My Goddes - Bab 426 Taktik Tingkat Dasar?

Untuk Gina bisa sepenuhnya membantu tim Jilson atau tidak, Leo, Tuan Muda Ben dan Ardham pun masih curiga.

Malam hari itu pukul delapan, Roy dan Tommy pun diusir keluar dari asrama karena tidak ada kaitan dengan pertandingan, sedangkan Gina dan Susi kedua wanita tersebut juga disuruh kembali ke asrama wanita. Saat ruangan tersisa Jilson, Leo, Tuan Muda Ben dan Ardham berempat, Leo pun berpikir-pikir lalu berkata, “Jilson, aku pikir Gina belum tentu mau berusaha untuk kita.”

“Gina ini memiliki banyak pikiran licik, terlihat dirinya adalah wanita yang pintar. Hari ini ia bilang lihat suasana hatinya, sama sekali tidak bilang bahwa ia akan membantu kita. Aku pikir ia akan menyerah untuk pertandingan esok hari.”

“Kak Jilson, jika Gina tidak ingin membantu kita, maka kita tidak bisa menjadi peringkat pertama dalam Kompetisi Seni Bela Diri Militer ini kan?” ujar Ardham sambil mengerutkan dahinya.

“Kemarin pertandingan pertama dimenangkan oleh Tim Vanfour, kedua dimenangkan oleh Tim Phoenix. Meskipun kemampuan kedua tim tersebut lumayan, tapi aku yakin kedua tim tersebut bukanlah musuh kita. Tapi berbeda untuk Kelompok Royal Kin dan Organisasi Immortal hari ini. Kalian semua telah melihat kemampuan Bryn dari Kelompok Royal Kin. Rendra yang begitu hebat saja juga dapat terkalahkan olehnya dalam puluhan kali jurus. Kemampuan enam anggota Kelompok Royal Kin lainnya juga tidak lemah. Mereka bisa kalah dua kali karena ada dua musuh mereka yang merupakan master tingkat Xianxia, yaitu George dan Peniel. Kedua orang ini merupakan master yang sudah mau mendekati tingkat Xianxia. Jika tebakanku tidak salah, seharusnya Keluarga Shangguan mengetahui hal tentang Xianxia dari kedua orang tersebut.”

“Tidak perlu bahas latar belakang kedua orang tersebut, selain Kelompok Royal Kin, kita masih bisa bertemu dengan Organisasi Immortal yang belum jelas kita ketahui kemampuannya. Tapi kalaupun tidak melihat usaha mereka, aku masih bisa menebak kemampuan mereka. Jasper dan Davis adalah master yang setingkat denganku, bahkan bisa melebihi diriku. Jika mereka mengeluarkan salah satu mereka untuk melawan kalian, maka ia lah yang tentu menang dalam pertandingan tersebut, dan mereka berhasil mendapatkan satu nilai. Masih ada Adelio, Axel, Gavin, Daffin dan Farel, kemampuan mereka lebih tinggi dari kalian semua. Tidak hanya pengalaman pertarungan mereka yang melebihi kalian, bahkan tingkat bela dirinya lebih tinggi dari kalian, mereka sangat susah untuk dilawan.”

“Ingin menjadi peringkat pertama dalam Kompetisi Seni Bela Diri Militer, kita memang membutuhkan bantuan Gina. Kalaupun ada bantuan dari Gina, pertarungan terakhir kita juga akan terjebak dalam kesulitan.” Jilson menyalakan sebatang rokok, sambil menganalisanya kepada mereka.

“Kalau begitu, bagaimana caranya agar ia bisa membantu kita? Kamu sudah membicarakannya begitu banyak kepada Gina, meskipun dirinya terlihat senang, tapi sepertinya ia tidak memasukan kata-katamu ke dalam telinga. Ia pasti akan menyerah untuk pertandingan esok hari.” ujar Leo.

“Mari kita lihat situasi saja. Setelah kemampuan bela diriku memulih, kemampuanku tidak hanya meningkat, bahkan aku juga mempelajari sedikit cara untuk melawan dengan menipu saat bekerja di kantor Kak Hesti. Meskipun aku tidak tahu apakah cara ini berguna atau tidak, tapi kita boleh mencobanya. Entah betapa tinggi kemampuan Yasin, ia tetaplah seorang wanita....” Jilson menghela nafas.

Sebelum pertandingan hari kedua, Jilson pun langsung mengatur Gina untuk pertarungan ronde pertama.

Biasanya ronde pertama adalah pertarungan antar ketua tim. Gina melihat Jilson yang bisa-bisanya mengatur dirinya untuk ronde pertama pun mulai curiga, lalu bertanya dengan tidak senang. “Jilson, kamu tidak percaya kepadaku?”

“Percaya kok. Menaruhmu untuk ronde pertama, karena ingin kamu membantu kita untuk memenangkan satu ronde, sehingga semuanya menjadi semangat.” Jilson tersenyum tipis.

“Baik, aku akan bantu kalian semua memenangkan ronde pertama untuk ‘menyemangati’ kalian!” Gina sengaja menekankan kata ‘menyemangati’

Dengan cepat, Gina masuk ke dalam mobil.

Perjalanan menuju arena ronde pertama, Gina melihat pemandangan di luar mobil, lalu tertawa tidak peduli.

Mungkin ini adalah cara Jilson untuk mendesak dirinya melakukan hal itu.

Jika ini adalah cara Jilson untuk mendesak dirinya, maka cara ini cukup buruk. Cara mendesak ini sama sekali tidak mendesak dirinya. Ia sama sekali tidak kesal kepada Jilson dan memiliki pikiran untuk memenangkan pertandingan. Sebaliknya karena Jilson yang tidak percaya kepadanya, ia pun semakin muncul pikiran untuk tidak memenangkan pertandingan ini.

Membantu Jilson memenangkan pertandingan?

Tidak akan pernah terjadi.

Ia adalah seorang mata-mata, ia bertugas untuk menjatuhkan Jilson. Bagaimana mungkin dirinya bisa membantu Jilson untuk memenangkan pertandingan ini.

Ia yang duduk di dalam mobil pun bisa membayangkan wajah kesal milik Jilson, Tuan Muda Ben dan Susi saat ia menyerah di ronde pertama, bahkan ia sekarang tidak tahan untuk tertawa.

Sedangkan saat ia tiba di arena pertandingan, ia pun pelan-pelan mengerti niat Jilson ini.

Musuh ronde pertamanya adalah Miguel selaku ketua Tim Wudang.

Saat Miguel melihat Gina muncul dalam pertandingan tersebut, ia pun tercengang sesaat, kemudian wajahnya terukir senyuman yang aneh.

Rencana apa yang diatur Jilson ini?

Tingkat dasar melawan tingkat lanjutan?

Melirik beberapa arena lainnya, rencana Jilson ini memang tidak salah. Ia mengatur Gina pada ronde pertama, lalu mengatur dirinya pada ronde kedua dan musuhnya adalah junior yang kemampuannya lebih lemah dari dirinya.

Pertandingan antar master biasanya dimulai dengan ketua tim lawan ketua tim, wakil ketua tim lawan wakil ketua tim, anggota ketiga lawan anggota ketiga, anggota keempat lawan anggota keempat. Hanya untuk tim lemah yang kemampuannya beda jauh serta ingin mengalahkan musuh baru menggunakan cara-cara seperti ini, seperti mengatur urutan anggota.

Contohnya Tim Kick It. Tim tersebut merupakan tim terlemah dalam enam belas besar. Tim tersebut hebat dalam pertempuran laut, tapi tidak hebat dalam pertarungan panggung. Tapi karena mereka beruntung, sehingga mereka pun bertemu dengan tim lemah yang tidak sebanding dengan timnya pada ronde pertama. Saat pertandingan ronde kedua, melalui analisis semalam, ketua tim tersebut pun mengatur urutan anggota yang masuk ke arena. Ia pun berhasil menggunakan cara ini untuk mengalahkan musuh dan masuk ke dalam enam belas besar.

Miguel pun merasa Jilson ini agak kocak. Jilson, Tuan Muda Ben, Ardham dan Leo merupakan orang-orang yang cukup hebat, dan mereka bisa-bisanya menggunakan cara ini untuk melawan dirinya. Mereka pun membuat tim yang pasti bisa masuk delapan besar menjadi seperti tim biasa.

Tapi dengan cepat, Miguel pun marah besar.

Jika Jilson menggunakan cara ini untuk melawan diri, bukankah Gina ini akan langsung menyerah saat pertandingan dimulai? Timnya dan tim Jilson itu bermusuhan, bahkan Tim Wudangnya merupakan tim yang mendukung faksi yang terkenal. Saat Jilson membawa orang mengepung Faksi Shaolin, gurunya dan beberapa anggota Dua Belas Dewa Emas datang menasehatinya untuk berdamai. Dan Jilson ini sama sekali tidak menghormati mereka. Saat itu ia pun bersumpah di hadapan gurunya bahwa ia akan memberi ajaran untuk Jilson jika dirinya ada kesempatan, serta mengembalikan harga diri untuk Tim Wudang. Jika Jilson menggunakan cara ini untuk melawan dirinya, bukankah ia bisa terhindar dari ajaran yang akan dikasih dirinya, serta tidak perlu melawan dirinya yang cukup hebat? Tak apa-apa jika Tim Wudang menang, dan kalah lah yang paling memalukan.

Miguel pun melirik kearah Gina. Ia menemukan Gina yang ternyata memang terlihat santai, bahkan sambil duduk sambil memangku kakinya, dan memandang langit arena pertandingan yang biru.

Gina terlihat sama sekali tidak gugup untuk melawan dirinya dan memasang wajah yang ingin langsung menyerah.

Tidak boleh, dirinya tidak boleh memberikan wanita ini kesempatan untuk menyerah. Kalaupun ia tidak bisa melawan Jilson untuk melampiaskan amarah, tapi ia harus menggunakan wanita ini untuk melampiaskan amarah.

Hingga kini, semua penonton pun belum memasuki arena utama. Saat layar besar dan kamera mereka sini belum dinyalakan, ia berkata kepada Gina dengan cuek. “Sepertinya kamu sangat tidak tahu malu.”

“Hmm?” Gina memandang kearahnya dengan tatapan yang bingung.

“Kamu sih cantik, tapi agak tidak tahu diri saja dan membuat orang mual.”Miguel terus menatapnya cuek.

“Apa maksudmu?” Setelah memastikan Miguel sedang berbicara dengan dirinya, raut wajah Gina pun langsung menjadi cuek.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu