My Goddes - Bab 918 Mumu Menyerang

"Kaisar, celaka, Jiko sepertinya jatuh di dalam kamp Jilson, bawahan Jilson Ardham menggunakan pasukan artileri tidak berhenti mengebom kita, yang pertama mempunyai maksud menghentikan serangan kita terhadap pasukan besar Jilson, yang kedua menghentikan hubungan kita dengan organisasi ksatria emas, mengangkap Jiko hidup-hidup."

Pasukan Fendi, saat ini dia sudah bersatu dengan Hito, berdua berdiri bersampingan, berdiri di puncak gunung melihat lautan kerumunan orang di depan mereka.

Di atas langit adalah pertempuran ganas antara jet tempur dan kapal perang yang saling menembak, di bawah dipenuhi peluru, peluru artileri, orang di pihak mereka berdua tidak berhenti jatuh tertembak, tidak berhenti ada orang yang diledakkan sampai tidak berjejak.

Melihat kekuatan mereka dihadang oleh artileri Ardham, Fendi dan Hito dua ketua itu tampaknya sedikit panik, sedangkan Hayden lebih menyadari sesuatu secara mendadak.

"Ardham yang pantas mati, sebelumnya masih pernah kupukul, tampaknya jujur, sebenarnya penuh air kotor di dalam perut, selalu menggagalkan hal baik kita di waktu penting. Aku juga tau Jiko sudah lama terjatuh di tempat Jilson sana pasti akan ditangkap hidup-hidup, tapi jalan kita dihadang oleh artileri Ardham, kita sama sekali tidak bisa membantu Jiko!" Fendi memakai baju setelan generalissimo emas, menggertakkan giginya.

"Demi kaisar!" "Demi kemenangan!"

"Saat Fendi dan Hayden berbincang, bawahan Fendi masih mengelilingi tiga raksasa mengeluarkan suara teriakan kuat, demi Fendi, Hito menambah semangat perang semua orang.

Tiba-tiba, sebuah bola meriam terlempar kuat kemari, langsung mengenai patung Fendi, meghancurkan tangan kanan patung Fendi.

Terdengar suara ledakan kuat, ukiran tangan kanan itu jatuh ke atas tanah, langsung menimpa banyak tentara di bawahnya.

"Bukankah kalian mempunyai raja mayat yang sangat kuat? Sebelumnya menyuruh raja mayat itu melawanku bukannya hebat sekali? Suruh saja raja mayat itu maju!" Wajah Hito murka.

"Aku tentunya akan menyuruh Mumu menyerang." Hayden mengerutkan keningnya.

Mumu adalah mayat berjalan yang dilatih Hayden, saat hidup kekuatannya memasuki tingkat kultivasi lanjutan, tidak hanya kekuatannya tida berkurang sedikitpun, malah lebih kuat dari dulu, mayat berjalan ini tidak sama dengan orang hidup, dia sedikitpun tidak mempunyai rasa sakit, dia adalah orang yang sudah mati, selamanya tidak bisa dibunuh oleh musuh, sedangkan setelah dilatih Hayde, Hayden memenuhi tubuhnya dengan jimat sajak,membuat mayat berjalan itu mempunyai perlindungan sihir, tidak takut pisau dan tembak, tidak takut air dan api.

Tapi dia dan Fendi tau kelemahan Mumu yang merenggut nyawa, ruang lingkup aktivitas Mumu hanya bisa mereka kendalikan dalam 30 km, lewat dari 30 km, kekuatan sihir Hayden tidak kuat, pengendaliannya terhadap Mumu semakin kecil, Mumu akan meninggalkan mereka semakin jauh, akhirnya akan lepas dari kendali mereka, sementara menjadi mayat berjalan yang tidak mempunyai majikan.

Dalam ruang lingkup 30 km Mumu tidak terkalahkan, di luar 30 km Mumu hanyalah sebuat boneka.

Mereka tidak mungkin memberitahu Hito informasi sepenting ini.

"Kalau mengutuskan Mumu keluar, harusnya tidak ada masalah bukan? Di dalam 30 km." Fendi berkata kepada Hayden dengan suara kecil.

"Tidak ada masalah adalah masalah, takutnya Jilson lari, sedangkan Mumu akan mengejarnya semakin jauh, kita tidak bisa membiarkan Mumu lepas dari kendali kita, harus memanggil Mumu kembali. Dan juga Jilson adalah orang pintar, lama-lama pasti akan mengetahui kelemahan Mumu." Ucap Hayden pelan,

"Kalau Jiko ditangkap, maka kita akan kehilangan bawahan yang penting." Ucap Fendi.

"Kalau sekali Jilson tidak akan menyadari apapun, dua kali dia pasti akan mengetahui kelemahan Mumu." Ucap Hayden pelan.

"Kalau begitu pakai sekali saja, lain kali usahakan saja jangan sampai ketahuan oleh Jilson." Ucap Fendi.

"Juga tidak ada cara lain lagi." Hayden melihat granat yang tidak berhenti dilempar dari depan, dia mengangguk pelan duduk bersilang kaki diatas tanah.

Cepat sekali, muncul Mumu di sebelah Hayden dalam keadaan bersinar merah. Hito melihat Mumu sudah menyerang, sedangkan Hayden sedang memejamkan mata duduk bersila di atas lantai, sepertinya dengan pikirannya mengendalikan Mumu.

Dia berpikir sebentar lalu bertanya, "Fendi, kelemahan Mumu kalian adalah Hayden bukan? Kalau saat ini Hayden kubunuh, Mumu itu tidak ada yang mengendalikan lagi bukan, berubah menjadi boneka biasa?"

"Hehe, kamu coba saja bunuh Hayden?" Fendi berdiri di seblah Hayden, tatapannya mengeluarkan sinar yang kejam, melihat Hito dengan dingin.

Ada Fendi master tingkat kultivasi menengah yang melindungi Hayden, mana mungkin ada orang yang bisa melukai Hayden.

"Fendi, kamu sombong sekali." Melihat Fendi yang sesombong ini, wajah Lown menunjukkan ketidaksenangan.

"Sampah, apa yang kamu katakan?" Deni langsung berteriak keras terhadap Lown.

"Bagaimana?" Wajah Lown tidak senang, dengan para bawahan mengeluarkan pistol mengarah Deni.

"Bajingan!" Deni memaki, dengan bawahannya bersamaan mengeluarkan pistol mengarah Lown.

Melihat Deni dan Lown tiba-tiba bertengkar, mereka berdua hampir saja saling melawan, Hito dan Fendi dua ketua ini tidak mengurusi, kalau bukan ada Jilson si musuh besar ini, mereka berdua sudah bertengkar.

Sedangkan Jilson sana, Jiko tidak henti diserang oleh Jilson dan tuan muda Ben, luka di tubuhnya semakin banyak, semakin parah, bawahan Jiko, organisasi ksatria emas berusaha menyerang, sudah melewati pertahanan yang dibentuk Davis, Susi, Jade, dan Tommy, beberapa master ini sudah bertarung dengan ksatria emas.

"Cepat kalahkan Jiko, kalau tidak mungkin akan terjadi perubahan, bawahan Jiko tidak lemah, kali ini sudah membunuh tidak sedikit bawahan kita." Tuan muda Ben dan Jilson bersatu sekali lagi menyerang Jiko sampai terbang keluar, lalu tuan muda Ben melihat Jiko dan berkata.

"Jiko meskipun master tingkat kultivator dasar, tapi kemampuan perangnya tidak lemah, dia hanya saja sudah lama tidak berperang dengan master, teknik bertarungnya sedikit kaku. Jika kita memaksanya, mungkin kita akan mengorbankan sedikit harga, belakang kita masih ada Fendi, Winni dan tidak sedikit siangan lainnya, takutnya tidak ada tenaga mengalahkan mereka lagi. Tapi bawahan yang mati semakin banyak, dalam hatiku juga sakit, meskipun mengorbankan sedikit harga juga harus mengalahkannya dengan cepat." Jilson mengangguk pelan.

Cepat sekali, Jilson mengeluarkan pedang awan merah, menyerang Jiko.

Sekarang Jilson sedang berlatih kitab suci pedang, yang berisi teknik pedang yang paling bagus sedunia, selain ada metode kultivasi, juga ada trik pedang yang bagus.

Jilson menunjuk pedang awan merahnya, bayangan pedang yang tak terhitung dalam sekejap terbang ke atas langit, satu per satu aura pedang hitam mengelilingi Jilson berputar, lalu dengan cepat menyerang Jiko.

Teknik perang Jiko memang sudah kaku, tapi kemampuannya masih ada, dia juga mempunyai kemampuan sendiri, melihat Jilson mengeluarkan perang awan merah, mau dengan cepat mengalahkan dirinya dengan seni pedang, dia langsung mengangkat pedang emas di tangannya, sebuah pedang emas raksasa jatuh dari langit di hadapannya, menyebabkan suara hantaman keras dan menyebabkan sebuah lubang besar, selanjutnya energi qi pedang raksasa emas ini semakin cepat dan besar, membantu Jiko menghadang semua energi pedang yang ditembakkan Jilson.

"Meskipun kamu mempunyai energi qi tubuh emas, aku tidak percaya kamu bisa bertahan lama." Mata Jilson menggelap, di dalam kekuatannya ada 18 ekor naga raksasa hitam bangkit,

Detik ini, energi qi hitam di sekitar tubuhnya menyebar, semakin banyak energi pedang hitam yang terlepas dari tubuhnya, menyerang Jiko dengan kuat.

Jiko tidak berbicara, hanya kedua tangan memegang erat pedang raksasa emas, menancapkan pedang raksasa dengan kuat di atas tanah, bertahan dengan sekuat tenaga.

Tiba-tiba, ada sesuatu yang jatuh di belakang tubuh Jilson.

Meskipun Jilson tidak melihatnya, tapi dalam hatinya muncul semacam rasa bahaya yang sangat kuat, seperti ada monster yang siap mengigit orang kapanpun berdiri dibelakangnya.

Baru saja memutar badannya, sudah melihat orang muda yang berambut putoh, tubuhnya memakai baju besi merah, tubuhnya dipenuhi dengan jimat, berdiri di hadapannya.

Kedua mata orang muda itu kosong, telapak tangannya langsung menyerang Jilson.

Jislon langsung melayangkan pedang awan merah menghadang di hadapannya.

Terdengar suara kuat, pedang awan merahnya dalam sekejap dibuat bengkok oleh orang muda itu, tangan kanan orang muda itu memukul kuat dada Jilson, membuatnya memuntahkan segumpal darah segar dan terbang keluar.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu