My Goddes - Bab 914 Aliasi Fendi dan Hito

"Baik." Roy menganggukkan kepala dengan ringan.

Kini pasukan Hito masih menggunakan Misil menembak pasukan Jilson Lee tanpa henti, satu persatu Misil tidak berhenti meledak di sekeliling perang parit semua orang, sehingga membuat pasukan Jilson Lee tidak bisa maju.

Setelah Roy mendapat perintah Jilson Lee, dia langsung memilih 4 bawahan terpercayanya yaitu Harry, Heita, Tom dan Hill, kemudian menunjuk Gisel dan sekelompok Master dari Kongres Black Dart keluar dari bagian perang parit, lalu membawa pasukan Jilson Lee sebanyak 200 ribu menuju arah Afrika Selatan untuk menyerang Kapten Winni.

"Roy bawa pergi setengah pasukanmu lagi, kali ini kamu pasti sudah 100% percaya padanya, kan?" Turmalin tersenyum di samping Jilson Lee.

"Aku selalu sangat percaya padanya, hanya saja sebelumnya karena berhubungan dengan takdir kita, jadi aku harus lebih hati-hati." Jilson Lee mencubit wajah Turmalin.

"Seranglah, jika kita bisa mengalahkan Hito dan Winni dalam sekali serangan, jalan akhir Fendi juga sudah mau tiba." Turmalin melihat sekilas ledakan di sekeliling sambil mengeluh.

Semua orang mengatakan jika perang itu menderita, waktu yang dihabiskan sangat banyak, sebelumnya dia tidak merasakan apapun, sekarang dia sudah setengah tahun di Afrika, dan Jilson Lee dan lainnya juga sudah mau satu tahun.

Mungkin setelah peperangan kali ini selesai, mereka semua bisa menjalani hidup tenang, kan?

"Apa Misil Hito sudah habis?" tiba-tiba Leo menyadari sesuatu.

Dia melihat sekeliling sudah ada sekitar tiga menit tidak ada ledakan.

Seluruh area pertempuran Afrika menjadi sangat hening.

Setelah mendengar peringatan dari Leo, Jilson Lee juga menyadari sesuatu, ekspresi mereka berubah menjadi sangat berat, dia melompat keluar dari perang parit dengan ringan dan berlari ke sebuah Tank dengan cepat. Berdiri di atas Tank, menggunakan teropong memantai pihak pasukan Hito.

Seperti yang dikatakan Leo, tiga menit berlalu begitu saja, bagian Hito sangat sepi seakan-akan sudah menghabiskan semua Misil.

"Kak Jilson, sebuah ledakan menghabiskan biaya yang sangat banyak, meskipun Hito sekaya apapun, dia sendiri adalah pedagang senjata api, tapi Misil juga tidak bisa terus menerus dihabiskan, dia sudah menembakkan sekitar 9 jam pada kita, mungkin bukan hanya Misil sudah habis, bahkan granat juga sudah hampir habis. Jika sekarang kita menyerang mereka, mungkin adalah waktu yang sangat bagus, jika bukan karena pasokan Hito sangat banyak, mungkin kita tidak akan sempat jika menunggu dia beli Misil dan kembali dari luar negeri." Tuan Muda Ben sudah siap-siap menyerang dengan maksud melaju.

"Misil Hito memang sudah habis, meskipun dia penjual senjata api, tetapi granat juga mungkin sudah hampir habis. Namun jika mereka menyerang kita dengan formasi cekungan, bagaimana jika kita dengan gegabah menyerang mereka dan terjebak dalam jebakan mereka?" mata Jilson Lee bersinar seakan-akan pandangannya semakin jelas saat semakin malam.

"Tidak mungkin mereka begitu hebat, kan?" Tuan Muda Ben terkejut.

"Pemikiran Hito bagus, bawahannya ada Enam Iblis dan ada setengah orang hebat, meskipun Enam Iblis ini selalu tidak akrab dengannya, tetapi demi keuntungan, mereka pasti akan berusaha sepenuhnya membantu dia membuat strategi. Mereka tidak akan membiarkan kita menyerang begitu saja, mereka tidak akan berhenti memikirkan cara untuk menyerang kita. Jika sekarang kita menyerang mereka, maka mereka pasti akan menyerang kita dengan formasi cekungan, maka pada saat itu kita belum berinteraksi penuh dengan mereka, malahan kita sudah dahulu kehilangan pasukan penyerang depan." Jilson Lee berkata.

"Jadi bagaimana kita perang?" Ardham bertanya.

"Jika kita menyerang dengan gegabah, maka kita akan kehilangan banyak bawahan, dan juga mungkin bisa kehilangan Jenderal Tuan Muda Ben ini. Tapi jika tidak menyerang, maka pertempuran di Afrika tidak akan selesai." Jilson Lee menyalakan sebatang rokok, dia menyipitkan mata melihat ke depan.

"Formasi garis lurus maju dengan sifat mengetes pasukan Hito, jika bertemu dengan serangan kuat dari pasukan maka cari tempat pertahanan dan mulai menyerang pasukan lawan."

"Baik!" Leo, Ardham, Tuan Muda Ben, Davis Lee dan Susi menganggukkan kepala dengan ringan.

Tidak lama kemudian, Leo, Ardham, Tuan Muda Ben, Davis Lee dan Susi menjadikan Jilson Lee sebagai pusat, kemudian dengan cepat berpencar ke dua sisi. Mereka membiarkan Jilson Lee duduk tenang di tengah pasukan, kemudian sisanya berlari dengan cepat di area pertempuran, kemudian masing-masing memerintah puluh ribuan bawahan yang diberikan Jilson Lee kepada mereka. Formasi garis lurus ini adalah perintah dari Jilson Lee untuk membuat semuanya membentuk sebuah garis horizontal yang maju ke arah pasukan Hito. Jika terkena serangan senjata api kuat dari Hito, maka pasukan Jilson Lee boleh membuat sebuah garis lurus untuk sembunyi dengan cepat dan mulai melawan lawan.

Formasi garis lurus ini tidak bisa menyerang formasi lawan dan membubarkan mereka dengan cepat, tetapi kemenangan sangat stabil, pasukan Jilson Lee tidak akan karena buru-buru berhasil hingga menghasilkan kerugian dan memberikan kesempatan serangan balik dari lawan.

Jadi, saat malam hari Jilson Lee membawa Ryna, Turmalin, Jessy, Vannie Han, Tommy dan lainnya berdiri di paling tengah, kemudian Leo, Susi, Tuan Muda Ben, Ardham, dan Davis Lee membawa 320 ribu pasukan bergabung menjadi satu garis lurus, 320 ribu pasukan ini dalam satu malam bergabung menjadi puluhan kilometer dan perlahan-lahan melaju ke ke arah pasukan Hito.

Bagi Jilson Lee, memimpin pasukan perang dan di ring pertempuran tidak ada bedanya, karena tidak memedulikan tingkatan kultivasi, melainkan hanya kemampuan bertempur sebenarnya, dan jurus sempurna yang lebih banyak, beserta kesabaran siapa yang paling bagus, siapa yang bisa menemukan kelemahan lawan dalam pertempuran ini dan mematikan lawan..

Dengan samar-samar dia mendengar suara ledakan yang berasal dari bagian kiri tentara, mungkin Roy yang memimpin 200 ribu pasukan sudah bertemu dengan pasukan Winni, dan kedua belah pihak sudah mulai bertempur.

Malam hari di Afrika sangat dingin, dalam sekejap pasukan Jilson Lee dan pasukan Hito sudah bertarung hampir sepuluh hari, semua orang merasa lelah, tetapi mereka semua tetap bertahan, karena mereka mau mengalahkan semua lawan dari Afrika dan memberikan kehidupan tenang untuk Afrika juga untuk diri sendiri.

"Jangan bergerak." saat Jilson Lee membawa semua orang sudah pergi di atas satu jam lebih, dia merasakan ada angin yang datang dari depan, tatapan matanya juga menjadi waspada.

"Ada apa?" Ryna bertanya.

"Sepertinya ada pasukan besar yang datang menyerang kita." Jilson Lee berkata.

"Pasukan besar?" Ryna bertanya.

"Betul." Jilson Lee menganggukkan kepala dengan ringan.

Dia menyuruh semua orang berhenti dan menyuruh semuanya untuk berwaspada, Jilson Lee meletakkan tangannya menahan pada pistol di pinggangnya, pasukannya juga semua menahan senapan otomatis.

Tiba-tiba sebuah sinar terang menyinari dari depan Jilson Lee, ribuan helikopter militer muncul dari belakang lereng gunung, kemudian satu persatu mobil tank dan mobil lapis baja dikerumuni para prajurit ke sini, satu persatu pesawat tempur dengan cepat melaju ke arah pasukan Jilson Lee. Di saat bersamaan, menghadapi 3 patung raksasa yang muncul sejauh beberapa kilometer, patung yang memimpin adalah patung Fendi, patung itu diukir dengan sangat mirip dan sempurna, patung Fendi diukir dengan berpakaian generalissimo, membelakangi kedua tangan, meninggikan dadanya seakan-akan dengan gaya menjadi orang yang dihormati.

Di bawah dorongan para pasukan yang tidak terhitung jumlahnya, patung Fendi dan dua patung lainnya yaitu Attar dan Jiko, bersamaan juga di bagian depan muncul suara jeritan yang kuat: "Demi Kaisar!"

"Demi Pulau Kekaisaran!" "Demi keadilan dan kemenangan!"

"Patung sialan, mereka datang lagi!" Susi langsung terkejut saat melihat 3 patung ini.

Sebelumnya saat dia berpasangan dengan Roy juga pernah melihat kehebatan 3 patung ini.

"Fendi telah menjalin aliansi dengan Hito, kita harus melawan mereka!" tatapan mata Jilson Lee berubah drastis.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu