My Goddes - Bab 394 Pistol Perak Khusus

'Swak' Ketika Tuan Muda Ben menghindari aura pedang dari Sandra, tempat dimana ia berdiri muncul sebuah bekas pedang yang dalam di tempat sebelumnya. Ia tak bisa menahan keringat yang mengalir di dahinya. Baru ingin bangkit kembali, ia pun melihat Sandra yang sudah muncul di hadapannya dan menatapnya dengan wajah yang tidak berekspresi, lalu Sandra menendang bagian dadanya dengan ganas.

Bang!

Seketika ekspresi wajahnya berubah, ia pun ditendang keluar oleh Sandra dengan ganas.

Ketika ia terjatuh di lantai, Sandra muncul lagi di hadapannya. Ia pun menggunakan satu kaki menginjak tubuhnya dan menikamkan pedang kearah lehernya.

Pedang tidak mempunyai mata, meski dikatakan bahwa kompetisi seni bela diri militer tidak boleh membunuh orang. Tetapi seperti pertarungan master antara Sandra dan Tuan Muda Ben pasti harus menyerang titik mematikan dari pihak lawan, kalau tidak itu mustahil untuk mengalahkan musuhnya.

Jika Tuan Muda Ben tertikam oleh pedang Sandra ini, maka ia sudah pasti mati.

Ia segera memiringkan lehernya. Pedang itu hampir mau menyentuh lehernya dan menusuk ke bawah lantai. Kemudian Sandra menggores pedangnya segaris di permukaan lantai, lalu menarik pergi pedangnya dari leher Tuan Muda Ben.

Tuan Muda Ben segera memutarkan badannya kencang. Saat Sandra sudah mau menarik keluar pedang tersebut, ia pun dengan cepat menghindari pedangnya, bagaikan belut yang melarikan diri dari kaki Sandra. Sandra pun menghilang dari tempat dan tiba-tiba muncul lagi di hadapan Tuan Muda Ben. Tuan Muda Ben baru ingin bangkit kembali, Sandra pun menendang bahunya dengan keras dan melambaikan pedangnya lagi. Sebuah aura pedang besar yang kuat pun mendatangi Tuan Muda Ben.

Saat ini, panggung kompetisi antara Tuan Muda Ben dan Sandra telah meninggalkan segaris-garis bekas yang dalam karena aura pedang.

Ketika Tuan Muda Ben hendak terkena aura pedang Sandra, ia pun segera berguling ke samping untuk menghindari.

Di saat yang sama, Sandra muncul lagi di sampingnya dan menendangnya hingga terbang keluar.

"Kompetisi antara Sandra dan Tuan Muda Ben sudah mulai tampak pihak yang kalah. Tuan Muda Ben sudah mau terkalahkan." ujar seseorang yang menonton kompetisi dengan tenang di arena utama sini.

"Aku sudah tahu bahwa Tuan Muda Ben tidak bisa mengalahkan Sandra. Sandra adalah wanita terjenius di dunia seni bela diri China dan berlatar belakang Keluarga MuRong. Ada kepala Keluarga MuRong yang mengajarnya seni bela diri secara pribadi. Sejak kecil, sumber yang diterima olehnya adalah yang terbaik. Tuan Muda Ben hanyalah seorang preman dari Kota Venia. Bagaimana mungkin ia bisa mengalahkan Sandra?" Abraham duduk di samping Rendra dan berbicara sambil tersenyum dingin.

Anggota dari setiap tim tidak diperbolehkan untuk bertemu. Tapi mereka diperbolehkan berkumpul dan berbincang saat menyaksikan kompetisi.

"Apa yang aku bilang, Tuan Muda Ben hanya lah orang kaya, orang tuanya sama sekali tak bisa bela diri dan juga tidak memperbolehkannya untuk melatih bela diri. Bagaimana mungkin ia bisa mempunyai kemampuan bela diri yang begitu jago dan bisa bersaing dengan Nona Sandra? Aku terkejut, ternyata ia hanyalah macan kertas. Saat baru mulai masih bisa, namun lama-lama ia pun tidak sebanding dengan Nona Sandra."

"Nona Sandra adalah orang yang bisa dibandingkan dengan Dua Belas Dewa Emas. Katanya kemampuan bela dirinya telah melewati Ayahnya dan sekarang ia adalah master terjago di Keluarga MuRong. Jika Tuan Muda Ben bisa mengalahkannya, bukankah itu berarti bahwa ia sebanding dengan Dua Belas Dewa Emas?"

Semuanya sedang berdiskusi.

"Ben..."

Melihat Tuan Muda Ben yang perlahan-lahan tertindas oleh Sandra dari layar besar di arena kompetisi. Situasi dimana pihak yang kalah sudah tampak jelas. Ia pun terlihat semakin menyedihkan setelah dihantam oleh Sandra, dan luka di tubuhnya pun semakin banyak.

Sebagai salah satu keluarga dari Empat Keluarga Besar Wulin, orang tua Tuan Muda Ben pun duduk di kursi penonton VIP dan tidak tahan untuk memegang tangan satu sama lain dengan erat.

Oleh karena mereka mengetahui betapa hebatnya dari seni bela diri, tak peduli betapa jagonya kemampuan bela diri Tuan Muda Ben, ia pasti akan bertemu dengan musuh yang lebih jago darinya. Mereka sayang dengan anaknya, jadi mereka pun tidak pernah memperbolehkannya untuk melatih seni bela diri.

Mereka juga tahu bahwa dunia bela diri itu sangat rumit. Meskipun mereka termasuk salah satu dari Empat Keluarga Besar Wulin, tetapi mereka tidak pernah ikut campur perselisihan di dunia bela diri.

Saat di rumah, jari Tuan Muda Ben yang kadang tersayat saja, ia pasti akan mengoceh-ngoceh. Sekarang ia terluka di banyak bagian....

"Ayah, Tuan Muda Ben bukanlah lawan Sandra. Kalau tidak, aku hubungi Jilson sana dan meminta Jilson berkata kepada Tuan Muda Ben untuk jangan bertarung lagi. Sandra memang tidak berperasaan sejak lahir. Jika ia beraksi, musuhnya pasti akan mati, terlalu bahaya." Setelah berpikir-pikir, Ayah Janita pun berkata kepada Jimmy.

"Ayah Sandra, kamu membesarkan seorang putri yang baik, benar-benar melampauimu. Kemampuan pedangnya luar biasa dan tenaga dalam yang tidak masuk akal, benar-benar sebanding dengan Dua Belas Dewa Emas." Keluarga MuRong sini, tak sedikit kepala keluarga besar tetua yang memuji.

"Kompetisi seni bela diri memang begini, pasti ada salah satu yang menang dan kalah. Pedang tidak memiliki mata, bagaimana mungkin tidak ada yang terluka pada kompetisi seni bela diri. Dengan melalui pertarungan yang mempertaruhkan nyawa dan menerima luka, maka kemampuan bela dirinya akan semakin jago. Jika takut terluka, mending tidak perlu berpartisipasi dalam kompetisi seni bela diri. Lebih baik memukul Mok Yan Jong dirumah?” ujar kepala Keluarga MuRong dengan sombong.

Melihat pandangan Jimmy yang tertarik kearah mereka, kepala Keluarga MuRong pun berkata kepada Jimmy sambil tertawa, "Pak Jimmy, meskipun tim Jilson dan tim Pendekar wanita Gangnam adalah milik keluarga kalian, tim mana pun yang menang juga sama saja. Tapi tim cucumu ini sepertinya bukan lawan dari tim Pendekar wanita Gangnam. Bisakah kamu hubungi cucu putri lainmu untuk jangan kalah lagi di pertandingan selanjutnya. Itu akan mengganggu tim Pendekar wanita Gangnam kita."

"Hah? Haha..."

"....." Disindir oleh kepala Keluarga MuRong, Jimmy hanya melihatnya tanpa mengatakan apapun.

"Tingkat kemampuannya yang tidak sebanding dengan Sandra, lalu tidak memiliki senjata yang bisa dipakai. Dalam pertandingan ini, Tuan Muda Ben memang berada di posisi yang sedikit dirugikan." Di Jilson sini, ia duduk bersama Zoony dan berkata sambil menyaksikan Tuan Muda Ben dari layar besar.

"Jilson, tampaknya Tuan Muda Ben mungkin kalah dalam pertandingan ini." Zoony tak bisa menahan rasa gugupnya pada Tuan Muda Ben.

"Kita masih belum tahu. Jika Tuan Muda Ben bisa bertarung dengan baik, maka ia masih ada kesempatan untuk menang. Tujuh sub arena ini dibagi dengan baik dan membagikan kita semua ke setiap arena, dengan begini pun bisa melindungi keamanan penonton. Setelah pertandingan ini selesai, maka pertandingan selanjutnya dapat langsung dilaksanakan, tanpa menunda waktu untuk menukar panggung. Ini juga bisa mencegah kita untuk memberi arahan mengenai bela diri kepadanya dan mencegah kita untuk tidak curang." ujar Jilson.

"Sandra ini adalah master yang sebanding dengan Dua Belas Dewa Emas. Apakah ia masih ada kemungkinan untuk menang?" Zoony terkejut.

"Harus lihat bagaimana dengan penampilannya." Jilson mengerutkan dahinya.

Di sisi ini, luka di tubuh Tuan Muda Ben sudah semakin banyak dan semakin menyedihkan setelah dihantam Sandra. Ketika telapak tangan Sandra mendarat di dada Tuan Muda Ben. ' Pftt', ia menyemburkan darah dan terbang keluar dengan keras.

Akhirnya Sandra mengatakan kalimat pertamanya, "Kak Ben, lebih baik kamu mengalah."

"Panggil aku Tuan Muda Ben!" Tuan Muda Ben menggertakkan giginya dan bangkit kembali dari panggung kompetisi.

Sandra muncul di belakang Tuan Muda Ben, lalu menikamkan pedang kearah belakang pinggang Tuan Muda Ben.

Ketika Tuan Muda Ben memutarkan badan untuk menghindari pedangnya, Sandra pun menggores segaris luka di bagian pinggangnya dengan pedang, lalu melompat dan menendang diatas dadanya. Di saat yang sama, ia menginjak dadanya lalu melompat sambil melakukan Jurus Fly High Kick 3in1 kearahnya, sehingga Tuan Muda Ben terbang jauh.

Ketika Tuan Muda Ben terjatuh keras di lantai, Sandra muncul lagi diatas tubuhnya.

Tuan Muda Ben menyipitkan matanya, ia baru saja ingin berguling ke samping, tiba-tiba terdengar suara kencang, Sandra mendarat di permukaan lantai dengan keras, sehingga permukaan lantai granitnya retak bagaikan sarang laba-laba. Ia menginjak permukaan lantai granitnya hingga membuat sebuah lubang besar dam batu kerikil terhambur. Tuan Muda Ben tergetar hingga terbang keluar, sehingga batu kerikil yang tak terhitung menggores luka di tubuhnya.

Di saat yang sama, Sandra membidik kearah Tuan Muda Ben sambil merentangkan tangan kirinya. Sebuah tenaga dalam berwarna hitam berubah menjadi lima Black Phoenix dan menyerang kearah tubuh Tuan Muda Ben dengan keras hingga ia muntah darah.

Saat ini, wajah Tuan Muda Ben sudah pucat. Ia berbaring di lantai dan terus menggigil. Baru saja ingin bangkit kembali, mulutnya pun mengeluarkan darah lagi dan terbaring di lantai.

"Kak Ben, kamu telah kalah." Sandra melihatnya dengan tenang.

"Kan sudah pernah bilang kita harus bersama menjadi juara nasional di kompetisi seni bela diri. Kemudian bersama bertarung ke luar negeri dan mendominasi luar negeri. Bagaimana mungkin aku boleh kalah?" Tuan Muda Ben tertawa sambil mengeluarkan sebotol obat kecil dari sakunya.

Ia membuka sumbat dan terus menaburkan obat bubuk goldchuang di tubuhnya.

"Benar-benar tidak tahu diri!" Rendra yang duduk arena utama sini tertawa.

Ia melihat Tuan Muda Ben yang masih menyayangi tubuhnya sendiri dan menaburkan obat bubuk pada sepuluh bagian luka di tubuhnya dengan hati-hati. Ketika selesai menaburkan obat, Tuan Muda Ben mengeluarkan sebuah pistol perak dari sakunya dan membidik kearah Sandra.

"....." Melihat pistol perak di tangan Tuan Muda Ben, ekspresi wajah Rendra pun perlahan-lahan berubah...

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu