My Goddes - Bab 710 Kita Datang Telat

"Kak Jilson!" "Kak Jilson!!!!"

Melihat Jilson Lee memuntahkan darah dan langsung pingsan di lantai. Tuan Muda Ben dan Tredo langsung terkejut dan menopang Jilson Lee.

Jilson Lee memejamkan matanya, tekanan karena kehilangan 50 ribu pasukan yang terakhir akhirnya menghancurkan ketegangannya beberapa hari ini.

Jika Fendi hanya mengambil Klan Keluarga Kelima, tapi jika Klan Yehenara masih ada, mungkin dia masih bisa bertahan. Jika bukan karena persaingan bagian internal seni bela diri China, jika bukan karena dia khawatir keamanan keluarga Lu di Gangnam dan Monika, dia masih bisa dengan tenang bertarung dengan Fendi. Tapi sejak Klan Keluarga Kelima dikalahkan, dan mereka tidak berhenti mendapatkan kabar buruk yang membuatnya semakin kacau, dia takut seluruh teman di seperjuangan di sisinya meninggal, jadi dia langsung dengan cepat menyingkirkan teman di sampingnya.

Dia hanya menggunakan kekuatan sendirinya bertarung dengan Fendi.

Dia sangat pintar, tetapi Fendi, Hito, Rendra, Bisma, Jiko dan Winni juga sangat pintar. Hito sudah menebak jika Jilson Lee bisa menyuruh Tuan Muda Ben dan Tredo untuk pergi, jadi dia menghancurkan helikopter Tuan Muda Ben dan Tredo, lalu menangkap dua teman pentingnya ini. Saat dia sedang mengulur waktu bersama pasukan Hito, Bisma, Rendra dan Jiko sudah bekerja sama mengalahkan pasukan utama 50 ribunya.

Saat dia sudah pingsan dan masih ada sedikit kesadaran, dia seakan-akan melihat adegan pasukan utamanya dikalahkan.

"Bertahan! Kita harus bertahan!"

"Kita adalah pasukan Keanukobe yang tidak terkalahkan, bagaimana mungkin kita bisa dikalahkan mereka!?"

"Tahan, asalkan tunggu Jilson Lee kembali saja..."

Ledakan dan serangan senjata api yang berkelanjutan, serangan yang berkelanjutan mengalahkan pasukan Keanukobe dengan sangat tragis. Terakhir pasukan sebanyak 100 ribu memasuki pasukan Keanukobe, saat 3 pasukan besar aliansi Bisma, Rendra dan Jiko sudah pergi, mereka hanya meninggalkan jasad yang rusak dan tidak terhitung jumlahnya.

Sebuah suara ledakan muncul, markas besar pasukan Keanukobe meledak, sebuah lidah api yang sangat besar menelan jejak peperangan mereka.

"Fendi, kamu membunuh saudara pasukan Keanukobe ku, mereka sudah salah mengenal orang, mereka menganggap kamu sebagai aku, mereka tidak menyadari, bahkan juga tidak bisa mengenal aku. Jadi aku tidak salahkan kamu karena kematian mereka. Tetapi sekarang kamu membunuh 50 ribu pasukanku, jika aku bisa melewati masa sulit ini, jika aku masih bisa hidup, aku akan membelah tubuhmu..."

Saat Jilson Lee pingsan, dia mengigau. Perlahan-lahan dua aliran air mata mengalir dari matanya...

"Kak Jilson!" melihat Jilson Lee seperti ini, Tuan Muda Ben dan Tredo memeluk dia dengan erat dan tidak tahan untuk menangis.

Mereka kabur dengan sangat sulit hanya untuk berkumpul dengan 50 ribu pasukan besar dan membawa 50 ribu pasukan itu bangkit kembali.

Tetapi kini Yasin beritahu mereka jika pasukan sebanyak 50 ribu mereka sudah tidak ada lagi, tidak ada orang yang bisa menerima kenyataan ini.

"Fendi, jangan biarkan kami tetap hidup. Jika kami bisa hidup, maka kami pasti tidak akan mengampunimu!" Tuan Muda Ben memeluk Jilson Lee dengan erat, mata mereka dipenuhi dengan api.

"Tuan Muda Ben, Kak Jilson pingsan karena serangan panik, 50 ribu pasukan besar kita sudah mati semua. Tidak disangka di Afrika Utara memiliki pasukan rahasia Fendi sebanyak 800 ribu, mungkin kini Roy juga hidup dalam bahaya. Mungkin bagian China juga sudah mulai bertarung, sepertinya kita sudah tidak ada jalan lain lagi, apa yang harus kita lakukan?" Tredo menangis sambil mengatakan kebenciannya terhadap Fendi.

Kenapa dia bisa sehebat ini?

Orang biasa yang kelahiran rendahan, bagaimana mungkin bisa selangkah demi selangkah menjadi pemimpin Black Dart di dunia, bagaimana mungkin dia bisa mengalahkan tubuh asli Jilson Lee?

Dia masih memiliki dendam dengan Fendi karena pembunuhan ayahnya, setelah berpikir-pikir, dia berkata dengan nada yang sengsara, "Apakah kita benar-benar mau tinggal bersembunyi dan menjalani hidup dengan rendahan?"

"Kita harus balas dendam, mereka membunuh bawahan kita, merusak kakiku, dendam ini harus kubalas!" Tuan Muda Ben mengatakan dengan marah, dia memutarkan badannya, "Kata Yasin tidak boleh dipercayai semuanya, kita harus mencari pasukan utama baru pertimbangkan lagi nanti, mungkin tidak semua pasukan utama kita telah lenyap?

"Betul, tidak mungkin semua pasukan sudah lenyap, pasti Yasin menipu kita!" Tredo menganggukkan kepala dengan kuat.

Mereka hanya menipu diri mereka sendiri dan orang lain.

Mereka semua tahu jika orang seperti Yasin, meskipun tidak mungkin bisa seperti Jilson Lee yang hanya dengan satu kata sudah memiliki kekuatan, tetapi dia juga tidak mungkin bisa menipu mereka.

Mereka hanya mengharap dengan keberuntungan terakhir, jadi mereka menggendong Jilson Lee melewati kesusahan di gurun menuju arah pasukan utama

Kini jarak mereka hanya tersisa 100 kilometer dengan pasukan utama, tetapi 100 kilometer ini mungkin adalah perjalanan paling susah dan paling lelah yang mereka tempuh.

Kaki Tuan Muda Ben masih ada luka, Tredo memang tidak memiliki kemampuan seni bela diri, jadi dia sudah tidak tahan karena menggendong Jilson Lee terlalu lama. Cuaca Afrika sangat buruk, di bawah terik matahari telah memanggang daging mentah menjadi dendeng. Mereka dalam perjalanan terus menerus berhenti, kaki kanan Tuan Muda Ben yang barusan sembuh kembali berdarah, Tredo tidak tahu sudah jatuh beberapa kali karena menggendong Jilson Lee.

"Sudah demam, Kak Jilson Lee sudah jatuh sakit." saat Tredo mengulurkan tangannya ke kening Jilson Lee, dia merasa kening Jilson Lee sangat panas.

Karena alasan melatih seni bela diri, petarung seperti mereka biasanya sangat jarang bisa sakit. Sekarang melihat Jilson Lee jatuh sakit, dalam hatinya merasakan penderitaan yang tidak bisa diungkapkan.

Semakin mereka khawatir, maka masalah itu akan semakin datang.

Sebelum pasukan mereka kalah, mereka kekurangan senjata dan sumber pasukan, tidak masalah jika satu bawahan yang mati, mereka mengasihani bawahan hingga tidak berani sembarangan memulai pertarungan besar, karena mereka khawatir teman seperjuangan akan meninggal, maka itu sengaja mengantarkan rekan mereka pergi. Tidak disangka ini juga menjadi pemicu kekalahan mereka, jika dibandingkan dengan Fendi, mengasihani pasukan prajurit adalah titik lemah mereka.

"Benar tidak ada apa-apa lagi..." di malam hari, Tuan Muda Ben dan Tredo barusan menggendong Jilson Lee kembali ke markas.

Malam hari di Afrika sangat dingin, berjalan ke ketinggian markas militer, hati mereka menjadi sangat dingin saat melihat markas militer mereka.

Semua dipenuhi dengan kerusakan, bekas kebakaran perang, seluruh markas masih terdapat sisa api setelah peperangan yang bercahaya di dalam kegelapan. Pasukan di atas puluh ribuan meninggal memicu datangnya hiena, singa, burung bangkai dan hewan karnivora lainnya yang tidak terhitung jumlahnya. Melihat adegan yang menyedihkan ini membuat Tuan Muda Ben dan Tredo tidak bisa menahan tekanan di dalam hati mereka, jadi mereka memeluk Jilson Lee menangis dengan kuat.

"Kak Jilson Lee, benar tidak ada apapun lagi. Semua bawahan kita sudah meninggal. Gawat, kita sama sekali tidak memiliki modal untuk bangkit kembali lagi. Peperangan Eropa sudah selesai, Amerika Utara tidak mendukung kita lagi. Kita tidak bisa membeli pistol, tidak bisa mengumpulkan bawahan, semua prajurit terakhir juga sudah meninggal. Habis, kita tidak punya apapun lagi..." Tredo dalam hati merasakan kepasrahan yang tidak bisa diungkapkan, dia duduk di depan kehancuran sambil menangis dengan kuat.

"Tampaknya kita sudah datang telat..." sekelompok bayangan hitam muncul di sisi Jilson Lee bertiga, tatapan mereka sedih saat melihat kehancuran di depan mata.

"Siapa?" Tuan Muda Ben waspada.

"Kami." seorang pria yang berbadan tinggi dan besar mengerutkan alisnya.

"Kak Jilson!" seorang gadis melihat Jilson Lee dengan rasa sakit hati.

Kemudian menjongkok di lantai, dan menyentuh kening Jilson Lee dengan jari telunjuk yang putih seperti salju untuk menyalurkan energi Qi sejati yang besar...

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu