banyak jurus bela diri dan mencapai master tingkat dewa. Tapi mengapa aku tidak pernah mendengar nama Gina ini? Ia bisa menyiksa Miguel yang mencapai master tingkat dewa, bagaimana mungkin Gina itu hanyalah orang biasa?” Wajah Suchan terlihat buruk. Ia tak sangka tim Jilson bisa-bisanya memiliki tokoh jago yang seperti Gina.

Miguel termasuk master jago untuk generasi muda dunia bela diri China. Gina bisa-bisanya mengalahkan Miguel, bahkan Miguel saja tidak dapat membalasnya. Apa yang sebenarnya terjadi?

“Tadi ia tidak menggunakan sepenuh tenaganya, ia hanya mengeluarkan tiga puluh persen kemampuannya.” Erick tiba-tiba muncul di samping mereka.

“Paman Erick, sebenarnya siapakah Gina ini?” Rendra juga mulai mencurigai identitas Gina.

“Aku akan memeriksa dirinya.” ujar Erick menatap layar besar pertandingan yang dialihkan ke wajah Gina.

“Pertarungan Tim Jilson Komando Palagan Utara dan Tim Wudang Komando Palagan Selatan, Tim Jilson Komando Palagan Utara lah pemenangnya!” Dengan cepat, wasita mengumumkan bahwa tim Jilson yang meraih kemenangan.

Tim Jilson berhasil memasuki delapan besar.

Pertandingan yang sebanyak tujuh ronde, ada empat ronde yang dimenangkan Tim Jilson dan hanya menghabiskan waktu selama lima puluh dua menit.

Lima puluh dua menit ini ada waktu empat puluh menit yang dipersiapkan untuk mulai pertandingan.

Melihat Tim Jilson yang mengalahkan Tim Wudang enam belas besar dalam dua belas menit, seluruh arena utama langsung penuh dengan suara tepuk tangan yang meriah. Semua penonton bangkit dari kursi dan menatap kagum kepada para anggota Tim Jilson.

Kompetisi Seni Bela Diri Militer ini dimenangkan oleh orang jago. Sebagai orang jago, seharusnya mereka berhak memperoleh rasa kagum orang-orang.

“Delapan tahun telah berlalu, Komando Palagan Utara kita dulu menduduki posisi terakhir untuk dua kali pertandingan. Kita selalu dieliminasi saat pertandingan tiga puluh dua besar. Akhirnya kali ini ada tim kita yang memasuki delapan besar dan membanggakan, serta meraih kehormatan untuk Komando Palagan Utara.” Sepasang mata William bersinar. Meskipun rambutnya telah memutih, tapi detik ini ia terlihat lebih muda dua puluh tahun.

“Ada sesuatu yang ingin dibicarakan kepada kalian semua.” Jilson tiba-tiba berbicara di dalam layar besar sana.

Jilson menggunakan mata bersihnya menatap kamera, lalu berkata dengan ekspresi tenang. “Aku berharap kalian semua bisa tepuk tangan untuk Gina, karena Gina lah yang paling banyak menolong timku. Untuk kemampuan bela diri, ia memang berada di bawahku. Jika tidak ada Gina, kita tidak dapat berhasil mengalahkan Tim Wudang.”

“Kehormatan ini seharusnya diberikan kepada Gina.”

Mendengar ucapan Jilson, layar besar seluruh arena pun mengalihkan kamera dan mendekatkannya kepada Gina.

Meskipun saat ini Gina telah memberi pelajaran kepada Miguel, tapi suasana hatinya masih buruk dan sekarang sedang menahan amarah di kursi penonton sana.

Melihat Jilson yang tiba-tiba memuji dirinya, serta seluruh layar besar sedang menunjukkan wajahnya, kedua matanya pun langsung merasa bingung.

Arena utama sini lagi-lagi memberi tepuk tangan yang meriah untuk Gina.

Hati Gina pun pelan-pelan muncul perasaan yang tidak dapat dijelaskan setelah melihat tatapan orang-orang yang kagum.

Meskipun ia tahu bahwa semua ini adalah sebuah serangkaian taktik dari Jilson.

Tapi ia masih saja tidak tahan untuk tersenyum.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu