My Goddes - Bab 226 Apakah Ardham Kalah?

“Aku harus menyelesaikan dia secepat mungkin...”

Robert tahu bahwa Ardham memiliki banyak penggemar, selain itu sangat keras, agar tidak dibenci oleh ribuan penggemar fanatik Ardham di arena kompetisi, Robert menyatukan tangannya dan berkata kepada Ardham dengan sopan: “Tuan Ardham, sebenarnya faksi Shaolin kami tidak menyimpan dendam dengan aula perak kalian, kami hanya membenci Jilson, putra dari keluarga Lu di kota Gangnam. Jilson telah menewaskan dua orang kakak seperguruan dari faksi Shaolin kami, Yongki dan Justin. Dia juga menyita properti keluarga Hendro, Keluarga Hong sebenarnya adalah cabang dari faksi Shaolin kami. Kami harus memberi Jilson beberapa pelajaran.”

“Tangan dan kaki tidak ada mata, jika seranganku tidak sengaja melukaimu, kuharap kamu jangan membenciku, tunggu setelah kami mengalahkan Jilson, faksi Shaolin kami tentu akan meminta maaf kepada keluarga Lei kalian, jika kamu sudah siap, ayo bertarung denganku.” Robert menatap Ardham dengan sepasang mata yang tenang, dan tersenyum kepada Ardham dengan sopan.

“Begini masih lumayan.”

“Para biksu hebat dari faksi Shaolin ternyata bisa menangani masalah.”

“Hehe, jika dia berani melukai Ardham, kami tidak akan mengampuninya!”

Melihat Robert bersikap sopan terhadap Ardham, penggemar Ardham memandang Robert dengan angkuh sambil duduk di antara kursi penonton dengan nada menghina untuk berdiskusi.

Tiba-tiba, seorang prajurit dengan perawakan tinggi mengangkat spanduk merah, dan beberapa prajurit segera membantu menarik spanduk merah itu. Dan melihat spanduk itu bertuliskan Ardham, Ardham blockbuster.

Tiba-tiba, hampir 2.000 pria dan wanita muda berkoar-koar di antara penonton yang bersorak, Ardham, Ardham, blockbuster. Ardham, Ardham, semangat selamanya!

............ Dia mendengarkan suara yang memekakkan telinga dari para penonton, Robert menatap Ardham dengan ekspresi canggung.

“Enaknya jadi artis, memiliki hak istimewa untuk bersaing dengan orang lain.” Tuan muda Ben memandang Ardham dengan tatapan cemburu serta nada bicara yang masam.

“Namanya artis pasti begini.” Susi menyilangkan kedua tangannya dan berkata.

Sementara Ardham malah menangis, sepasang matanya memerah dan perlahan-lahan menitikkan air mata. Mendengar seperti suara gemuruh di arena kompetisi, dia spontan menyatukan tangannya dan menangis untuk berterimakasih kepada para penonton di sekitarnya, “Terima kasih untuk kalian semua, terima kasih atas dukungan kalian padaku, aku mencintai kalian, aku akan terus bekerja keras dan berusaha agar tidak mengecewakan kalian. Aku pasti akan berusaha untuk memenangkan kompetisi kali ini, dan membalas kebaikan kalian dengan keringatku.”

“Ardham, kamu harus semangat!” menyaksikan Ardham menangis, banyak gadis muda dan pria besar kekar tidak dapat menahan diri untuk menitiskan air mata.

Ardham yang tampan di atas arena dengan tatapan terharu.

“Aku mencintai kalian semua.” Ardham menganggukkan kepalanya dengan ringan kepada para penonton sembari menyeka air mata dengan jari seputih salju.

“Ardham, apakah kompetisimu dengan Robert sudah bisa dimulai?” wakil pemimpin duduk di kursi juri dengan tidak sabar.

“Bisa dimulai.” Ardham dengan sopan dan mengangguk kepada wakil pemimpin.

Dengan segera Ardham dan Robert berdua memasang kuda-kuda. Kompetisi ini tidak memperkenankan penggunaan senjata, Ardham dan Robert akan bertarung dengan tangan kosong. Sikap siaga yang ditunjukkan oleh Ardham adalah metode tinju petir dari Aula Perak, dan posisi postur Robert adalah jurus Hands-up, jurus pendiri faksi Shaolin. Karakter Robert masih moderat, dan Ardham memiliki begitu banyak penggemar yang mendukungnya. dia tidak berani menyakiti Ardham terlalu kejam sampai menyinggung para penggemar Ardham.

Dia menghitung-hitung dalam hatinya bahwa akan lebih baik mengalahkan Ardham dengan satu pukulan tanpa menyakitinya, jadi dia menghilang dengan cepat dari hadapan Ardham lalu muncul di belakangnya.

Master tingkat dewa menengah, Jurus teleportasi.

Saat setelah Robert muncul di belakang Ardham, tanpa menunggunya membalikkan tubuhnya, dia mencengkeram kerah baju bagian belakang kemudian dengan cepat menempuh ke tepi arena.

Terdengar suara raungan, “Ardham, kamu menyerah saja!”

Lengan kanan robert tiba-tiba membengkak 3%, dan lengannya yang semula sudah kekar segera meledakkan urat satu demi satu, dan melemparkan Ardham ke bawah arena.

Seni bela diri Robert yang sangat bagus adalah keterampilan memegang batu besar. Yang terbaik adalah seni bela diri tangan, yang memiliki cengkeraman yang kuat. Dia meraih kerah belakang Ardham, tidak peduli seberapa keras Ardham mencoba, dia tidak bisa melepaskan tangan kanannya. Robert adalah master tingkat dewa menengah, Ardham hanya master tingkat dewa dasar, Ardham sama sekali tidak secepat dia.

Ketika Robert muncul dengan cepat di belakang Ardham, dia mengangkat tubuhnya sembari dengan cepat berlari ke tepi arena untuk melemparkan tubuhnya ke bawah arena dengan keras, saat mereka melihat bahwa Ardham akan dilempar ke bawah panggung oleh Robert, Para penggemar Ardham segera menutup mulut mereka dengan erat dan menyaksikan arena kompetisi dengan tatapan gugup.

Tiba-tiba, pas Robert melonggarkan tangannya, Ardham segera menggenggam lengan Robert dengan kedua tangannya, dan pada saat yang sama dia menjepit leher Robert dengan kedua kakinya.

Dengan lemparan ini, Robert ditangguhkan dan terbang keluar dari arena oleh Ardham dengan inersia. Dia segera mengeluarkan jurus tarik bumi keterampilan Shaolin dengan kedua kakinya mencengkeram erat ke tanah di tepi arena. Melihat Ardham menggenggam lengan kanannya erat-erat dengan dua tangan, dan pada saat yang sama dia dengan erat melingkarkan kakinya di lehernya, seluruh tubuh Ardham menggantung hingga setengah tubuh Robert, dengan tubuh menggantung di udara, Robert segera mengguncang lengannya kuat-kuat, “Ardham, turun kamu!”

“Leo dan Jessy, mereka begitu gigih untuk memenangkan pertandingan, kami sudah memenangkan dua dari tiga pertandingan, bagaimana bisa aku membuat semuanya kalah? aku tidak boleh kalah, Robert, aku pasti tidak akan dikalahkan olehmu!” Ardham mendekap lengan kanan Robert erat-erat serta melihat tatapan Ardham yang tegas.

Soal seni bela diri, Ardham sama sekali bukan lawan Robert. Keahliannya adalah membuat senjata api yang membuat Jilson tertarik dengan bakatnya akan senjata api sehingga merekrutnya ke dalam tim.

Jika menggunakan senjata, Ardham masih bisa bersaing dengan Robert, jika beruntung dan ada kesempatan dapat mengalahkannya. Tetapi dengan seni bela diri tangan kosong, Ardham sudah pasti bukan lawannya.

Pada saat ini, karena Robert diancam oleh penggemar Ardham, dia tidak ingin melukai Ardham hingga dibenci oleh penggemar Ardham, maka dia berpikir untuk melempar Ardham keluar dari arena dan dieliminasi secara langsung. Melihat bahwa Ardham bukan lawannya, dia malah memeluk setengah tubuhnya dan bermain-main, tubuh itu sudah menggantung di udara tepi arena dan tidak membiarkannya melemparnya, dalam hatinya spontas agak cemas.

“Tuan Ardham, menang dan kalah adalah hal yang normal, tim Jilson kalian telah mengungguli dua dari tiga pertandingan, meski di babak ini kamu kalah, skor di tim kami dan skor tim Jilson kalian adalah seri, mengapa kamu terobsesi dengan pertandingan ini? Aula Perak kalian tidak hebat dalam seni bela diri, kalian terampil dalam pembuatan senjata api, tentang seni bela diri kamu bukan lawanku, dan tentang pembuatan senjata api serta penggunaannya, Aula Perak kalian sudah pasti adalah nomor satu. kamu melawan kelebihanku dengan kelemahanmu, meski kamu kalah pun tetap sebuah kebanggaan. Aku tidak ingin melukaimu, tolong cepat akui kekalahanmu, bagaimana?”

“Aku tidak akan menyerah!” Ucap Ardham mantap.

“Tuan Ardham, aku tidak ingin melukaimu!” Robert mengayunkan lengannya lebih keras, dia bertambah cemas ketika melihat Ardham rupanya mati-matian memeluk lengannya dan tidak bergerak.

“Kamu boleh melukaiku, tetapi tidak peduli bagaimanapun kamu melukaiku, aku tetap tidak akan menyerah.” Kata Ardham.

“Baik, kalau begitu kamu jangan membenciku!” tiba-tiba, Robert meraung keras, dia memutar badannya dan membanting tubuh Ardham yang menggantung di lengannya ke permukaan arena kuat-kuat.

Ardham memeluk erat-erat lengannya untuk mencegah dia melemparnya keluar dari arena, untuk mengalahkan Ardham, dia hanya bisa melukai tubuh Ardham.

Begitu diayun sekuat tenaga, dan di saat punggung Ardham menghantam ke tanah dengan ganas, penyok kecil segera muncul di permukaan arena kompetisi.

Ardham tidak tahan dan mengaduh kesakitan, dia malah memeluk lengannya mati-matian dan tidak melepas tangannya.

“Ardham, kamu masih tidak mau lepas!? Sepasang mata Robert perlahan-lahan menjadi keemasan, dia membanting lengannya kuat-kuat ke arena lagi, ‘GEDUBRAK’, kali ini permukaan arena dibanting hingga menampakkan penyok yang tampak sangat jelas, Ardham sekali lagi mengaduh kesakitan.

Ardham masih tidak melepas tangannya.

“Ardham, kamu masih tidak mau lepas juga!?” Robert ingin mengalahkan Ardham dengan satu serangan agar tidak memicu kebencian para penggemar terhadap dirinya, jadi dia memutar tubuhnya dengan sekuat tenaga dan sekali lagi membanting tubuh Ardham ke permukaan arena dengan ganas.

Kali ini, permukaan arena segera menimbulkan suara dentuman, sebuah lubang kecil kemudian terbentuk di permukaan panggung di bawah tubuh Ardham. Ketika Ardham dilempar oleh Robert dan tubuhnya menghantam ke permukaan arena dengan ganas, Ardham sudah tidak bisa menahan lengan Robert lagi.

Dia langsung dibanting hingga memuntahkan segumpal darah, bersamaan Robert yang merasa tangan yang mendekap lengannya sudah tidak bertenaga, Robert mengambil kesempatan untuk mengayunkan tangannya sedikit dan meninggalkan Ardham di atas lubang kecil di panggung. Dia terlebih dahulu menendang dada Ardam dengan keras dengan satu kaki, kemudian mencengkeram kerah Ardham dan meninju tiga hingga empat pukulan di perut Ardham. Ketika dia yakin bahwa Ardham telah terluka oleh dirinya dan tidak memiliki kekuatan untuk membalas, dia mendorong tubuh Ardham kembali, dan berbalik untuk menendang kembali.

Dengan bunyi gedebuk, tubuh ramping Ardham segera dipukul olehnya. Robert kembali membidik tulang rusuk Ardham dan menendangnya dengan keras, sehingga membuatnya meluncur keluar dari arena.

Ardham meluncur di atas arena sejauh tiga puluh meter, dia melihat jaraknya ke tepi arena semakin lama semakin dekat, di saat dia meluncur mendekati tepi arena, tubuhnya segera jatuh dari arena kompetisi.

Robert hanya menghabiskan waktu beberapa menit untuk menyelesaikan Ardham.

Robert dari tim Hendro VS Ardham dari tim Jilson, Robert menang.

“Apakah kita kalah?” menyaksikan Ardham dikalahkan oleh Robert dengan beberapa jurus, Tuan Muda Ben menatap Jilson dengan tatapan tertegun.

Jilson hanya menatap ke arena dengan diam dan tidak berbicara.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu