My Goddes - Bab 990 Longsor Salju

Terdengar suara bang, Fendi dengan kejam menembakkan sebiji peluru kearah Jilson.

Mendengar suara tembakan, Jilson tanpa sadar menutup matanya sambil menunggu kematian datang kemari.

Namun setelah suara tembakan berlalu, Jilson tetap tidak merasakan apapun itu.

Ia dengan terkejut membuka kedua matanya.

Melihat Fendi yang sedang mengeluarkan Pil Dewa dengan wajahnya yang pucat itu dan menuangkan sebotol Pil Dewa tersebut ke dalam mulutnya untuk menenangkan nafasnya yang tidak beraturan.

Kemudian, Fendi terbatuk sengsara untuk sebentar, lalu menunjukkan senyum licik di wajahnya sambil melihat kearah Jilson dan berkata, “Sampah, kamu terkejut, bukan?”

“Apakah kamu mengira tadi aku akan membunuhmu dengan satu kali tembakan?”

"Bangga dengan kekuasaan yang kamu peroleh dari kelakuan licikmu itu?" Jilson menyipitkan kedua matanya dan melihat Fendi dengan tatapan dingin.

"Benar, aku memang bangga dengan kelakuan licikku! Aku menang dan kamu sekarang kalah. Kamu adalah orang yang dikalahkan olehku. Dasar sampah, bukankah kamu ingin membunuhku? Aku mohon kepadamu, bunuhlah aku!?” Fendi memasang senyuman licik sambil berteriak kepada Jilson.

"....." Jilson menatap dingin kearah Fendi tanpa berkata apa-apa.

"Kamu kira aku akan membunuhmu hanya dengan satu tembakan? Kamu kira aku akan membiarkanmu mati dengan begitu mudah? Setelah kamu membunuh Ratu Pearl-ku, kamu menjajahi Pulau Kekaisaranku. Saat ini aku sudah tidak memiliki apa-apa, bagaimana mungkin aku membunuhmu dengan begitu mudah? Tidak mempermalukan dan menyiksamu terlebih dahulu, aku benar-benar susah untuk memadamkan amarah di dalam hatiku. Aku harus membuatmu sengsara bagaikan penyihir jahat di Kota Jenewa. Pertama-tama aku akan mematahkan sepasang kaki dan tanganmu, lalu mulai menonjok bagian panggulmu dari bawah keatas. Kemudian membuat bekas deretan peluru bagaikan kancing baju dan membuatmu mati dalam kesengsaraan.” ujar Fendi.

"Aku tidak takut sakit dan juga kematian. Jika takut mati, aku tidak akan bergabung dalam pasukan tentara bayaran. Jika terdapat penyesalan, salah satu penyesalanku adalah tidak bisa membunuhmu dan membiarkanmu terus membahayakan rakyat.” ujar Jilson sambil menatap tenang kearah Fendi.

"Benarkah?" Fendi menembak lagi kearah Jilson.

Bang, permukaan salju di bawah selangkangan Jilson muncul lubang peluru karena tembakan Fendi.

Hati Jilson terkejut melihat peluru yang berada di hadapannya, sehingga keringat dingin bercucuran.

"Haha, dasar sampah. Bukankah kamu tak takut mati, tidak takut disiksa olehku? Mengapa kamu berkeringat? Diatas gunung es yang bersuhu dingin ini masih bisa berkeringat ya?” Fendi mengeluarkan suara tertawa yang aneh.

"Jika kamu ingin membunuhku, bunuh saja.” Jilson pun marah.

"Sudah aku katakan, aku tidak akan membunuhmu dengan begitu mudah. Anak buahmu tidak akan tiba dalam waktu singkat, bahkan tidak ada orang yang mengetahui bahwa kamu berada disini. Kita masih memiliki waktu yang lama untuk bermain, bagaimana mungkin aku terburu-buru membunuhmu? Aku ingin kamu memohon dan berlutut kepadaku, lalu meminta maaf kepada aku dan Ratu Pearl-ku. Aku ingin melihatmu seperti seekor anjing yang sedang merendahkan diri untuk menjilatku.” Seketika tatapan mata Fendi berubah menjadi kejam.

"Itu tidak mungkin.” ujar Jilson sambil mengerutkan dahinya.

"Kamu akan berlutut kepadaku.” Fendi menembak lagi kearah Jilson.

Bang, seluruh tumpukan salju di gunung es terguncang dengan keras. Permukaan salju di bawah selangkangan Jilson muncul lubang peluru lagi karena tembakan Fendi.

Meskipun Jilson tidak takut kepada Fendi, tetapi ditakuti oleh Fendi seperti ini, badannya jelas gemetar untuk sesaat.

Melihat tampang Jilson sekarang ini, Fendi pun dengan puas segera tertawa.

"Cukup!” Sepasang mata besar Zoony memerah, ia pun memeluk Jilson erat sambil berteriak.

"Si Cantik, ada yang ingin kamu katakan?” Fendi menyipitkan kedua matanya dan melihat kearah Zoony sambil memiringkan kepalanya.

"Fendi, mengapa kamu begini? Istrimu meninggal, kita merasa kasihan padamu dan memberimu waktu untuk berduka. Tak ada satu orang pun yang tega mengganggumu. Istrimu meninggal, kita semua merasa sangat disayangkan. Meskipun Jilson dan kamu bermusuhan, tetapi demi menolong istrimu, ia tetap mempertaruhkan nyawanya masuk ke Pulau Kekaisaran, dan bergegas pergi ke halaman belakang untuk menolong istrimu. Tak ada orang yang berharap hal ini terjadi, tak ada juga orang yang berharap Pearl meninggal. Jilson benar-benar sudah berusaha, ia sungguh ingin menolong istrimu. Bagi seorang dokter, semua orang itu sederajat, tak peduli siapapun orang dari Keluarga Lu di Kota Gangnam. Jika melihat orang yang terluka atau sakit, tak peduli siapakah orang itu, kita tidak akan melihatnya mati begitu saja. Aku merasa kasihan melihatmu menangis dan berbaik hati menasihatimu. Namun, bagaimana cara dirimu memperlakukanku? Kamu memanfaatkan rasa kasihanku terhadapmu untuk menyakiti Jilson. Kita sudah berkali-kali memberimu kesempatan untuk berubah dan terus membiarkanmu membuat kesalahan. Apakah kelakuanmu saat ini pantas diperlihatkan oleh Pearl yang berada di surga sana?” ujar Zoony.

"Kamu tidak berhak menyebutkan nama istriku!” Fendi berteriak dengan keras.

".....” Zoony menggunakan mata besarnya melototi Fendi dengan penuh dendam tanpa berkata apa-apa.

"Zoony, ini adalah masalah antara aku dan Fendi, lebih baik kamu tidak perlu ikut campur. Saat Jilson mati, tak ada lagi orang di dunia ini yang bisa melawanku. Jika kamu berani berkata lagi, aku tidak keberatan untuk membunuhmu dan pergi ke Keluarga Lu di Kota Gangnam untuk menangkap orang lain. Bahkan aku tidak keberatan untuk pergi ke Pulau Kekaisaran untuk menangkap orang, menangkap wanita kesayangan Jilson, Monika.” ujar Fendi.

"Kemampuanmu hanya terbatas untuk menangkap orang? Menangkap orang yang terdekat denganku, mengancam teman-temanku?” Jilson tertawa licik.

"Tentu tidak, sekarang aku terluka dan semua anak buahku sudah diserang habis. Menangkap orang yang terdekat denganmu, itu karena aku masih membutuhkan waktu untuk memulihkan diriku dari luka, dan membutuhkan waktu untuk mengumpulkan anak buah baru. Tunggu aku selesai memulihkan diri dan mengumpulkan anak buah baru, aku jelas tidak perlu menangkap orang. Aku akan membunuh orang dan membunuh semua anak buahmu yang suka ikut campur masalah orang lain. Aku ingin membalas dendam kepada dunia ini, membalas dendam kepada semua orang yang berhubungan dengan kematian Pearl. Hari ini orang-orang yang berada di Pulau Kekaisaran, mereka semua harus mati!” ujar Fendi.

"Fendi, jika kamu adalah seorang lelaki, maka buanglah pistol kamu dan lepaskan Zoony. Kita lawan sekali lagi.” Mata Jilson perlahan-lahan menunjukkan tatapan yang mengerikan.

"Jilson, sepertinya diantara kita terdapat sedikit kesalahpahaman.” Fendi tertawa.

"Kesalahpahaman apa?” tanya Jilson.

"Sekarang aku adalah pihak yang menang, hak beraksi berada di tanganku. Aku mempunyai kesempatan yang baik untuk membunuhmu, bagaimana mungkin aku melepaskan kesempatan ini dengan mudah?” ujar Fendi.

"Kamu adalah orang jahat yang tidak memiliki prinsip, tak tahu malu dan keji.” ujar Jilson.

"Berlutut, memohon kepadaku dan minta maaf!" Fendi menodongkan pistol khusus tersebut kearah Jilson.

"Tidak mungkin.” ujar Jilson.

"Sialan.” Fendi menembak lagi kearah Jilson.

Bang, di hadapan Jilson muncul lagi lubang peluru. Tiba-tiba tumpukan salju di badannya terguncang dengan keras, seluruh gunung es berguncang keras.

"Bajingan, aku memberimu kesempatan terakhir, jika kamu tidak berlutut dan meminta maaf kepadaku, aku akan membuat bekas deretan peluru bagaikan kancing baju di badanmu. Kamu tidak perlu berpura-pura, aku tahu kamu takut dan kamu sangat takut. Saat aku menembak kearahmu, badanmu gemetaran. Badanmu gemetaran hingga gunung es ini ikut gemetaran.” Fendi menjulurkan lidahnya dan menjilat darah yang berada di sudut bibir sambil menodong pistol kearah Jilson.

"Itu adalah tumpukan salju yang mulai terjatuh dari gunung es. Kamu menembak terus tanpa henti, tumpukan salju di gunung es ini sudah digetar hingga menjadi longgar.” ujar Jilson.

"Benarkah?” Fendi tertawa dengan licik.

"Iya.” ujar Jilson.

".....” Fendi tiba-tiba menatap kosong kearah Jilson tanpa berkata apa-apa.

"....” Jilson juga menyadari sesuatu.

Hanya terasa tumpukan salju di bawah tubuh mereka bergetar lagi. Tumpukan salju di gunung es jelas bergetar. Kemudian, seluruh gunung es perlahan-lahan berguncang dan menjadi semakin keras.

Melihat Jilson, permukaan di bawah kaki Fendi pun mulai tidak seimbang.

Gunung es besar ini mulai terus berguncang, tiba-tiba permukaan salju yang tidak jauh dari Fendi muncul segaris retakan besar. Kemudian, seluruh tumpukan salju dari gunung es mengalir ke bawah mengikuti tubuh gunung.

"Itu adalah longsor salju!” Ketika tumpukan salju di bawah badan Jilson dan Zoony terus mengalir ke bawah mengikuti bentuk gunung. Raut wajah Jilson berubah besar, ia pun menarik Zoony berlari kearah pesawat tempur yang berhenti tidak jauh dari sana.

Namun ketika mereka berlari kearah pesawat tempur, permukaan bawah pesawat tempur tersebut muncul segaris retakan besar. Satu pesawat tempur tersebut pun langsung jatuh mengikuti retakan itu.

Ini karena salju yang bertumpuk diatas gunung selama bertahun-tahun tidak meleleh. Setiap tahun turun salju dan menyebabkan tumpukan salju lama-lama semakin tinggi. Tumpukan salju ini membeku karena suhu yang dingin, terlihat sangat kokoh bagaikan permukaan tanah, namun sebenarnya tidak kokoh. Saat Jilson dan Fendi bertarung diatas gunung es, kedua orang terus berteriak keras dan mengeluarkan energi Qi sejati kepada pihak lawan, lalu menembak kearah pihak lawan. Suaranyanya menyebabkan salju berguncang. Tumpukan salju gunung ini pun mulai meluncur ke bawah gunung.

Ini adalah longsor salju yang biasa dikatakan dan merupakan salah satu bencana alam yang berpotensi membawakan kerusakan paling besar.

Saat tumpukan salju dari atas gunung mengalir ke bawah dengan cepat dan kecepatannya lama-lama semakin tinggi. Terdengar suara gemuruh, seluruh tumpukan salju di atas gunung runtuh!

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu