My Goddes - Bab 762 Hanya Dia Yang Bisa Disebut Pria Sejati

Di luar desa ada gurun yang tak ada habisnya, kira-kira harus berjalan beberapa ratus kilometer jauhnya baru bisa melihat padang rumput, tetapi seiring musim hujan semakin dekat, cuaca sebelum musim hujan sangat tidak bisa dipastikan, sering ada badai pasir, terkadang bahkan ada badai pasir hitam yang paling mengerikan, yang bisa memusnahkan seluruh pasukan dan bahkan sebuah kota, demi keamanan, bahkan Jilson Lee tidak berani membawa mereka ke padang rumput yang jauhnya ratusan kilometer.

Tanah subur Afrika telah lama dikumpulkan oleh masyarakat untuk membangun kota, desa-desa kecil seperti ini sangat miskin karena jauh dari kota, masing-masing negara sudah terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, dan mereka telah lama meninggalkan desa-desa ini, jadi mereka hanya bisa bertahan hidup dengan mengandalkan diri sendiri.

Musim sekarang ini juga merupakan musim kemarau paling panas, bahkan padang rumput pun telah layu, dulunya yang merupakan oasis sekarang telah berubah menjadi lahan kering berbentuk cangkang kura-kura, pada dasarnya satwa Afrika memaksakan diri untuk bisa bertahan hidup, menunggu hingga hujan deras dua bulan kemudian yang akan membawakan harapan di Afrika.

Jilson Lee membawa semua orang berjalan tanpa tujuan sepanjang pagi, dan tidak mendapatkan apa-apa, pada siang hari, ketika semua orang sedang beristirahat di balik batu besar, mata putih De Nero sedikit memerah, itu terlihat sangat mencolok karena kulitnya berwarna gelap, dia diam-diam melirik Jilson Lee, setelah berpikir sejenak dia berjalan ke depan Jilson Lee dan bertanya: "Apa hubunganmu dengan kelompok tentara bayaran tadi malam?"

"Mungkin berada di profesi yang sama." Jilson Lee berkata setelah berpikir sejenak.

"Profesi yang sama? Dia juga tentara bayaran? Dia benar-benar tentara bayaran!" Sebelumnya ada orang yang berspekulasi bahwa Jilson Lee adalah tentara bayaran, karena ketika mereka melihat Gisel membawa Jilson Lee ke desa, Jilson Lee mengenakan seragam militer berlumuran darah.

Mendengar jawaban Jilson Lee, banyak pemuda langsung berseru.

"Ternyata kamu juga tentara bayaran sialan!?" De Nero selalu tidak menyukai Jilson Lee, dia membencinya karena menarik perhatian Sissy, setelah mendengar bahwa Jilson Lee adalah seorang tentara bayaran, dia tidak takut sama sekali, sebaliknya tidak sungkan sedikitpun.

"Ya, aku adalah tentara bayaran sialan yang selalu kamu sebut-sebut." Ujar Jilson Lee.

"Pantas saja dia selalu berpura-pura diam, ternyata dia adalah tentara bayaran." Seorang pemuda langsung berkata.

"Tentara bayaran adalah kekuatan terkuat nomor dua di Afrika kami setelah negara, bahkan ada beberapa pasukan tentara bayaran bahkan lebih kuat dari militer nasional, ternyata dia adalah tentara bayaran, tentara bayaran memiliki kedudukan yang sangat kuat."

"Pantas saja setelah dia mengatakan beberapa kata kepada orang berkulit putih kemarin, orang berkulit putih itu tidak mau bertarung dengannya, ternyata mereka saling mengenal ..."

"Apa hubungan antara kamu dan orang berkulit putih di desa? Apakah kamu adalah mata-matanya? Ingin membantunya merampok desa kami?" De Nero menatap Jilson Lee dengan dingin.

"Ketika aku datang ke desa kalian, dengar-dengar desa kalian tidak memiliki apa-apa, dan kepala desa telah merencanakan untuk mengatur kalian pergi ke desa lain untuk meminta makanan. Gisel-lah yang memberi kalian banyak persediaan makanan untuk membantu kalian melewati kesulitan. Setelah itu, ketika Tuan muda Ben, Taurus dan yang lainnya pergi bekerja ke pasukan besar, mereka membawakan kalian banyak makanan ketika mereka kembali, termasuk jagung, kentang, beras, gandum, dan bahkan daging kering dan coklat, kami telah membawa banyak keuntungan bagi desa kalian, apakah masih perlu mengatur tentara bayaran untuk merampok kalian?" Jilson Lee tersenyum.

"Kak De Nero, apa yang dia katakan benar, merekalah yang membantu kita, mereka menyelamatkan kita, kita seharusnya tidak boleh meragukannya!" Seorang pemuda tiba-tiba langsung sadar.

"Kamu sangat pintar berbicara." De Nero dibuat Jilson Lee hingga tidak tahu harus berkata apa.

"Aku tidak terlalu bisa berbicara." Jilson Lee tersenyum.

"Mungkin kalian masuk ke desa kami bukan ingin merampok desa kami, mungkin kalian memiliki tujuan lain." Setelah beberapa saat, De Nero berkata setelah berpikir sejenak.

"Tujuan apa?" Jilson Lee menyalakan sebatang rokok dan menatapnya sambil tersenyum.

"Aku dengar ada banyak orang berkulit putih yang sering mengunjungi Afrika kami, melihat penduduk setempat miskin, mereka menipu kami penduduk lokal untuk pergi ke Eropa untuk dijadikan buruh, menekan kami seperti binatang, memberi kami upah yang sangat sedikit, dan menyuruh kami melakukan pekerjaan terberat dan tersulit. Bahkan menyuruh kami bergabung dengan geng mereka, menjadi preman, pembunuh, dan bahkan menipu para wanita di desa kami untuk menjadi ... " De Nero mengepalkan tangan besarnya dengan erat.

"Aku adalah orang China." Ujar Jilson Lee dengan santai.

"Orang China belum tentu ada orang baik." Ujar De Nero.

"Brengsek! Bagaimana mungkin tidak ada orang baik di China?" Ketika Tuan muda Ben melihat De Nero selalu mencari masalah, dia langsung sudah tidak bisa tahan lagi, "Kalian orang Afrika miskin, dan selalu mengalami kekeringan parah, seberapa banyak China telah membantu kalian? Berapa banyak sumbangan yang pernah diberikan kepada kalian? Berapa banyak jembatan dan jalan yang dibangun untuk kalian? Sialan, kami sudah melakukan banyak perbuatan baik namun kalian tidak menghargai kami, sebaliknya kalian malah merendahkan kami? Jika ingin menipu kalian untuk dijadikan buruh dan menjual kalian untuk dijadikan budak, pasti akan pergi ke kota besar dan suku besar bukan? Untuk apa datang ke desa kecil yang tidak ada apa-apanya seperti tempat kalian? "

"Memejamkan mata saja bisa berjalan dari bagian depan desa hingga ke ujung desa, aku sebagai orang asing sudah akrab dengan tampang kalian, anak siapa, namanya siapa, aku tahu semuanya, apakah desa kecil seperti desa kalian layak di dambakan? Aku beri tahu padamu, mengapa orang berkulit putih itu takut pada kak Jilson, mengapa dia menyerah dengan patuh setelah melepaskan dua tembakan kemarin! "

"Orang berkulit putih adalah tentara bayaran, dan kak Jilson juga tentara bayaran, tetapi orang berkulit putih adalah tentara bayaran yang kehidupannya sangat buruk, dan kak Jilson adalah tentara bayaran yang kedudukannya sangat tinggi. Di depan tentara bayaran teratas di Afrika, siapa yang menyuruhmu begitu lancang? Jika bukan karena kak Jilson, kamu sudah dibunuh oleh orang berkulit putih kemarin, bahkan jika kamu tidak dipukuli hingga tewas, kamu setidaknya juga harus berbaring selama dua atau tiga bulan. Berbicara dengan orang yang tidak berpendidikan memang susah, tidak akan mengerti juga!" Tuan muda Ben mengatai De Nero dengan bahasa lokal.

"..." De Nero menatap Tuan muda Ben dengan terkejut dan tidak berbicara.

Ekspresi Convinus, Belphegor dan master lainnya sangat santai, mereka sedang duduk di bawah batu besar menyaksikan mereka berdebat.

"Kak De Nero, orang China ini lebih bisa berbicara daripada Kak Jilson ..." Setelah beberapa saat, seorang pria berkulit hitam berkata kepada De Nero setelah berpikir sejenak.

"Tetapi ..." De Nero masih merasa sedikit tidak bisa menerimanya.

"Apa lagi yang ingin kamu katakan? Ayo? Aku akan menjelaskannya kepadamu, aku akan mengatakannya sesuai fakta!" Mulut Tuan muda Ben seperti senapan, dia langsung menjawabnya.

"..." Wajah De Nero dibuat memerah oleh Tuan muda Ben.

Dia tahu bahwa dia bukanlah lawan Tuan muda Ben. Jilson Lee, Tuan muda Ben dan yang lainnya memang orang baik. Bagaimanapun, kehidupan penduduk desa menjadi lebih baik setelah mereka datang, kemarin Jilson Lee memang menyelamatkannya, dan tidak ada benda apapun di desa mereka yang berharga.

Dia langsung tidak berbicara lagi, dia duduk di bawah batu dengan melamun.

"Orang seperti ini memang seharusnya diberi pelajaran, kalau tidak dia akan selalu tidak tahu terima kasih." Tuan muda Ben berjalan tertatih-tatih ke sisi Jilson Lee.

Jilson Lee tersenyum dan tidak berkata apa-apa.

"Sebenarnya ..." Setelah beberapa saat, De Nero mencoba ingin mengatakan sesuatu.

"Apa kamu masih tidak bisa menerimanya!?" Tuan muda Ben cemberut.

"Sebenarnya, kalian orang China telah banyak membantu Afrika, aku tahu itu ..." De Nero menghela napas dan mengerutkan keningnya dengan erat, "Orang-orang tua di desa dulu pernah berhubungan dengan orang China, mereka mengatakan bahwa orang China sangat baik, China sangat makmur, harapanku adalah bisa memiliki kesempatan untuk berkembang di China, tidak perlu kelaparan, dan tidak ada diskriminasi rasial di China. "

"Tetapi kalian telah merebut orang yang aku cintai, meskipun kalian memperlakukanku dengan sangat baik, aku tidak akan pernah berterima kasih, orang China di dunia ini, aku hanya salut pada Jilson Lee, hanya dia yang bisa disebut tentara bayaran sejati dan pria sejati, aku bersedia menyerahkan orang yang aku cintai kepada Jilson Lee!" De Nero mengertakkan gigi dan berkata dengan keras.

"..." Jilson Lee tampak sangat tidak berdaya.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu