My Goddes - Bab 537 Mencari Bantuan Hito

"Meskipun Liana tidak bisa ilmu bela diri tapi sebenarnya kemampuannya setingkat dengan master tingkat dewa puncak, Uzuki juga adalah master yang berlatih hingga kekuatannya tinggi dan sekarang kita dikepung oleh pasukan Hansen kita hanya bisa kabur karena kita bukan lawannya." Hansen tersenyum jahat sewaktu pasukannya berkumpul membentuk keramaian, Arifin Han mengusir black crow di sampingnya sebelum berkata kepada Rendra lalu melihat sekilas Adelio yang ditekan ke bawah dengan keras oleh Black Tiger.

"Kabur? Bagaimana caranya kita kabur? Di atas ada beberapa puluh ribu black crow dan kita di kepung oleh puluhan ribu pasukan Hansen di sekeliling, bahkan sebelah kanan area ranjau, kita akan kabur ke mana?" Rendra hanya merasakan energi qi sejati dalam tubuhnya dengan cepat menghilang.

Dengan kemampuannya maka kumpulan black crow ini untuk sementara waktu masih belum bisa melukainya tapi kekuatan internalnya akan terkuras habis jika berlangsung lama maka setelah itu dia akan dipotong seperti ikan yang ada di atas telenan.

"Bodoh, tentu saja kita akan berlari ke arah ranjau dengan menggunakan jurus meringankan tubuh, kita tidak bisa mati di tangan Hansen meskipun akan mati terkena ranjau!" Arka marah sambil mengayunkan pedangnya untuk menjatuhkan dua ekor black crow sebelum dia berlari ke arah ranjau.

"Arka, kamu berani sekali memarahiku!?" Tidak diduga Arka yang hanya seorang murid dari partai kecil dunia persilatan bahkan berani memarahinya yang membuat wajah Rendra segera berubah.

"Rendra, apa yang dikatakan oleh Arka adalah benar, kita dikepung oleh black crow Liana juga pasukan Hansen, kita tidak bisa kabur selain berlari ke arah ranjau maka kita hanya bisa berlari ke arah Arka!"

Di sisi lain sewaktu ular raksasa Liana menyerang Erick, Erick terus menerus bergerak di udara untuk menghindari setiap serangan ular raksasa, Erick dengan cepat muncul di samping Rendra sewaktu ekor ular raksasa itu mendekatinya lalu dia melemparkan pedangnya ke arah ranjau dan menarik Rendra untuk melompat ke atas pedang.

"Black Tiger milik Liana sangat kuat dan dia juga masih ada perlindungan dari prajurit gunung maka kita tidak bisa melukainya, Ryna, kita lindungi semua orang untuk melarikan diri!"

Adelio menggunakan energi pelindung dirinya sewaktu Black Tiger yang ada di samping Liana menekan Adelio dan menerkamnya dan menggunakan energi qi sejati untuk mencegah gigitannya. Kemudian dia mendorong Black Tiger dengan kekuatan besar.

"Kita adalah master tingkat dewa lanjutan, meskipun kita bukan lawan Hansen tapi mereka tidak bisa menahan kita jika kita ingin melarikan diri."

Setelah Adelio berhasil kabur dan berada di samping Ryna dan menancapkan pisau bermata dua berujung tiga ke tanah lalu menginjak senapan mesin ringan dan tangan kedua tangan memegang senapan serta menembakkan ke arah black crow untuk melindungi sekelompok orang untuk melarikan diri.

"Aku akan mengantarkan kalian pergi!" Ketua tim Pau Line Tano dan ketua nomor tiga Josua memegang dua orang wanita dari tim Phoenix lalu melemparnya ke arah area ranjau.

"Lari, mari kita lari. Brengsek, nyawa lebih berharga. Jika bisa keluar dari area ranjau maka nasib kita bagus. Jika kita tidak beruntung dan mati di area ranjau maka kita akan menjadi teman seperjuangan lagi di kehidupan yang akan datang." Suchan pada saat ini terus diserang oleh kelompok black crow dan energi qi sejati pelindung dirinya semakin lama semakin lemah.

Dia memejamkan mata sambil berteriak kencang ke arah ranjau tanpa berhenti, keberuntungannya bagus karena dia tidak menginjak satu pun ranjau meskipun dua berlari sembarangan.

"Kalian cepat pergi, aku akan melindungi kalian, kalian ikut jalan yang dilalui oleh Suchan tadi." Abraham Lin melihat sekeliling dan segera mengambil sebuah senapan otomatis untuk melindungi semua orang.

Kemudian ada sekelompok master Shaolin yang berlari ke arah jalan yang dilalui oleh Suchan tadi dan segera terdengar suara-suara ledakan dari arah sana.

Abraham Lin baru membuang senapan otomatisnya setelah suara ledakan hilang dan berlari ke arah jalan itu.

"Abraham Lin, apa maksudmu?" Sewaktu Arifin Han datang, dia menatapnya dengan penuh amarah.

"Arifin Han kita bicarakan nanti setelah kita kembali ke China dan jangan ikut campur." Abraham Lin tidak takut dengan tatapannya tapi dia juga berbalik menatapnya dengan tajam.

"Jenderal, pasukan Rendra mau melarikan diri............" Salah satu Sersan dari pihak Hansen berbisik sewaktu dia melihat satu per satu master dari pihak Rendra melarikan diri.

"Haha, ingin melarikan diri? Mereka tidak akan bisa kabur. Setelah area ranjau ini maka akan ketemu daerah Jenderal Blues, Feri memberiku tugas untuk memusnahkan mereka, bagaimana mungkin mereka bisa melarikan diri?" Mata Hansen terlihat berubah sambil mengayunkan tangan kanannya.

Pasukan Hansen langsung mengangkat senjatanya dan mengarahkannya ke arah pasukan Rendra yang melarikan diri.

Liana mengayunkan tangannya dan black crow yang memenuhi langit ini beterbangan.

"Tembak!" Hansen memberikan perintah dan peluru yang tidak terhitung jumlahnya mengarah ke arah pasukan Rendra.

Adelio dan Ryna sedang melindungi semua orang untuk melarikan diri dan mereka segera melupakan perlindungan dirinya setelah melihat peluru itu dan mereka berbalik berlari ke arah pasukan setelah mereka menghentakkan kaki ke tanah untuk membentuk dua ekor naga tanah raksasa untuk memblokir pelurunya.

Hanya ada beberapa master tinggi seperti Adelio dan Ryna, mereka bukan hanya master bela diri tapi tenaga dalam mereka juga setingkat dengan master tingkat dewa lanjutan selain itu mereka punya banyak jurus dan bisa menggunakan banyak cara untuk melindungi diri mereka. Banyak orang yang mati dari pihak Rendra setelah serangan pertama pasukan Hansen.

"Jarak seribu dua ratus meter dan arahnya tepat pada arah Utara, serang." Hansen menunjuk ke arah pasukan Rendra dan memberikan perintah kepada pasukan artilerinya.

Pasukan artilerinya segera mengatur posisi yang dikatakan oleh Hansen, bomm, ratusan artileri kecil meluncur dan area ranjau menjadi lautan api... ... ... ...

.......

Kora Apero, rumah teh Prisko.

Ribuan preman sedang memegang parang pada saat ini dan mengepung rumah teh ini dengan rapat sambil melihat dengan panik pergerakan dua orang besar itu.

Mereka akan langsung menyerbu ke dalam rumah teh setelah bos mereka memberikan perintah dan membacok lawan bos mereka menjadi daging cincang.

"Jilson Lee, kamu berani sekali. Kamu hampir saja membuat adikku mati pada kompetisi seni bela diri militer. Kamu malah berani datang meminta bantuanku? Aku memberimu waktu satu menit untuk mengatakan alasan kenapa aku tidak boleh membunuhmu jika tidak kamu jangan harap bisa meninggalkan kota Apero hari ini." Pada saat Hito sedang duduk di seberang Jilson Lee dengan seorang bawahannya, di depan mereka ada sebuah meja bundar besar yang di atasnya penuh makanan kecil khas Kota Apero.

"Kita adalah keluarga... ... ... ..." Jilson Lee mengisap rokoknya sambil mengerutkan keningnya.

Prukk!

Hito segera membelalakkan matanya setelah mendengar kata-kata Jilson Lee dan dia tersedak asap rokok yang baru diisapnya, dia berpikir Jilson Lee ini tidak tahu malu sekali, dia sudah menangkap anak buahku, Sano, bahkan membuat adikku terluka parah dan dia masih berani datang untuk menjalin hubungan keluarga denganku?

"Kita memang benar adalah keluarga, dua puluh tahun yang lalu, lima keluarga besar berkuasa dan kelima keluarga besar saling menikah satu sama lain, salah satu nenek buyutku menikah dengan keluarga Long kalian. Selain itu salah satu nenek buyut kalian juga menikah dengan keluarga Lu kami." Jilson Lee berkata dengan serius.

"Pergi! Kita bukan keluarga!" Hito marah besar.

"Gina adalah muridku, apakah ini bisa?" Jilson Lee berkata setelah berpikir sejenak.

"Pergi, kamu tidak tahu malu!" Hito segera berteriak kencang.

Gina sedang berdiri di belakang Hito dan dia terlihat tidak berdaya setelah mendengar kata-kata Jilson Lee.

"Semua partai putih dunia persilatan akan segera menghindar sewaktu bertemu dengan partai black dart kalian karena takut identitas kalian akan berdampak pada perkembangan mereka tapi aku mengagumimu dan ingin berteman denganmu......" Jilson Lee berkata lagi.

"Siapa yang perlu kamu kagumi, siapa yang ingin berteman denganmu!?" Hito sengaja berdialek kora Apero dengan sombong.

"Yang ingin kamu lawan adalah keluarga kultivator satunya lagi kan? Mereka berlatih ilmu kultivasi dan mereka pasti akan saling berhubungan? Jika kamu ingin menyerang keluarga kultivator satunya maka keluarga kultivator di pihakku pasti akan membantu kan? Selain itu akan lebih mudah bagimu untuk menghadapi keluarga kultivator itu jika aku menaklukkan keluarga kultivator di pihakku? Aku dan kamu sama, yang merupakan orang yang sangat membenci keluarga kultivator......"

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Hito perlahan-lahan menyipitkan matanya.

"Dua belas tank T90 Rusia, lima jet tempur Hornet Amerika Utara, sepuluh kapal perang Apache, tiga ratus mortir, seribu senapan mesin berat, tujuh puluh ribu senapan otomatis juga lima puluh ribu senapan mesin ringan......" Jilson Lee perlahan-lahan tersenyum.

"Baik......." Hito menarik napas dalam-dalam............

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu