My Goddes - Bab 113 Bosku Ingin Bertemu Denganmu

“Bajingan, apakah kamu gila?” Kota Gambir, keluarga Deni Han, seorang pria paruh baya menunjuk Deni Han dan memarahinya: “Apakah kamu benar-benar berpikir keluarga kita kaya? Kenapa kamu membeli pispot kuno seharga empat miliar, dengan menjual mobilmu ke tempat lelang?”

“Ayah, ini adalah pispot kuno yang digunakan Kaisar Qianlong!” Deni Han berkata dan dengan erat memegang peninggalan budaya di tangannya.

“Kita tidak membutuhkan pispot kuno yang digunakan oleh Kaisar Langit!” Seorang paruh baya marah.

“Mengumpulkan barang antik adalah kebiasaan orang kaya, orang lain melakukan apa, keluarga kita juga ikut orang lain melakukan apa, apakah kita sebanding dengan orang lain? Ayahmu ini membuka pabrik, semuanya hanya sewaan, setiap tahun pemasukan pabrik harus diberikan setengahnya kepada orang lain untuk membayar sewa. Dan masih harus membeli barang dan bahan, membayar upah pekerja, membeli vila, dan mobil bagus, apakah itu bukan uang? Tahun ini mendapatkan pemasukan sebanyak dua puluh miliar, aku masih menunggu sisa uang untuk menyewa pabrik lagi, kamu dengan senang hati, menghabiskan uang sebanyak empat miliar hanya untuk pispot kuno ini, kamu gila?”

“Bagus, kamu simpan saja pispot kuno ini, aku tidak akan menebus mobilmu, aku pikir kamu sudah dewasa, dan memberimu uang sebanyak dua miliar untuk disimpan, aku pikir kamu bisa tahu cara berinvestasi dalam proyek apa pun yang bagus. Aku tidak peduli, akan menjadi apa kamu kedepannya, kamu lakukan saja, apa yang kamu suka. Kamu sudah dewasa, aku tidak akan menghajarmu atau memarahimu, aku sudah terbiasa dengan kamu, kamu pergi saja, pergi dan hiduplah sendiri.” Semakin orang setengah baya berbicara, dia semakin terbawa suasana, dan semakin sakit hati, melihat pispot kuno di tangan Deni Han, dirinya sangat marah sehingga dia mengusir Deni Han dari rumah.

Malam ini, Deni Han terpaksa melakukan lelang malam ini, tetapi dia mendapatkan harga yang sepadan.

Diusir oleh ayah keluar dari Vila, dia memegang pispot kuno di tangannya, dan dirinya tidak bisa berkata apa-apa.

Sialan…

Setelah berpikir-pikir, Deni Han pergi ke bar terdekat untuk minum.

Sebenarnya Deni Han tidak punya banyak uang, demi membeli pispot kuno ini, dia menghabiskan uang sebanyak dua miliar dari investasi ayahnya dan menggadaikan Porsche barunya ke pelelangan.

Saat ini, Deni Han hanya punya dua ratus ribu. Ayah sangat marah, diperkirakan ayahnya tidak akan memberinya uang dalam waktu dekat ini.

Tidak diduga, Fendi sudah berkembang, barang yang ada di tangannya seharga enam triliun. Dan Deni Han hanya bisa membeli pispot kuno seharga empat miliar, jika dibandingkan dengan Fendi bagaikan langit dan bumi.

Semakin Deni Han memikirkannya, dia semakin marah, dan dia langsung meneguk tiga botol bir.

Harga bir di bar ini tidaklah murah, satu botolnya seharga tiga puluh ribu, jika dirinya minum dua botol lagi, dia khawatir dirinya tidak bisa keluar dari bar.

Tiba-tiba, ada yang terlintas di benaknya.

Demi membeli pispot kuno, dia menghabiskan uang sebanyak empat miliar. Dan Fendi membeli besi karat senilai enam triliun, dia pasti sudah tidak punya banyak uang sekarang, kan?

Dia dan Fendi tidak jauh berbeda?

Pispot kuno yang ada ditangannya ini, pernah digunakan oleh Kaisar Qianlong, memiliki nilai sejarah, sebelumnya, ada seorang pria kaya yang menawar pispot kunonya seharga tiga koma delapan miliar, dia masih bisa menjualnya. Dan besi karat yang dibeli Fendi, bisa dikatakan hanya sepotong besi yang rusak, tidak tahu ada nilai apa di besi itu. Mungkin dia benar-benar membeli sepotong besi yang rusak, pada saat ini, dia sudah kehilangan semua uangnya.

Benar…

Memikirkan ini, Deni Han menunjukkan senyum sinis di wajahnya.

Sekarang dia sudah menghabiskan uang sebanyak empat miliar saja sudah sangat menderita, diperkirakan Fendi menghabiskan uang sebanyak enam miliar lebih menderita daripada dirinya. Enam triliun, Deni han tidak bisa membayangkan, seberapa banyak uang itu.

Ini benar-benar gila!

Semakin dipikir, dirinya semakin bahagia, Deni Han langsung tersenyum.

Tiba-tiba, Kak Bion masuk ke dalam bar dengan membawa beberapa pria kekar, ketika dia melihat Deni Han, Kak Bion dan beberapa pria kekar menariknya keluar dari bar. Ada banyak orang di luar bar, melihat begitu banyak orang, Deni Han terkejut dan ketakutan, dia segera melindungi pispot kuno yang ada di lengannya agar pispot kunonya tidak rusak.

“Bajingan, beraninya kamu menganggu Jilson, apakah kamu bosan hidup. Aku dengar sebelumnya kamu sangat sombong, Kak Jilson sedang dalam perasaan yang tidak biak, itu semua karena kamu, kami sudah memutuskan dalam enam bulan ke depan, kami akan mengajarimu satu hari sebanyak tiga kali, pagi, siang, malam, untuk memberi tahu kamu konsekuensi dari kesombongan!” Kak Bion dan yang lainnya terus-menerus menabrak tubuh Deni Han.

“Kak Bion, kak Bion, aku salah, siapa Jilson? Kenapa kalian begitu membantunya? Kenapa kalian mencari aku?” Deni Han ditendang hingga tersungkur ke tanah, tubuhnya penuh dengan luka.

“Bajingan, siapa yang tidak kenal dengan Jilson, masih berani membuat kekacaun di Kota Gabir? Apakah Kamu kenal Angga? Jilson sudah menggantikan posisi Angga sekarang, dia orang terkaya dan preman besar di kota Gambir. Kekuatannya berada di luar imajinasimu. Menghabiskan uang sebanyak enam triliun, dalam sekejap dia bisa mendapatkannya kembali. Kota Gambir ini adalah daerah kami, dan orang-orang kami lebih baik daripada polisi, apakah kamu pikir kami tidak dapat menemukanmu, saat kamu bersembunyi di sini?” Tanpa ampun Kak Bion langsung menendang Deni Han, dan mambuat Deni Han jungkir balik.

“Bajingan, beraninya mengganggu Tuan Jilson, apakah kamu bosan hidup!” Yang lainnya juga menendang Deni Han dan berteriak padanya.

Setelah sekelompok besar orang memukul Deni Han, merasa sudah puas, mereka meninggalkannya di luar bar.

Baru berjalan beberapa langkah, Kak Bion menunjuk ke arah Deni Han dan berkata: “Ingat, dalam enam bulan ke depan kami akan terus memukulimu, tiga kali sehari, pagi hari, siang, dan malam, dan besok pagi kami akan mendatangimu, jika kamu tidak mau dipukuli, jangan keluar dari rumah!”

… Deni Han terbaring di tanah sambil menahan sakit.

Sepuluh menit kemudian, Deni Han perlahan-lahan mencerna identitas Jilson sebagai preman terbesar di kota Gambir. Dia tidak pernah menyangka bahwa Jilson yang selalu diganggu olehnya selama lebih dari sepuluh tahun, sudah menjadi preman terbesar di kota Gambir. Pertengkaran, memberinya pelajaran, dia tidak perlu turun tangan sendiri.

Dia dipukuli dengan sangat menyedihkan, jasnya robek, berdebu, wajahnya memar, dan hidungnya berdarah.

Kepikiran bahwa dirinya akan dipukul besok pagi, dia merasa ketakutan.

Fendi yang dari kecil sampai dewasa diintimidasi olehnya, kini sudah berubah drastis, sampai ke titik di mana dia tidak bisa melihat ke atas. Sekarang Fendi ingin membalas dendam dengannya, apa yang harus dia lakukan kedepannya?

Acara lelang, uangnya hilang, mobilnya hilang, dan dia mengalami bencana.

Kedepannya, dia benar-benar sengsara.

Setelah dia memulihkan dirinya dengan berbaring di tanah, sekelompok mobil Mercedes Benz tiba-tiba datang dan langsung berhenti di depannya.

Dari dalam mobil Mercedes Benz keluar sekelompok anak muda berjas, salah satu pemimpin dari mereka menatap Deni Han dengan murung.

“Siapa kalian? Apa yang ingin kalian lakukan?”

Deni Han baru saja dipukuli, tubuhnya penuh dengan luka, dan dirinya masih ketakutan. Melihat pria muda itu menatapnya dengan acuh tak acuh, dia merasakan semacam firasat buruk di dalam hatinya.

“Bosku ingin bertemu denganmu.” Pria muda itu menatapnya dengan murung, dan suaranya sedikit tegas.

“Bosmu? Siapa bosmu?” Deni Han terkejut.

“Jilson, pemimpin Pasukan Teanokobe.” Pria muda itu berkata.

“Jilson? Fendi? Bukankah dia baru saja memukulku? Kenapa masih mencariku? Bukankah besok pagi dia ingin memukulku?” Deni Han tiba-tiba terdiam, dengan mulut terbuka lebar, dan hampir menangis.

“Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.” Wajah pemuda itu tidak ada ekspresi, dia meraih tangan kanan Deni Han…

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu