My Goddes - Bab 602 Pertarungan Terakhir

Dengan mendengus, Tuan Muda Ben menggambar busur di udara dan jatuh dengan keras ke tanah, jungkir balik belasan kali di tanah sebelum berhenti.

Pada saat ini, dia penuh dengan luka di sekujur tubuhnya karena serangan burung gagak dan darah terus mengalir keluar dari mulutnya.

Burung gagak menyadari bahwa Tuan Muda Ben tidak mati, setelah beterbangan di langit sebentar lalu mulai menyerang ke arahnya lagi. Tiba-tiba, terdengar suara keras di langit dan burung gagak yang menyerbu ke arah Tuan Muda Ben terlempar. Ardham memegang prajurit mainan di tangannya dan melemparkan prajurit mainan itu. Prajurit mainan itu berjalan di tanah dengan senapan seperti batang korek api. Melihat sejumlah besar pasukan musuh di sisi berlawanan, dia melepaskan tembakan ke arah musuh dan suara tembakan lain datang dari sisi yang berlawanan.

"Tuan Muda Ben, apakah kamu bodoh? Mengapa kamu tidak melawan ketika melihat burung gagak Liana menyerangmu?" Ardham memapah Tuan Muda Ben dan merasa sedih melihat seluruh tubuh Tuan Muda Ben yang penuh dengan luka.

"Aku anggota organisasi perlindungan hewan, aku tidak ingin menyakiti burung gagak Liana. Selain itu, aku tidak bisa mengalahkan gagaknya, biarkan saja jika dia ingin membunuhku, untuk apa repot-repot bertarung sampai terluka di kedua belah pihak……" Tuan Muda Ben terengah-engah dan merasa sangat menyakitkan.

Tuan Muda Ben terluka parah dalam pertempuran ini.

"Sepertinya ada harapan untuk menang, suruh burung gagakmu terus menyerang mereka." Uzuki berdiri di samping Liana dan berkata dengan dingin.

"Baik."

Dia mengangguk sedikit, Liana mengangkat jari rampingnya dan menganyukannya dengan ringan, lalu semua burung gagak di medan pertempuran segera berkumpul ke arah Liana. Jilson Lee masih bertarung dengan pasukan musuh, merasa bahwa suasana di sekitarnya tidak beres dan menemukan bahwa Liana sudah menargetkan dirinya.

"Liana, kamu berani meremehkan petarung seni bela diri China kami, serahkan nyawamu!"

Pada saat ini, setelah Rendra menjatuhkan sebagian prajurit dengan pedang, dia tiba-tiba melintas di depan Liana, menganyunkan pedang di tangannya dan menunjuk langsung ke Liana.

Uzuki menganyunkan pedang samurainya dengan ganas, lalu energi pedang menghantam Rendra. Energi qi sejati perlindungan tubuh Rendra bergetar hebat dan dia langsung terlempar.

"Liana, Uzuki, serahkan nyawa kalian!" Erick menyerang kembali menuju Liana dan Uzuki.

Melihat Erick menyerang lagi, Uzuki menatapnya dengan dingin melalui topeng samurai hantu, tiba-tiba meledakkan energi hitam dan seluruh tubuhnya melonjak tiga poin.

Tiba-tiba, energi pedang yang kuat diayunkan ke arah Uzuki. Uzuki segera mengeluarkan energi qi sejati perlindungan tubuhnya, kemudian energi pedang yang ganas itu menghantam tubuh Uzuki.

Langsung menghantam tanah menjadi lubang besar.

"Liana, Uzuki, kami tidak percaya begitu banyak master seperti kami tidak bisa mengalahkan kalian." Peniel membawa pedang dan berjalan melewati kerumunan selangkah demi selangkah menuju mereka.

Pada saat yang sama Jasper, Axel, Adelio, Daffin, Gavin, Dragon dan master lainnya juga membereskan banyak musuh dan berjalan ke arah mereka.

"Kalian begitu banyak master, aku dan Nona Liana ditakdirkan bukan lawan kalian. Ketika Tuan Bisma akan menyerang sendiri, aku akan bekerja sama dengan Tuan Bisma untuk membereskan kalian." Uzuki memandang para master dengan dingin, lalu tangan besarnya memegang Liana dan mereka perlahan menghilang di depan mereka.

Mereka melarikan diri.

Ketika Liana dan Uzuki menghilang, burung gagak di langit berangsur-angsur menyebar.

Nefer dan Karol sama sekali bukan lawan Jilson Lee mereka tanpa bantuan Liana dan Uzuki. Ketika Nefer dan Karol sedang memegang pedang untuk bertarung mati-matian dengan mereka, Nefer tiba-tiba ditendang kemudian Doko langsung mengarahkan pedangnya ke leher Nefer. Koral baru menganyukan pedang ke seorang prajurit di sisi Jilson Lee, lalu Abraham Lin tuan muda Gunung Excalibur menganyunkan pedangnya ke lehernya.

Semua bawahan Winni perlahan-lahan melarikan diri ketika melihat kedua pemimpin sudah dikalahkan.

Dalam pertempuran ini, pasukan Jilson Lee kalah banyak, dari seratus ribu tentara ada lebih dari dua puluh ribu orang yang mati. Sedangkan Pasukan Winni menderita sepuluh ribu korban. Selain Tuan Muda Ben yang terluka parah dan masih banyak master juga terluka.

"Jilson, kita telah kehilangan banyak orang dalam pertempuran ini, apakah masih ingin mengejar Winni?" Leo melihat Jilson Lee setelah menghitung jumlah tentara yang tewas dan terluka.

"Kematian dan cedera tidak bisa dihindari di medan perang, sekarang sudah mencapai puncaknya, entah kita harus menghancurkan Winni, atau Winni akan mundur ke barak tentara utama dan akan bertempur melawan kita lagi. Kita tidak bisa mengandalkan Keluarga Kelima dan Fendi, kita harus melanjutkan pertempuran dan bertekad untuk menghancurkan pasukan Winni."

"Ryna dan Tim Vanfour, kalian bertanggung jawab untuk menjaga saudara-saudara yang terluka dan kami akan terus mengejar pasukan Winni." Jilson Lee melompat ke kuda merah marun setelah memberi perintah.

"Ayo pergi!" Leo, Ardham, Susi dan yang lainnya melompat ke atas kuda, terus mengejar Winni dengan para pasukan yang tidak terluka.

Pasukan Teanokobe tertunda banyak waktu dalam pertempuran ini dan Pasukan Winni sudah jauh melarikan diri.

Jilson Lee membawa Pasukan Teanokobe untuk mengejar Pasukan Winni selama tiga hari tiga malam. Pada saat ini, kerugian Pasukan Winni juga tidak kecil, selain markas utama Pasukan Winni dan Pasukan Feri, semua bawahan tiga panglima perang telah dikalahkan oleh JIlson Lee.

Pada hari keempat, ketika Winni memimpin pasukan untuk menyesuaikan diri dan beristirahat di hutan lebat, salah satu bawahan Winni tiba-tiba masuk ke barak sementara pasukan utama Winni, "Kapten Winni, Kapten Feri mengetahui bahwa kalian sedang dikejar oleh pasukan Jilson Lee dan khusus mengirim kami untuk membantumu. Kali ini, lima puluh ribu pasukan naga kumoro kami sudah tiba dan berada dua puluh mil dari sini, silahkan memberikan instruksi."

"Semua orang dari pasukan naga kumoro berada di sini?" Winni berdiri dengan mengenakan seragam jenderal.

"Ya!" Bawahan menjawab.

Winni segera meminta anak buahnya untuk menyebarkan peta topografi Golden Triangle di tanah setelah mendengar perkataan bawahannya, kemudian menatap peta di tanah dan sedikit menyipitkan matanya untuk menganalisis. "Saat ini, tiga panglima perang Golden Triangle telah dikalahkan oleh Jilson Lee. Sebagian besar daerah juga ditempati oleh Jilson Lee dan kita masih memiliki daerah terakhir, jika kita dikalahkan oleh Jilson Lee lagi maka kita akan meninggalkan Golden Triangle."

"Si tua dewa iblis kelima menyukai Fendi yang suka menyanjung dan tidak menyukaiku yang hanya bisa bertarung. Kali ini aku akhirnya mendapatkan kekuasaan di Keluarga Kelima, aku tidak boleh kalah dari Jilson Lee lagi. Liana dan Uzuki melakukannya dengan baik, mereka menghancurkan dua puluh ribu Pasukan Teanokobe dalam satu pertempuran. Aku memiliki lebih dari tiga puluh ribu pasukan di tanganku dan lima puluh ribu pasukan bantuan lainnya, kebetulan jumlahnya sama untuk menghadapi Pasukan Teanokobe Jilson Lee."

"Tidak kabur lagi, kita akan menghadapi Pasukan Teanokobe dan memulai pertarungan terakhir dengan Pasukan Teanokobe!"

Ketika Jilson Lee membawa pasukan utama untuk mengejar Winni, dia melihat bahwa Winni telah memimpin pasukan berjumlah delapan puluh ribu orang dan sedang menunggu mereka, membentuk kamp konfrontasi.

Jilson Lee berada di kuda merah marun dan menatap Winni yang berdiri di atas batu besar.

"Serang!"

Tiba-tiba, Jilson Lee dan Winni memberi perintah pada saat yang sama dan delapan puluh ribu pasukan di kedua belah pihak segera mengaung.

Jilson Lee dan Winni musuh lama yang secara resmi meluncurkan pertarungan terakhir di medan pertempuran Golden Triangle.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu