My Goddes - Bab 548 Mengatasi Kekacauan Akhir

"…" Melihat Jilson Lee sedang mengajukan pertanyaan, Rendra pun terdiam.

Pada saat ini,wilber dan roy sudah memimpin anak buah mereka untuk mengejar kemari. Puluhan ribu tentara dan pasukan Hansen dalam sekejap telah dikepung oleh pasukan hitam.

Melihat lautan orang hitam di seberang, wilber Troy beserta bawahannya langsung berhenti bergerak. Ketika melihat Jilson Lee yang tampak tenang, wajah wilber dan Troy pun memucat.

Salah satu dari Empat Raja Tentara Dunia, komandan Pasukan Teanokobe, Jilson Lee!

Jilson Lee itu telah datang kemari!

"Rendra, dimana pasukan kalian?" Jilson Lee masih mengernyit, mengabaikan pasukan di seberangnya, yang semakin lama semakin banyak, menatap Rendra.

Ketika mendengar Jilson Lee bertanya kembali, Rendra, yang berlumuran darah dan debu, serta berpakaian compang-camping, mendongak sepasang mata merahnya, menatap mata Jilson Lee yang tampak tenang.

Di belakang Jilson Lee, ada lautan tentara hitam yang tidak dapat terhitung jumlahnya. Masing-masing dari tentara ini mengenakan seragam tentara yang bersih dan rapi, serta dilengkapi dengan peralatan yang lengkap. Di bawah sinar rembulan, mereka masing-masing mengenakan lencana yang dibordir dengan tulisan "Teanokobe" di lengan kirinya. Dibandingkan dengan Jilson Lee, yang sedang menunggang kuda tinggi dan mengenakan rapi seragam marsekal, perbedaan di antara mereka berdua sangat besar.

Ini ejekan?

Jilson Lee, kamu sedang mengejek secara terang-terangan?

"Tidak mau berbicara?" Melihat mata merah Rendra, Jilson Lee menatap lurus ke matanya sambil mengernyit.

"Rendra, bos kami ada menanyakan sesuatu padamu. Di mana bala pasukan kalian? Astaga, apakah kamu tidak bisa menjawab pertanyaan kami? Kenapa kamu begitu tidak sopan, hah?" kata Tuan Muda Ben sambil menunggang kuda putihnya. Ketika kuda putih itu sedang berjalan-jalan, dia menarik kendali di tangannya dan bertanya sambil menyeringai.

"Semua orang kita mati dalam perang. Apakah kalian tidak bisa melihatnya...!?" Rendra akhirnya tidak bisa menahan dirinya lagi. Air matanya menderas ke bawah dan dia mengaum pada semua orang pasukan Jilson Lee.

“……………” Setelah mendengar perkataan Rendra, Jilson Lee pun terdiam.

"Astaga!" Tuan Muda Ben juga tertegun.

“Rendra, kalian saat datang kemari ada membawa lima puluh ribu master bela diri, bukan? Bagaimana bisa setelah kehilangan kontak selama lebih dari sepuluh hari, lima puluh ribu pasukanmu telah tewas semua?” Janita pun terkejut mendengarnya.

Rendra dan Jilson Lee adalah musuh bebuyutan. Meskipun Rendra hampir akan dibunuh oleh lawannya, begitu melihat Jilson Lee yang tiba-tiba muncul untuk menyelamatkannya, melihat perbedaan kekuatan yang jauh antara dirinya dengan Jilson Lee, Rendra pun merasa sangat jengkel. Dia pun segera menganggap Rendra sebagai musuhnya, menatapnya dengan penuh kebencian.

Namun, ketika pasukan Jilson Lee melihat pasukan Rendra yang begitu menyedihkan, raut mereka semua perlahan-lahan berubah menjadi serius. Tidak ada satu pun dari mereka yang merasa Bahagia atas penderitaan mereka ini.

Semenjak Kompetisi Militer, Jilson Lee, Tuan Muda Ben dan Leo, ketiga orang yang terluka parah ini, baru berlatih selama sebulan. Anto pun telah mempercayakan mereka untuk datang ke area pertempuran Golden Triangle untuk menyelamatkan orang.

Meskipun mereka telah memajukan rencananya sepuluh hari lebih awal, tetapi mereka masih tetap terlambat.

Nyawa lima puluh ribu orang itu telah dihancurkan oleh Rendra, yang hanya menyisakan seratus orang lebih. Saat menghadiri Kompetisi militer, terdapat tujuh tim kuat, dimana setiap tim terdiri dari enam puluh satu orang, yang hadir. Tapi pada saat ini, mereka hanya tersisa seratus orang lebih saja.

Jilson Lee menghela napas panjang. Lalu dia mengeluarkan senter untuk memeriksa para pasukan Rendra.

Dia melihat bahwa pasukan Rendra terluka parah dan setiap tubuh mereka berlumuran darah dan debu. Banyak orang bahkan kehilangan seragam tentara mereka dan mengenakan pakaian warga sekitar.

Organisasi Immortal yang beranggota tujuh orang masih lengkap, Tim Phoenix yang yang beranggota tujuh orang masih lengkap, Tim Vanfour yang beranggota tujuh orang masih lengkap, Tim Sharp Sword telah kehilangan setengah anggotanya, Tim Raja Elang telah kehilangan setengah anggotanya, Tim Sirius hanya tersisa Arifin Han dan Tim Snow Tiger hanya tersisa Ryan Liu…

"Apakah Tim Pau Line juga tersisa dua orang?" Setelah menemukan Tano dan Josua dari Tim Pau Line, Jilson Lee pun merasa seakan hatinya telah diremas orang.

"Ya…” Josua, dengan air mata berlinang, menatap Jilson Lee sambil mengangguk pelan.

"Apakah hanya tersisa sepuluhan master di Faksi Wudang dan Faksi Shaolin?" Jilson Lee menanyakannya lagi.

Wajah Jojo, sang pemimpin Faksi Shaolin, dan Yansen, sang pemimpin Faksi Wudang, tampak sangat jengkel.

"Levis tidak terlihat di sini. Apakah dia tewas dalam pertempuran?" Jilson Lee bertanya lagi.

Master tingkat dewa jarang sekali ditemukan. Mereka tidak termasuk master yang sering ditemukan, dan di antara puluhan ribu master, hanya ada sedikit dari mereka yang akan menjadi terkenal. Selain itu, Master Tingkat Dewa Lanjutan bahkan lebih bisa menarik seluruh perhatian publik. Hampir setiap Master Tingkat Dewa Lanjutan adalah salah satu tokoh teratas di Wulin, apalagi si Levis. Dia pun merupakan murid kebanggaan salah satu ketua Geng Beggar dari Dua Belas Dewa Emas.

"Levis telah tewas dalam perang," ujar Axel sedih sambil mengangguk pelan kepalanya.

"Apa? Bahkan Levis bisa mati dalam perang!? Dia adalah Master Tingkat Dewa Lanjutan dan bahkan bisa komandan kepala yang melatih para master. Astaga, jika Levis telah mati dalam pertempuran, bukankah gurunya yang berada di China sana akan sangat sedih begitu mengetahui kematiannya?" Tuan Muda Ben seketika terkejut mendengarnya.

"Orangnya sudah mati, untuk apa menanyakannya lagi? Jilson Lee, kamu pasti sangat senang melihat seluruh pasukan Wulin kami hancur, kan? Kamu selalu ingin menunjukkan dirimu saat berada di China, sekarang kamu akhirnya bisa punya kesempatan itu. Apakah kamu puas?" ujar Erick jengkel. Bahkan jika dia hampir akan dibunuh para pasukan Hansen dan wilber , dia masih tetap mempertahankan gayanya, meluruskan pinggangnya, mendongak menatap Jilson Lee yang sedang menunggang kuda. "Kamu janganlah mengejek kami. Kami masih belum terjatuh sampai harus dipermalukan olehmu."

"Erick, apa maksudmu, hah? Kamu telah dikalahkan hingga tahap memalukan ini, dan kamu basih berani bersikap angkuh? Astaga. Ayahnya Janita yang memohon kepada kami, makanya kami baru datang kemari. Jika tidak, memangnya kamu mengira kami akan bersedia menyelamatkan kalian, hah? Tahukah kamu betapa basahnya di sini? Cedera di tubuh kita bahkan masih belum sembuh dan sangat mudah untuk terkena rematik. Demi menyelamatkan kalian, begitu kami memasuki Area pertempuran Golden Triangle, kami pun segera bergerak untuk mencari kalian. Selama dua hari ini, aku telah menunggang kuda dan tulangku hampir akan hancur. Apakah kamu kira aku sedang bercanda dengan kalian, hah? Luka kita bahkan masih belum pulih, dan kita, dengan keadaan seperti itu, tiba-tiba berlari ke Golden Triangle, dimana kami bisa mudah mendapatkan gejala sisa di lingkungan buruk ini. Apakah kamu tidak malu bersikap angkih, hah!?” Tuan Muda Ben segera memarahinya dan kembali menatapnya dengan benci.

"Maka kalian juga tidak bisa mempermalukan kami!" Jojo juga merupakan musuh Jilson Lee. Dia pun mengeluarkan raungannya.

“Siapa namamu? Kalian para sampah telah kehilangan lima puluh ribu nyawa, dan kalian tidak membiarkan kami menegur beberapa kalimat?” kata Leo dingin.

"Terus kenapa kalau kami telah kehilangan lima puluh ribu nyawa? Ini medan perang. Medan perang seumur hidup merupakan tempat yang paling kejam. Tidak peduli seberapa tinggi seni bela diri kita, kita masih bukan tandingan bagi senapan dan meriam. Selain itu, jika kalian melawan mereka, kalian juga akan kehilangan banyak nyawa, kan? Mungkin saja kalian akan kehilangan jauh lebih banyak dari kami. Aku yakin bahwa kalian juga bukan tandingan Hansen dan wilber .” Yansen juga menatap lurus mata Jilson Lee, menggertakkan giginya dan mengatakannya.

"He he, aku bukan tandingan mereka?" Jilson Lee pun terkekk-kekek.

Pada saat ini, pasukan Hansen sudah berkumpul kembali dengan pasukan wilber , berdiri dengan jarak belasan meter dari Jilson Lee. Ketika Jilson Lee memandang ke arah mereka, Hansen dan wilber jelas tampak ketakutan.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu