My Goddes - Bab 291 Uang Tunai Empat Trilliun

“Hadiah yang aku siapkan untuk Kak Hesti hampir sampai.” Jilson Lee begitu datar mengatakannya ketika dirinya mendapat cemooh dari beberapa Keluarga Lee.

“Uang tunai 4Trilliun itu sudah ada?” Tuan Muda Ben tak sabar.

“Iya, Jayden barusan mengirim pesan pada ponselku dan mengatakan sudah ada di sekitar rumah Keluarga Lee, perkiraan akan tiba lima menit lagi, kemudian lekas memasuki rumah Keluarga Lee.” Jelas Jilson.

“Suruh dia agak cepat, Kak Jilson. Aku adalah salah satu keluarga Zhu terkaya bagian dari empat keluarga besar Zhu, saat berada di luar negeri, kedudukanmu memang lebih besar daripadaku, prajurit raja, pemimpin tentara bayaran di seluruh dunia, semua diantara kita, kapan pernah merasa diresahkan, kalau dia tidak cepat datang, aku benar-benar tidak tahan lagi.” Perubahan raut muka Tuan Muda Ben begitu drastis, tatapannya sangat tidak mengenakkan.

“Tunggu sebenta lagi, aku di Keluarga Lee kali ini sudah cukup mendapatkan masalah bertubi-tubi, dan aku sudah siap untuk semuanya. Gegabah tidak akan menyelesaikan semuanya, aku akan bekerjasama dengan kalian untuk kolaborasi berpura-pura balas dendam. ” Jilson tertawa bangga.

“Kamu juga, hal seperti ini mau tukar dengan orang lain, kalau aka sudah sedari tadi melakukannya.” Ujar Tuan Muda Ben.

“Tuan Muda Ben, jangan pernah bertarung di Kota Aruba.”Sahut Davis Lee.

Meskipun Davis Lee sudah pernah menuliskan surat pengunduran diri, dan berencana bergabung dengan tim Jilson setelah pertandingan babak final selesai, tapi saat ini dia tetap masih dengan status pekerja, staff terpenting di Organisasi Imortal, masih ada beberapa tanggung jawab yang harus dijalaninya, yaitu memata-matai Jilson Lee, memastikan jangan sampai Jilson Lee membuat onar di Kota Aruba.

Dia sangat memahami bahwa dirinya tidak akan mampu membuat Tuan Muda Ben menurutinya, Tuan Muda Lee hanya mau mendengar perkataan Jilson Lee, kemudian tanpa ragu dia menawarkan persahabatan pada Tuan Muda Ben, “Tuan Muda Ben, mulai saat ini kita coba bekerja sama hingga beberapa hari kedepan, bagaimana? Perjalanan menuju makam kuno, kita bersama-sama, dalam artian hidup dan mati ini kita lewati bersama apapun resikonya? Jangan pandang aku sebagai Organisasi Imortal, anggap saja aku ini orang biasa. Namun, kalau kamu menganggapku saudaramu, kalau begitu jangan sampai berbua keributan di Kota Aruba ini ya?”

“Iya, tahu.” Sedikit terpaksa Tuan Muda Ben menyetujuinya.

Dulu, Jilson Lee selalu menggunakan tatapan menantang ketika Kakek nya selalu memarahinya. Kakek dari keluarga Ibunya sangat mencintai dan menyanginya, bahkan menganggapnya sebagai permata dunia, sementara kakek dari ayahnya sendiri sangat bertolak belakang, ini membuatnya sangat sedih.

Bahkan seringkali dia menyesali dirinya bermarga Lee, dia bertanya-tanya mengapa marganya bukan Marga Lu. Sebenarnya Fendi dan dirinya sama, sama-sama merasa tak berguna, sejak kecil mereka hidup dengan banyak tuntutan dari keluarganya.

Dan kali ini, kembalinya Jilson Lee setelah beberapa tahun menghilang, dia tidak lagi menatap Kakeknya dengan pandangan menantang ketika kakeknya memarahinya. Berbeda dengan tujuh tahun yang lalu, Jilson yang sekarang jauh lebih dewasa, jauh lebih baik dari sebelumnya.

Saat dirinya menikmati hidangan, tiba-tiba kakeknya datang menghampiri hanya untuk memakinya, dan mencari kesempatan membuatnya terpukul ketika kearabatnya berdatangan, siapapun yang mengalami hal demikian, pasti akan merasa tidak enak hati. Bahkan kali ini kakek tanpa alasan terus memaki dan memarahinya, mencari kesalahan Jilson yang belum tentu diperbuatnya, melihat perubahan Jilson yang semakin dewasa, hanya terdiam menahan amarah, kakeknya pun merasa heran.

Bagaimanapun juga Jilson adalah keluarga satu darah dengannya, tapi sikapnya kepada Jilson tak memandang Jilson sebagai siapapun di hadapannya, kedua mata nya memandanga penuh rasa marah, namun ketika dirinya melihat Jilson sama sekali tidak meresponnya, tidak menantangnya, akhirnya dia hanya bisa tertunduk, “Katakan, kemana saja kamu beberapa tahun belakangan ini, bagaimana kondisimu di luaran sana? Dengar-dengar saat ini kamu menjadi satpam di Perusahaan Teaonokobe? Kalau memang keseharianmu tidak mencukupi, mengapa baru sekarang kembali?”

Jilson Lee menampakkan kerutan dahinya pertanda heran.

Apakah nada bicara kakek kali ini pertanda perhatiannya pada Jilson?

“Sama dengan ayahmu, tidak jauh beda. Akupun tidak tahu apa sebenarnya yang ada dipikirannya, biasanya tidak pernah menantang, saat melakukan sesuatu pun tidak menyampaikannya sedikitpun, benar-benar membuat kesal.” Melihat Jilson Lee yang tidak merespon apapun, tetua Keluarga Lee itu menarik nafas panjang, mengambil sepuntung rokok yang terletak di meja.

“Kakek, kehidupan Jilson Lee diluar sana sangat luar biasa, dia pun bekerja di Perusahaan Hesti.” Tiba-tiba Raymond menyela dengan suara tawa.

“Jilson, kamu bekerja di kantor Hesti? Bekerja di tempat ipar kamu sendiri? Perusahaan pakaian dalam?” tatapan mata Kakek terkejut, ekspresi yang awalnya sudah mulai mereda, tiba-tiba berubah kembali menjadi raut muka yang tak enak dipandang.

“Iyalah.” Raymond tertawa.

Tetua keluarga Lee tak habis pikir dan terus menatap Jilson Lee yang duduk di hadapannya. Menatapnya beberapa detik, dia tiba-tiba seperti sedang ingin mencari tongkat dan memikul orang.

“Kakek, untuk apa?” tatapan mata Hesti Wang seketika berubah sesaat melihat Tetua keluarga Lee mencari tongkat kran, dia segera berdiri dan menuntun tetua.

“Aku tahu, emosi ku memang tidak baik. Beberapa tahun ini aku bersusah payah untuk menjalankan bisnis, tekanan begitu besar, bahkan tak sedikit yang merasa kesal padaku. Tapi, aku tetap pada emosiku, aku hanya tidak habis pikir dengan beberapa anak cucuku yang tidak mengambil peluang dengan baik, tapi sama sekali aku tak pernah memukulnya. Dan pecundang ini, sepertinya aku perlu untuk memukulnya!” Tetua Keluarga Lee mulai merubah pandangannya, kedua matanya mulai mendapati tongkat kran yang dicarinya.

“Pa, ini aku bawakan untukmu.” Bibi Nora tertawa bahagia kemudian segera menyodorkan tongkat padanya.

“Kakak, apa yang sudah kamu lakukan?” Ayah Jilson segera berdiri tidak terima.

“Kakek, jangan pernah memukul Jilson.”Pinta Hesti Wang.

“Seorang Pria dewasa, putra ketiga dari Keluarga Lee, salah satu dari empat keluarga ternama di Kota Aruba, masih untung dibiarkan meskipun bekerja di perusahaan competitor, tapi ini tidak hanya itu, bahkan sedikitpun tidak memiliki prestasi, bekerja di tempat perusahaan pakaian dalam dengan karyawan wanita seluruhnya! Jilson, kamu takut kekurangan uang hingga kehilangan akal begini ya? Kalau memang kamu kekurangan uang, kamu cari aku, aku masih ada dana darurat untuk periksa ke dokter sekita beberapa trilliun, akan aku berikan padamu. Kamu ini tidak tahu malu, benar-benar membuat malu Keluarga Lee. Kalau saat ini aku tidak memberimu pelajaran, aku justru akan merasa bersalah dengan leluhur Keluarga Lee!” Begitu meluapkan marahnya, Kakek segera mengambil tongkat kran dan mengarahkannya kepada Jilson.

Baru saja Hesti Wang ingin menghalanginya, namun Raymond dengan sigap menghalangi Hesti.

“Sedang apa kamu, Raymond?” Teriak Hesti.

“Hesti, hari ini adalah hari ulang tahunmu, tidak seharusnya kamu bersikap tidak tahu aturan, jika terpukul oleh kakek, semua akan merasa kelabakan.” Raymond mencoba mencari alasan.

Saat Tetua Keluarga Lee menantang Jilson, semua diantara mereka memberikan jalan dengan leluasa untuk Kakek.

Lagipula hubungan darah mereka masih satu keluarga, di lubuk hati Kakek tentu masih ada tentang Jilson Lee. kalau bukan karena Keluarga Lee, tidak mungkin sampai kakek ingin memberinya pelajaran.

Ini memang pertama kalinya Kakek memukul orang , sebelumnya dia tidak pernah bertindak kasar pada siapapun di Keluarga Lee. Emosinya kali ini sungguh tak dapat tertahankan lagi, tak habis pikir ternyata Jilson benar-benar tidak dapat diandalkan, bahkan memanfaatkan iparnya untuk bekerja di perusahaan pakaian dalam wanita.

“Pa, jangan pukuli Jilson!” Ibu Jilson berdiri dan mencoba melerai.

Ibu Jilson demi menjaga suaminya, dia tak penah sedikitpun menantang apa-apa, bahkan untuk berbicara mengenai pendapat apapun tidak pernah, semua ia lakukan demi Ayah Jilson, dia sangat mencintai Ayah Jilson, dia rela mengorbankan apapun demi keluarganya. Bagaimanapun juga, Jilson adalah putra kandungnya, dulu mungkin dia bisa menahan semua penghinaan ayah mertuanyanya, setidaknya membiarkan tetua Keluarga Lee menyalurkan emosi nya, tidak memukul fisik. Tapi saat ini, dia berniat untuk memukul dan melukainya, tentu saja Ibu Lee tidak bisa tinggal diam. Apapun bisa terjadi ketika seseorang dipenuhi rasa amarah, Ibu Lee masih belum mengetahuinya bahwa Jilson Lee mempunyai seni bela diri, dia hanya khawatir kakeknya akan memukul Jilson Lee.

“Kakak Ipar, kamu adalah salah satu bagian dari Wulin, rasanya kurang beretika jika kamu mencegah tetua ?”

Tiba-tiba, sosok Alan muncul di hadapan Ibu Jilson,tertawa acuh melihat Ibu Jilson .

Master tingkat dewa menengah, tiba-tiba bergerak, ini benar-benar master tingkat dewa menengah.

“Minggir kamu, Alan!” Tangan Ibu Jilson berusaha mencoba mendorongnya.

Alan hanya tertawa kemudian menremehkannya, hanya dorongan kecil yang mampu dilakukan oleh Ibu Jilson. Namun saat Ibu Jilson sadar bahwa semua itu tak mampu membuat Alan terdiam, tatapan matanya berubah, kemudian berusha mengepal dan memukulnya, tapi Alan mampu menangkisnya.

Ibu Jilson sebenarnya adalah sosok grandmaster, jika dirinya mampu berlatih hingga sekarang, dia pasti sudah menjadi grand master seluruh dunia. Tapi, demi ayah Jilson, dia rela meninggalkan seni bela dirinya, sekalipun dia masih mengetahui beberapa seni bela diri, tapi tentu tidak begitu spesifik.

Sementara di sisi lainnya, tetua Keluarga Lee sudah berhasil menyerah Jilson Lee, saat tepat tongkat kran itu mengenai Jilson Lee, Keluarga Lee tercengang melihat sesuatu yang berbeda.

Mereka melihat Jilson Lee dengan santai memegang segelas bir di tangan kirinya, sementara tangan kanannya berhasil menangkis tongkat tersebut dengan dua jari, dia berhasil mencapitnya. Kakeknya tak berhasil menggerakkannya, sekalipun sudah segenap tenaga.

“Jilson, apa kamu beberapa tahun belakangan ini juga berlatih bela diri?” Kakek bertanya dengan raut muka sebal.

Bela diri adalah sesuatu yang pantang dalam sejarah Keluarga Lee. sejak saat dimana Ayah Jilson menolak permintaan kakeknya untuk menikah dengan wanita kaya di luar negeri, dan menikahi Ibu Jilson, tetua Keluarga Lee semakin membenci bela diri, dan ia memberitahu pada seluruh Keluarga Lee, bagi siapa yang berani untuk berlatih bela diri, maka sejak saat itu, tidak ada lagi hubungan keluarga. Ibu Jilson tidak ingin berdebat panjang dengannya, sejak saat itu, ia rela melepas semua tentang bela dirinya.

Tapi sekarang, Jilson justru berani untuk menunjukkan jurus bela diri nya langsung di hadapan tetua Keluarga Lee, dan tak memberi kesempatan padanya untuk meluapkan amarah.

“Jilson, kamu memang tidak tahu diuntung, kamu berani-beraninya menentang kakekmu?” Bibi Jingga membentaknya.

“Kak Jilson, hadiah untuk Kak Hesti yang sudah kamu persiapkan sudah tiba.” Jayden berlari masuk dari arah luar, tiba-tiba terhenti dan terkejut melihat semua yang terjadi.

“Sudah datang?” Jilson Lee tetap di posisi semula, dan meminum sedikit bir nya.

“Iya, sudah datang.” Jayden mengangguk, mengusap keringat yang bercucuran di dahinya.

“Bagus, sekalian biarkan aku menyelesaikan urusan dengan Keluarga Lee.” Jilson Lee mendorong sedikit tangan kanannya, kakeknya ikut terdorong mundur dua langkah.

Memecahkan gelas yang dipegangnya, kemudian perlahan naik ke atas meja, tubuhnya mulai bersiap mengeluarkan jurus, tatapan matanya menyapu setiap anggota Keluarga Lee, senyum sinis, “Kalian semua, kalian semua hanya demi uang sehingga lupa arti persaudaraan, demi uang kalian rela menghancurkan semuanya. Memang ini permainan kalian, bukan? Baik, aku temani kalian semua bermain bersama ……….”

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu