My Goddes - Bab 994 Setelah Pertempuran

Ketika Fendi duduk dan menangis lama di dalam salju, Jilson Lee menyimpan pedangnya.

"Jilson Lee, kenapa kamu menyimpan pedangmu? Kenapa tidak bunuh aku, kenapa tidak mau bunuh aku?" melihat Jilson Lee menyimpan pedangnya, tatapan mata Fendi berubah drastis, kemudian berteriak kepada Jilson Lee.

"Jangan-jangan, kamu ingin menyiksaku? Seperti penyihir dari Kota Jenewa menyiksa Hayden, mengurungku, kemudian menyiksaku dengan sengsara!?"

"Jilson Lee, kamu cukup sadis!"

"Jika bunuh kamu, bukankah aku menjadi seperti kamu?" Jilson Lee tertawa.

"Apa maksudmu?" Fendi mengerutkan keningnya.

"Kamu seharusnya terima kasih dengan Pearl, dialah menggunakan nyawanya ganti dengan nyawamu. Jika bukan Pearl, maka kamu sudah menjadi orang mati ketika di Pulau Kekaisaran." Jilson Lee memberikan sebuah senyuman penuh maksud kepada Fendi, kemudian memutarkan badannya dan perlahan berjalan ke arah Zoony.

Selanjutnya dia menggendong Zoony yang sudah pingsan, lalu berjalan ke arah helikopter.

"Kamu tidak bunuh aku?" Fendi dengan terkejut melihat bayangan belakang Jilson Lee.

"Jilson Lee, kamu tak bunuh aku lagi!?" Fendi tiba-tiba berteriak keras.

"Kamu tidak bunuh aku, apa kamu malas membunuhku..." tatapan mata Fendi perlahan-lahan muncul rasa kecewa, ketika Jilson Lee gendong Zoony menjauh, rasa kesepian di dalam hatinya menjadi semakin kuat.

Seperti yang dikatakan Jilson Lee jika sekarang dia tidak memiliki apapun lagi.

Hayden, Deni Han, Ling kelima menyerah kepada Jilson Lee, mereka menerima sanksi hukum. Bella membawa pergi anak dan harta Pulau Kekaisaran yang sangat berharga, selamanya meninggalkan dia.

Four Heaven Black Dart mengkhianatinya, mereka menyelamatkan Medea dan kembali ke Kongres Black Dart.

Pearl sudah meninggal.

Perempuan yang baik hati dan paling baik padanya sudah meninggalkan dia selamanya.

Tidak ada lagi, dia tidak ada apapun lagi. Pulau Kekaisaran dia sudah tidak ada lagi, harta dan kekayaan dia sudah tidak ada lagi, dia tidak punya apapun lagi...

Bagi Jilson Lee, membunuh dia bukanlah hukuman yang terbesar, melainkan membiarkan dia hidup sendirian, selamanya hidup di dalam penderitaan dan rasa bersalah, disiksa oleh kesalahan yang dia lakukan sendiri adalah hukuman terbaik baginya...

Tiga bulan kemudian.

Pulau Raja Tentara.

"Jilson Lee, aku datang menemuimu." ketika sebuah helikopter perlahan berhenti di pelataran pesawat Pulau Raja Tentara, Zoony duduk kursi roda skuter masuk ke dalam vila Pulau Raja Tentara.

Pulau Raja Tentara berada di daerah Laut Karibia, suhu sepanjang tahun seperti musim kemarau, ini adalah tempat tinggal yang bagus bagi melewati hari tua.

Setelah Zoony masuk ke vila Jilson Lee di Pulau Raja Tentara, dia melihat Jilson Lee sedang bersama Monika bermain dengan bayi yang berada di dalam tempat tidur bayi. Jilson Lee kini sudah pulih, dia memakai atasan putih linen dan celana pendek abu tua linen, dia berpakaian gaya rumahan dan terlihat sangat tenang.

Mungkin karena terlalu nyaman istirahat di Pulau Raja Tentara, jadi dia tampak lebih gemuk dari sebelumnya, lebih kekar, wajah juga terlihat lebih berwarna tidak sepucat dulu lagi.

"Lihatlah keponakanku yang imut." Zoony terlihat sangat modis, dia menjadi senang saat melihat bayi yang berada di dalam tempat tidur, dia menggendong dan mencium wajah bayi yang berisi.

"Lukamu sudah pulih, 'kan?" Jilson Lee bertanya sambil tersenyum.

"Sudah pulih. Aku memikirkanmu, jika bukan karena Ayahku melarang dan menyuruhku istirahat beberapa saat, aku sejak awal sudah datang menjengukmu." Zoony berkata.

"Memang Kakak keduaku paling baik, lebih baik dibanding mereka." Jilson Lee berkata.

"Mereka? Oh ya, di mana semua temanmu? Tuan Muda Ben, Leo, Roy, Ardham, Susi?" Zoony dengan terkejut menyadari jika Pulau Raja Tentara yang begitu besar selain para tentara bayaran Pulau Raja Tentara, orang yang dikenalnya hanya Jilson Lee dan Monika berdua.

"Hehe, terhadap mereka, mungkin mau bilang sebentar. Kamu datang dari kejauhan, istirahat sebentar saja dulu, nanti kubahas lagi denganmu." Jilson Lee berkata.

"Baik." Zoony menggendong bayi yang berada di dalam pelukannya merasakan tubuh bayi yang lembut.

Di sore hari, Jilson Lee, Monika dan Zoony bersama-sama jaga anak. Malam hari mereka bertiga makan bersama, anaknya dijaga oleh ibu tua di pulau. Terhadap masalah kenapa hanya mereka berdua di pulau, dia juga lupa membahas dengan Zoony, karena meskipun tidak bahas itu, Jilson Lee dan Zoony masih ada banyak topik pembicaraan, karena mereka adalah teman seperjuangan.

Di saat Zoony sudah ketiduran, ketika Jilson Lee dan Monika melihat anak sebelum tidur, Monika bertanya sekilas tentang masalah teman Jilson Lee, "Kimberly, Davis Lee, Ryo dan Vannie Han masih berada pada Rendra, mereka masih dikurung di dalam penjara Rendra. Kamu sudah mengalahkan Fendi, sekarang lukamu sudah pulih, apakah masih mau ke Afrika menggerakkan pasukan untuk menolong mereka?"

"Tidak perlu lagi." Jilson Lee menggelengkan kepala dengan ringan.

"Kenapa?" Monika bertanya.

"Karena Rendra berbeda dengan Fendi, Hito, Bisma dan Winni. Mereka semua adalah mafia, mereka memiliki cara sendiri dalam menghasilkan uang dan cara mendapat uang. Tapi Rendra adalah orang yang patuh, sebenarnya dia di Afrika tidak bisa ada pengaruh apapun pada Afrika. Melainkan jika dia lama di Afrika, dia tidak akan tahan terlalu lama. Jika kita paksa menyerang Rendra, mungkin malah menjadi sebaliknya dan tidak akan bermanfaat bagi keamanan Davis Lee dan lainnya. Rendra akan menyerah, aku akan tunggu dia menyerah." Jilson Lee berkata.

"Kamu yakin? Meskipun kamu memiliki beberapa pertimbangan, tapi kadang kala tebakanmu juga tidak terlalu tepat." Monika memiringkan matanya berkata sambil mencemberut.

"Aku yakin, kali ini tebakanku pasti benar." Jilson Lee tersenyum, dia merangkul pinggang Monika yang lembut.

Teringat Fendi, Winni, Hito, Bisma kalah di tangan Jilson Lee, Bisma memilih untuk mundur, Hito masuk penjara, keberadaan Fendi dan Winni tidak diketahui, dan tidak lama lagi Rendra akan menyerah, Monika menjadi lebih tenang.

Sejak Yongki dari Arhat, Organisasi Eagle Claw dan Angga, hingga 10 pembunuh besar, Dewa Iblis Kelima, mereka semua sudah menjadi masa lalu. Penjahat yang tidak terkalahkan di dunia ini ada yang sudah mati, ada yang sudah dipenjara. Penjahat biasa masih ada, kepala preman juga masih ada, tetapi dalam waktu dekat mereka tidak akan membuat keributan besar. Melalui masalah kali ini, seluruh daya hidup mafia internasional sudah luka besar, beberapa puluhan tahun ke depannya susah bagi mereka untuk melakukan keributan sebesar sebelumnya lagi.

Mungkin Jilson Lee sudah mau pensiun.

Monika sangat khawatir dengan Jilson Lee, dia tidak pernah berharap Jilson Lee menjadi tentara bayaran, dia tidak berharap Jilson Lee masuk ke area tempur. Jika Jilson Lee sudah pensiun, maka dia tidak perlu mengkhawatirkan keamanannya lagi.

"Jika Rendra sudah menyerah, maka ke depannya mungkin tidak ada masalah lagi, kan? Kita sudah bisa hidup tenang, kan?" Monika berkata.

"Aku tidak tahu." Jilson Lee perlahan mengerutkan alisnya.

"Kamu tidak tahu?" Monika terkejut.

"Betul, aku tidak tahu. Aku memerlukan beberapa waktu lagi untuk mengetahui bagaimana kita ke depannya..." Jilson Lee berkata.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu