My Goddes - Bab 1132 Mempersulit Kamu

beberapa pemimpin besar berkumpul di bangunan Tsinlau untuk mengambil keputusan. tidak lama kemudian, Jilson pun tiba. mereka semua menolak segala permintaan yang Jilson minta, mereka bahkan memaksa Jilson untuk menaati segala peraturan yang ada di sini. jika tidak, maka mereka akan memulai peperangan dengan Jilson.

lagipula mereka sudah memiliki tim pasukan terhebat di dunia dewa ini dan setiap pasukan sudah memiliki senapan. mereka sudah melatih kemampuan berperang mereka selama satu bulan dan para pasukan sudah layak untuk bergabung di dalam peperangan.

mereka masih tidak tahu kalau pihak Jilson sudah merakit tank dan dalam waktu setengah bulan lagi, maka puluhan tank akan siap dirakit.

"jangan keterlaluan, cukup mengusir dia ke kota Haozhou saja. lagipula kita tidak perlu mengurusi wilayah Haozhou. sebenarnya ini juga merupakan hal baik jika menyuruh dia unutk membantu kita dalam mengurus Haozhou." kata raja Jing.

"tidak, kita harus mempersulit dirinya!" kata beberapa pemimpin lainnya.

"baiklah..." raja Jing hanya bisa menganggukkan kepalanya.

bagi raja Jing, dia tidak lagi memiliki niat untuk berperang dengan Jilson setelah mendapat arahan dari raja Antartika. bagaimana pun, berdamai merupakan jalan terakhir yang paling baik untuk raja Jing dan ini juga tidak mempermalukan dunia dewa. raja Jing sendiri juga merupakan pemimpin pasukan di dunia dewa ini, meskipun nantinya peperangan ini diberhentikan, dia tetap saja merupakan seorang pemimpin. jika peperangan ini diteruskan, dia mungkin saja akan merasakan kerugian yang besar dan sebaliknya raja Khu dan kelima keluarga besar yang dulunya sudah merasakan kerugian besar akan kembali bangkit jika mereka berhasil memenangkan peperangan ini. di saat yang bersamaan, mereka mungkin saja akan menelan semua harta yang Jilson miliki.

jika itu terjadi, kedudukan raja Jing akan sama dengan mereka semua dan dirinya tidak dapat mengambil lebih keuntungan yang ada.

meskipun semua orang tahu jelas kalau raja Jing tidak berniat melanjutkan peperangan ini, namun mereka juga tidak berani membuat kekacauan karena di saat seperti ini, berada di bawah naungan raja Jing sangatlah aman.

dalam waktu yang sangat cepat, para bawahan Jilson juga telah tiba.

orang yang menghadiri negosiasi kali ini tidaklah banyak. kedua belah pihak tidak diperbolehkan membawa terlalu banyak bawahan. di pihak raja Jing terdapat raja Khu, Joko, Melvin, Danni, pemimpin keluarga Helan, pemimpin keluarga Song dan juga pemimpin keluarga Yang. di pihak Jilson terdapat Leo, Susi, Ardham, tuan muda Ben, Roy dan Davis.

di sisi lain terdapat raja Antartika yang bertugas untuk menjadi penengah diantara mereka dan di saat yang bersamaan dia akan menjadi penasehat bagi kedua belah pihak.

sebagian dari rim pasukan mereka berada di bagian utara kota Mengzhou dan sebagian lainnya berada di bagian selatan kota Mengzhou.

jika kedua belah pihak tidak berhasil bernegosiasi, maka mereka akan segera mendatangkan pasukan mereka.

Jilson telah membunuh Petrus, raja Hong dan juga pemimpin keluarga Yang, Melvin, Joko dan pemimpin baru keluarga Yang merasa begitu geram akan hal ini.

melihat Jilson menampakkan diri dengan wajah yang tenang, mereka sangat ingin memotong tubuh Jilson dan memakannya dengan sadis.

"apakah pria senior itu adalah raja Antartika? aku sudah pernah mendengar namamu pada zaman dahulu, salam hormat dari junior seperti aku." kata Jilson dengan penuh hormat. setelah melihat keberadaan raja Antartika di sana, Jilson segera mengangkat kedua tangannya ke arah raja Antartika sebagai tanda hormat.

"Jilson Lee, salah satu pemimpin tentara bayaran terhebat di dunia manusia. setibanya di dunia dewa, dia langsung mengalahkan organisasi Yongan. setelah itu, dia memiliki hutang kepada keluarga Song sebanyak 1,8 juta tael emas dan dia tidak membayar hutangnya itu. hal ini membuat keluarga Song merasakan kerugian yang besar hingga membuat kota Tianzhou bahkan dunia dewa menjadi kacau balau. siapa sangka Jilson yang terkenal akan sadisnya itu merupakan seorang pria muda yang terlihat suci seperti ini. kamu bahkan lebih hebat dari Kido yang hidup di 300 tahun yang lalu." kata Raja Antartika sambil tersenyum.

"pujian dari senior terlalu agung, aku sudah hidup setengah abad dan sudah bukan merupakan pria muda lagi. sebenarnya alasan aku mengacaukan dunia dewa ini sangatlah sederhana, yaitu aku ingin mendapatkan hormat dari para pemimpin yang ada di sini dan memiliki kedudukan tinggi di dunia dewa." kata Jilson sambil tersenyum.

"meskipun aku sudah lama tidak muncul di dunia dewa ini, namun aku tetap saja memiliki kekuasaan di dunia dewa ini. raja Jing adalah muridku dan beberapa keluarga besar lainnya juga tetap akan menghormati diriku. jika tidak ada masalah lain, maka serahkanlah semua senjata yang kalian bawa dan akan di simpan oleh muridku terlebih dahulu." kata raja Antartika sambil tersenyum.

"siapa yang bisa menjamin kalau kamu bukan merupakan bagian dari mereka? bagaimana kalau nantinya kamu menyerang kami dengan segala cara yang telah kamu persiapkan terlebih dahulu di kota Chuzhou ini?" kata tuan muda Ben dengan nada yang mencurigai.

"jangan bersikap tidak sopan." kata Jilson sambil mengerutkan keningnya.

Jilson melihat bagian dalam bangunan Tsinlau tersebut, terlihat beberapa pemimpin sedang duduk sambil menatapnya dengan tatapan yang dingin. di dalam sana juga terdapat puluhan bawahan dewa yang berbaju putih, penampilan mereka tidaklah beda jauh dengan raja Antartika. mungkin mereka merupakan murid dari raja Antartika. tidak perlu menyaksikan kemampuan mereka dengan mata, mereka sudah bisa merasakan aura dari para bawahan dewa itu ketika berdiri di luar bangunan. setiap bawahan memiliki kemampuan tingkat dewa.

saat ini, Jilson sudah memberikan pil kepada timnya dan mereka semua sudah menjadi master tingkat dewa menengah. jika mereka benar-benar memulai kerusuhan di bangunan Tsinlau ini, mereka semua juga memiliki ketahanan tubuh yang cukup untuk melawan raja Jing maupun raja Khu.

"serahkanlah semua senjata yang ada." kata Leo kepada tuan muda Ben.

Leo lalu meletakkan senapan api di atas meja dan kembali meletakkan sebuah senapan air yang telah ia rakit ulang. setelah itu, dia mengeluarkan dua buah pistol, delapan buah klip peluru, dua buah bom asap, dua buah bom peledak, delapan buah granat, enam pisau kecil dan satu pedang besar.

"banyak juga senjatanya....." kata para pemimpin yang sudah duduk di dalam bangunan Tsinlau.

saat ini, Ardham melepas pakaian militernya dan terdapat sebuah bom waktu dengan indikator lampu berwarna merah di dalam pelukannya. selain itu, terdapat juga bom dengan remote kontorl dan juga bom intensitas yang tinggi. dia meletakkan semua itu di atas meja dan hal itu membuat seluruh pemimpin besar di sana berkeringat dingin.

setelah itu, Ardham kembali mengeluarkan dua buah bom biasa dari tubuhnya, dua buah pistol dan juga dua buah pisau angin guntur yang telah ia rakit ulang.

senjata yang dimiliki tuan muda Ben tidaklah banyak, hanya terdapat sebuah pistol emas, 12 klip peluru, bom asap, granat, bom kilat dan juga rompi pelindung tubuh dengan ribuan jarum perak di dalamnya. selain itu, terdapat juga pedang awan merah yang telah ia rakit ulang beserta sebuah pisau emas.

senjata yang dimiliki ketujuh orang itu tidak muat di atas meja tersebut. senjata yang dimiliki Roy sudah memenuhi setengah dari meja tersebut.

ketika Jilson dan enam orang lainnya menyerahkan semua senjata mereka, para bawahan dewa pun menelan liur setelah melihat tumpukan senjata yang ada di depan mereka itu.

tetap tentara bayaran dunia manusialah yang paling hebat.

"kalau begitu, mari kita mulai bernegosiasi." kata Jilson di depan para pemimpin tersebut sambil tersenyum.

Leo menghidupkan sebatang rokok sambil menatap para pemimpin dengan tatapan dingin.

"apakah kalian memiliki permintaan atas perjanjian damai kali ini?" kata Melvin sambil menatap erat kedua mata Jilson.

"kamu boleh mengatakan pemintaan kamu terlebih dahulu." kata Jilson sambil tersenyum.

"kamu dulu." kata Melvin.

"tidak, kamu dulu." kata Jilson sambil menghidupkan sebatang rokok.

"baiklah, kalau begitu aku tidak akan bersikap segan!" kata Melvin.

"silahkan." Jilson tersenyum.

"kalian boleh berdamai dengan kami, namun silahkan bunuh semua pasukan milikmu dan juga putuskan semua urat yang ada di kedua tangan dan kakimu. setelah itu, hancurkan kedua matamu, putuskan lidahmu dan rusaklah pendengaranmu. setelah itu, berlututlah di depan kami hingga kami memenggal kepalamu dan menggantungnya di atas kota Tianzhou selama seribu tahun lamanya. dengan begitu, kami akan memikirkan apakah kami harus memaafkanmu atau tidak." kata Melvin tanpa berpikir jelas.

"........." setelah mendengar itu, semua orang yang ada di sana.............

"pft!!!" raja Jing yang sedang minum itu langsung memuntahkan air dalam mulutnya.

"raja Antartika, apakah Melvin tidak keterlaluan?" Jilson juga merasa terkejut dan dia segera menatap raja Antartika dengan tatapan yang penuh kasihan.

".........." raja Antartika........

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu