My Goddes - Bab 600 Pertarungan Kematian

“Tambangku!” Setelah berlari beberapa ratus meter, Fendi tiba-tiba merasa jantungnya sakit, hanya merasakan sakit yang menusuk, seolah-olah sepotong daging telah jatuh.

“Saudara Feng, perkataan Jilson Lee tidak bisa dipercaya. Dengan melihat situasi sekarang ini, bukan hanya memusnahkan Winni, tetapi kita juga. Abaikan tambang dulu, menyelamatkan nyawa kita lebih penting.” Deni Han berlari cepat mengejar Fendi.

Bawahan Fendi semuanya adalah master tingkat dewa, dan ada lagi sekelompok besar yang di atas master tingkat dewa. Tetapi bahkan jika mereka berlari dengan sangat cepat, mereka masih tidak bisa secepat Jilson Lee dan lainnya yang menunggang kuda. Melihat mereka dikejar oleh Jilson Lee sekelompok, kekuatan mereka secara bertahap tidak mencukupi. Setelah memikirkannya, mereka merubah arah dan memasuki salah satu sisi hutan lebat.

Jilson Lee tidak mengejar mereka, tetapi tetap memimpin pasukan untuk mengejar pasukan utama Winni.

“Kapten Winni, Kapten Fendi sepertinya bukan mata-mata. Aku mendengar suara tembakan, dia sepertinya sudah tewas karena melindungi kita.” Di sisi pasukan Winni, ketika Winni memimpin pasukan utama untuk melarikan diri, Troy terkejut ketika mendengar suara tembakan datang dari arah belakang, dan perlahan-lahan muncul firasat buruk.

Fendi rakus akan tambang, hal ini membuatnya tertinggal dari pasukan Winni. Mungkinkah dia telah dibunuh oleh Jilson Lee?

“Kapten Fendi sepertinya bukan mata-mata.” Bawahan Winni yang lainnya juga mendengar suara tembakan, dan tubuh mereka terkejut.

Perlahan-lahan, suasana hati yang sedih menyebar di antara pasukan Winni. Semua orang menduga bahwa Fendi telah dibunuh oleh Jilson Lee, dan mereka merasa sakit hati.

Banyak jenderal yang tidak semangat berperang lagi, membuang senjata, bahkan tidak berniat untuk melarikan diri lagi.

"Kapten Fendi tewas dalam pertempuran?"

"Kapten Fendi tewas dalam pertempuran …………"

Seorang jenderal veteran yang berusia empat puluh tahun menangis, seorang pria sejati setinggi enam kaki bahkan sampai meneteskan air mata.

Sedangkan setelah Winni mendengar bahwa Fendi telah tewas dalam pertempuran itu, wajahnya berubah menjadi pucat.

“Kapten Winni, Jilson Lee membunuh ayah kami, kami bersedia tinggal di sini untuk melindungi pelarian pasukan, bertarung sampai mati dengan Jilson Lee, dan membalas dendam Kapten Fendi!” kata Nefer dengan mata merah dan mengepal tangannya.

Liana tidak mengira bahwa semua orang sangat menghormati Fendi, matanya yang dingin dan indah menunjukkan keterkejutan.

"Kapten Winni, Fendi sudah mati, Obat Tiga Garis penawar untuk serangga tiga garis yang dia tempatkan di dalam kepala kita juga sudah tidak ada lagikah? Serangga beracun di otak kita menyerang setiap 15 bulan sekali, jika tidak ada penawarnya maka rasa sakitnya tidak tertahankan, hidup tidak lebih baik dari pada kematian, serangga beracun itu akan menghabiskan isi kepala kita, setelah menyiksa kita selama tiga bulan, menggigit selaput otak kita dan menyebabkan kita mati karena infeksi. Bagaimanapun bakal mati, lebih baik bertarung dengan Jilson Lee!” Salah satu bawahan Winny berpikir sejenak dan berkata.

“Fendi dibunuh oleh Jilson Lee. Kita tidak bisa hidup lagi. Jilson Lee-lah yang membunuh kita. Kita bertarung dengan Jilson Lee!” seseorang berteriak.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” Liana sedikit bingung setelah mendengar kata-kata semua orang, “Mereka membalaskan dendam Fendi, apakah karena mereka menghormati Jenderal Fendi atau hanya karena Jenderal Fendi memiliki penawar?”

“Bagaimana mereka bisa menghormati Jenderal Fendi? Mereka semua sangat membenci Jenderal Fendi, tidak sabar untuk membiarkan Fendi mati.” Uzuki mencibir.

“Apa?” Liana tidak mengerti dan mengedip mata penuh kebingungan.

“Jenderal Fendi adalah orang yang sangat licik. Dia berpura-pura menjadi Jilson Lee dan berbaur dengan Pasukan Teanokobe, dia berpura-pura bodoh setiap hari untuk mehilangkan kewaspadaan Winni. Winni dan yang lainnya ingin membunuh Jilson Lee karena Jilson Lee sering merusak kepentingan mereka. Sedangkan Fendi berpura-pura menjadi Jilson Lee untuk mendukung mereka, karena itulah Winni dan yang lainnya tidak lagi membunuh Fendi. "

“Fendi berpura-pura bodoh tetapi di belakang dia menyingkirkan semua mata-mata yang ditempatkan Winni di sampingnya, dan memusnahkan semua anak buah Jilson Lee. Pertama-tama, dia mendapatkan kekuatan Pasukan Teanokobe, lalu meracuni serta mengendalikan Winni dan yang lainnya. Klan Keluarga Kelima awalnya hanya menyetujui Fendi meracuni mereka, namun kemudian, setelah Klan Keluarga Kelima melihat bahwa racun Fendi sangat efektif, mereka membiarkan Fendi menggunakan racunnya untuk mengendalikan semua jenderal utama dari Tiga Raja Perang. Kalau bukan ide buruk dari Fendi, bagaimana Klan Keluarga Kelima bisa memikirkan cara yang begitu kejam untuk menghadapi mereka? "

“Jadi Tiga Raja Perang dan bawahannya, mereka semua membenci Fendi sampai mati, tapi karena Fendi mempunyai penawarnya, mereka mau ga mau bersedia dikendalikan oleh Fendi. Kudengar pertempuran Golden Triangle kali ini karena Winni lebih mempunyai kemampuan dibanding Fendi, dan juga karena kekuatan Fendi semakin besar, maka Klan Keluarga Kelima berubah untuk mendukung Winni dan diam-diam menekan Fendi. Di bawah tekanan, Fendi menyerahkan sebagian dari penawarnya, unuk sementara dapat menekan racun Tiga Raja Perang dan bawahannya untuk beberapa bulan. Dan sekarang Fendi sudah tewas, penawar yang ada di tangan Winni untuk beberapa bulan saja dan setelahnya meraka akan mati. "Uzuki menjelaskan kepada Liana.

“Bukankah kalian sangat menghormati Kapten Fendi?” Nefer mengendipkan mata dan melihat Winni sekelompok.

“Kami menghormati dia apanya, kami sedih dia meninggal karena ke depannya tidak ada yang akan memberi kami penawar lagi!” seseorang berteriak pada Winni.

"Tidak mungkin, Fendi adalah master tingkat menengah. Tidak mungkin hanya dengan beberapa suara tembakan yang terdengar dari sana, Fendi telah mati dalam pertempuran itu. Tolong semuanya tetap tenang dan jangan mudah terpengaruh." Wajah Winni menjadi pucat dan tidak berani membayangkan akibat yang akan terjadi dari kematian Fendi.

“Kapten Winni, Jilson Lee memiliki pistol khusus di sana, dua tembakan saja dapat mematahkan energi qi pelindung badan dari master setingkat dewa.” Kata Troy.

"Kalian jangan mengacaukan diri sendiri. Kami belum memastikan bahwa Fendi telah mati dalam pertempuran. Kenapa kalian duluan yang menjadi kacau? Semua orang khawatir karena kematian Fendi dalam pertempuran atau karena takut mati. Jika Fendi tidak mati dan kita dimusnahkan begitu saja oleh pasukan Jilson Lee. Bukankah bakal sangat disayangkan? ”Kata Winni dingin.

“Kapten Winni, apa yang harus kita lakukan sekarang?” seseorang bertanya dengan suara kecil.

Melihat sekilas Viena, Troy, Nefer, Uzuki, Karol, Liana, dan Uzuki di dekatnya, Winni menyipitkan matanya.

Kekuatan dari tiga panglima militer utama mereka sudah rusak sebagian, dan orang-orang ini sudah tidak sudah begitu memiliki nilai guna lagi

Bagaimana kalau ...

“Kapten Winni, aku tidak akan tinggal untuk melindungi kalian. Aku sebelumnya pernah mempermalukan bawahan Jilson Lee, Rendra. Jika aku tertangkap, Rendra akan membunuhku!” Viena pintar, dia langsung dapat menebak apa yang dipikirkan Winni.

“Apa yang ditakutkan, aku akan tinggal untuk melindungi kalian, aku ingin membalaskan dendam ayahku!” Nefer tergerak, memikirkan kebencian negara dan dendam keluarga, langsung memutuskan untuk tetap di tempat dan melindungi pelarian pasukan.

"Baiklah, Nefer, aku akan meninggalkanmu sepuluh ribu pasukan untuk melindungi pelarian pasukan utama kita. Jika kita bisa lolos kali ini, aku Winni akan sangat berterima kasih." Mata Winni berbinar.

“Aku hanya ingin membalaskan dendam ibuku.” Mata Nefer dipenuhi dengan kebencian dan amarah.

Ketika Jilson Lee dan Tuan Muda Ben memimpin pasukan, mereka hanya melihat ratusan ribu pasukan yang dipimpin oleh Nefer, Karol, Liana, dan Uzuki berkumpul di depan mereka.

Ribuan lebih pasukan berdiri berdampingan membentuk satu bagian hitam di dalam hutan yang lebat. Liana dan Uzuki berjaga di bagian tengah, di langit berkumpul padat burung gagak yang berdatangan dari segala arah.

Ketika ratusan ribu burung gagak terbang melayang di langit, Liana memandang Tuan Muda Ben dari kejauhan, dan berkata dengan dingin, "Tuan Muda Ben, kamu berani menlukai saudaraku. Hari ini, kita akan menyelesaikan dendam lama dan baru secara bersamaan."

“Serang!” perintah Jilson Lee, ratusan ribu pasukan langsung datang menyerang seperti hitamnya air pasang.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu