My Goddes - Bab 482 Akan Mati

"Sepuluh......."

"Sembilan......."

"Delapan......"

Jilson perlahan-lahan membuka matanya dan bangun ketika wasit menghitung sampai enam, dia merasa seluruh badannya sakit dan tidak punya tenaga.

Semangatnya tidak menentu, dia tiba-tiba berlari ke sisi arena dan muntah.

Ketika wasit, Jasper, Janita dan pendamping Organisasi Immortal melihat ini, mereka mengerutkan alisnya, mereka bisa melihat Jilson Lee adalah orang yang sangat peduli dengan penampilan, dia muntah seperti ini menunjukkan bagian perut dan kepalanya menderita pukulan yang sangat keras.

Setelah sebuah pertandingan tinju seorang master orang biasa, keduanya seperti mengalami kecelakaan mobil yang parah setelah pertandingan. Banyak master tinju akan mengalami dampaknya setelah berusia 30 tahun, ada yang salah satu matanya buta, ada yang rusak mental dan menderita sindrom Parkinson parah. Sedangkan pertandingan master tingkat dewa itu sama seperti berkeliaran di pintu neraka. Nyawa mereka sudah diserahkan setengah kepada dewa pencabut nyawa sewaktu mereka berdiri di arena pertandingan.

Pertandingan yang penuh tekanan tidak menakutkan tapi pertandingan yang seimbang paling menakutkan.

Setelah muntah, Jilson Lee merasa dia jauh lebih bersemangat. Dia merasa ada angin dari belakang dan dia segera menghindar, Jasper melewati tubuhnya.

Dia melakukan serangan balik dengan menendang Jasper dan mengenai paha Jasper.

Jasper baik-baik saja dan memukul pundaknya dengan keras, bagian pundaknya berdarah dan terpukul mundur. Jasper menghampirinya dan ingin menangkapnya, dia terus berguling tiga kali ke belakang sambil melemparkan batu kerikil ke mata Jasper. Sewaktu tangan Jasper melindungi matanya dengan tangan, dia segera maju dan menotok titik di tulang rusuk Jasper. Jasper menggerakkan tangan kirinya ke arah Jilson.

Jilson menangkisnya dengan tangan kirinya, dia tidak sekuat Jasper sehingga tangan kiri Jasper mengenai wajahnya dan langsung membuatnya jatuh.

Selanjutnya Jasper melayangkan pukulan keras ke arah wajahnya dan Jilson menggunakan tangannya untuk melindungi matanya yang terluka.

Tapi dia tetap kesakitan karena pukulan Jasper.

Karena tinju Jasper sangat kuat, meskipun dia sudah menhadang dengan kedua tangannya tapi kepalanya masih tetap berdengung.

Dia ditekan Jasper di lantai dan dia tiba-tiba menendangkan kakinya ke bagian belakang kepala Jasper.

Jasper menatapnya dengan kaget sewaktu mendapatkan serangan balik.

Dia menendang bagian belakang kepala Jasper dengan kuat sekali lagi, kekuatannya tidak lemah karena dia adalah seorang master tingkat dewa lanjutan. Jasper yang fisiknya sangat kuat akhirnya tidak bisa menahannya lagi dan dia berguling ke arah luar. Dia bangun dan ingin menaklukkan Jasper tapi Jasper tiba-tiba melayangkan pukulan ke arah wajahnya.

Kepalanya terasa berdengung dan pandangannya samar, keringat dan darah di wajahnya beterbangan dan segera jatuh.

Jasper menyentuh bagian belakang kepalanya dan dia ingin maju untuk menyerang Jilson tapi dia jatuh karena badannya lemas.

"Dua puluh......."

Wasit menghitung waktunya sekali lagi.

Jasper bangun di hitungan ke tujuh belas. Jilson masih terbaring di lantai sambil bernapas kesakitan, dia melihat langit-langit besi arena pertandingan dan langit gelap yang terus diguyur hujan deras.

Dia merasa arena pertandingan ini sangat dingin dan wajahnya pucat sambil perlahan-lahan menggigil. Dia sama seperti seekor anjing liar yang terluka karena gigitan ular berbisa, dan bersembunyi di dalam gua sambil meringkukkan badannya.

Dia tidak terluka seberat ini meskipun bertemu seorang gadis tingkat kultivasi. Dia tidak pernah merasa menderita seperti ini karena gadis kultivasi langsung menjatuhkannya dengan sekali pukulan.

Kekuatan Jasper sangat luar biasa.............

Sepertinya dia hampir mencapai master tingkat dewa puncak di dunia.

Dia sudah lama berada di luar negeri dan tidak menyangka bahwa sudah ada begitu banyak master hebat di China.

China benar-benar semakin kuat............

Dia teringat sewaktu Winni bekerja sama dengan dua raja tentara dan sepuluh panglima perang untuk membunuhnya, mereka segera pergi setelah mengejarnya sampai di perairan China karena mereka tidak ingin menyinggung angkatan laut China.

"Jilson Lee, sepertinya hampir mati dipukul Jasper?" Di arena utama, ketika mereka melihat Jilson terdiam sambil berpikir sembarangan dan badannnya tidak berhenti menggigil dengan ekspresi yang terus berubah dan terlihat seperti seorang bayi yang baru dilahirkan, bibirnya miring dan badannya terbaring lemas di lantai.

"............." Zoony menangis sambil menutup mulutnya.

Janita melihat Jilson tanpa ekspresi dan matanya perlahan-lahan memerah, Jimmy Lu memegang sisi kursi dengan cemas, orang tua Jilson saling berpegangan, air mata Roy sudah jatuh.

"Jessy mengaku kalah saja, dia sudah hampir mati, apa yang kamu lakukan!?" Arifin Han juga sangat cemas, dia benar-benar kagum dengan Jilson, saat ini dia benar-benar tulus mengkhawatirkan Jilson.

"Monika......" Fanny sedih sambil melihat Monika yang ada di sampingnya, mata Monika masih tetap dingin tapi air matanya sudah jatuh.

"Jilson Lee, sudah melangkahkan satu kakinya ke pintu neraka." Ibu suri melihat ke layar besar dan berbicara.

"Dia tidak boleh mati!" Turmalin mengerutkan alisnya.

"Kakak, aku akan mewakilimu untuk menyerah!" Jessy tidak bisa menahannya lagi, matanya sangat merah, dia mengeluarkan sapu tangan putih untuk mewakili Jilson Lee mengaku kalah.

"Ppfft!" Jilson ingin mengatakan sesuatu, tapi dia memuntahkan darah. Matanya semakin besar dan segera bangun dari lantai.

"Dua......" Wasit segera mengakhiri hitungan mundurnya.

Jilson akhirnya sadar, dia segera bangun dan memuntahkan darah dari mulutnya lagi.

"Tidak boleh mewakiliku mengaku kalah, aku tidak boleh kalah......" Jilson batuk keras sambil memuntahkan darah, darah segarnya dari tubuhnya sudah memenuhi lantai.

Kondisi Jasper lebih baik dari sebelumnya, dia beristirahat selama menunggu hitungan mundur berakhir dan energi Qi sejati di dalam tubuhnya juga perlahan pulih.

Titik akupuntur di lehernya disegel oleh Jilson sehingga dia tidak bisa berbicara, dia tersenyum dingin sambil mengacungkan jempol ketika dia melihat Jilson masih bisa bangun.

Selanjutnya dia mengayunkan tangannya dan mengubah tangan kirinya menjadi pisau dan memotong jari tangan kanannya secara pelan selanjutnya mengepalkan jempol kanannya.

Jilson mengerti maksud gerakannya.

Jasper sedang memperingatkannya bahwa dia akan mati jika terus bertahan!

"Anggota tim Jilson, Tuan Muda Ben, Susi, Leo dan Ardham mungkin saja tidak bisa menang melawan anggota tim kalian, babak ini sangat penting bagiku sehingga aku harus menang." Jilson Lee tersenyum.

Jasper langsung bergegas ke arah Jilson setelah dia mendengar kata-katanya. Dia melayangkan sebuah tendangan keras ke arah kepala Jilson, Jilson baru saja menghindarinya tapi tangan kanannya menangkap tubuh Jilson, mengangkatnya dan membantingnya ke lantai lalu menendang dengan keras sekali lagi ke tubuh Jilson.

Melihat adegan ini, Leo yang ada di arena pertandingan kelima menghentakkan kakinya dengan keras di lantai sehingga membuat retakan besar, lalu menyalakan sebatang rokok sambil bercucuran air mata.

Ardham, Cheary, Navier, Ryna dan banyak orang lainnya juga menangis.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu