My Goddes - Bab 393 Ditindas oleh Sandra

Panggung kompetisi ini berdiameter sekitar lima puluh meter. Setelah Tuan Muda Ben diserang oleh Sandra hingga terbang keluar, ia pun meluncur sebanyak tujuh atau delapan meter di lantai baru berhenti.

Ia merasa ada sesuatu yang hangat sedang mengalir keluar dari hidungnya. Ia pun menggunakan jari telunjuk untuk menyentuhnya, lalu melihat sekilas jari telunjuknya. Seketika tatapan matanya menunjukkan kemarahan.

"Sialan!"

Serangan Sandra tadi bisa-bisanya ternyata membuatnya mimisan!

Sandra lah yang menangkal tenaga dalam Tuan Muda Ben dengan tameng energi Qi sejatinya. Kemudian menggunakan kepalanya menggetok hidung Tuan Muda Ben dengan keras, lalu mendorongnya hingga terbang keluar dengan ganas.

Ia langsung marah, seluruh tubuhnya memancarkan aura tenaga dalam berwarna emas. Auranya muncul tiga Gigantic Golden Dragon yang langsung terbang keatas langit.

Meskipun Tuan Muda Ben sudah pernah dikurung sebanyak tujuh puluh kali lebih dan dirinya juga pernah ditangkap dan dihantam oleh musuhnya, tetapi itu karena musuhnya terlalu banyak. Ia tidak akan bisa melawan banyak orang dengan diri sendiri. Kalau satu lawan satu, ia berani memanggil dirinya adalah orang pertama di Kota Venia, bahkan dirinya tidak pernah dihajar orang hingga mimisan.

Melihat Sandra yang sudah muncul dihadapannya dan menikamkan pedang kearahnya, ia pun segera menghindar. Pedang tersebut mendarat di setengah logo merek lengannya, lalu Sandra langsung menggores robek setengah logo merek di lengannya menjadi dua bagian. Ketika Sandra memutarkan pedang di tangannya dan menyayat lagi kearah bagian perut Tuan Muda Ben, Tuan Muda Ben pun langsung menendang tangan Sandra dengan kakinya, lalu mengubah jari kanannya dengan Jurus Praying Mantis dan menyayat kearah leher putih Sandra.

Sandra melentingkan tubuhnya ke belakang, Tuan Muda Ben mendapatkan peluang. Ia pun mengubah jari kirinya dengan Jurus Praying Mantis, lalu menyayat kearah leher Sandra.

Sandra pun tidak dapat menghindari Jurus Praying Mantisnya, lalu dirinya pun mundur ke belakang dengan cepat.

Tuan Muda Ben mengambil kesempatan ini untuk menyerang. Sepasang tangan yang cepat bagaikan kilat, beserta pola langkah kakinya yang semakin mendekat. Setiap kali Sandra mundur selangkah, Tuan Muda Ben pun maju selangkah untuk menyerangnya dengan Jurus Praying Mantis.

Akhirnya Sandra pun terpaksa terus mundur oleh Tuan Muda Ben hingga semakin dekat dengan pinggiran panggung. Ia pun tiba-tiba mengeluarkan tameng energi Qi sejatinya lagi.

Tuan Muda Ben baru saja menyentuh tameng energi Qi sejati Sandra, ia pun tidak bisa mendekati tubuh Sandra lagi.

Hanya terlihat tameng energi Qi sejati Sandra yang terus gemetar kuat. Kedua mata Sandra melihatnya dengan tatapan kosong sambil menikamkan pedang kearahnya.

Tuan Muda Ben bereaksi dengan sangat cepat, ia pun segera mengeluarkan Jurus Evade.

Namun meskipun begitu, bagian perutnya tetap tergores oleh pedang Sandra.

Saat Tuan Muda Ben merasakan sekilas sesuatu yang dingin di bagian perut, jantungnya juga mendingin dengan cepat. Ia pun segera muncul di jauh pinggiran panggung, lalu segera mengangkat bajunya dan melihat sekilas.

Hanya terlihat segaris noda darah kecil yang perlahan-lahan muncul di bagian bawah perutnya yang berotot itu. Seketika ekspresi wajahnya tampak sudah mau menangis.

"Aku bisa-bisanya terluka, aku terluka! Sandra, kamu bisa-bisanya menggunakan pedang melukaiku!"

Sandra melihatnya dengan mata besar dan tatapan kosong.

"Sialan, apakah kamu tahu aku sangat takut meninggalkan bekas luka di tubuhku? Dulu saat ditangkap dan dihantam oleh Empat Keluarga Besar Kota Venia dan Geng Kapak, aku hanya membiarkan mereka memukul tubuhku, jika menggunakan pisau, aku akan segera menyerah dan membiarkan orang tuaku untuk menebusku. Sial, aku tergores karena pedangmu. Aku takut sakit, takut sekali jika meninggalkan bekas luka disini..."

Sambil berkata, Tuan Muda Ben pun mengeluarkan sebotol kecil obat bubuk goldchuang dari saku celana dan segera menaburkannya di luka tersebut. Kemudian merobek setengah lengan bajunya dan membalutkannya di pinggang dirinya sendiri.

"Untung saja pedangmu adalah pedang ternama, cukup cepat. Sekarang aku segera membalutnya. Setelah kompetisi selesai, mungkin tidak akan meninggalkan bekas luka jika aku segera pergi ke rumah sakit ..."

"Si konyol ini dulu tidak pernah begitu berlebihan, mengapa ia tiba-tiba menjadi seperti ini?" Di sub arena sana, Leo dan Janita masing-masing duduk di pinggir arena. Ia menonton layar besar dengan tatapan tak berdaya sambil menyalakan sebatang rokok dachongjiu.

"Dulu tidak berkemampuan, lalu selalu ditangkap dan dihantam oleh orang lain. Sekarang kemampuan bela dirinya sudah jago, ia pun mulai menyayangi tubuhnya sendiri." Di arena Jilson sini, Jilson duduk bersama dengan Zoony. Ia pun berkata sambil melihat layar besar.

"Hahaha, Tuan Muda Ben ini benar-benar konyol!"

Di arena kompetisi utama, Rendra dan kawan-kawannya pun langsung tertawa sambil menunjuk layar besar.

"Kak Rendra, sebagai pelatih seni bela diri, bagaimana mungkin tidak akan meninggalkan bekas luka pada tubuh. Kalaupun pertarungan ini tidak mempertaruhkan nyawa, bahkan ada kemungkinan untuk terluka jika melatih seni bela diri. Apakah karena keluarganya kaya? Untuk apa ia menyombongkan diri? Dari status, ia masih kalah dengan latar belakang Sandra yang terhormat itu. Seorang wanita saja tidak mengatakan apapun, tetapi ia selalu banyak tingkah." ujar Suchan dengan keras.

"Ia memanglah bajingan yang berlebihan. Kemampuan bela dirinya tidak begitu jago, dan dirinya malah mulai menyayangi tubuhnya sendiri." Seorang pemuda tersenyum dingin.

"Sandra, serang ia sampai mati!" Tak sedikit anggota keluarga yang berhubungan baik dengan Rendra pun mulai bersorak.

"Pak William, apakah Tuan Muda Ben adalah orang yang ditahan karena mencari masalah di Komando Palagan Utara?” ujar seorang pemimpin dari zona perang kepada William sambil mengerutkan dahinya.

"Kemampuan bela diri anak ini cukup baik, hanya saja ia terlalu mudah marah. Dulu saat semuanya sedang olahraga lari, ia tidak sengaja menginjak sepatu orang lain. Orangnya menoleh sekilas kearahnya, ia pun berkelahi dengan orang tersebut. Aduh, kompetisi ini..." William tidak tahan untuk menghela napas panjang.

Komando Palagan Utara, merupakan komando palagan terkuat dari Lima Komando Palagon. Namun beberapa akhir tahun ini, Komando Palagan Utara sudah tidak sejago tahun-tahun sebelumnya dan telah menempati posisi terakhir selama dua tahun.

Pada babak pertama di kompetisi seni bela diri militer, dua tim dari Komando Palagan Utara telah dieliminasi dan satu tim lagi adalah Pasukan Khusus Sirius.

Tim Jilson adalah harapannya. Meskipun sebelumnya Jilson sudah memenangkan satu poin, tetapi hatinya masih merasa tidak yakin. Jika kali ini masih kalah, ia benar-benar tidak bisa menghadapi seluruh tentara di komando palagan...

Ia memimpin timnya untuk mengikut kompetisi ini. Namun usianya yang semakin tua, ia pun tidak bisa memimpin tim angkatan selanjutnya untuk ikut serta kompetisi.

Sedangkan di sisi ini, melihat situasi yang unggul untuknya, Sandra pun berusaha melakukan serangan. Ketika Tuan Muda Ben selesai membalutkan pinggangnya, Sandra pun muncul di hadapannya dan melontarkan pedang.

Tuan Muda Ben baru saja menghindar, Sandra pun mengubah pedangnya menjadi sebuah pedang puspa, lalu terus menerus menikamkan pedangnya kearah Tuan Muda Ben dengan cepat.

Fleksibilitas tubuh Tuan Muda Ben sangat baik. Sandra sama sekali tidak berhasil menusuknya, setelah sepuluh kali serangan.

Tiba-tiba ia mengeluarkan aura pedang dari pedangnya. Tuan Muda Ben baru menghindar, ia pun melambaikan pedangnya dengan keras. 'Shush', sebuah aura pedang besar yang mendatang kearah Tuan Muda Ben.

Tuan Muda Ben segera menghindar ke samping dan Sandra pun melambaikan sebuah aura pedang lagi.

Tuan Muda Ben menghindar lagi, Sandra pun melambaikannya lagi.

Ia terus melambaikan aura pedangnya secara sejajar dan melambaikan sebuah aura pedang secara tegak lurus. Aura pedang yang terlambai sangatlah besar, tingkat luka yang dibawa pun sangat luas. Melihat kedatangan satu persatu aura pedang yang berselang-seling dari sebrang sana, akhinya Tuan Muda Ben pun tidak dapat menghindar lagi. Ia berusaha keras melarikan diri dari jaring aura pedang. Ketika ia lari keluar, Sandra pun muncul di sampingnya dan melontarkan pedang kearahnya.

Tuan Muda Ben memiringkan tubuhnya, lalu merasakan sesuatu yang dingin di bagian lengannya. Seketika tatapan matanya berubah dan mulutnya bergerak, seperti ingin mengatakan sesuatu.

Sandra menyerang lagi dengan pedangnya dan meninggalkan segores luka di bagian dadanya.

Lalu melompat tinggi dan mengangkat kakinya.

'Bang' Tuan Muda Ben langsung ditendang kasar oleh Sandra, lalu dirinya pun terbang keluar.

Ketika ia terbang keluar, Sandra melambaikan lagi sebuah aura pedang yang besar.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu