My Goddes - Bab 588 Feri

"Kapten Jilson Lee, beraninya kamu membunuh seluruh keluarga Jendral Blues!?" Suara ledakan itu terus berlangsung selama setengah jam. Ketika barak tempat markas Jendral Blues diratakan ke tanah, ledakan berangsur-angsur berkurang. Saat Jhonny melihat markas itu penuh dengan api yang mengamuk dan asap hitam pekat, matanya langsung meneteskan air mata, dan dia berlutut di tanah meraung.

"Nenek, Ibu!" Kedua putra Jendral Blues, Nefer dan Karol menyaksikan pemandangan di depan mereka untuk waktu yang lama, mereka juga tanpa sadar berlutut di tanah dan menangis.

"Kapten Winni, strategi Jilson Lee tampaknya lebih kejam dari sebelumnya. Kita hanya melancarkan serangan udara dan membuatnya kehilangan beberapa pasukan saja, namun Jilson Lee langsung menuju ke ladang opium Jendral Blues dan membakarnya, meledakkan markas besar Jendral Blues, dan membunuh seluruh keluarga Jendral Blues. Jika Jendral Blues mengetahui bahwa seluruh keluarganya telah dibunuh oleh Jilson Lee, aku takut............" Glacier mengerutkan dahi dan berkata sembari berdiri di samping Kapten Winni.

“Tidak boleh membiarkan Jendral Blues tahu.” Sepasang mata Kapten Winni menjadi dingin, tangan kanannya masih sedikit gemetar.

………………

"Jilson Lee membunuh seluruh keluargaku!" di sisi pasukan Feri, Jendral Blues tiba-tiba menjadi sangat marah, dia bangkit berdiri dan membalikkan meja di depannya, menendang meja pasir di ruang perang, kemudian merobek peta di ruang perang, merasa tidak puas melampiaskan, Jendral Blue mengeluarkan pistolnya dan melepaskan dua tembakan ke langit-langit tenda ruang perang, tiba-tiba Jendral Blues mengarahkan pistolnya ke Feri.

Saat ini mata Jendral Blues memerah, berharap bisa memakan hidup-hidup Feri, Jendral Blues mengarahkan pistolnya ke kepala Feri, berkata dengan garang, "Aku sudah mengatakannya dari dulu, jangan memprovokasi Jilson Lee, dia tidak memperbolehkan kita memperdagangkan narkoba, kita jangan menjualnya, pokoknya hanya menjual makanan yang mirip dengan narkoba, China dan Interpol menyebabkan banyak masalah pada penjualan narkoba, kami merugi banyak setiap tahun. Jika narkoba diubah menjadi makanan dan dijual ke Afrika dan ke berbagai belahan negara di dunia, tidak akan ada orang yang mengganggu, kita juga dapat mendapatkan lebih banyak keuntungan.”

"Kamu hanya ingin membunuh Jilson Lee, hasilnya Jilson Lee tidak mati, ada juga Fendi, dia bahkan lebih kejam dari Jilson Lee, dia memeras sejumlah uang dari kita sebelumnya, menyebabkan kita kehilangan banyak, sekarang kepala ini masih diracuninya, aku bahkan tidak tahu kapan aku akan mati. Feri, kamu dan Kapten Winni yang telah membunuh seluruh keluargaku, kamu akan membayar nyawa seluruh keluargaku!"

Meskipun Kapten Winni dengan sengaja menyembunyikan berita bahwa seluruh keluarga Jendral Blues telah dibunuh oleh Jilson Lee, tetapi Jendral Blues masih mengetahui berita tentang markasnya, daerah ini semuanya adalah daerah kekuasaannya, Kapten Winni dan Feri tidak dapat menyembunyikan masalah apapun darinya.

"Sejak Jilson Lee membunuh seluruh keluargamu, kamu seharusnya mendukung kami untuk menemukan Jilson Lee dan membalas dendam padahnya, Jendral Blues, kamu mencari orang yang salah kan? Mengapa kamu tidak mendukung kami untuk membunuh Jilson Lee dan membalaskan dendam, malah mengarahkan pistolmu padaku?" Feri menatap Jendral Blues dengan tatapan tenang, tersenyum kemudian menyalakan sebatang rokok.

"Feri, kamu masih berani memutarbalikkan kata-kata!?" Teriak Jendral Blues, jari telunjuknya dengan kuat di pelatuk pistol.

"Jendral Blues, Jilson Lee benar-benar menorobos masuk ke markas keluargamu dan membunuh seluruh keluargamu? Apa kamu tidak salah? Meskipun Jilson Lee kejam, jika dia bisa memenangkan perang ini, dia tidak keberatan untuk membunuh kita, tapi Jilson Lee belum pernah membunuh orang yang tidak bersalah, dia selalu dikenal sebagai orang baik dan dari dulu tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah. Apakah mungkin Jilson Lee meminta orang lain memindahkan keluargamu, dia hanya meledakkan markasmu untuk melampiaskan amarahnya saja?" Jendral Kahn memutar matanya, memikirkannya dan bertanya.

"Markasku dalam jarak ratusan mil semuanya adalah orang-orangku, desa yang mana, anjing milik siapa, memiliki berapa anak anjing, aku tahu semuanya, kalau Jilson Lee memindahkan keluargaku, keluargaku ada ratusan orang, bagaimana mungkin aku tidak tahu bila mereka dipindahkan? Jilson Lee meledakkan markasku bersama dengan keluargaku, dia meledakkan keluargaku sampai mati!" Teriak Jendral Blues.

"Jilson Lee bertindak kejam sebelumnya, mengatakan bahwa jika dia ingin mematahkan tangan dan kaki siapa maka dia akan melakukannya, bahkan jika orang itu adalah putra presiden dia tetap tidak akan menunjukkan rasa hormat. Mungkinkah setelah kita mengkhianatinya, Jilson Lee membenci kita dan temperamennya berubah menjadi lebih brutal daripada sebelumnya, lebih ganas dan tanpa ampun? Ini adalah seorang jenius dalam perang, bahkan orang seperti Kapten Winni dibandingkan Jilson Lee hanya sedikit lebih rendah, selain dua lusin pasukan kami yang menggabungkan kekuatan bersama menanganinya, dia tidak pernah kalah, dan alasan Jilson Lee membunuh seluruh keluarga Jendral Blues, selain karena kita mengkhianatinya, tapi juga karena Kapten Winni melancarkan serangan udara dan membunuh banyak anak buahnya kan? Bagaimana kita melawannya, jelas semakin kita melawannya, semakin dia membenci kita." Hansen berkata sambil mengerutkan alis.

"Ya, wilayah Jendral Blues yang dilewati Jilson Lee adalah wilayahku, Kapten Winni tidak kompeten, ada ratusan ribu orang tapi tidak bisa menghalangi Jilson Lee, aku ingin mendapatkan kembali kekuatan militerku, daripada membiarkan Kapten Winni mengambil alih anak buahku, lebih baik aku sendiri yang memerintah anak buahku akan lebih aman." Jendral Kahn berdiri ingin meninggalkan barak.

"Feri, kamu harus membayar nyawa semua keluargaku!" Jendral Blues masih mengarahkan pistolnya ke Feri dan berteriak.

"Ada Kapten Winni yang membantumu memimpin pasukan, setidaknya tidak akan sebodoh kamu, 40.000 tentara berada di genggaman Jilson Lee, dan keempat anak Jendral Blues yang ditangkap oleh Jilson Lee dibawa pergi olehnya. Setidaknya Kapten Winni membantu kalian memimpin pasukan, sampai saat ini dia tidak kehilangan banyak pasukan, dan kalian tidak punya cukup kekuatan untuk melawan Jilson Lee.” Feri tertawa tiba-tiba berdiri dari kursinya. Dia meraih tangan Jendral Blues, dan membantunya menarik pelatuknya.

*suara tembakan* peluru menghantam dahi Feri begitu keras, tiba-tiba terpental keras kesamping seperti menghantam baja.

Kemudian seluruh tubuh Feri meledak dan mengeluarkan energi api merah, awalnya tubuhnya besar dan tinggi dengan cepat melonjak, berubah menjadi raksasa dengan cahaya merah menyala dan retakan. Feri melihat Jendral Blues dan Hansen dengan sepasang mata merah tersenyum menyeringai.

Jendral Kahn baru saja akan meninggalkan barak dengan membawa orang-orang, kemudian dia ditodong dengan senapan otomatis oleh sekelompok besar tentara dan dipaksa kembali ke barak.

"Ketika ada narkoba maka akan ada keserakahan, ketika ada keserahakan maka akan ada kejahatan, ketika ada kejahatan baru akan ada perang dan perkelahian, dengan begini baru ada keuntungan bagi kami tentara bayaran. Kalian Golden Triangle Segitiga Emas dapat hidup dengan menjual makanan saja, tetapi bagaimana dengan kami tentara bayaran yang bergantung pada peperangan untuk bertahan hidup? Amerika Utara adalah pemimpin di seluruh dunia, bukankah itu hal yang sama, mereka menggunakan peperangan di berbagai negara untuk mendapatkan uang?"

"Kapten Winni memberikan perintah, kalian Tiga Panglima Militer terlalu tidak kompeten, jadi kami memutuskan meminjam kekuatan militer kalian untuk sementara sampai kami dapat mengalahkan Jilson Lee. Jilson Lee kejam dan tidak memiliki hati baik, kita harus mengalahkan Jilson Lee demi membalaskan dendam keluarga Jendral Blues. Setelah Jilson Lee kalah, kalian Tiga Panglima Militer dapat terus menjual narkoba. Selama ini kalian telah berada dalam kegelapan seumur hidup, masih ingin menjual makanan seperti pengusaha? Mengapa tidak mengambil kaca dan bercermin, apakah mereka dapat dianggap melakukan bisnis."

Feri sambil tertawa sambil berjalan menuju Tiga Panglima Militer dengan kasar.

“Bunuh dia!” Ekspresi wajah Tiga Panglima Militer berubah drastis, Jendral Kahn dan Hansen secara bersamaan menarik pistol mereka dan menembak Feri, para tentara segera menembak Feri dengan senapan mesin ringan.

“Hahaha!” Feri hanya mengeluarkan tawa menghina, berjalan menuju ke arah mereka menghadapi peluru yang datang…………

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu