My Goddes - Bab 121 Niat Monika

Tidak akan dibiarkan begitu saja laki-laki yang berani-beraninya mengakhiri telpon darinya itu!

Monika adalah wanita yang selalu dipuja, para lelaki yang selalu merayu nya tak terhitung jumlahnya, sebelum mengenal Jilson Lee, dia selalu menolak beberapa pria yang mengejarnya, bahkan kalau pun dia menginginkan menghubungi siapapun diantara mereka, khawatirnya justru malah memberikan kesenangan yang tinggi bagi pria tersebut. Hanya Jilson yang berani menolaknya, dia geram, dan mencarinya ke kamar Jilson meminta penjelasan.

Kamar Jilson gelap, lampu rumah mati. Begitu dia berjalan menuju ruang baca, dia melihat Jilson tengah berbaring diatas ranjang lengkap dengan selimut.

“Jilson, memangnya kamu tidak ingin menjelaskan apapun?” Monika sangat marah, menuding dan Jilson yang tetap berbaring.

“Sini.”

Kemudian, Jilson tidak lagi menghiraukan perkataannya, berabring tanpa suara, seperti ada sesuatu yang ingin tersampaikan.

Dia terkejut, mendekat ke arah Jilson.

Jilson merogoh tangannya, menariknya ke rangkulan di atas ranjang. Belum menunggunya berbicara apapun, Jilson segera memeluknya, perlahan mencium bibirnya.

“Apa?”

Dicium Jilson, sesaat Monika tercengang. Dia melotot, melihat Jilson dengan tatapan kosong. Jilson berbeda tidak seperti biasa, dia terus melanjutkan mencium mesra bibrinya, kedua tangannya meraba tubuh Monika. Jilson seperti sedang mabuk, sekujur tubuhnya dipenuhi aroma bir. Dia perlahan-lahan mencium Monika, tangannya merasakan keindahan pstur tubuh Monika. Sampai akhirnya Jilson merangkak menekan tubuh Monika.

Semua ini terjadi begitu cepat, Monika bahkan tidak pernah membayangkan.

Monika ingin menolak perlakuan Jilson, menjatuhkan sebuah tamparan di wajah bajingan ini, tapi mereka sudah menikah, pun dengan dirinya yang memiliki rasa suka dengan Jilson, selain itu juga telah dimanfaatkan banyak oleh Jilson Lee. Monika tak mampu berpikir lagi, tubuhnya tak mampu bergejolak atas perlakuan Jilson. Jilson begitu halus memperlakukan dirinya, tubuhnya yang penuh dengan aroma bir manja, karena itulah Monika terhanyut dalam aromanya.

Beberapa menit setelah itu, saat Jilson ingin melakukan hubungan yang lebih dari ini, Monika tiba-tiba tersadar. Dia menahan tangan Jilson, berusaha terus menggigit keras, menolak Jilson, “kamu tidak boleh …..”

“Kenapa?”

“Tidak apa-apa, pokoknya tidak boleh.” Monika memanfaatkan keadaan Jilson saat tercengang, Monika mendorongnya, dan pergi meninggalkan ruang baca Jilson.

Malam ini, Jilson memang sedikit mabuk, dia menghadir pertemuan dengan para pebisnis di hotel tengah propinsi, juga dengan para wartawan minum beberapa gelas bis, walaupun stamina tubuhnya melebihi pria-pria pada umumnya, tapi untuk takaran minuman keras dirinya tidak cukup baik. Dia menyukai Monika, maka dari itu dia ingin memanfaatkan status dngan Monika kali ini. Dia bisa saja berlaku baik terhadap Monika, maka dari itu dia ingin berhubungan selayaknya suami istri pada umumnya.

Kalau dia sedikit memaksa Monika melakukannya, maka Monika tidak akan bisa melawannya.

Sesaat setelah Monika meniggalkan ruangan, kepala nya terasa berat, dirinya linglung tetap berbaring.

Hari kedua ……….

Baru saja dia kembali dari tengah ibu kota, setelah apa yang diperbuat kepada Monika saat di ruang baca, dia menyadari bahwa sikap Monika mulai sedikit berubah. Sekalipun mereka berdua tinggal dalam satu tempat, hubungan suami istri, tapi mereka Nampak kurang harmonis. Saat dirumah memandang Monika, dia merasakan bahwa pandangan mata Monika sedang menghindar dari dirinya, bahkan seperti sedang menghindari kenyataan hubungan suami istri antara mereka. Dia ingin sekali mencari bahan pembicaraan sebagai pembuka obrolan dengan Monika, baru pertama kali ini dia mengejar wanita, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Hanya bisa merasakan bahwa hubungannya dengan Monika semakin hambar, kedua bola matanya menatap tajam Monika yang pergi mengantar Angel ke sekolah.

Sebelumnya, dia memang menginginkan hubungan baik dengan Monika, maka dari itu dia mencoba membujuk rayu Monika. Kemarin nyaris saja ia mendapatkannya, dia memperkirakan bahwa hubungannya dengan Monika akan berjalan mulu, siapa yang menyangka justru berbalikan dengan harapan, hubungan mereka semakin terlihat menjauh.

Dia membatin ada apa dengan ini semua ?

Tidak hanya Monika, sejak dia kembali dari Ibukota provinsi, dia juga merasa sikap Navier sedikit berubah. Gadis polos ini beberapa kali melirik dengan tatapan sinis. Kekuasaan nona muda Kastil Tang tidak lagi diragukan, walaupun baru saja menjadi bak permaisuri, namun kekuatannya masih tetap berjiwa memberontak seperti dulu. Dirinya memiliki kekuatan tersembunyi, dan saat ini seperti sedang diawasi.

Dia seperti memiliki rasa tak aman, Jilson khawatir Navier meniru gerakannya saat latihan Kungfu.

“Kalau Susi, dia akan segera tiba.”

Dia sudah membuat janji dengan Susi melalui telpon, Susi menyampaikan bahwa dirinya akan datang terlambat.

Susi adalah adik sepupunya, merupakan Putri Kaisar Zhao penguasa selatan dan utara, kekayaan Kaisar Zhao sungguh sangat menakjubkan, bahkan beberapa harta karun dan seni bela diri nya tak terhingga, seni bela diri Susi tidak diragukan , bahkan dapat bersaing dengan Klan Yehenara. Hubungannya dengan Jilson cukup baik, jika Susi dapat membantunya, dirinya pasti akan mendapatkan tingkat dewa.

“Nanti malam Susi ikut?” Navier yang melihat Jilson sedang berbincang dengan adik sepupunya, menatap aneh.

“Iya…… ” Jilson melihatnya, menatap lebih aneh.

Dia selalu merasa, sejak kepulangannya dari Ibukota propinsi, entah bagaimana bisa sikap Monika dan Navier sedikit berubah.

Dia tidak terlalu mempermasalahkan Navier. Tapi Monika, dia merasa hal ini harus dibicarakan.

Sekitar pukul 4 sore, dia mengendari mobil pengangkut barang menuju sekolah Angel. Hubungan sosialnya dengan guru Angel di sekolah terbilang cukup baik, saat beberapa anak sedang bermain seluncuran, dia memilih untuk menunggu Monika dan menemani Angel bermain seluncuran di halaman sekolah. Kira-kira lima menit kemudian, Monika mengendarai mobil sedannya menuju sekolah TK ini. Hari ini moodnya lumayan baik, entah kenapa, justru saat melihat Jilson, semua pandangannya berubah dingin.

“bu Monika, bukankan anda dan Bapak Jilson adalah suami istri, tapi sepertinya kok terlihat kurang akur? Baru saja terlihat cerah, tapi begitu berjumpa kenapa terlihat judes, juga tidak pernah melihat kalian berdua menjemput Angel bersamaan.” Guru di TK tersebut berhubungan baik dengna Jilson, dia bisa menebak hubungannya dengan Monika seperti ada sedikit kejanggalan, maka dengan sengaja dirinya membuka candaan seperti itu di hadapan Jilson dan Monika.

“Ah, Tidak.” Senyum Monika tampak terpaksa.

“Kok kamu juga kesini?” Lagi-lagi dengan raut muka jutek nya memandang Jilson.

“Menunggumu.” Jilson yang mengenakan jas dengan duduk di bagian seluncuran, tersenyum ramah kepada Monika.

“Aku menjemput Angel pulang.” Monika menggiring Angel pergi.

“Makan malam bersama yuk.” Jilson segera menahan Monika.

Dia sendiri merasa bahwa dirinya dan Monika ada sesuatu kejanggalan, sepertinya kemarin dia sudah menganiayay Monika sehingga membuat Monika selalu menghindarinya, maka dari itu ia ingin menyelesaikan semua permasalahan ini.

Setengah jam kemudian, mereka akhirnya memilih rumah makan ‘western’ yang berada tidak jauh dari rumahnya, saat Angel sedang sibuk melahap kentang santapan untuknya, Jilson menatap lamat Monika.

Monika mengetahui bahwa Jilson sengaja untuk membuat dirinya berbicara, tapi Monika memilih tetap diam tidak menghiraukannya.

Bentuk wajah Monika yang oval, dengan paras yang cantik, kulit putih, selalu memancarkan raut muka yang jutek, bahkan ketika marah terlihat menggemaskan.

Jilson tak kuasa menahan tawa.

Dia menganggap bahwa Monika masih terlihat seperti anak kecil, dia langsung saja merangkul tangan nya, tersenyum padanya, “Kenapa? Kemaren malam marah?”

“Tidak.” Monika sedikit memberontak ingin melepaskan tangan dari genggamannya.

“Lalu kenapa tidak menghiraukanku? Karena aku tidak meneleponmu? Atau karena aku kemarin terlalu berlaku seenaknya padamu?” Tanya Jilson.

………….. Monika tidak menjawab sedikitpun.

“Bukankan kemarin kamu juga menikmatinya?” Jilson kembali bertanya.

“Tutup mulutmu!” Monika sambil lalu melirik kea rah Angel terlebih dahulu, kemudian pandangan matanya kembali judes.

“Dia tidak mengerti apa-apa.” Jilson tertawa.

“Sini kamu!” setelah Monika menimbang-nimbang, dia segera saja menarik Jilson dan duduk tepat di tempat yang tidak ada tamunya.

“Tidak ada Angel.” Monika menghela nafas lega, mengedipkan matanya perlahan seperti sedang ingin membenahi bahasan apa yang di sampaikan. Saat Monika sudah siap untuk membicarakannya, barulah dia menghadap Jilson dan berkata, “Jilson, lebih baik kita sudahi saja.”

“Apa?” Jilson terkejut dan melotot.

“Fendi, semenjak kehilanganmu beberapa lampau, kamu selalu menyebut namamu sebagai Jilson, dan aku pun terbiasa memanggilmu Jilson. Ahli yang akan mewariskan beberapa tekhnik master, akan membuatmu menjadi seorang superstar. Saat ini kamu sudah berbakat, bukan hanya jurus sebi bela diri, tapi juga orang terkaya di Kota Gambir. Sementara, manu sudah menikahimu, tapi sebelum akkhirnya kit amemutuskna menikah, ingat, bahwa kita masih mempunyai tiga perjanjian.”

“Aku pernah memberitahumu, aku tidak menyukaimu, dan aku tidak akan pernah membiarkanmu meremehkanku. Tapi sekarang, kamu berubah, aku pun tidak tahu mengapa, semakin kamu seperti ini maka akan semakin larut. Sekali lagi aku tegaskan, aku tidak ingin kita seperti ini lagi. Aku tidak menyukai mu, bukan karena kamu mengecewakan atau keadaan ekonomi yang kurang, apalagi karena paras, melainkan karena aku memiliki prinsip persyaratan itu.”

“Aku tidak menyukai pria yang lebih muda dariku.”

“Tahun ini umurmu 22, bukan? Seorang mahasiswa yang baru saja lulus. Sementara umurku 24 tahun, aku adalah seseorang yang sudah melewati masa pelatihan setahun dan bekerja setahun di kepolisian. Aku pun tidak tahu kenapa, aku benar-benar tidak menyukai pria yang lebih muda dariku. Meski saat ini kamu sudah kaya dan berwibawa, tidak hanya ketampananmu saja, tapi kekuatanmu pun sudah dikenal banyak orang, kamu bisa mendapatkan wanita yang lebih hebat dariku. Lebih baik kita putus saja, kamu tidak perlu pulang ke rumah lagi, aku tidak pantas untukmu. Banyak wanita tangguh di sekitar mu, Beatrice, Christina, Luna, mereka semua setara denganmu, sangat cocok.”

“Aku akan membawa Angel pulang.” Monika menatap Jilson memberikan senyumannya yang terpaksa, mukanya sedikit pucat, ia segera meninggalkan sofa meja makan tersebut.

Sebenarnya, dia pun menyukai Jilson, tapi dirinya tidak bisa bersama dengan Jilson. Jilson masih sangat muda, pintar, seharusnya bisa mencari wanita yang lebih baik dari dirinya.

Dia tidak mengetahui bahwa usia Jilson sebenarnya adalah dua puluh lima tahun.

“Aku sangat memenuhi persyaratanmu, sangat memenuhi!”

Sungguh tidak menyangka, semua ini terjadi hanya karena usia, Jilson menatap Monika yang melangkah pergi meninggalkannya……

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu