My Goddes - Bab 874 Merebut Wanitamu

Tochibana Koji, master samurai pertama di pulau negara, merupakan keluarga Ju dari salah satu empat keluarga besar, mempunyai status penting di keluarga Ju. Dia dengan Rain, Haraku, Fujiwara Takayama terkenal, salah satu master yang berada di sebelah Bisma, statusnya di sebelah Bisma tinggi sekali, setara dengan Boy yang dengan Jilson, tuan muda Ben, Leo.

Kalau bukan Vannie mengatakannya secara langsung, bahkan Jilson saja tidak mengira, Amerika Utara bisa-bisanya menempatkan mata-mata sebesar itu.

Sedangkan setelah Jilson mengetahui bahwa Tochibana adalah mata-mata, semuanya juga berubah menjadi lebih mudah diselesaikan.

Setelah dua jam, pulau negara yang terpencil mengirimkan sebuah informasi kata sandi.

Kaisar perang Fendi sudah sampai di organisasi naga hitam, memerintahkan Bisma tidak boleh bertarung dengan Jilson. Jadwal mereka selama 3 hari terakhir, hari pertama, Bisma dengan Fendi mengunjungi kuil meiji. Hari kedua, pergi ke Las Vegas, menghadiri sebuah acara sosial malam. Hari ketiga, pergi ke Seoul, makan malam bersama dengan seorang artis.

"Bisma dan Fendi besok lusa pergi Las Vegas, ini adalah sebuah kesempatan." Jilson tertawa melihat informasi yang dikirimkan Tochibana.

Setelah dua hari, Las Vegas.

Hotel istana caesar.

Lobi yang menawan dipenuhi oleh pasangan cantik dan tampan, satu per satu oran kaya yang terkenal dan mempunyai status di skala internasional, penyanyi terkenal internasional, bintang film, pembawa acara bincang-bincang, bintang atlet, sosialita yang berpakaian bagus.

Fendi dan Bisma memakai jas yang mempesona, membawa segerombol bawahan, membawa Lafitie 1991, menyapa semua tamu yang datang ke acara dengan wajah tersenyum.

"Jilson memang sampah, sampah, kamu tau maksudnya kan?" Fendi sambil tertawa, mengobrol pelan dengan Bisma, "Sampah yang dibuang di sudut, yang malas orang pedulikan. Melihatnya saja sudah merusak pemandangan, tidak menarik kalau menyentuhnya, menendangnya saja sudah merasa kotor."

"Orang seperti ini memang untuk mengacau, hanya seorang sampah, untuk apa kamu keberatan?" Ucap Fendi sambil tersenyum.

"Aku tentu tau dia adalah sampah, aku tentunya juga tidak akan bodoh sekali sampai terjebak olehnya, pergi ke silver traingle dan bertarung dengannya. Aku hanya tidak bisa menahan amarah ini, dia bisa-bisanya mencari segerombol reporter menulis berita menghinaku. Aku tau dia adalah orang murahan seperti ini, dulu aku seharusnya bekerja sama dengan Winnie, membunuhnya di atas laut." Ucap Bisma dengan senyum tapi tidak tersenyum.

"Sekarang mau membunuhnya juga ada kesempatan, di Afrika adalah musim berangin, semua pasukan tidak bisa berperang, kamu dan aku asalkan tidak pergi ke silver triangle, dia tidak bisa melakukan apa-apa kepada kita. Dia memang kaya, tapi uangnya bisa bertahan berapa lama? Dia menduduki silver triangle tanah harta ini malah tidak menanam cannabis, tidak mengerjakan bisnis gelap lainnya, uangnya hanya keluar tidak masuk. Asalkan kita bertahan melewati masa-masa ini, semuanya akan berubah. Dia harus menghidupi puluh ribuan tentara, setiap hari pengeluarannya sangat banyak. Asalkan tidak berperang, dia pun tidak ada pemasukan. Tidak ada yang berperang dengannya, dia seperti seekor belalang hanya bisa melompat, tidak perlu kita melawan dia, dia akan melompat sendiri sampai mati." Fendi tersenyum.

"Lihat saja dia bisa bersembunyi berapa lama di silver triangle, aku tidak percaya dia selamanya tinggal di silver triangle." Ucap Bisma.

"Benar, asalkan dia terus tinggal di silver triangle, dia hanya menghabiskan uang tidak mendapatkan uang. Perusahaan Taekonobenya itu adalah perusahaan pencuci uang, sama sekali tidak menghasilkan banyak uang. Kita tidak perlu mempedulikannya, biarkan dia tinggal di silver triangle saja. Bagus sekali bukan, kita tidak perlu mengutuskan tentara, dia sendiri mengurung dirinya di silver triangle." Ucap Fendi.

"Memang benar." Ucap Bisma.

"Tentu saja." Fendi tiba-tiba melihat seorang wajah asing di acara, ini adalah seorang gadis muda. Saat ini wajah gadis itu merona, seperti seekor lebah berjalan diantara banyak sekali orang kaya.

Dia berpikir dalam hati bagus sekali, dalam sekejap saja dia sudah lumayan lama tinggal di pulau kekaisaran, sudah lama sekali tidak pernah menyentuh wanita cantik.

Dia tanpa sadar menjilat bibirnya.

"Oh benar, semalam untuk apa kamu mengunjungi guru Shimizu Abe?" Tanya Bisma.

"Apa?" Fendi tersadar.

"Gurunya Shimizu Abe, dia tidak hanya guru onmyoji terkenal di Kyoto, dan juga master fengshui yang terkenal, dia sudah lama sekali mundur, untuk apa kamu mengunjunginya?" Tanya Bisma.

"Persetan, kamu meletakkan mata-mata di sebelahku?" Ekspresi wajah Fendi berubah drastis.

Sejak hari itu setelah mengobrol hal aneh dengan Hayden, dia lebih percaya takhyul secara perlahan. Dengar-dengar di pulau negara ada master fengshui yang sangat terkenal, semalam setelah mengunjungi kuil meiji dengan Bisma, dia juga sekalian mengunjungi master fengshui ini. Dia berpikir ingin menyuruh master fengshui ini mengubah fengshuinya, bisa membuat pertarungannya di internasional lebih lancar sedikit. Sekarang malah diketahui Bisma, dia merasa rahasia ini sedikit memalukan.

"Kyoto adalah rumah pengadilanku, apa aku bisa tidak tau kamu melakukan apa, masih perlu menempatkan mata-mata di sebelahmu?" Bisma tertawa dingin.

"Maaf sudah salah paham." Ekspresi wajah Fendi jauh lebih baik.

"Masalah fengshui boleh dipercaya, tapi tidak boleh percaya sekali. Kalau mengandalkan takhayul bisa mendapatkan keberuntungan, maka aku sekarang sudah dominan di seluruh dunia. Tuan kaisar pertarungan, aku sarankan jangan terlalu menghabiskan tenaga di hal ini, menghabiskan waktu, juga mungkin akan menunda pekerjaanmu." Ucap Bisma.

"Aku tau, aku juga tidak terlalu percaya." Fendi tersenyum.

"Hanya sebuah nasihat."Ucap Bisma.

"Terimakasih." Fendi berpikir sejenak, lalu berjalan ke arah wanita cantik itu.

Pada dasarnya yang bisa muncul di acara seperti ini, adalah orang yang lebih kaya dan berstatus di skala internaisonal. Meskipun beberapa wanita yang ingin menikah dengan orang kaya, latar belakang keluarganya juga lumayan bagus.

Fendi melihat wanita ini hanya ada 16 atau 17 tahun, harusnya baru berkecimpungan di skala internasional, sudah lama sekali tidak bermain dengan wanita baru, berpikir malam ini ingin berselingkuh, tidak buruk juga di skala internasional ini mengganti selera.

Asalkan kaya, ada identitas Fendi yang terkenal, dia tidak percaya wanita ini tidak akan datang kepadanya.

Dan juga tampangnya termasuk bagus, selalu berada di peringkat atas tengah.

Namun, saat dia baru saja berjalan ke arah wanita ini, masih ada 3 atau 5 langkah lagi sudah sampai di hadapan wanita cantik ini, sebuah bayangan familier tiba-tiba muncul di hadapan wanita cantik ini.

"Vonny, sudah lama tidak berjumpa." Itu adalah Jilson, dia tersenyum sambil membawa tuan muda Ben, Leo, Ardham dan rombongan besar lainnya muncul di hadapan wanita ini.

"Ehn?" Tatapan wanita ini bingung, melihat Jilson beberapa detik. Tiba-tiba, wanita ini mengeluarkan kesenangan dari tatapannya, langsung memberi Jilson sebuah pelukan, melebarkan kedua tangannya memeluk Jilson, "Kak Jilson, kita sudah lama sekali tidak berjumpa, bisa-bisa bertemu denganmu disini, kebetulan sekali!"

"Apakah papamu masih sehat?" Jilson tersenyum.

"Dia baik sekali, dan juga selalu menceritakanmu kepadaku." Ucap wanita itu.

"Dia menceritakan aku apa?" Ucap Jilson.

"Dia menceritakanmu, menceritakanmu..........aku tidak ingin mengatakannya........" Wajah wanita itu tiba-tiba memerah, melihat Jilson dengan malu.

Nama wanita ini adalah Vonny, papanya adalah pemilik restoran rantai makanan terkenal di Amerika Utara, hartanya 2 triliun lebih, merupakan salah satu dari empat pengusaha besar China di Amerika Utara, Vonny adalah anak perempuan paling kecil di rumah, sepertinya papanya ingin menyuruhnya mencari beberapa teman, makanya menyuruhnya menghadiri acara ini.

"Pelit." Jilson pun tertawa, dengan intim mencubit hidung kecil Vonny.

"Hihihi." Vonny menunjukkan senyuman usil.

"Kak Fendi, Jilson rupanya." Tidak menyangka bisa bertemu Jilson disini, wajah Deni langsung berubah, mendekat dengan Fendi dan langsung menunjukkan tatapan yang membenci.

Ling kelima di sebelah Fendi juga langsung menunjukkan tatapan terkejut.

"Itu adalah Jilson!" Cherry dan segerombol master yang sedang menemani Bisma, dia juga sedikit mengerutkan alisnya.

Musuh saling bertemu sangat cemburu, Bisma langsung mengepalkan tangan besarnya.

"Eh? Kak Jilson, siapa orang itu, mirip sekali denganmu." Vonny merasa tatapan dingin yang diberikan Fendi dan segorombolan orang lainnya, melihat kesana dengan terkejut.

"Dia, hanya orang yang sangat mirip denganku, status dan popularitasnya lumayan, lumayan kaya, juga seorang tentara bayaran." Jilson melihat Fendi, wajahnya menunjukkan senyuman yang sangat bermakna.

"Dia pasti tidak sehebat kamu." Ucap Vonny sambil menjulurkan lidahnya.

"Haha, kita pergi kesana putar-putar saja, aku kenalkan denganmu beberapa teman." Jilson tersenyum, menarik tangan Vonny berjalan ke tempat lain.

Saat mereka berjalan ke tempat lain, dia membalikkan kepalanya memberikan tatapan memprovokasi kepada Fendi.

Seperti sedang mengatakan, seorang pemula yang bangkit dalam semalam, juga mau berlawan dengan pasukan senior yang berpengalaman puluhan tahun sepertiku? Kalau kamu tidak mempunyai wajah sepertiku, apakah kamu bisa mendapatkan begitu banyak istri cantik?

Semua barangmu adalah punyaku.

Tidak ada aku, kamu tidak mempunyai apa-apa...............

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu