My Goddes - Bab 1121 Jerry VS Winni

Hingga sekarang, Jerry baru menemukan rasa senang sebagai seorang dewa turun ke dunia manusia dan juga menemukan rasa percaya diri sebagai seorang dewa kembali.

Ia pun mengeluarkan pedangnya.

Aura pedang yang besar lagi-lagi menyerang kearah anak buah Fendi. Para anak buah itu belum saja mengeluarkan suara, mereka pun dibuat terbang keluar.

Lagi-lagi aura pedang dikeluarkan, begitu pula dengan segerombolan anak buah Fendi yang terbang keluar.

Di tengah aula tempat perjudian yang elegan dan mewah muncul jejak pedang yang dalam.

Melihat aura pedang Jerry yang mendatang, Attar, Deni, Ling kelima dan master-master lainnya segera menunjukkan teleportasi untuk melarikan diri dan menghindar. Tapi kecepatan mereka masih lebih lambat dari Jerry. Baru saja lari, mereka pun langsung diserang kasar oleh aura pedang Jerry, sehingga ikut terbang keluar bersama anak buah Fendi.

“Mayat Tembaga!” Saat aura pedang Jerry mau menyerang kearah Hayden, ia pun langsung memanggil boneka marionet baru buatannya, merupakan sebuah patung mayat tembaga yang mencapai tingkat kultivator menengah.

Aura pedang Jerry meandering karena serangannya berhasil mendarat pada mayat tembaga. Permukaan tubuh mayat tembaga tiba-tiba muncul retak. Tulisan berwarna emas yang memenuhi tubuhnya pun hancur, sehingga Hayden pun ditabrak dan terbang keluar.

“Dasar bocah! Tadi kamu yang menembakku, bukan?” Setelah Jerry mengalahkan semua master di tempat perjudian, ia pun memasang wajah garangnya, memakai setelan jaman kuno dengan rambut panjang yang tergerai berjalan kearah Harlvi.

“…………….” Wajah Harlvi pun memucat karena takut, memegang pistol erat, memandang Jerry tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Ia telah menjadi bodoh karena dibuat takut akan Jerry.

“Di dunia dewa, mau kamu masih kecil, mau sebesar apa dirimu, kamu boleh dibunuh secara bebas.” Wajah tampan Jerry menyeringai, lalu mengisi energi Qi sejati ke dalam pedang.

“Bunuh Fendi. Bunuh Fendi terlebih dahulu!” Hito segera muncul di hadapan Jerry, memegang lengan Jerry.

“Bunuh bocah ini dulu, berani-beraninya ia menembakku.” ujar Jerry cuek.

Pakaiannya ini juga dibawa dari dunia dewa. Semua bahan yang dimiliki dunia dewa sepuluh kali lipat lebih baik dari dunia manusia. Kalaupun ditembak banyak kali dengan pistol, pakaian di tubuhnya juga hanya muncul beberapa jejak kerusakan. Pakaiannya ini seperti setelan perang yang terdapat di dunia manusia. Walaupun ada sedikit kerusakan, hal tersebut juga cukup membuatnya merasa sangat kesal. Wibawa seorang dewa boleh asal dipermainkan oleh bocah sepertinya?

“Fendi itu sama pintar dan liciknya dengan Jilson. Meskipun ia tidak bisa mengalahkanmu, tapi ia sangat hebat dalam melarikan diri. Serangan kamu tadi itu pasti tidak berhasil membunuhnya, kamu lanjut menyerangnya saja. Kamu boleh bebas mau bagaimana mengatasi bocah ini. Fendi tidak begitu mudah terbunuh.” Hito menggertak gigi, mendesak Jerry untuk segera melaksanakannya.

“Cerewet.” Jerry agak pusing mendengar desakan Hito dan hanya bisa muncul di ruangan dimana Fendi berasa.

Sedangkan saat Jerry pergi mencarinya, Fendi sudah melarikan diri.

Melihat Fendi yang benar-benar kabur, Jerry……

“Apa yang aku katakan? Fendi benar-benar kabur. Dasar bodoh! Seharusnya kamu langsung membunuhnya setelah melukainya.” ujar Hito yang segera muncul di sebelah Jerry.

“Aku tidak perlu yang mengatur bagaimana untuk menyerang.” Jerry menjadi agak kesal.

Saat Jerry kembali ke tempat perjudian mencari Harvli, ia menyadari Harvli bisa-bisanya juga melarikan diri.

“Harvli itu muridnya Fendi. Meskipun ia masih muda, tapi ia juga muncul banyak kali di internasional selama dua bulan ini, sangat hebat. Fendi sangat hebat dalam lari jarak jauh, maka ia pasti juga hebat dalam hal itu. Bocah itu sudah kabur.” ujar Hito mengerucutkan bibir setelah melihat Harvli kabur.

“Mengapa kalian tidak menghalanginya?” Jerry marah-marah bertanya kepada Yasin.

“Kamu juga tidak menyuruhku untuk menghalanginya.” Tatapan Yasin sangatlah tenang.

“…………..” Ada dua garis pembuluh darah yang menonjol pada keningnya. Ia melirik cuek sekilas kearah Yasin, lalu menancap pedang kembali.

“Biarkan saja kalau sudah kabur. Puas juga bisa menghajar Fendi sekali. Mari kita pergi mencari Winni dan Demon.” ujar Hito.

…………………..

“Raja Fendi, luka Anda baik-baik saja, bukan?” Di suatu pojokan gelap yang jauh dari tempat perjudian, Attar, Hayden, Deni, Ling kelima dan Harvli mereka mengelilingi Fendi.

Seorang anak buah membopong Fendi yang wajahnya pucat dan darah pekat yang menyembur dari mulut dengan kasar.

“Hito sialan, dewa sialan, bisa-bisanya menghajarku hingga luka berat dan kemampuan turun ke Grandmaster tingkat dasar. Kalau aku tidak makan pil dewa setiap hari dan berusaha untuk mencapai master tingkat kultivator lanjutan, serta memiliki kemampuan yang dalam, mungkin pukulannya tadi sudah dapat membunuhku.” ujar Fendi mengelap sudut bibirnya dengan saputangan setelah ia berkali-kali menyemburkan darah.

“Sepertinya dunia ini sungguh adanya keberadaan dewa. Jilson telah pergi ke dunia dewa. Kemampuan bela diri dewa itu sangat tinggi, tapi ia seharusnya bukan yang terhebat di dalam dunai dewa. Sepertinya ia hanyalah seorang wakil pemimpin.” ujar Hayden.

“Bos, kalau kita tidak makan pil racun, sekarang kita juga bisa pergi bermain di dunia dewa, sama sekali tidak perlu menerima pukulan dewa.” ujar Deni dengan kesal.

“Dewa, ternyata mereka begitu hebat…..” Fendi menyeringai dengan wajahnya yang pucat, selanjutnya pandangannya menjadi kosong untuk sesaat. “Sepertinya aku sudah kalah, sudah mau dieliminasi dari dunia ini.”

“Tapi aku tidak akan dieliminasi dengan begitu mudah. Kalau aku tidak dapat masuk ke dunia dewa, semangatku juga harus masuk ke dunia dewa…..” Fendi sambil berkata, sambil memandang cuek kearah Harvli yang berada di sampingnya.

“………………” Sepasang mata Harvli menunjukkan keterkejutan.

………………………….

Di Meksiko.

“Hito, otakmu mungkin sudah bodoh, kalaupun kamu membawa seorang pembantu, kamu kira kamu dapat mengalahkan kita?” Pusat Winni, Winni tengah duduk tenang di dalam pusat sambil memandang Hito.

Feri, Benny, Glacier dan Pendekar Pedang Sakti mereka memandang Jerry dan tertawa kencang.

“Kakak-kakak, aku tidak sedang bercanda. Anak buahku ini sungguh sangat hebat. Ia bisa langsung membunuh kalian dengan menggerakan jarinya pelan. Jika kalian pintar, sebaiknya kalian segera berikan uang dan wilayah kalian kepadaku. Kalau tidak, kalian tidak hanya dibunuh oleh kita.” Hito pun menyeringai memandang Winni mereka.

“Ingin membunuh kita? Apakah kamu ada kemampuan itu?” ujar Feri cuek.

Selanjutnya ia menepuk dadanya keras dan berkata. “Memangnya ada apa jika kalian semua memiliki kemampuan bela diri yang tinggi? Dalam sekejap waktu, aku sudah mencapai master tingkat kultivator dasar, energi Qi sejati perlindungan tubuhku sudah mencapai puncak dunia manusia. Aku boleh asal dipukul kalian disini, kalian yang bisa melukai diriku, aku sendiri akan mengakui kekalahan.”

“Kalau aku yang melukaimu?” Jerry tersenyum jahat.

“Kalau kamu melukaiku, aku akan memberi nyawaku kepadamu.” ujar Feri dengan suara kencang,

Sembari Feri selesai berkata, sebuah pedang pun menembus depan dadanya.

Ia melihat pedang di depan dadanya dengan terkejut, pandangannya menunjukkan rasa takut dan mencoba untuk berbalik badan memandang Jerry yang berada di belakang.

Terdengar suara dimana Jerry menusuk kasar dengan pedang itu, lalu menariknya lagi dengan kejam.

Tubuh Feri yang kuat seketika terbaring diatas tanah.

Pria yang kuat dan kekar ini juga merupakan tokoh besar yang mengalami kematian banyak kali. Ia pernah bertarung dengan Jilson saat berada di Golden Triangle dan Afrika. Ia pernah makmur untuk sementara saat berada bekerja dibawah sebuah geng gelap internasional dan dirinya sekarang mati di bahwa pedang Jerry.

“Berikan semua uang dan wilayah kalian. Anak buah-ku ini tidak mudah dikalahkan.” Sepasang mata Hito kembali bersinar lagi, seperti ada banyak uang yang berada di hadapannya.............

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu