My Goddes - Bab 278 Dewa Monyet

Semakin dipikir semakin bahagia, terutama Dilan Song, ketika dia melihat Jilson Lee seperti ini hatinya sangat senang. Lebih baik dia merapikan kitab seni bela diri dengan baik, pada saat yang sama, matanya yang kejam melihat Jilson Lee sambil tersenyum, bukankah ada seseorang yang sangat jago ketika berada di faksi Shaolin? Kenapa? Mengapa ketika berada di dalam makam kuno menjadi sangat berhati-hati? Apakah karena merasa orang-orang faksi Shaolin terlalu polos atau tidak berani menyentuh putra orang berkuasa?

Ketika Dilan Song mengejek Jilson Lee dengan suara yang kencang, Ryo, Arifin Han, Delon De juga tertawa. Sifat Sukhbaru kasar, dia langsung membuka jas dan mantelnya dan meletakkannya di tanah dan memasukkan kitab seni bela diri di dalamnya, dia bersedia membawanya pergi.

Janita hanya mengambil kitab seni bela diri kelas menengah, dia hanya bisa tersenyum tanpa daya ketika melihat Jilson Lee. Dengan identitas Jilson Lee yang merupakan putra keluarga Lu, tentu saja identitasnya tidak sebanding dengan Rendra, jika dibandingkan dengan Rendra maka identitasnya hanya ada setengahnya. Tapi, jika sifat Jilson Lee keras kepala dan ilmu bela dirinya kuat, dia bisa saja menyinggung Rendra.

Keluarga Shangguan menempati urutan pertama di China, keluarga Lu salah satu keluarga dari empat keluarga besar wulin, kekuatan mereka sangat kuat di China, jika keluarga Lu bisa meminta dukungan dari ketiga keluarga besar lainnya maka bisa melawan keluarga Shangguan.

Jilson Lee, memang pada dasarnya hanya sampah yang tidak berguna kan. Dia sama sekali tidak bisa ilmu bela diri sebelum berusia 18 tahun, meskipun dia sekarang sudah bisa ilmu bela diri, ilmu bela dirinya bisa setinggi apa?

Untungnya dia tahu diri, dia tidak bertindak gegabah ketika melihat kitab seni bela diri ini sehingga dia tidak berani menantang Rendra.

Jika tidak, jika dia mati karena menantang Rendra, aku yang merupakan kakak besar di keluarga Lu, tidak tahu harus memihak kepada siapa.

Sampah. Ketika melihat Jilson Lee tidak berani menantangnya, Rendra mendengus dingin sambil melihatnya.

Ketua, jangan lupa tujuan utama kita masuk ke dalam makam kuno kali ini. Kitab seni bela diri yang dikumpulkan oleh Nico Sun ini memang bagus, tapi yang kita cari adalah kitab seni bela diri yang asli. Jika kita tidak menemukan kitab yang ingin kita cari. Meskipun kita mendapatkan banyak emas dan perhiasan berharga lainnya juga tidak ada artinya bagi kita. Erick muncul di samping Rendra, dia melihat peti mati besar yang ada di istana bawah tanah dan berkata pelan kepada Rendra.

Kakak, Rendra dan lainnya mendapatkan banyak kitab seni bela diri, apakah kita harus menyerang? Tuan muda Ben berbisik kepada Jilson Lee.

Tidak perlu buru-buru. Mata Jilson Lee masih terlihat tenang, dia melihat setiap gerakan yang dilakukan oleh Rendra dan lainnya.

Peti mati besar yang ada di dalam istana bawah tanah ini, tutupnya sudah terbuka oleh ular raksasa. Jasad yang ada di dalamnya sepertinya sudah habis dimakan oleh ular raksasa, barang-barang yang ikut dikuburkan di dalam peti itu berantakan di samping peti mati.

Setelah memikirkannya, Rendra pergi ke samping peti mati. Dia melihat ke dalam peti mati, dan tiba-tiba menarik napas dalam-dalam.

Pikirannya sama seperti lainnya, jasad pemilik makam kuno sudah dimakan oleh ular raksasa. Di dalam peti mati hanya tersisa barang-barang yang dikuburkan bersamanya, dia segera menarik pedang panjang sambil membolak-balik isinya, di dalam peti mati tidak ada kitab seni bela diri.

Paman Erick, semasa hidup Nico Sun, dia paling suka mengumpulkan kitab seni bela diri, jika dia memiliki kitab seni bela diri itu, dia pasti akan membawa di badannya, jasad dan kitab seni bela diri itu sudah hilang, apakah jasad dan kitab seni bela diri itu sudah dimakan oleh ular raksasa? Sial, ular itu dibawa oleh Partai Lima Racun Miaojiang. Partai Lima Racun Miaojiang ini sangat licik, apakah mereka juga tahu tentang kitab seni bela diri itu, jika mereka hanya menginginkan ular besar dan tidak mau barang berharga yang ada di dalam makam kuno dan mereka hanya berpikir untuk membawa dan memotong ular raksasa itu? Dan mengambil kitab seni bela diri yang ada di dalam ular raksasa? Aku sudah tertipu oleh Partai Lima Racun, Partai Lima Racun yang kecil itu bahkan berani berebut kitab seni bela diri denganku, kita masih bisa mengejar mereka sekarang. Wajah Rendra langsung berubah dan berbicara dengan Erick yang berada di sampingnya.

Tidak, tutup peti mati ini sudah terbuka untuk beberapa waktu. Erick berjongkok, dia memegang tutup peti mati itu, ada debu yang tebal di atasnya, jika jasad Nico Sun benar-benar telah dimakan oleh ular raksasa, mungkin saja jasad Nico Sun dan kitab seni bela diri itu sudah lama dicerna di dalam perut ular raksasa itu. Partai Lima Racun tidak tahu tentang masalah kitab seni bela diri itu, mungkin mereka benar-benar hanya menginginkan ular raksasa itu saja.

Paman Erick, jika kitab seni bela diri sudah dimakan oleh ular raksasa, bukankah kedatangan kita hanya sia-sia saja? Rendra bertanya.

Itu karena kita tidak berjodoh dengan kitab seni bela diri itu. Erick menghela napas perlahan-lahan.

Aku seharusnya bisa memikirkannya, dia memelihara ular raksasa di makam kuno ini, ular raksasa ini tidak akan berdiam diri di dalam makam kuno. Ketika Harris Yao menemukan ular raksasa ini, katanya ular raksasa ini tidak takut dengan pistol dan senjata lainnya, dia sudah banyak memakan orang yang memiliki latar kekuatan master tingkat dewa. Ular itu pasti sudah banyak makan barang-barang yang ada di makam kuno, sehingga bisa berubah seperti itu. Aku sudah ada persiapan dia dalam hatiku, kita belum tentu bisa mendapatkan kitab seni bela diri yang kita ingin cari itu.

Hanya saja, Nico Sun bahkan memelihara seekor ular raksasa untuk melindungi makamnya, dia mungkin sudah tahu bahwa binatang tetap binatang, selamanya tidak bisa dibandingkan dengan manusia, memang benar bahwa binatang ini bisa melindungi makamnya, tapi ular itu juga bisa memakan jasadnya. Dia adalah pahlwan pada Dinasti Ming dan Qing, bagaimana mungkin dia membiarkan ular raksasa memakan jasadnya dan membuatnya mati tanpa jasad? Erick perlahan-lahan mengerutkan keningnya, dia masih tidak terlalu putus asa ketika tidak menemukan kitab seni bela diri yang dia inginkan.

Dia perlahan-lahan memukul peti matinya dan perlahan-lahan mencoba untuk mendorong peti mati itu.

Peti matinya bisa bergerak?

Tiba-tiba, ekspresinya berubah, dia sekali lagi menggunakan tenaganya, peti mati yang seberat 150 sampai 250 kg ini bergerak setengah, dia melihat sekilas jejak yang ada di atasnya, dia berpikir sejenak sambil menggerakkan tangannya.

Terdengar bunyi yang keras.

Peti mati seberat 150 sampai 250 kg ini tiba-tiba terbang keluar.

Terlihat ada sebuah lekukan di bawah peti mati, jika dia menggunakan semua tenaga untuk mendorongnya, paling banyak dia hanya bisa mendorong setengahnya, tapi tidak bisa mengeluarkan peti mati itu. Sedangkan di bawah peti mati ini masih ada peti mati yang terbuat dari emas. Dia segera menarik tutup peti mati itu, tangan kanannya tertanam kuat ditutup peti mati itu, ketika menariknya ke atas, jarum perak yang tidak terbatas jumlahnya terbang keluar disertai semburan gas hitam.

Hati-hati!

Dia segera menggerakkan tubuhnya dan membawa Rendra ke samping. Ryo, Dilan Song, Sukhbaru, Abraham Lin dan lainnya, pada saat ini baru terpikir, barang-barang yang dikuburkan bersama dengan pemilik makam adalah barang yang paling berharga, mereka perlahan-lahan menghampiri peti mati untuk melihat barang-barang yang ada di dalamnya.

Mereka melihat jarum perak yang tidak terhingga jumlanya dan semburan gas hitam yang pekat keluar dari dalam peti mati, mereka segera berbaring di tanah.

Sekitar beberapa menit kemudian, asap hitam dari peti mati perlahan-lahan menghilang. Erick segera melihat di depan peti mati, dia mengambil sebuah kitab seni bela diri dari tangan jasad yang ada di dalam peti mati.

Melalui cahaya yang ada di istana bawah tanah, Jilson Lee, Turmalin, Janita, Susi ... ... ... ... mereka semua melihat dengan jelas, di dalam tangan Erick ada sebuah kitab dengan sampul biru tua. Di samping kitab yang berwarna putih terlihat dua huruf besar yang ditulis dengan tinta hitam.

Dewa monyet.

Ketika Rendra melihat kitab yang ada di tangan Erick, matanya langsung bersinar.

Itu adalah kitab yang mereka cari.

Kitab seni bela diri kultivasi tao.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu