My Goddes - Bab 553 Pengiriman Pasukan Secara Resmi

Saat ini, Jasper, Axel, Adelio, Gavin, Daffin, Farel, Dragon dan Rendra, Erick, George, Peniel, Ryan semuanya terkejut.

Janita tidak menyangka kalau Jilson Lee akan tiba-tiba memaki orang, setelah terkejut beberapa saat, dalam hatinya ternyata merasa agak membaik.

Karena Jilson Lee sudah menyelamatkan mereka, dari setelah Jilson Lee menyelamatkan mereka, orang-orang ini tidak hanya tidak mengucapkan kata terima kasih apapun, tetapi setiap hari malah masih secara diam-diam menduga-duga kebaikannya Jilson Lee, saat ini mereka mengira kalau dia diam-diam ada hubungan dengan Feri, dan dicurigai sedang berpura-pura bertarung.

Terus terang saja, orang-orang ini memang agak kekurangan moral.

Disini adalah pasukannya Jilson, bawahannya mereka sendiri semuanya sudah musnah, ada hal apapun itu semunya bisa dibicarakan disini.

Dan Rendra dan juga Erick mereka berdua juga adalah orang penting dan terkenal di China, mendengar perkataan Jilson, Rendra sudah tidak bisa menahan lagi dan memukul meja karena marah, “Jilson, perkataanmu benar-benar agak terlalu keterlaluan!?”

“Bocah Jilson, kamu terlalu kejam!” Erick juga memukul meja dan berdiri.

“Sialan, pasukan militer kalian sendiri yang sudah kalah dalam bertarung dan kalian masih memiliki muka? Apa yang dikatakan Kak Jilson benar, ini adalah kelompok pasukan militer kita, kalau kalian merasa tidak nyaman disini atau merasa luka kalian sudah sembuh, kapanpun senyamannya kalian kalau merasa tidak senang bisa langsung pergi!”, teriak Tuan Muda Ben kepada semua geng Rendra, sambil segera berdiri.

“Jilson, kenapa kamu bisa berkata seperti ini?”, kata Jasper dengan tidak senang, dan sambil melihat Jilson dengan ekspresi wajah tidak senang.

“Ketua Jasper, kalau kamu melihatku dengan pandangan tidak enak seperti itu kamu juga pergi saja.“, kata Jilson.

“......” sorotan mata Jasper tercengang......

“Dan kamu, kita masih mengira kalau kamu ada di pihak kita, tapi setelah dilihat-dilihat ternyata kamu tidak dipihak kita. Kalau dari awal aku tahu kamu membantu orang asing berbicara, pada saat itu seharusnya aku tidak membawamu untuk ikut berpartisipasi dalam Kompetisi Seni Bela Diri,.” Jilson menatap Ryan Liu sekilas, lalu berdiri sambil keluar dari ruang pertarungan.

“Orang asing!” Tidak hanya Jilson yang melihatnya dengan tidak senang, tetapi Tuan Muda Ben, Leo, Susi, Ardham, Roy, dan Davis juga melihat Ryan Liu dengan tidak senang.

Orang seperti apa Jilson?

Orang yang memiliki dendam.

Asalkan ada orang yang menyinggungnya, dia pasti akan membuatnya terluka dengan parah.

Dan sebelumnya dia terus mengagumi Ryan Liu, dan ada maksud untuk mendukung Ryan Liu, tapi tidak disangka ternyata Ryan Liu di saat krisis malah membantu orang asing berbicara, ternyata demi sebuah keadilan dia berdiri di pihak Rendra, dan Rendra merasa dirinya sendiri sudah berkuasa, lalu menghancurkan lima puluh ribu pasukan militer.

Kuno, pendiam, bermartabat, membantu pihak yang masuk akal bukan membantu pihak karena kerabat, orang seperti ini tidak sedikit.

Jilson bukanlah seorang pahlawan yang selalu benar, yang dia suka adalah membantu sesama kerabat bukan membantu pihak yang masuk akal, sekarang semakin melihat Ryan dia semakin merasa tidak senang. Menolong Ryan dan mereka selama tujuh hari ini, selama tuju hari ini dia terus tidak bersedia untuk bertemu dan bertukar ilmu dengan mereka, dan sekarang mereka ternyata malah mencari masalah, Jilson memutuskan untuk tidak mempedulikan masalah orang-orang ini.

Dia tidak keberatan kalau mengusir pergi sisa-sisa pasukan ini ke kamp besar, dan menyuruh mereka untuk memusnahkan Winni yang sedang bergegas datang dari Klan Keluarga Kelima.

“Ketua, Jilson ini benar-benar sombong.” Axel dan Jilson juga adalah musuh bebuyutan, setelah berada di dalam ruangan pertarungan beberapa saat, dia sambil berpikir dan sambil marah berkata kepada Jasper.

“Kak Jilson, amarahmu yang barusan tadi itu sangat keren, beberapa hari ini aku terus tidak senang melihat mereka, tidak disangka kamu akan tiba-tiba memarahi mereka barusan, bahkan ternyata seorang ketua Organisasi Immortal juga kamu maki, dan makiannya itu benar-benar sangat keren.”, kata Tommy kepada Jilson yang menyanjungnya, sambil mengikutinya, di luar ruang pertarungan.

“Terus tidak bersedia bertemu dan bertukar ilmu dengan mereka, tidak disangka sekarang malah ingin ikut campur dalam perang pasukanku. Ini karena emosiku enam bulan terakhir ini bagus, kalau dulu aku pasti sudah menggantikan hokum militer untuk menghukum mereka.”, kata Jilson dengan dingin, sambil berjalan keluar dari ruangan.

“Kak Jilson, yang kamu bilang itu benar, orang-orang ini memang tidak mengerti cara berperang sama sekali, mereka hanyalah sekelompok pembuat onar, kalau menyuruh mereka untuk ikut berpartisipasi di bagian dalam kita, mungkin kita akan berubah menjadi kacau. Memang sudah benar langsung memaki mereka, dan mendorong mereka keluar ke inti bagian luar kita, sisa-sisa tentara yang kalah memang terlihat seperti sisa tentara yang kalah, tinggal makan dan minum beberapa hari di tempat kita, ternyata sudah membuat dirinya sendiri menjadi seorang tokoh utama.“, kata Tuan Muda Ben yang sekilas juga menyadari isi pemikiran mereka.

Alasan mereka menunggu kepulangan Jilson, dan sekali melihat Jilson langsung bertanya mengenai apa yang dia lakukan beberapa hari ini, ini sangat jelas kalau mereka ingin ikut campur dalam pasukan militer mereka.

“Tapi, bukannya tidak bagus kamu memaki mereka seperti ini? Bagaimanapun juga Jasper adalah ketua dari Organisasi Immortal, Erick dan Rendra mereka berdua adalah Master Tingkat Dewa Lanjutan, terlebih lagi George dan Peniel yang akan menjadi Master Dewa Tingkat Puncak, aku khawatir mereka akan bertindak bodoh, dan membuat masalah di kamp militermu.”, kata Janita setelah berpikir sejenak.

“Kalau mereka berani membuat masalah, aku tidak akan keberatan untuk mengeksekusi mereka di tempat.” Jilson tersenyum, sambil membuka markas kamp militer sederhanya sendiri.

Seluruh lampu di markas kamp militer ini terbuka, Jilson sudah menyuruh semua orang untuk menarik kabel, untuk mesin yang terus digunakan sebagai pemasokan listrik.

Sambil duduk di markas, Jilson melihat semua orang dan berkata, “Winni sedang dalam perjalanan ke sini, dia adalah tokoh yang tidak bias kita anggap enteng begitu saja, taktik berperangnya jenius, kita harus membunuh satu atau satu lebih pasukan panglima perang sebelum dia tiba.”

“Mulai besok, kita akan mulai menyerang pasukan Jendral Blues terdekat, Roy, aku perintahkan kamu untuk menjadi jendral pelopor pasukan, yang membawa sepuluh ribu pasukan bersenjata, dan Sandra akan menjadi wakil jendralmu, yang bertanggung jawab untuk membantumu.”

“Baik.” Roy menganggukkan kepala.

“Tuan Muda Ben memimpin lima ratus Pasukan Pengintai Terbaik, yang sebagian besar bertanggung jawab untuk mengawasi medan perang terdekat, dan kondisi penyerangan, Zoony sebagai wakil.”, kata Jilson.

“Baik.” Tuan Muda Ben memberi hormat militer, Zoony sambil berpikir sambil memberikan hormat militer juga dengan sungkan.

“Leo dan Cheary menjadi penembak jitu dengan mengikuti para tentara, dengan memimpin total lima ratus orang.”, kata Jilson.

“Baik.” Leo yang melihat Janita sekilas, dalam hatinya merasa sedikit kecewa.

“Ardham dan Jessy memimpin total lima ratus orang, menjadi peledak bom dengan mengikuti para tentara, sebagian besar pekerjaannya adalah membersihkan ranjau, mengatur bom, menyerbu ledakan, melakukan serangan senjata di posisi musuh.”, kata Jilson.

“Baik.” Ardham dan Jessy menganggukkan kepala.

"Susi, aku, Janita, Navier, Susi dan Navier masing-masing memimpin lima ratus orang yang menjadi serangan penembak tiba-tiba, dan berangkat bersama dengan tentara, aku dan Janita akan bertanggung jawab membantu Roy dan Sandra, mengikuti kalian menghancurkan pasukan panglima perang, sekalian kita kembali ke kamp besar bertugas bersama Davis, Linda, ini adalah pertama kalinya Roy menjadi jendral pelopor pasukan yang membawa para pasukan berperang, aku hanya pernah membawanya sekali berperang. Roy, kamu ingat semuanya kan bagaimana melakukan peperangan kali ini, setelah ini kamu adalah pelopor pasukan kita, yang secara khusus akan membersihkan seluruh halangan musuh-musuh yang ada di depan kita, aku akan lebih fokus untuk melatihmu, melatihmu sampai menjadi seorang komandan militer yang berbakat.", kata Jilson.

"Baik." Roy mengerutkan kening, sambil mengangguk sekali lagi.

"Baiklah, rapat hari ini sudah selesai, kita semua untuk sementara waktu kembali ke kamar dan beristirahat dulu, besok akan berangkat pagi jam tiga." Jilson menyalakan sebatang rokok, sambil berjalan ke arah samping ranjang, dengan mengenakan sepatu bot dan baju militer berbaring di atas ranjang.

"..............." Tuan Muda Ben dan Roy saling bertatap-tatapan, kedua orang itu tidak langsung pergi, dan malah saling mendorong menyiku satu sama lain, karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

"Kenapa masih belum pergi?" Jilson mengerutkan kening sambil melihat mereka.

"Itu yang, kak Jilson, pasukan perang kita pas sekali sudah tujuh orang, dan memang dari awal kita tidak pernah menggunakan Tim Pendekar Wanita Gangnam, tapi karena mereka adalah pasukan kita, mereka dijadikan sebagai wakil untuk membantu kita juga tidak apa-apa. Itu apa, bisakah gantikan wakil untukku, si Sandra wanita itu tidak suka berbicara, kita berdua bersama juga tidak berbicara satu sama lain, tolong gantikan aku Zoony, dia banyak berbicara, aku ingin satu kelompok dengannya. Dan juga Roy, kamu juga tahu kan, dia terus menyukai Ryna, bisakah menambahkan Ryna ke dalam pasukan, dan membuat Ryna melihat adegan Roy yang begitu menakjubkan memimpin peperangan sambil membawa para pasukan untuk berperang? Kak Jilson kamu begitu baik dengan kita, anggap saja sebagai perantara perjodohan Roy untuk mendapatkan pernikahan yang baik.", kata Tuan Muda Ben dengan canggung, sambil tersenyum dengan paksa.

"Kali ini kita akan berperang, apa menurutmu aku sedang memberikan perjodohan pernikahan untuk kalian?" Jilson menatapnya dengan tatapan dingin.

"..............." Tuan Muda Ben dan Roy langsung mundur dua langkah ke belakang.

Meskipun Jilson biasanya adalah orang yang sangat ramah, dan tidak peduli mereka semua mau bercanda seperti apa kepadanya dia tetap tidak marah, diantara mereka tidak ada hubungan atasan dan bawahan, hanya ada hubungan pertemanan yang sangat dekat, tapi kalau Jilson sudah marah, mereka semua akan takut kepada Jilson.

"Keluar!" Jilson menatap dengan tatapan yang semakin lama semakin dingin.

"..............." Tuan Muda Ben tidak berani berbicara omong kosong lagi, bahkan langsung bergegas pergi keluar dengan Roy.

……………………

Hari kedua jam tiga pagi, pasukan masal sepuluh ribu militer Roy sudah berkumpul, Leo, Tuan Muda Ben, Susi Ardham, setiap orang masing-masing memimpin lima ratus pasukan, Janita, Sandra, Zoony, Cheary, Jessy, Navier, sebagai wakil jendral bersama dengan tentara, Tommy juga mengenakan pakaian muda dan cakap yang rapi, menunggang kuda hitam di sebelah Jilson, dengan ekspresi yang sedikit bangga.

Di saat semua orang sedang memeriksa jumlah kehadiran orang dan bersiap untuk menyerang pasukan Jendral Blues, mereka melihat Jasper, Rendra, Erick, Abraham dan yang lainnya muncul lagi di hadapan mereka.

"Apa yang kalian lakukan?" Kemarin perkataan mereka sudah menyinggung perasaan Jilson, Jilson yang sekali melihat mereka langsung merasa tidak senang.

"Jilson, saat datang kesini kita sudah diatur dengan baik oleh Departemen Militer, kalau Feri ini akan kita serang bersama, siapa yang bisa menang dari Feri, dia lah yang menjadi pemimpin seni bela diri, saat ini meskipun pasukan kita sudah dikalahkan oleh Tiga Panglima Militer, tapi kita adalah satu pasukan, kalau kalian ingin menyerang pasukan Feri kalian harus membawa kita, kalau tidak berarti kalian ingin memonopoli kerja sama ini!" Abraham juga sudah tidak berbasa-basi lagi, dan langsung berbicara terus terang.

"Meskipun kalian tidak membawa kita, kita juga akan mengikuti kalian, kamu tidak ada hak untuk tidak membawa kita dan menikmati semua kerja sama ini sendirian." Jojo menatap Jilson dengan kedua tatapan yang sangat kuat.

"Terserah kalian." Jilson adalah orang yang tidak suka berbicara omong kosong, dia tidak peduli dengan pasukannya Rendra, dan langsung memerintahkan Roy untuk membawa pasukan besar berangkat.

”Mari kita lihat bagaimana Jilson dan Jendral Blues berperang." Abraham dan Jojo, Yansen dan yang lainnya semuanya saling menandang, dengan wajah menyeringai.

Mereka semua menantikan kekalahan Jilson.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu