My Goddes - Bab 319 Tommy mengamuk

Tai Chi? Tuan Tommy? Grandmaster tingkat lanjutan?

Melihat lengan Tommy yang kuat, lengannya merentangkan kemejanya dengan ketat, gerakan Tai Chi yang dia tunjukkan terlihat sangat ahli.

Angga dan anak buahnya melihat Tommy sejenak.

“Habisi dia.” Tiba-tiba, Angga terlihat marah sambil berkata.

Terdengar suara teriakan keras, anak buah Angga mengarah ke Tommy dengan memegang senjata.

Dia pernah menyelidiki Tommy, dia tahu Tommy adalah bos yang berkuasa di Kota Gambir. Tommy, hanya seorang preman kecil yang berada di samping Jilson Lee, jika bukan karena dia bertemu dengan Jilson Lee, mungkin dia masih bermain lumpur entah di mana. Dia hanya beruntung saja, dia tahu bagaimana menyanjung Jilson Lee, dia tidak menganggap Tommy ini.

Jika dia menganggapnya maka ketika mobilnya terbalik tadi, dia akan menyuruh anak buahnya untuk menusuknya. Dia pikir Tommy sudah mati karena mobilnya sudah hancur parah.

“Angga, kamu bahkan berani meremehkanku?”

Tommy marah ketika dia melihat Angga menatapnya dengan tidak sopan dan dingin.

Setiap teman yang ada di samping Jilson Lee sangat kuat, Leo, Susi, Ardham, tuan muda Ben, Davis Lee, mereka sudah master tingkat dewa ketika bergabung dengan Jilson Lee. Hanya dia dan Roy yang orang biasa dan dilatih Jilson Lee menjadi seorang master. Ini merupakan pertempuran pertamanya, dia merasa sedikit panik. Tapi ketika dia teringat Monika sudah ditaklukkan Angga, jika Monika benar-benar dibawa oleh Angga dan digunakan untuk mengancam Jilson Lee maka akibatnya tidak bisa dibayangkan. Jilson Lee tidak ada maka dia harus melindungi Monika.

Ketika ratusan bawahan Angga mengarah padanya di saat bersamaan, matanya menatap mereka dengan tajam. Dia bisa merasakan tenaga dalam yang diberikan Jilson Lee kepadanya juga gerakan yang biasa diajarkan kepadanya. Ketika dia melihat seorang preman datang, dia langsung menendangnya dan mengeluarkan tenaganya dari bagian pinggang.

Prak, terdengar suara keras, tangan hitam dan gemuk mengenai dahi lawannya, lawannya merasa pusing karena terkena pukulan keras dan langsung terbang jauh.

Selanjutnya, ada tiga orang preman datang lagi, ketika mereka bertiga menyerangnya dengan parang, dia secara naluriah memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan dan secara cepat menghindari parang itu.

Lambat, dia hanya merasa gerakan ketiga preman itu sangat lambat. Sejak dia menjadi seorang grandmaster, dia selalu merasa ada tenaga yang tersembunyi. Setiap kali dia menggerakkan tangannya, dia merasa tenaganya sangat besar.

Ini adalah pertempuran pertamanya, dia memukul terbang seorang preman dengan sekali pukulan dan menghindari tebasan parang ketiga preman dengan mudah, matanya terlihat kaget, dia kemudian memukul jidat seorang preman. Preman itu seperti dipukul dengan batu bata dan langsung terkapar di tanah. Kemudian dia memiringkan badannya dan memukul dada seorang preman yang menyebabkan preman itu menabrak beberapa preman yang ada di belakang dan jatuh bersama mereka. Kemudian dia segera mengaitkan tangannya di leher preman ketiga, menariknya dan menendang wajahnya, preman itu langsung terkapar di tanah.

Apakah ini kekuatan grandmaster tingkat lanjutan, kekuatan master Tai Chi?

Awalnya dia sedikit takut karena harus melawan lima ratus orang untuk melindungi Monika. Setelah dia merasakan sedikit kesenangan, kepercayaan dirinya langsung naik.

Ketika lautan orang-orang menyerangnya, dia merasa serangan orang-orang itu terlalu kuat, meskipun dia seorang grandmaster tingkat lanjutan, dia juga tidak mungkin menahan serangan begitu banyak orang. Dia segera mundur, dia mundur sambil mengibaskan tangannya ke arah dahi, perut dan leher para preman.

Ketika dia mundur selangkah maka akan menjatuhkan seorang preman, mundur dua langkah maka dua preman akan jatuh.

Dia mundur tujuh delapan langkah berturut-turut dan menjatuhkan tujuh delapan preman, dia menjaga jarak denagn preman di depannya, ketika dia melihat para preman ini tidak bisa menyerangnya, dia tiba-tiba tertawa puas,”Apa yang ditakutkan lagi!”

Ketika ratusan orang menyerangnya, dia memilih tidak mundur tapi maju. Dia sudah menemukan bahwa kekuatannya melebihi orang biasa, sejak dia menjadi grandmaster, kecepatannya, tenaganya dan responnya tidak bisa dibandingi, para preman ini tidak bisa menyerang grandmaster sepertinya, mereka akan jatuh ketika menyentuhnya. Perasaan seperti ini seolah-olah seorang pelajar SMA yang sedang memukul anak SD. Selain kekuatannya yang mengerikan, dia sama sekali tidak bisa dilukai.

Dia maju ke depan, dia segera mempraktekkan jurus Jilson Lee. Dia berputar di kerumunan orang-orang, kakinya melakukan gerakan TaI Chi, sambil menghindari kibasan parang lawannya dan memukul tangan lawannya. Setelah dia menaklukkan belasan lawan, dia merasa ada yang kurang jika tangannya tidak memakai senjata, dia segera merebut sebuah parang dan menebasnya dengan keras ke arah salah satu preman.

Kemampuan preman itu lumayan bagus karena masih bisa menahan tebasan parangnya.

Di dalam kegelapan terlihat kilatan sinar, parangnya langsung mematahkan parangnya dan menjatuhkan preman itu.

“Haha, puas!”

Dia tertawa lagi, dia melawan mereka dengan parang. Tenaganya lebih besar dari lawannya. Terlihat percikan sinar di kegelapan, satu per satu orang berjatuhan.

Sepuluh, dua puluh.

Lima puluh, seratus ... ... ... ...

Segera, semakin banyak anak buah Angga yang berjatuhan, kemeja Tommy sudah basah oleh keringat, wajah dan bajunya terdapat banyak noda darah lawan.

Melihat Tommy yang semakin ganas, kekuatan anak buah perlahan-lahan berkurang. Ketika Tommy mengibaskan parangnya, anak buah Angga segera menghindar.

Setelah Tommy menjatuhkan beberapa preman lagi, matanya menatap tajam ke arah Angga sambil berjalan ke arahnya dengan memegang parang.

“Kakak, sepertinya Tommy lumayan kuat ... ... ... ... “ Karena anak buah Angga hanya orang biasa, mereka segera mundur dengan wajah pucat.

“Biarkan dia, aku ingin lihat dia bisa bertahan sampai berapa lama.” Ekspresi Angga terlihat tenang, hatinya sedikit gelisah ketika dia melihat Tommy sekuat itu.

Dia tidak menyangka, seorang penjilat di sisi Jilson Lee bisa sekuat ini.