My Goddes - Bab 1122 Jerry VS Demon

New York, Pusat Geng Demon.

Di sebuah pabrik bekas, ada seorang pemuda yang berkulit putih dan sangat tampan tengah duduk diatas dollar amerika yang tertumpuk bagai gunung, sambil memandang tiga belas orang tua yang memakai kotak kayu, menyenandungkan lagu anak kecil. “Marie ada seekor domba kecil, seekor domba kecil. Marie ada seekor domba kecil, bulu domba yang berwarna putih……”

Setelah ia selesai bersenandung, ia pun mengambil Golden Revolver dan mengarahkannya kepada orang tua urutan ke-delapan dan terdengar suara pelatuk yang ditarik.

Pin penembakan itu tidak mengenai peluru, revolver itu pun mengeluarkan suara nyaring yang kosong.

“……………” Pemuda itu memandang lubang peluru itu dengan terkejut, lalu menembak berkali-kali kearahnya sendiri.

Terdengar suara dimana peluru itu mendarat kasar pada kening pemuda itu.

Pemuda itu tertawa pelan, menghapus jejak peluru pada keningnya, menaruh sebiji peluru lagi ke dalam revolver, lalu memutar roda revolver dan mengarahkannya kepada semua orang tua.

“Maria ada seekor domba kecil, domba kecil…………”

“Demon, kalau kamu membunuh kita, aku bisa menjamin kamu akan menyesal!” Bram selaku Juru Bicara Gereja Presbiterian memandang kesal kepada Demon.

Demon, ketua Geng Demon yang tiba-tiba menjadi terkenal di dunia manusia. Usia, latar belakang dan kemampuannya kurang jelas. Hanya dalam waktu satu bulan, Demon pun menjalani banyak kasus di dunia manusia, mengejutkan satu Amerika Utara. Saat Parlemen International Amerika Utara melakukan penindasan kepada Fendi, Winni dan Hito, Demon pun menggunakan kesempatan ini untuk menangkap tiga belas tokoh penting dari Gereja Presbiterian.

Sebiji peluru pun meluncur cepat dari pistol dan mendarat kasar di tengah kedua mata orang tua itu.

“AAA!” Orang-orang Gereja Presbiterian pun berteriak kencang karena terkejut.

Melirik orang tua yang pelan-pelan mengeluarkan darah dan mati, Bram berteriak kesal kepada Demon. “Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Kekayaan? Kekuasaan? Atau hak istimewa di seluruh dunia ini? Aku bisa memberikan semua yang kamu inginkan, mohon segera hentikan tindakan bodohmu itu.”

“Kejahatan adalah sebuah seni, sebuah seni yang tidak perlu menggunakan bela diri, hanya perlu menggunakan kecerdasan. Mereka semua terlalu payah jika dibanding denganku. Aku tidak suka dengan gaya mereka, jadi hanya bisa membuat kejahatan dengan tanganku sendiri.” Demon menyeringai memandang Bram, lalu menaruh sebiji peluru lagi ke dalam revolver.

Terdengae suara roda revolver yang diputar, Demon pun menutup pistol itu dengan cepat, lalu mengarahkannya kepada satu orang tua.

“Aku tadi bilang berapa banyak kata?” Demon berkedip-kedip, memandang kearah anah buahnya dengan tidak bersalah.

“Tiga puluh tujuh kata.” ujar seorang wanita muda yang cantik dengan setelan gaya eropa kuno yang elegan.

“Oh, tiga puluh tujuh kata.” Demon menyeringai, lalu mengarahkan revolver kearah orang tua urutan keempat.

“Jangan-jangan kejahatan hanyalah sesuatu yang seru bagimu? Kamu hanya suka main? Bukan, kejahatan adalah suatu tindakan yang memiliki tujuan, adalah tindakan yang memuaskan keinginan demi kekuasaan dan kekayaan. Jika kamu tidak memperoleh apapun, kamu tidak termasuk membuat kejahatan. Lepaskan kita, jika kamu membunuh kita, aku jamin siapapun kamu itu, kamu pasti akan dibunuh oleh Amerika Utara!” Bram berteriak kencang ke Demon.

“Tidak tidak. Amerika Utara sangat berharap kalian mati. Kalian telah menguasai Amerika Utara selama dua ratus tahun. Jika aku bisa membunuh kalian semua, Amerika Utara akan memberiku sertifikat perdamaian. Kalau kejahatan adalah tindakan yang bertujuan, baiklah, aku menyukai jam saku-mu itu. Aku mau membunuhmu dan mendapatkan jam saku-mu itu.” Demon tepat mengarahkan revolver ke Bram.

“Kamu sedang bercanda? Jam saku-ku ini senilai lima ratus ribu dollar amerika. Aku itu memiliki lima ratus empat puluh triliun!” kata Bram dengan kencang.

“Tidak ada cara lain lagi. Aku tidak begitu tertarik terhadap uang dan hanya menyukai jam saku-mu itu.” Demon tertawa, lalu menarik pelatuk revolver.

Lagi-lagi serangan kosong. Demon tampak sedikit kecewa melihat lubang revolvernya. “Kalian hari ini cukup beruntung, lebih baik dari diriku. Aku harus tembak dua puluh kali lebih, baru bisa membunuh salah satu dari kalian. Sedangkan aku menembak diriku sendiri, ada peluru saat enam kali tembak.”

“Sebenarnya siapa yang menyuruhmu datang kesini? Fendi? Hito? Winni? Atau Jilson?” tanya Bram.

“Aku tidak boleh kasih tahu.” Demon mengerucutkan bibirnya.

“Sebenarnya siapakah dirimu? Apa tujuanmu untuk melakukan semua ini?” tanya Bram.

“Karena kalian adalah tokoh besar yang mengendali Amerika Utara. Dengan hanya membunuh kalian, aku baru bisa merasa puas karena sudah berhasil melaksanakan kejahatan kelas pertama.” ujar Demon.

“Kamu itu orang gila.” kata Bram.

“Mungkin iya, kamu boleh memanggilku seperti itu.” Demon menyeringai.

“Sudah, aku sudah cukup bermain. Kita ganti cara permainan yang lain. Kita menggantung mereka semua, lalu menyalakan api unggun di bawah kaki mereka. Sedangkan aku akan menutup mata, memukul tali di atas kepala mereka. Jika bisa memukul tali mereka, maka mereka akan jatuh ke dalam api unggun dan terbakar.” ujar Demon sambil menyalakan sebatang rokok.

“Hehe…..” Mendengar kata-kata Demon, anak buahnya pun segera mengambil tali berjalan mendekati semua orang tua disana.

“Ia itu Demon, sebulan ini sudah banyak merugikan bisnisku, banyak membunuh anak buahku. Bunuh ia!” Tiba-tiba Hito membawa Jerry dan segerombolan master muncul.

Mereka dan Fendi, Winni setidaknya masih ada sedikit hubungan, bisa berbincang tidak jelas sebelum mulai bertarung. Tapi bagi mereka, Demon hanyalah orang baru, seorang penjahat tingkat dasar yang tidak berhak berbincang dengan mereka. Melihat Demon dan semua anak buahnya ada di tempat, Hean, Lown, Yasin, Sura, Darn dan Jason segera membawa anak buahnya menyerang mereka.

Ketika peluru meluncur ke mereka, anak buah Demon pun terserang dengan cepat, satu0satu memasang tatapan terkejut dan terjatuh dalam lautan darah.

Demon juga tampak agak terkejut. Ia langsung meluncur dari tumpukan uang dan meluncur ke sisi lain, menghindari peluru yang melayang dari sana.

Melihat Demon yang menghindari peluru mereka, Hean, Lown dan Yasin pun langsung muncul di puncak tunai, lanjut menyerang Demon.

Demon menunjukkan senyuman aneh, memakai baju kulit berwarna hitam yang terjahit salib dan menghindar sana sini di tengah pabrik.

“Bunuh ia! Bunuh ia!” Melihat Jerry yang membantu dirinya mengalahkan anak buahnya, hati Hito merasa sangat senang.

Jilson menghilang, sekarang Fendi, Winni dan Demon dikalahkan olehnya. Tidak salah lagi kalau ia menjadi bos dunia ini.

Saat Hito membawa anak buahnya menyerang Demon, Jerry memasang tatapan dingin, rambut panjangnya yang tergerai bebas, memakai setelan jaman kuno, aura dewa pada dirinya sangatlah terasa.

Ia pun muncul diatas puncak uang, menarik pedang keluar dan sebuah aura pedang melayang cepat kearah Demon.

Gerakan ini dipanggil aura pedang unparalled.

Jerry yang tidak ada banyak musuh di dunia dewa, keberadaannya di dunia manusia tentu menjadi semakin tidak terkalahkan.

Bahkan master yang setingkat dengannya juga akan luka berat juga jika mengenai aura pedangnya ini.

Sedangkan saat aura pedangnya mau mendarat, Demon pun tertawa kencang, lalu bayangannya menghilang dan lompat keras ke depan. Sekujur tubuhnya pun memecahkan ruang, menghindari aura pedang Jerry.

Selanjutnya ia kabur semakin jauh, sambil tertawa aneh dan suaranya pelan-pelan menjauh.

“………………..” Melihat bayangan dan suara Demon yang pelan-pelan menghilang, sepasang mata Jerry tampak agak kehilangan.

“Mengapa kamu membiarkannya kabur lagi?” Hito merasa sedikit tidak puas, lalu muncul di sebelah Jerry berkata.

“Demon itu bisa-bisanya adalah master yang sama seperti diriku. Apakah ia berasal dari West Demon? Bagaimana bisa hidup begitu lama dalam dunia manusia?” Jerry pelan-pelan menyipitkan matanya, bergumam sendiri sambil memandang arah dimana Demon menghilang.

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu