My Goddes - Bab 185 Kekuatan Sano

Tadi pagi, Ardham sudah memasang bom waktu di kamp yang ada di gunung, dengan sekali tekan pada remote control yang dipegangnya, kamp di gunung segera meledak. Dan langsung menewaskan sejumlah pasukan Sano, pasukan Sano sedang menyiapkan senjata untuk para prajurit berupa jaring besar, tali, dan senjata api lainnya, begitu mendengar suara ledakan di kamp, mereka bergegas keluar untuk memadamkan api dan menyelamatkan orang-orang. Dalam sekejap, seluruh vila Sano berada dalam kekacauan.

Ketika Sano mendengar suara ledakan datang dari kamp, dia segera berlari ke jendela dan menyaksikan kampnya yang berada di kaki gunung dilahap oleh api yang besar, dia kian marah hingga urat-urat di dahi dan lehernya keluar semua. “Bagus sekali Jilson, pas sekali aku mau membunuhmu, akhirnya kamu mengambil inisiatif untuk datang kemari. Surga punya jalan tapi kamu tidak pergi, neraka tanpa pintu tapi kamu menerobos masuk. Meski hari ini kamu adalah cucu Jimmy Lu, aku akan menjadikanmu mayat yang rusak!”

Sano mengguncang otot-otot di sekujur tubuhnya dan baju besi di tubuh bagian atasnya tiba-tiba hancur. Di otot-ototnya yang kekar terdapat tato iblis.

Dia berjalan ke dapur lalu mengepalkan tangannya dan dengan satu tinju langsung menembus dinding dapurnya, menarik keluar sebuah pedang flammard yang dingin dari dinding.

“Jilson, kamu semakin lama semakin sombong, kamu adalah putra dari keluarga Lu di seni bela diri mulia, cucu dari Jimmy, pahlawan generasi pertama, tapi hari ini kamu malah menerobos ke rumah orang, menewaskan banyak orang dan menyebabkan kebakaran, walaupun aku memiliki hubungan yang bagus dengan keluarga Lu-mu, tetapi hari ini tak peduli bagaimanapun aku tetap tidak bisa memaafkan perbuatanmu. Cepat berlutut untukku, cepatlah menyerah, dan akui segala dosamu kepada kelompok dewa.” Ryo segera menunjuk Jilson dengan jari telunjuknya dan memarahinya.

“Pak tua, ini adalah dendam di antara aku dan Sano, tutup mulutmu karena itu tidak ada hubungannya denganmu. Sano memiliki pikiran yang sempit, dia ingin membalas dendam karena kesalahan kecil. Aku mengabaikannya di pesta lelang amal. Dia malah menyimpan dendam hingga kini, dan dia juga melepas John si anjing dan menggonggongku dengan tidak hormat. Aku telah menyinggung dia, meski aku tidak datang menemuinya, dia tetap tidak akan melepaskan aku. Jika aku membunuh dia, sebaliknya teman-teman dan kerabatku akan hidup lebih aman. Jika aku tidak membunuh dia, aku akan kesulitan untuk tidur dan makan jika ada ular berbisa di seni bela diri black dart yang terus menatapku dalam kegelapan.”

“Jangan kira aku tidak tahu siapa dirimu. Kamu lebih kotor daripada Sano, dan hatimu lebih jahat darinya. aku tidak peduli denganmu saat ini. Jika kamu berani membuat masalah, jangan salahkan kalau aku juga akan menyingkirkanmu.” Sepasang mata Jilson menatap Sano dengan ekspresi datar, dan melepaskan tongkat sepanjang tujuh kaki dari tubuhnya.

Ini bukan tongkat biasa, itu adalah tongkat tua yang dia peroleh dari pesta lelang amal.

Jilson sengaja membawa pusaka yang ia peroleh dari pesta lelang amal untuk persiapan dalam kasus darurat karena dia tahu bahwa Sano memiliki karakter yang tangguh. Tidak hanya dia, bahkan Susi juga membawa kapak, Leo membawa tombak, tuan muda Ben membawa kipas putih, dan Ardham membawa pisau ganda.

“Binatang, berani-beraninya kamu berbicara seperti itu kepadaku!” pekik Ryo.

“Pak tua, kamu berkolusi dengan seni bela diri black dart, kami sudah mendengar semua percakapan kalian tentang cara menghadapi kami yang kamu bahas dengan Sano barusan, kami juga sudah mengambil fotomu, kamu percaya atau tidak bahwa kami menyebarkan fotomu ke internet?” seringai tuan muda Ben.

“Apa!?” raut wajah Ryo berubah drastis.

“Meski tidak ada Ryo, aku juga bisa membunuh kalian dengan santai......” sepasang mata Sano tampak suram.

Tiba-tiba, Sano berubah menjadi bayangan, dia memegang pedang flammard dan melangkah dengan kecepatan tinggi, dia dan tim dari Jilson hanya berjarak lima meter, malah seperti berlari ke hadapan mereka dan menampar wajah Jilson dengan ganas sebelum Jilson sempat untuk bereaksi, dia kembali menampar wajah Leo, susi, Ardham dan tuan muda Ben.

Rupanya dia adalah seorang master tipe cepat.

Melihat gerakan tubuh Sano sangat indah dan gesit, Jilson, tuan muda Ben, Susi, Leo dan Ardham segera bergidik dan mencucurkan keringat dingin lalu merasa waspada. Pada saat Sano masih berada di tengah-tengah mereka, dia berdiri di hadapan tuan muda Ben, dan tuan muda Ben langsung menekan ke kipas putihnya.

Sano hanya menyeringai dengan hina, dan kembali menampar wajah tuan muda Ben dengan kejam sambil menggenggam pergelangan tangan Tuan muda Ben dengan tangan besarnya. Sano menampar wajahnya lagi sebelum tangan Tuan muda Ben menyentuh kipasnya. Kemudian dia melayang ke udara dan langsung menendang dada Tuan muda Ben, terdengar suara hantaman saat tuan muda Ben menembus dinding dan terlempar keluar.

“Rasakan kapak-ku!”

Tidak disangka ternyata kecepatan Sano sangat aneh, Susi segera mengayunkan kapak raksasa seberat dua ratus kilo ke arahnya.

“Seni bela diri di dunia hanya bisa menghancurkan dengan kecepatan, apa gunanya memiliki kekuatan yang besar, akan lebih baik jika memilih kotoran besar.” Hantu lapar itu mencibir.

Sebelum Kapak raksasa Susi mengenai tubuhnya, dada susi telah ditendang dengan kuat hingga tubuhnya masuk ke lemari yang ada di sisi lain.

Pada saat yang sama, Leo segera melepas tombaknya dan menikamnya, Ardham juga membalikkan tubuhnya dan mengayunkan pisau ganda ke arahnya. begitu Jilson menggerakkan pergelangan tangannya, tongkat tua sepanjang tujuh kaki langsung menuju ke depan wajah Sano.

Sano masih menyeringai, begitu pedang flammardnya ditebas, menghalangi senjata dari Jilson, Leo, dan Ardham.

Kemudian, Ardham terus memutar tubuhnya sembari mengayunkan pisau ganda padanya tanpa henti. Sano hanya berdiri diam, tubuhnya yang kurus dan tinggi yang tak dapat diungkapkan, dia menggunakan pedang flammard untuk menepis serangan dari Ardham, membuat pisau ganda dari Ardham terus menghantam ke pedangnya dan memancarkan cahaya yang menyilaukan.

Tiba-tiba, Sano menendang Ardham dengan ganas sehingga terlempar ke arah Susi yang berada di sampingnya. Dia berbalik dan melakukan tendangan bundar lagi mengenai kepala Leo.

Respon Leo cukup cepat, dia segera mengangkat tombak untuk menghalang.

Dengan suara berdengung, kaki Sano menendang langsung ke tombaknya dengan kuat, senjata tingkat tinggi di tangan Leo berubah menjadi tikungan yang sengit, dan gelombang dengan cepat muncul di udara. Leo itu seperti panah di atas busur, kakinya mengikis lantai yang berlapis-lapis, Diserang langsung sampai ke ujung koridor oleh Sano, dan menancap kuat di dinding ujung koridor, getarannya membuat kaca jendela menjadi hancur berkeping-keping.

“Bajingan kecil, kamu adalah orang yang paling ingin kubunuh.” Sano menatap ke arah Jilson lagi.

Tiba-tiba ia muncul di belakang Jilson.

Jilson mengayunkan siku yang berhasil ditangkap olehnya lalu didorong. Tubuh Jilson langsung berputar dan menekan dada Sano dengan kuat menggunakan tongkat tua yang ada di tangannya.

Sano mencibir kemudian mendadak menghilang.

Teleportasi Dewa tingkat menengah.

Sano memiliki kemampuan teleportasi, begitu juga dengan Jilson. Mereka semua menanamkan energi Qi sejati ke dalam gerak kaki dan bergerak dengan kecepatan tinggi, menyebabkan ilusi menghilang secara instan di depan mata manusia.

Namun, Sano dan Jilson keduanya adalah master tingkat dewa menengah, dan kecepatannya tiga kali lipat lebih cepat daripada Jilson.

Saking cepatnya sampai-sampai si Jilson tidak bisa mengikuti pergerakannya sama sekali.

Pada saat Sano muncul di belakang Jilson, begitu Jilson membalikkan badannya, Sano menampar wajahnya dengan keras. Kemudian Sano dengan gesit menghilang lalu muncul lagi di sisi lain di belakang Jilson, begitu Jilson membalikkan badan, dia menampar wajah Jilson dengan lebih keras lagi.

Jilson meraung dengan keras, dia marah setelah dipukul olehnya, Sano melayangkan belasan tamparan sekaligus di wajah Jilson, kemudian dia mengayunkan pedang yang ada di tangannya dan langsung menyayat dada Jilson hingga menimbulkan luka sayatan dan mengeluarkan darah kental, dia mengayunkan gagang pedangnya lagi mengenai ke wajah Jilson, dan Jilson dipukul dengan keras hingga terlempar keluar.

Total lima anggota di tim Jilson baru melawan Sano dalam waktu kurang dari satu menit, kelima-limanya berhasil dikalahkan oleh Sano.

Melihat kelima anggota tim Jilson dipukul sampai terbang keluar, Sano berangsur-angsur memancarkan kabut hitam tebal dari tubuhnya. Dalam momentum itu, seekor iblis hitam raksasa muncul samar-samar.

“Jilson, kamu tidak menyangka aku akan begitu kuat, kan?”

“Bagaimana aku bisa menjadi utusan pemimpin aliansi Hilto jika tidak ada kemampuan khusus sedikitpun. jika tidak ada kemampuan sedikitpun, aku berada di ibukota provinsi dengan si pencuri Ryo, ibarat satu hutan hanya ada satu harimau yang menjadi raja, dari awal aku pasti sudah dibunuh oleh si pencuri Ryo yang berbahaya, apa dia akan menganggapku dan bekerja sama denganku? Pertempuran yang sebenarnya, mengkonsumsi pil, latihan keras, ketiga macam prajurit ini, adalah master tempur yang sebenarnya yang terkuat.”

“Maaf banget, kemampuan tempurku yang sebenarnya bisa mengalahkan master tingkat dewa lanjutan, sebenarnya aku adalah seorang master tingkat dewa lanjutan.” Sano mengangkat pedangnya secara perlahan dan ujung lidahnya menjilat darah segar Jilson.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu