My Goddes - Bab 126 Jenia Sulit Terkalahkan

Kalau saja empat pembunuh andalan itu mengetahui bahwa Jilson adalah Marshal pasukan Teanokobe, pemimpin panglima perang dunia, justru yang berada di luar negeri itulah yang palsu, memanfaatkan keadaan nyali mereka yang tidak berani melawan Jilson.

Mereka semua menganggap bahwa Jilson yang mereka temui ini bukanlah yang asli.

dalam pikiran mereka, melawan Jilson saat ini tidak lah sulit, yang sedang mereka hadapi saat ini adalah gadis lugu dan lucu yang rupawan ini.

“Aku yang maju.” Empat pembunuh andalan itu saling menatap setelah mengetahui lawan PK mereka adalah seorang wanita.

Jenia, Tingkat master dewa dasar, bagian dari sepuluh pembunuh andalan, memiliki jurus andalan cambukan. Dia adalah salah satu dari dua wanita dalam bagian sepuluh pembunuh andalan, berasal dari Vietnam.

Saat itu, dia mengenakan baju merah, tangannya membawa serenteng cambuk hitam. Saat dia berjalan keluar dan melihat Susi menarik nafas panjang, membusungkan dadanya dan perlahan mengeluarkan gas hitam.

Tujuan utamanya adalah membunuh Jilson, tapi siapa yang menyangka ternyata Jilson memiliki dua tim master yang membantunya. Kalau saja dia berniat untuk membunuh Jilson, itu berarti harus mengalahkan Susi terlebih dahulu. Dia tidak menyangka bahwa ada seorang wanita yang memiliki bakat sejak lahir dengan kekuatan super, baru dalam tingkat master dewa dasar tapi sudah memiliki kekuatan tingkat master dewa lanjutan. Gadis ini sedikit sulit dikalahkan, tapi ssepertinya dia sudah di tahap akhir. Membandingkan seni bela diri saja tidak cukup, ini juga sangat diperlukan keterampilan, pengalaman perang. Meskipun bakat Susi mengejutkan banyak orang, tapi itu hanya sekedar takjub, mengalahkan tingkat dewa biasa terbilang tidak rumit, jika membandingkan pengalaman, tentu saja sebenarnya dirinya lebih banyak jika dibandingkan Susi.

Hanya dengan dia mampu melakkukannya dengan stabil, bisa saja dia mampu mengalahkan Susi.

“Hubungan Susi dan Jilson baik kan?” kalau dia memanfaatkan Susi untuk mengancam Jilson, bisa saja dia memiliki kesempatan untuk membawa Jilson, dan mencari tempat yang tepat untuk membunuhnya.

Memikirkan strategi ini, Jenia makin bersemangat.

Kalau harapan saja pun tidak ada, mana mungkin dia bisa memiliki semangat untuk melanjutkan perang?

“Gadis lugu, kamu mulai duluan saja.” Jenia mengeluarkan suara dengan tawa sindiran, dia adalah pembunuh internasional, menguasai banyak bahasa, meskipun dia berasal dari Vietnam, tapi bahasa Mandarin yang diucapkan cukup bagus.

“Ok, kalau begitu aku tidak akan sungkan.” Susi pun mengeluarkan senyum nya, sepasang muridnya berubah dengan cepat menjadi keemasan.

Hanya melihat Susi yang sekujur tubuhnya berubah memberontak menjadi keemasan dan mengeluarkan naga emas. Kulit putihnya pun berubah menjadi warna emas, kaki kanannya yang kecil bergegas menginjakkan tanah, dan segera menyerang Jenia.

Jenia yang melihat hanya menertawakannya, bercak ungu di bagian matanya mengeluarkan pesona. Tinggi Jenia kisaran 175cm, Anggung, merupakan kriteria wanita cantik.

Ketika melihat Susi mulai beraksi dengan memebelah beberapa belahan tanah, dan semakin berjalan mendekat, tiba-tiba seluruh rentengan cambuk yang di tangannya di gertakkan sehingga bisa memanjang sampai dengan tiga meter, dan memutar di udara, kemudian menyerang Susi.

“Pelindung yang kuat!”

Susi sudah selama tujuh hingga delapan tahun tidak bertemu dengan Jilson, sejak kecil, dia sudah bergantung dengan pria ini, tidak hanya menyayanginya sebagai keluarga sendiri, melainkan ingin menjadikannya suami di kemudian hari. Bahkan saat kecil dia pun sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menikah jika bukan bersama Jilson. Dan saat ini justru ada beberapa golongan yang ingin membunuhnya, apa mungkin dirinya akan diam saja? Tentu tidak, sebaliknya. Dirinya ingin menunjukkan pada Jilson akan kekuatan yang dimilikinya.

Dia ingin mengalahakan Jenia, dan mengeluarkan seluruh kekuatan yang dimiliki.

Saat lilitan cambuk itu menyerangnya, dia spontan menggunakan pelindung kekuatan tubuhnya untuk menyangkal kekuatan dari Jenia. Pukulan itu, lilitan cambuk Jenia menyelinap masuk ke dalam pelindung nya, bercak riak pun mengelilingi pelindung tubuhnya. Karena satu pukulan Jenia tak dapat mengalahkan Susi, maka Jenia mundur. Naga emas itu mengaum semakin kencang kea rang Jenia.

“Kak, kamu memiliki master tingkat dewa lanjutan, tapi sedang terluka, kekuatan hanya bertahan pada tingkat dewa dasar. Sementara bakat lahir Susi ada pada kekuatannya dan memiliki pelindung tingkat dewa lanjutan, seharusnya Susi bisa saja langsung mengalahkan bagian wanita dari sepuluh pembunuh andalan itu bukan?” Leo berdiri di sampan Jilson sembari menghisap putung rokonya.

Dia tidak hanya mengangkat kedua tangannya, pandangannya mengarah menghadap pertandingan bela diri antara Jenia dan Susi itu.

Baginya, dalam pertandingan Susi dan Jenia ini, Susi tidak lagi diragukan. Seharusnya, Susi bisa langsung melenyapkan Jenia.

Dia berpikir bahwa kesepuluh pembunuh andalan ini baru saja berhadapan dengan para prajurit dari luar negeri sehingga merasa sedikit kewalahan, terlebih lagi mereka jarang berlatih lari. Setelah Susi menggalahkan Jenia, dia pun juga akan memberi pelajaran pada salah satu diantara sepuluh pembunuh andalan itu.

“Susi tidak bisa langsung mengalahkan Jenia.” Jilson menggelengkan kepalanya.

“hah?” Leo terkejut.

“Susi bukan hanya tidak bisa mengalahkan Jenia, tapi Susi akan merugikan diri nya sendiri. Leo, kamu masih belum memahami kekuatan dari sepuluh pembunuh andalan itu. Mereka bukan hanya terlibat jejak dari luar negeri. Kalau tidak ada kekuatan aslinya, mereka pasti sudah sejak lama tereliminasi dari organisasi luar negeri itu. Jenia, kelihatannya saja kekuatannya master dewa tingkat dasar tapi sebenarnya pengalamannya sudah ratusan perang, berdasarkan pengalaman itu, dia bisa saja mengalahkan semua master dewa tingkat menengah. Susi sejak kecil memang sudah memiliki kekuatan emas itu, ayahnya Kaisar Zein. Banyak orang yang mengetahui bahwa dia adalah putri Kaisar Zein, kalaupun memang ada yang berkelahi dengannya, itu pun hanya karena sengaja mengalah, mana mungkin berani mengalahkan dia. Berbanding dengan Jenia, pengalaman tanding Susi jauh sangat berkurang, dan ini akan susah untuk mengalahkan Jenia.“ Jelasn Jilson.

“Kak, kekuatannya, itu sudah mencapai tingkat dewa lanjutan.” Jelas Leo.

“Kamu lihat saja nanti.” Jilson kembali menjawab.

Setelah ini, Susi sudah bertanding kurang lebih sepuluh putaran. Kalau beradasarkan perkiraan Jilson, pengalaman Jenia yang begitu mumpuni, biar bagaimanapun Susi menyerangnya, pada akhirnya, dia akan mundur, karena lilitan cambuk itu. Sementara pelindung kekuatan Susi dibandingkan dengan kekuatan master tingkat lanjutan. Hanya seni bela dirinya masih berada di tingkat dasar, kekuatan pelindung dirinya dari luar tidak bisa berahan lama. Setiap kali Jenia menyerang pelindungnya, selalu mengeluarkan beberapa riak. Jenia juga tidak bisa diremehkan, perlahan, Jenia akan menyerang Susi secara beruntun sehingga Susi menjadi semakin lemah.

Susi tidak hanya mengeluarkan keringat, bahkan poni nya pun basah dipenuhi keringat, sebaliknya, sisi Jenia semakin kuat, ia tertawa melihat kondisi Susi saat ini.

“Dasar wanita tua, akan aku bunuh kau!” Susi marah tidak terima.

Setelah mempertimbangkannya, dia segera lari ke arah bahu jalan, menjentikkan beberapa kendaraan roda empat dan melemparkannya ke arah Jenia. Jenia terus menghindar, dan dia tetap menyerang Jenia.

“Kena! ” aku hanya melihat lilitan itu melayang di udara, tiba-tiba melilit kea rah Susi.

Saat Susi melepaskan kekuatannya, lilitan Jenia tidak bisa mendekati tubuhnya, hanya bisa melilit pelindung tubuh. Saat lilitan cambuk Jenia mengelilingi Susi, dia tiba-tiba melepaskan cambukan itu.

“Hahaha!” Melihat lilitan Jenia mengililingi Susi, ketiga pembunuh andalan lainnya tertawa puas.

“Susi benar-benar tidak bisa mengalahkan Jenia?” Leo tercengang.

“Jenia adalah master tingkat dewa se dunia, kekuatannya masuk pada urutan seratus sedunia. Kalau Susi mengalahkan Jenia, maka dia pasti akan lebih terkenal.” Jilson tanpa ekspresi.

“Kakak, Susi tidak bisa mengalahkan Jenia, bagaimana kalau kita bantu saja dia?” Sahut Leo.

“Biarkan dia bertarung.” Jelas Jilson.

Susi sejak kecil hingga besar tidak pernah mendapatkan kesulitan, dia selalu mengira akan mampu mengalahkan Jenia, tapi setelah bertarung dengan Jenia sepuluh kali, tidak ada yang bisa menyaingi dirinya. Dia melihat sendiri cambuk hitam yang telah melilitkan dirinya, bahkan dirinya sudah menjadikan gyro yang sama-sama telah menghancurkannya, dia terus berputar beberapa kali, dan membuatnya sedikit pusing.

Karena melihat tawa Jenia yang sedang berada di sisi yang berlawanan, dia berusaha sekuat tenaga menggelengkan kepalanya.

Pada akhirnya, dia menyadarinya.

“Jenia tidak mudah untuk dikalahkan ………”

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu