My Goddes - Bab 425 Tim Wudang, Miguel

“Kak Jilson, aku memutuskan memberi sebuah panggilan untuk Rendra, yaitu Si Enam Belas, yang berarti kemampuan bela dirinya hanya bisa masuk ke dalam enam belas besar. Bagaimana menurutmu?” Setelah bertingkah semangat, Tommy pun berkata kepada Jilson dengan suara kencang.

“Si Enam Belas, terdengar bagus. Hanya saja nama panggilan ‘Si Enam Belas’ ini kurang menyindir. Lagi pula ada banyak master yang ikut serta dalam Kompetisi Seni Bela Diri Militer ini. Rendra bisa masuk dalam enam belas besar, berarti kemampuan ia dan timnya masih cukup baik.” ujar Jilson sambil tertawa.

Saat ini Rendra sedang dibawakan ke Tim Medis sana, mungkin besok bisa kembali ke arena jika dirinya tidak luka berat. Entah bagaimana dengan reaksi Rendra setelah mendengar Tommy yang bisa-bisanya memberi panggilan ‘Si Enam Belas’ untuknya, apakah Rendra bisa kesal hingga muntah darah?

“Sudah masuk enam belas besar, apakah ini masih termasuk sindiran? Rendra sudah dieliminasi Bryn saat pertarungan enam belas besar, apakah ini masih kurang menyindirnya? Ia bahkan tidak bisa masuk dalam enam besar, bukankah ia sangat tidak berguna?” ujar Tommy dengan suara kencang.

“Tommy, kecilkan suaramu. Di kompetisi ini terdapat enam puluh empat tim. Selain enam belas besar masih ada empat puluh delapan tim lain lagi. Kamu begitu sombong, menyindir tim-tim diluar enam belas besar, hati-hati saja kalau kamu nanti diomel para penonton.” Leo adalah orang yang sangat teliti. Ia menyadari suasana arena menjadi agak canggung. Ada banyak tim-tim hebat yang mengintip kearah Tommy, lalu ia pun berbisik pelan kepada Tommy.

Ternyata benar apa yang dikatakan Leo. Tommy langsung melirik sekitarnya, dan menyadari memang ada banyak tim yang sedang mengintip mereka, karena ia menyindir semua tim enam belas besar serta tim diluar enam belas besar tidak berguna. Banyak master yang memandangnya dengan tatapan penuh amarah, bahkan ada murid dari suatu aliran bersiap mengeluarkan pedang di pinggangnya.

Tommy pun memberanikan dirinya, setelah berpikir-pikir, ia pun berkata. “Untuk apa aku takut? Sekarang aku sudah mencapai master tingkat dewa. Siapa yang berani datang menyentuhku?”

“Aku adalah orang Kak Jilson. Ada orang yang berani menyentuhku, tentu ada Kak Jilson yang mau membantuku untuk menghajarnya. Ada juga Kak Leo, Susi, Kak Ben, Kak Ardham, Roy dan wanita cantik ini. Kalian semua mau membantuku kan?” ujar Tommy.

Sifat Tommy itu suka menggertak yang lebih lemah dan takut kepada yang lebih kuat. Ia akan langsung meminta maaf saat bertemu orang yang lebih galak darinya, dan menjadi garang di hadapan orang yang lebih lemah dari dirinya. Ia meremehkan ahli bela diri yang masuk dalam enam belas besar, serta di luar enam belas besar. Awalnya memang ada banyak orang yang ingin menghajarnya, tapi melihat ia yang begitu garang, dan mengetahui ia adalah master tingkat dewa, apalagi adanya Jilson yang membantunya, mereka pun menarik kembali tatapan mereka yang penuh amarah.

Mendengar Tommy yang sedang berbicara dengan dirinya, Gina pun menatapnya jijiknya, lalu menolehkan kepalanya ke samping. “Jika ingin meminta bantuanku, sepertinya kamu salah cari orang.”

“Bukankah kamu adalah orang jago yang diundang Kak Jilson?” Tommy mengedipkan matanya.

“Bukan.” Gina mengangkat dagunya pelan.

“Pertandingan hari ini sangat cepat. Kelompok Royal Kin dan Pasukan Kansas hanya bertanding selama dua jam. Pertandingan selanjutnya adalah Organisasi Immortal dengan Organisasi Heaven. Untuk senioritas, ketua Organisasi Heaven harus memanggil ‘kakak’ saat bertemu dengan Axel dari Organisasi Immortal. Kemampuan bela diri Jasper selaku ketua Organisasi Immortal lebih tinggi dari Ivan. Dan untuk Gavin, ia merupakan juara pertama Kompetisi Seni Bela Diri Militer sebelumnya, apalagi Davis Lee. Adelio, Daffin, Farel juga merupakan master elit di tiap divisi China. Tidak perlu kaget kalau Organisasi Immortal bisa mengalahkan Organisasi Heaven. Pertandingan pertama esok hari adalah kita. Kita tidak perlu menonton pertandingan kedua hari ini. Mari pulang berbincang dan minum bersama.” Jilson tiba-tiba berdiri dan berbicara kepada mereka semua.

“Baik.” Mereka semua langsung berdiri, begitu pula dengan Gina yang bangun dari tempat dengan bermalas-malasan.

Saat melewati Monika, Jilson mengelus pelan tangan Monika. “Tunggu kompetisi selesai, kita pulang ke Kota Gambir cari Angel, lalu bawa Angel pergi ke taman hiburan main bersama.”

“Baik.” Tatapan Monika yang cuek sebelumnya terkejut, lalu tatapannya pun kembali menjadi berperasaan setelah melihat Jilson yang mengelus dirinya.

Pada masa kompetisi, kegiatan tim Jilson tidak begitu bebas. Mereka tidak boleh meninggalkan area arena pertandingan, tidak boleh asal berhubungan dengan tim lain, bahkan juga ditahan saat bertemu dengan anggota keluarga sendiri. Hanya saat pertandingan, mereka baru ada kesempatan untuk berbicara. Sedangkan meskipun Jilson sering bertingkah memalukan di hadapannya, tapi itu semua adalah kegiatan mereka dalam rumah. Untuk di tempat umum, ia memakai setelan seragam militer, dan tingkah lakunya tentu harus lebih sopan.

Ia mengerti waktu Jilson menemani dirinya sangatlah dikit. Ia adalah wanita yang mandiri, dan rela memberikan ruang bebas untuk Jilson.

“Kak Monika, tunggu kita selesai, bawa Angel bersama kita ke taman hiburan main bersama.” Tuan Muda Ben menyeringai, lalu mengelus pelan tangan Monika.

“........” Mata Monika membelalak memandangnya, dan berpikir mengapa pria ini begitu sembarangan?

“Kak Monika....” Tommy juga ingin meraba tangan Monika. Ia dan Fendi sudah berteman sejak kecil, mengetahui Fendi memiliki seorang kakak perempuan yang tumbuh bersama sejak kecil.

Baginya, Monika adalah dewi sejak kecil hingga besar. Meskipun ia dan Jilson hingga sekarang telah bertemu dengan banyak wanita cantik. Wanita yang tercantik ada Felisia, kemarin bertemu dengan Zoony alias kakak sepupu perempuan kedua, serta Bryn yang cantik, Navier selaku adik sepupu perempuan keenam. Setiap hari ia bisa bertemu dengan Susi selaku sepupu perempuan terkecil. Tapi para wanita cantik ini masih tidak menggoyahkan posisi Monika di dalam hatinya. Ia tidak tahan menelan ludah, dan ingin meraba tangan Monika secara terbuka.

Ia belum saja membuka mulut, Susi pun langsung menendang pantatnya keras, hingga dirinya terlontar keluat. Selanjutnya Susi pun memandang Monika dengan tatapan rumit. “Kamu akan menikah dengan Kakakku kan? Kamu akan bersikap baik kepada Kakakku kan?”

“Aku akan.” Raut wajah Monika agak canggung menatap musuh cintanya ini.

“Kak Monika, kita pergi dulu.” Susi pun mengerucutkan bibirnya, menahan rasa tangis dan mengejar Jilson yang berada di depan sana.

“Kak Monika, kita pergi dulu.” Saat Ardham melewati Monika, ia pun menarik penutup mulut dan tersenyum kearah Monika, kesannya bagai orang dari keluarga royal, sayangnya tampangnya kurang baik. Dulu ia pernah membuat rambutnya keriting, dan sekarang rambutnya dicat dengan warna kuning, cambangnya pendek, sehingga ia terlihat semangat. Alisnya juga dirapikan dengan baik.

Setelah bertarung dengan Navier, ia pun langsung membotakkan diri, bahkan alis dan bulu matanya yang panjang pun dibakar habis.

Wajah Leo masih ada beberapa luka memar, dan ujung matanya terdapat plester.

Saat Gina melewati Monika, ia pun sengaja melirik kearah Monika beberapa kali. Ia menyadari bahwa selain temperamen cuek, Monika tidak ada apapun lagi yang membuat orang tertarik.

Sore hari ini, Jilson sengaja menyuruh orang untuk membeli minuman keras dan beberapa lauk, lalu makan bersama dengan mereka semua dalam asrama.

Gina tahu Jilson ini mau menarik simpati orang-orang, apalagi dirinya. Sejak awal, ia pun memasang raut wajah cuek saat minum bersama dengan mereka semua.

“Besok adalah pertandingan antara kita dengan Tim Wudang. Meskipun Tim Wudang ini tidak sebanding dengan kita, tapi kemampuan mereka juga cukup baik.” Jilson tidak pandai berbincang dengan yang lain. Ia pun berkata dengan canggung saat minum bersama. “Masih sama kata-kataku. Kalian semua jangan meremehkan musuh, harus lebih pasti dan mementingkan keamanan diri. Lanjutlah jika kalian masih bisa bertarung, menyerah lah jika tidak kuat lagi dan lanjut untuk ronde selanjutnya. Selain Leo yang seusia denganku, kalian semua lebih kecil dariku. Untuk hubungan, ada sebagian dari kalian adalah saudara kandungku, ada yang merupakan adik iparku, adik sepupuku, serta siswaku. Jika kalian terluka, hatiku tentu tidak merasa nyaman. Aku sungguh menganggap kalian sebagai sahabat, sebagai teman dan sebagai keluarga sendiri.”

“Gina, aku tahu kamu benci aku pernah memainkanmu. Untuk peringkat master sedunia, Kakakmu lebih tinggi dariku. Sedangkan kamu selaku salah satu dari Enam Iblis yang memiliki kemampuan lebih rendah dariku. Kemampuan Hean, Lown, Winni, Benny pun setingkat. Kemampuanmu dengan Feri sama kuat. Dengan kemampuan yang kamu miliki, seharusnya kamu tidak akan menjadi siswaku.”

“Aku tahu kamu itu mata-mata. Kalau kamu adalah mata-mata, maka bertingkah lah seperti mata-mata. Tapi kamu tidak bisa membunuhku. Kehidupan pribadiku juga termasuk bersih, kamu juga tidak bisa menuduhku, tidak dapat membuat namaku menjadi jelek. Kalau kamu sudah bergabung ke dalam tim kita, mohon bantuannya bertarung dengan baik untuk beberapa ronde selanjutnya....”

“Kak Jilson, aku ada sebuah pertanyaan.” Tommy tiba-tiba mengangkat tangannya dan menatap Gina penuh kejutan.

“Katakan.” Jilson tiba-tiba menyalakan sebatang rokok.

“Siapakah Gina ini? Yasin?” tanya Tommy.

“Hmm, Gina ini adalah Yasin, merupakan salah satu dari Enam Iblis dari dunia bela diri yang gelap, merupakan adik kandung Hito.” ujar Jilson.

Ia hanya melihat wajah cantik milik Gina, setelan seragam militer dengan rambut yang terkepang, bibirnya yang teroles merah, lalu menatapnya dengan cuek.

Terdengar suara dimana Tommy langsung menyemburkan seteguk bir ke wajah Jilson.

Jilson tidak sangka Tommy bisa-bisanya begitu berani dan menyemburkan bir ke wajahnya. Tatapan Gina seketika berubah.

Jilson sama sekali tidak mempedulikannya, lalu mengelap wajahnya tak berdaya sambil menatap Gina berkata, “Jika suasana hatimu masih tidak baik, kamu boleh menyerah lagi untuk pertandingan esok hari. Tapi master delapan besar tidak banyak, sehingga setiap ronde pertandingan kita itu sangat penting. Kamu harus membantu kita untuk memenangkannya.”

“Lihat suasana hatiku senang atau tidak.” Gina ingin tertawa melihat Jilson yang seperti itu, lalu berkata sambil menahan tawa.

“Hmm, aku berharap kepadamu. Roy memiliki kekuatan yang luar biasa, seharusnya kemampuan bela dirinya sangat tinggi, tapi ia tidak bisa mencapai master tingkat dewa sebelum pertandingan dimulai. Kemampuannya membuatku terkejut, hingga diriku merubah rencana dan membuat diriku terancam ketahuan curang oleh China, serta membawamu masuk ke dalam timku. Tidak ada kamu, timku hanya ada lima orang yang boleh ikut serta dalam kompetisi tersebut. Kalah atau menang, harus bergantung padamu.” Jilson mengangguk kearah Gina.

..........................

“Miguel, kali ini aku kalah melawan Bryn. Pasukan Kansas kita kalah kepada Kelompok Royal Kin. Jilson bajingan itu pasti merasa bahagia. Mereka pasti menertawai kita kan?” Di Tim Medis sini, Rendra rebahan di atas ranjang, sambil memasang raut wajah yang tenang.

“Benar.” Miguel selaku ketua Tim Wudang berdiri di hadapan Rendra, sambil merunduk kepalanya dengan dahinya yang terkerut.

Di sebelah Rendra terdapat George dan Peniel kedua orang jago tersebut, serta Ica, Suchan, Levis, Duke dan pemuda-pemuda jago lainnya.

Rendra tentu adalah ketua dari segerombol ahli bela diri generasi kedua. Ayahnya adalah pemimpin dunia bela diri, kekuasaannya sangat tinggi dalam dunia bela diri China, bahkan ia bisa mengajak George dan Peniel ke dalam timnya. Bagaimana mungkin Miguel berani mencari masalah dengan Rendra?

“Kamu yakin kan untuk mengalahkan tim Jilson pertandingan esok hari?” Rendra pun marah sesaat di dalam hatinya setelah mengetahui tim Jilson sungguh menertawainya, lalu ia pun berkata kepada Miguel dengan ekspresi tenang.

“Aku bisa menghajar Jilson hingga mati!” Miguel mengangkat kedua matanya, dan sesuatu yang jahat melintas dari tatapannya.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu