My Goddes - Bab 62 Kota Gambir Ganti Pemilik

Entah orang sehebat apapun pasti akan merasa takut pada pistol.

Meskipun seorang seperti Jilson Lee yang sudah Master Tingkat Dewa, tubuh kekar, peluru masih sanggup menembus tubuhnya, dan bisa membuatnya mati ditempat.

Vicky sudah tertembak di bagian pinggang oleh Jilson Lee, seluruh semangat bertarungnya dirobohkan, tubuhnya tergeletak di lantai, darah mengucur dari pinggangnya, dia terlihat ingin beranjak, tapi tubuhnya hanya terbaring dilantai tidak berdaya.

Seluruh murid Justin dan anak buah Angga terbaring tidak berdaya, ring telah dipotong menjadi dua bagian oleh Vicky, dan seluruh aula seni bela diri terlihat begitu kacau. Lihat saja wajah-wajah pias Justin dan Angga, sedangkan Jilson Lee berjalan ke arah mereka sambil tersenyum, “masih tersisa kalian berdua, hadiah untuk ayah mertuaku sudah terselamatkan.”

“Jilson Lee, akulah Cakar Elang!” Justin mundur kebelakang beberapa langkah, tatapan kedua matanya menjadi lebih bringas, mulai menyerang Jilson Lee.

Justin adalah salah satu pemilik Cakar Elang Shaolin. Meskipun dia sudah tua, jika dia mengerahkan kekuatan penuhnya, Master Tingkat Dewa mungkin juga bisa terluka olehnya.

Tampaknya seperti ada seekor elang di aula seni bela diri ini, Justin mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi dan tangan kanannya mencakar Jilson Lee. Ketika dia berhasil meraih Jilson Lee, udara di sekitarnya melayang, muncul udara brwarna hitam samar samar di sekujur tubuhnya. Di tengah aksinya, seekor elang mencengkeramnya dengan ganas. Justin memiliki energi sejati tetapi dia tidak bisa menggunakannya di setiap dia menginginkannya. Energi sejatinya telah secara bertahap mulai meluap. Ini adalah kemampuan Grandmaster yang dia latih, dan hampir akan berubah menjadi Master Tingkat Dewa.

Keahlian cakar elang miliknya, bahkan jika batu besar ditempatkan di depannya, maka akan dicengkeram hingga hancur.

“Lumayan juga, tapi kamu tidak bisa menandingiku.” Jilson Lee tersenyum, tangannya menunjuk tangan Justin secara tiba tiba.

Jilson Lee lahir dalam keluarga berlatar belakang pengobatan tradisional Tiongkok. Seni bela diri terbaik yang ia gunakan adalah titik akupunktur dan pertulangan. Senjata terbaik yang ia gunakan adalah jarum perak. Jarinya sangat akurat, dan dia hanya mengklik pusat telapak tua Justin.

Ditusuk dengan satu jari oleh Jilson Lee, Justin hanya merasakan sakit yang tajam di tengah telapak tangannya. Rasa sakit itu tak terlukiskan dan dengan cepat menyebar dari pusat telapak tangan ke seluruh bagian tubuhnya.

Dengan hanya suara “ah”, Justin langsung terlempar keluar seperti seekor burung yang sayapnya patah, membuatnya jatuh terguling-guling di depan Angga.

Dia mencoba bangkit, dia hanya telapak tangannya sangat sakit, anehnya, tangan kanannya bergetar hebat. Dia melihat bagian tengah telapak tangannya menunjukkan ada titik merah, lima jarinya seketika menjadi hitam, dan wajahnya tiba-tiba berubah pasi.

Jari Jilson Lee, tidak hanya menikam keras di telapak tangannya, bahkan sampai membuat kelima urat jarinya membeku.

“Satu gerakan melumpuhkan lima jari sekaligus, kemampuan yang sangat menakjubkan. Dalam sekali hentak saja sudah mampu menemukan dengan cepat di mana kelemahanku, memecahkan cakar elang yang sudah aku latih dan tekuni selama beberapa dekade, Jilson Lee, siapa kamu sebenarnya?” Justin mengertakkan giginya, menatap kedua mata Jilson Lee dengan tatapan yang sulit diartikan.

Pada saat ini tatapan kedua matanya penuh kebencian, kemarahan, dan juga keputusasaan yang bercampur menjadi satu.

“Besok, kamu akan aku berikan kepada ayah mertuaku sebagai hadiah pertemuanku. Dalam beberapa tahun ini kamu membantu muridmu sendiri melakukan bisnisnya yang melukai banyak orang, kamu sudah akan masuk penjara, kita tidak akan memiliki kesempatan untuk saling bertemu lagi, kamu tidak perlu tau identitasku yang sebenarnya.” Jilson Lee menjelaskan dengan senyum tipis di wajahnya menatap Justin.

“Bisakah membiarkanku mati dengan mengetahuinya? Siapa kamu sebenarnya? Tubuhmu benar-benar penuh dengan qi, walaupun tidak ada kekuatan dari luar, tetapi kekuatan tubuhmu tidak terbatas, aku bisa melihat jika kamu adalah Master Tingkat Dewa, dan kamu bukanlah Master Tingkat Dewa biasa. Kamu bahkan bisa membaca dengan akurat dan mematahkan keterampilan cakar elangku. Cara ini, kecepatan dan pengalaman pertempuran yang sebenarnya sebanding dengan Master Tingkat Dewa pada umumnya, kamu hanya perlu memberitahuku siapa kamu sebenarnya.” Jistin mengatakan dengan wajah yang sudah tidak enak dipandang.

“Jika aku mengatakan aku adalah Master Tingkat Dewa kelas atas, apa kamu akan percaya?” Jilson Lee tersenyum.

“Apa?” Justin terbelalak.

“Aku akan menghabisimu!” tiba tiba Angga mengangkat tangannya yang memegang pistol, mengarahkannya kepada Jilson Lee.

“Menggunakan pistol?” Jilson Lee tersenyum.

Kakinya dia hentakkan ke lantai, lantai yang terkena hentakan kakinya mulai terbang menimbulkan deretan gelombang. Angga melepaskan lima tembakan berturut-turut, dan lantai yang beterbangan dimanfaatkan oleh Jilson Lee untuk memblokir tembakannya. Ketika lantai dengan cepat berada di depan wajah Angga, ekspresi di wajah Angga langsung berubah, dia menggunakan kedua tangan untuk menghalangi lantai yang menghantam wajahnya. Dia hanya orang dengan kemampuan tingkat Grandmaster, bagaimana mungkin menjadi lawan dari Jilson Lee yang merupakan Master Tingkat Dewa.

Semua lantai yang beterbangan sudah dikendalikan oleh Jilson Lee, dan berbalik arah menghantam tubuh Angga.

“Lawan yang sebanding denganku adalah Pemimpin Organisasi Naga Hitam. Organisasi Tujuh Bintang, Golden Triangle Segitiga Emas, dan Master kelas dunia seperti tiga tentara utama, kalian bukanlah tandinganku. Sudah, ikut saja denganku.” Jilson Lee tersenyum tipis, melangkahkan kakinya mendekati mereka.

Dulu terbiasa melawan master top dunia, tiba-tiba malah melawan mereka dengan kemampuan tingkat rendah seperti Justin, Angga, Vicky, baginya melawan mereka semudah melawan anak anak saja.

“Guru, cepat lari!” tiba Vicky memeluk kaki Jilson Lee dengan mengabaikan rasa sakit dari luka di pinggangnya.

Pada saat bersamaan dia juga berusaha agar bisa menjatuhkan kaki Jilson Lee agar bisa membuatnya terjatih diatas lantai.

Meskipun Vicky di mata Jilson Lee hanyalah seorang anak kecil, tapi saat anak kecil memukulnya maka dia juga bisa merasa kesakitan. Jilson Lee berbalik badan meraih Vicky di tangannya, dan dengan sekali pukulan Vicky sudah tamat.

Tapi saat melihat ketulusan di mata Vicky, hatinya sedikit tersentuh.

“Alasan mengapa aku bisa sampai seperti hari ini adalah karena dalam hatiku penuh dengan kebencian untuk dunia ini. Setelah bangkit, tidak peduli siapa aku, aku akan bersikap tanpa ampun, tidak tanggung tanggung saat sudah bertindak, aku akan menghabisi musuh musuhku tanpa sisa, bahkan meskipun mereka adalah bawahan dari musuh musuhku. Bahkan saat berada di situasi yang penuh dengan keputusasaan, aku tidak memiliki teman untuk hanya sekedar menyokongku.”

“Sudahlah.”

Perlahan-lahan, Jilson Lee menarik tenaga dalamnya, mengumpulkannya di telapak tangannya.

Ketika dia meletakkan sepasang borgol di tangan Vicky, Justin dan Angga berhasil melarikan diri tanpa jejak.

“Justin dan Angga kabur, hadiah yang akan aku berikan kepada ayah mertuaku hilang lagi.” Jilson Lee mengerutkan keningnya.

Setelah berpikir sebentar, dia memutuskan untuk pergi ke ruangan milik Justin dan Angga.

Aula bela diri ini mungkin menjadi markas Angga dan Justin kan?

Larut malam, plak Gerbang Cakar Elang jatuh dari atas aula bela diri. Dua tuan dari tempat ini, yaitu Justin dan Yongki, dilumpuhkan oleh Jilson Lee.

“Tommy, apakah kamu sudah berlatih bela diri belakangan ini?” Dua jam kemudian, ketika Tommy masih tidur di Klub Teanokobe, Jilson Lee tiba-tiba muncul di depan tempat tidurnya.

“Kak, kamu menakutiku!” Tommy langsung beranjak dari atas ranjangnya.

“Reaksimu jauh lebih kuat dari sebelumnya, begitu juga dengan kewaspadaan dan pertahananmu. Meskipun kamu hanya berlatih selama beberapa hari, ternyata sudah menunjukkan kemajuan sepesat ini.” Jilson Lee menganggukkan kepalanya puas.

“Kak, dua hari ini aku terus berlatih, aku takut kamu akan mematahkan tulangku, jadi setiap hari hanya ada latihan dalam duniaku. Aku baru saja tertidur, aku tidak malas malasan, jangan mematahkan tulang tulangku.” Tommy sangat takut kepada Jilson Lee, dia berteriak kepadanya dengan wajah tidak enak dilihat.

“Ambil.” Sraakkk, Jilson Lee memberikan setumpukan dokumen kepada tommy.

“Kak, apa ini?” Tommy terkejut.

“Seluruh kekayaan Angga, aku ingin aku menerima semuanya, menjadi orang pertama di kota.”

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu