My Goddes - Bab 436 Pamer

"kakak?" pada arena utama, Gina terlihat seperti bisa merasakan penglihatan Hito. ketika dia menatap ke arah tempat Hito duduk sebelumnya, dia tidak lagi menemukan keberadaan Hito di sana.

"mari kita pergi juga."

setelah pertandingan diantara tim Vanfour dan organisasi Immortal selesai, begitu banyak penonton mulai berdiri dan bergegas untuk keluar dari arena pertandingan. Jilson sepertinya tidak tahu kalau Hito telah hadir di sini. dia lalu menatap ke arah temannya yang tengah bangkit dan bergegas keluar dari arena tersebut.

"Jilson, kamu harus berhati-hati pada pertandingan besok. berjanjilah pada bibi untuk tidak terluka pada pertandingan besok, apakah kamu mengerti?" bibi kedua langsung berlari ke arah keluarga Lee dan menggenggam tangan Jilson sambil berkata dengan penuh perhatian.

"baik, aku akan berjanji padamu untuk tidak terluka pada pertandingan besok." kata Jilson kepada bibi keduanya dengan sikap yang cuek.

"Ardham, semangat!" teriak sekelompok penggemar Ardham kepadanya.

ekspresi wajah Ardham terlihat begitu buruk, dia sangat ingin menyapa para penggemarnya itu. namun ketika melihat keramahan para penggemarnya, dia hanya bisa memegang masker pada wajahnya sambil berjalan keluar dari arena bersama Jilson.

"Gina, semangat!" teriak sekelompok penggemar yang juga kagum kepada Gina.

pada pertandingan di hari kedua, Jilson sengaja mengumpulkan semua orang. masih sama dengan sebelumnya, dia menyuruh semua orang untuk mengulurkan tangan dan berdiri secara melingkar. dia lalu memberi sebuah tanda pengingat pada tangan setiap orang, "masih sama dengan sebelumnya, kalah dan menang adalah hal terakhir, yang terpenting adalah keselamatan. pertandingan militer merupakan pertandingan terpenting di China, ini juga merupakan kesempatan bagi kita untuk memperkuat kemampuan kita. karena di luar sana, jika kita kalah maka kita akan dibunuh oleh lawan. namun pada pertandingan militer ini, meskipun kita kalah, kita masih bisa selamat. tetapi meskipun kita tidak akan terbunuh di pertandingan ini, kita juga akan terluka jika tidak berhati-hati.

"jadi, menang kalah tidaklah penting dalam pertandingan ini. apakah kalian mengerti?" kata Jilson kepada semua orang dengan serius.

"kak Jilson, tim Pau Line merupakan tim militer kelas dua. bagaimana mungkin mereka bisa melawan kita? kita pastilah akan memenangkan pertandingan kali ini, tidak perlu bersikap serius seperti ini." kata Tuan muda Ben setelah melihat tanda pengingat pada tangannya. dia lalu menghidupkan sebatang rokok dengan ekspresi tidak berdaya.

"benar!" ekspresi wajah Gina juga terlihat tidak begitu puas.

dia adalah sosok terkenal yang paling ditakuti oleh semua orang di seni bela diri Black Dart. apakah dia bisa dikalahkan oleh tim militer kelas dua seperti tim Pau Line?

memberi sebuah tanda pada tangan dan juga memberi perhatian kepada semua orang hanyalah merupakan cara Jilson untuk membuat semua orang merasa tenang.

"tim Pau Line sudah mencapai posisi 8 besar, bagaimana mungkin mereka adalah tim militer kelas dua? jika dilihat dari kemampuan kita, kita pastilah bisa mengalahkan mereka. namun mereka pastilah bukan merupakan tim militer kelas dua. mereka memiliki kemampuan yang hebat juga, kalian harus tetap berhati-hati." kata Jilson.

"kami mengerti." kata semua orang sambil melambaikan tangan kepada Jilson dan berjalan ke arena masing-masing.

sekelompok orang ini......

Jilson menatap semua orang itu dengan tatapan yang tenang.

sebenarnya umur Jilson tidaklah beda jauh dari mereka. dia baru saja melewati ulang tahunnya yang ke 26. namun dia sudah menjadi pemimpin mereka dalam waktu yang lama. dia juga merasa kalau dirinya semakin menua dan terlihat seperti ayah dari sekelompok orang ini.

tim Pau Line memanglah bukan lawan yang bisa mengalahkan mereka, namun tim Pau Line memanglah memiliki kemampuan yang hebat.

dia mengerti akan sebuah pepatah yang mengatakan kesombongan akan mendatangkan kekalahan.

setengah jam kemudian, Jilson dan beberapa orang lainnya mulai memasukki arenanya masing-masing dan mulai terdengar berbagai pengumuman dari arena masing-masing.

pada pertandingan kali ini, sama seperti tim lainnya, Jilson langsung menyusun posisi timnya sendiri sesuai kemampuan mereka masing-masing.

yang bertanding pada babak pertama adalah Jilson, babak kedua adalah Gina, babak ketiga adalah Susi, babak keempat adalah tua muda Ben, babak kelima adalah Leo dan babak keenam adalah Ardham.

lawan yang akan dihadapi Jilson adalah pemimpin Tim Pau Line, yaitu Tano.

Tano memiliki tinggi badan 2 meter dan juga tubuh yang penuh akan otot. sebelum pertandingan dimulai, Tano pun mulai membuka pakaian militer yang ia kenakan dan kembali mengenakan pakaian olahraga dengan model segitiga terbalik. dia lalu menunjukkan otot yang ia miliki itu kepada semua penonton.

dia terlihat begitu senang dan semangat untuk bertarung dengan Jilson. ketika kamera tertuju pada wajahnya, terlihat mulutnya terus bergerak. dirinya seperti tengah mengunyah permen karet. dia juga tidak hentinya menggerakkan otot pada tubuhnya sambil menggerakkan kedua kaki dan tangannya. dia juga terlihat mulai merelaksasikan otot pada tubuhnya, seperti merentangkan kaki ke arah belakang, duduk dan menekan kaki dan terkadang dia merapatkan kakinya lalu menekukkan tubuhnya, lalu meletakkan telapak tangan di tanah.

dia terlihat ingin mengejutkan Jilson, dia lalu menepuk dadanya dengan kuat.

Jilson hanya tersenyum.

itu semua merupakan bentuk kepanikan dan ketakutan yang akan diberikan seseorang kepada pihak lawan. sebagai seorang tentara bayaran, dia sudah bertemu dengan sekian banyak orang yang memiliki kepribadian seperti ini.

"Jilson, aku mengenal kamu. kamu adalah salah satu dari empat Ketua Prajurit Luar Negeri dan juga merupakan penguasa Laut Karibia. namun kemampuanku tidaklah lemah. aku adalah seorang pelatih yang hebat, apakah kamu tahu apa maksud dari perkataanku ini?" kata Tano kepada Jilson sambil menunjukkan giginya yang putih itu ketika juri menyuruh mereka berdua untuk naik ke atas pentas.

"aku tahu, pelatih hebat adalah seseorang yang memiliki kemampuan khusus dan juga bisa mengalahkan lawan dengan kemampuan khususnya itu. misalnya seperti Susi yang sudah melatih kemampuannya yang khusus itu secara ekstrem. kemampuan dasar yang kamu miliki hampir sama dengan Susi, kalian sangatlah lihai dalam bidang seni bela diri dan juga memiliki kekuatan supranatural. meskipun kekuatan supranaturalmu masih berada dalam tingkat menengah, namun itu cukup melindungi dirimu dan membantumu untuk mengalahkan lawan dengan cepat." kata Jilson sambil tersenyum menatap dirinya.

"tidak salah, meskipun kamu memiliki kekuatan supranatural yang tinggi, aku tetap saja bisa mengalahkanmu!" kata Tano sambil menunjuk ke arah Jilson.

"aku akan memberi kesempatan kepadamu." kata Jilson.

"kedua peserta dipersilahkan untuk mempersiapkan diri." kata juri.

sebelum pertandingan itu dimulai, kedua peserta diberikan waktu selama 10 menit untuk melakukan pemanasan. pemanasan dilakukan untuk merelaksasikan otot pada tubuh mereka agar mereka bisa bertanding dengan kemampuan yang maksimal. waktu selama 10 menit ini juga cukup bagi mereka untuk membiasakan diri dengan pentas pertandingan. ini merupakan pertandingan termewah di China, bahkan pentas tersebut terbuat dari batu granit. berbeda dengan kontes pada umumnya.

kontes segera dimulai, Tano terlihat begitu semangat. dia lalu menatap ke arah Jilson dan mulai menggerakkan otot dadanya agar Jilson takut padanya. dia lalu menekan kakinya di depan Jilson sambil melakukan push-up di depannya.

dia terlihat begitu panik, dia bahkan berteriak dengan suara yang kuat untuk menakuti Jilson dan juga juri.

"juri, sebelum mengikuti kontes ini, aku sudah pernah mengikuti sekian banyak kontes di Las Vegas. jika dilihat dari peraturan yang ada, peserta tidak diperbolehkan untuk melakukan aksi apapun pada waktu pemanasan bukan?" tanya Tano kepada juri secara tiba-tiba.

"benar.." juri terlihat kebingungan.

"hm." Tano menganggukkan kepala dan berjalan ke arah Jilson.

dia lalu menghadap ke arah kamera dan di depan semua penonton, dirinya menurunkan tubuhnya sambil mengarahkan tinjunya ke arah Jilson dan menunjukkan ekspresi yang seram.

setelah itu, dia pun berjalan ke arah belakang Jilson sambil berpura-pura mencekik leher Jilson dan memasang ekspresi wajah yang menyeramkan.

setelah itu, dia mulai mengelilingi Jilson sambil melakukan berbagai aksi.

Jilson benar-benar tidak berdaya melihat Tano.....

ternyata Tano hanyalah orang yang bisa berpura-pura.....

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu