My Goddes - Bab 1120 Jerry VS Fendi

“Untuk apa kamu panik? Kamu takut kepada Jilson?” Hito juga terkejut saat melihat tatapan Jerry.

“Aku panik?” Jerry terus memandang Fendi yang berada di hadapannya dan menelan ludah kasar.

Lown, Hean, Yasin, Sura, Jason dan Darn semua menggunakan tatapan terkejut memandang Jerry.

Ia masih belum panik?

“Bos, sepertinya ia sangat takut kepadamu, sangat panik saat melihatmu.” kata Attar yang berdiri di samping Fendi dengan pelan.

“Sampah.” Fendi sengaja memainkan kumisnya, mengerucutkan bibir, memasang wajah tidak peduli.

Berjudi di Las Vegas itu legal. Saat ini ada banyak orang kaya, orang-orang terkenal di seluruh dunia yang berkumpul di tempat perjudian Fendi. Mereka pun memandang penasaran dari jauh saat melihat Hito membawa segerombolan anak buahnya datang mencari masalah dengan Fendi.

Sedangkan raut wajah Hito menjadi suram saat melihat Jerry menggunakan ekspresi ketakutan memandang Fendi. “Ia itu Fendi, saudara kembar Jilson. Mereka berdua memiliki wajah yang sama, sama-sama merupakan tokoh yang cukup terkenal. Tak apa-apa kalau kamu takut kepadanya, kita tidak perlu membunuhnya. Untuk Departemen Militer Amerika Utara sana, kita juga tidak perlu pergi lagi.”

“Cari mati, berani-beraninya kamu berbicara seperti itu kepadaku?” Raut wajah Jerry seketika berubah.

“Kamu saja tidak berani melawan seorang Jilson, untuk apa kamu bertingkah seperti itu di hadapanku? Kalau mampu, kamu bunuh aku saja, lihatlah apakah anak buahku mau membiarkan kamu. Kalau kita lawan satu sama lain, aku memang bukan lawanmu. Tapi untuk proyektil dan senjata api yang baik, aku tidak melebih-lebihkannya, tidak ada yang tidak bisa aku dapatkan.” ujar Hito cuek.

“Kalaupun berada di dunia dewa, Jilson itu juga harus digantung dan dipukul olehku. Kalaupun yang berada di hadapanku itu adalah Jilson, aku juga dapat membunuhnya dengan mudah.” Wajah tampan Jerry itu pun memerah.

“Hehe.” Hito mengerucutkan bibirnya.

“Aku akan membunuhnya untuk membuktikannya kepadamu.” Jerry pelan-pelan dibuat marah oleh Hito, lalu mengeluarkan sebuah pedang dari tubuhnya.

“Bunuh ia!” Deni langsung mengeluarkan pistol, segerombolan anak buah lainnya juga berlari kemari dengan cepat, lalu mengarahkan pistol mitraliur Thompson ke Jerry.

Melihat pistol mitraliur Thompson-nya anak buah Fendi, tubuhnya tidak tahan untuk gemetar pelan sesaat.

Ia agak takut akan serangan pistol mitraliur Thompson.

Pasukan militer milik Jilson itu langsung membunuh anak tertua Keluarga Iano di dunia dewa dan menjajah juga lima keluarga besar, serta mengalahkan Tiga Raja Dewa. Keberadaan mereka sangatlah keren di dunia dewa.

Ada ilusi yang jelas setelah ia melihat Fendi, sehingga ia merasa Fendi ini adalah Jilson sendiri. Seharusnya ia kembali lagi ke dunia manusia untuk mengambil sesuatu senjata yang aneh. Mereka berdua bertemu lagi di dunia manusia.

Jerry adalah pria sejati, bisa berlangkah mundur dan maju di hadapan orang jago.

Melihat seseorang yang lebih hebat dari dirinya, ia pun meminta maaf dengan nada bicara yang baik, berusaha mungkin untuk menolong nyawanya. Jika bertemu dengan seseorang yang lebih payah darinya, ia pasti akan menindas orang itu sekuat mungkin, membunuh orang itu dan merebut pergi alkimia internalnya.

Ia hanya takut Hito sedang mempermainkannya, mengetahui Jilson adanya pasukan militer yang mencapai tingkat dunia dewa, sehingga sengaja membawa dirinya kesini untuk melawan Jilson. Ia tidak berani asal beraksi melawan Jilson, tapi ia juga tidak ingin kehilangan akan karismanya sebagai dewa.

Fendi bermalas-malasan duduk di atas kursi, tertawa sinis memandang Jerry, bahkan tatapannya itu menunjukkan rasa tidak peduli.

Jilson ini sombong sekali.

Jerry berpikir di dalam hati.

Seharusnya sekarang ia baru mencapai master tingkat kultivator abadi dasar, bukanlah lawan bagi diri sendiri.

Kalaupun ia memiliki pasukan militer tingkat dunia dewa, seharusnya ia juga tidak boleh begitu sombong.

“Bos, Hito ini mungkin menjadi bodoh karena ditindas oleh Amerika Utara dan Geng Demon. Bisa-bisanya berani asal mencari seseorang yang memakai setelan jaman kuno melawan kita dan menggunakan setelan jaman kuno berpura-pura menjadi dewa.” Attar tertawa sinis memandang Jerry, sambil berbisik pelan di samping telinga Fendi.

“Raja Fendi, mungkin saja ia adalah dewa, kita harus berwaspada.” ujar Hayden pelan-pelan untuk mengingatkan Fendi.

“Sejak kematian Ratu Pearl, aku pun menganggap kematian sebagai hal yang biasa. Memangnya ada apa jika ia itu dewa? Mau kemampuan bela dirinya sangat tinggi, aku tidak akan kehilangan karismaku sebagai Raja Fendi.” ujar Fendi cuek.

“Sebenarnya kamu mau menyerang atau tidak?” Hito mendorong Jerry kasar.

“Untuk apa kamu buru-buru?!” Sepasang matanya Jerry asal berputar.

“Mari pergi saja jika kamu tidak mau menyerang, jangan banyak mempermalukan diriku disini.” Raut wajah Hito menjadi buruk.

“Jangan buru-buru!” kata Jerry.

Jerry adalah orang yang licik. Melihat Fendi yang sama persis dengan Jilson, ia tidak dapat memastikan apakah orang itu Jilson atau bukan. Kalau orang itu bukan Jilson boleh bertingkah bebas untuk melawan manusia itu. Tapi kalau orang itu adalah Jilson, ia dan senjata buatan khusus anak buahnya sungguh sangat hebat. Ia mungkin harus mengalami kerugian besar disini dan ada kemungkinan juga ia bisa kehilangan nyawanya di dunia manusia.

Dengan sifatnya Jerry ini, ia pasti tidak akan langsung beraksi.

Mungkin setelah ia berpikir lama, ia bisa mengatakan kata-kata yang baik dan meninggalkan tempat ini.

Tapi di sebelah Fendi ini ada Harvli. Harvli ini masih kecil, setelah ikut Fendi untuk beberapa waktu, melihat Fendi tidak pernah melukai dirinya, ia pun menjadi semakin berani.

Kekuasaan itu adalah hal yang baik. Ia bisa merubah banyak orang.

Setelah Harvli ini memiliki pistol, ia pun sudah membantu Fendi melakukan banyak kejahatan.

“Kamu ingin membunuh guruku dengan mencari seorang sampah yang memakai setelan jaman kuno? Aku bunuh kamu terlebih dahulu.” Saat orang-orang mengarahkan pistol kepada Jerry, Harvli pun telah menarik pelatuk kearah Jerry.

Terdengar suara dimana peluru tembaga mandarat kasar pada tubuh Jerry bagai sebuah lumpur yang menempel di atas tubuh Jerry.

“……………………………” Jerry terdiam memandang kearah Harvli yang menembaknya.

“……………………………” Hito dan Fendi, beserta orang-orang yang berada di tempat juga terdiam memandang tubuh Jerry yang kuat.

Ia adalah master tingkat kultivator abadi. Meskipun ia belum mencapai tingkat raja dewa saat ia berada di dunia dewa dan tidak memiliki energi Qi sejati perlindungan tubuh, tapi setelah tiba di dunia manusia, semua potensi yang terdapat di dalam tubuhnya telah terpancing. Saat berada di dunia manusia, master tingkat dewa lanjutan sudah memiliki perlindungan tubuh. Tingkatnya jauh lebih tinggi dari tingkat dewa lanjutan. Tubuhnya pun sangat kuat, bagai campuran besi dan baja. Serangan asal pun bisa menyerang master tingkat dewa, bahkan membunuh banyak master tingkat kultivator, tapi tidak bisa melukainya

“Bisa-bisanya orang ini tidak takut kepada peluru? Kalaupun ia itu master tingkat kultivator, setidaknya juga muncul riak pada energi Qi sejatiperlindungan tubuh.” Raut wajah Harvli berubah, lalu langsung menyerang lagi setelah bergumam dan sekaligus menghabiskan seluruh peluru kepada Jerry.

Jerry masih saja tidak terluka, semua peluru bagai lumpur menempel pada tubuhnya, lalu pelan-pelan meluncur ke lantai, mengeluarkan suara jatuh.

Harvli dan para master setempat merasa terkejut.

“Jika ia adalah Jilson, seharusnya anak buah manapun memiliki senjata buatan, bukan? Tapi anak ini tidak punya, ia masih memakai pistol dunia manusia yang biasa. Ia memang bukan Jilson. Ia bukan Jilson!!!” Jerry pelan-pelan mulai tertawa.

Suara tawanya pelan-pelan menjadi kencang, menjadi suara tawa kejam.

“Bunuh ia!” Melihat Jerry yang tidak takut akan peluru, Deni pun langsung menyuruh anak buahnya untuk menyerang kearahnay.

Senjata buatan Ardham tidak hanya memiliki kekuatan serangan yang sangat besar, bahkan juga memiliki kecepatan yang jauh lebih hebat dari pistol biasa. Selain master tingkat kultivator abadi menegah, master tingkat kultivator abadi dasar yang biasa saja tidak dapat menghindar.

Beberapa pistol itu tampak sangat lambat di mata Jerry. Lajunya sangat lambat, bagai serbuk sari yang melayang di udara.

Ia mulai tertawa jahat, sambil tertawa kencang, sambil mendekati Fendi dengan laju yang sangat cepat.

“Ia benar-benar adalah seorang dewa!” Raut wajah Fendi menjadi serius. Ia langsung berdiri dan menyerang Jerry dengan keras.

Energi Qi sejati belum keburu dikeluarkan, Jerry pun sudah muncul di hadapnnya. Saat kedua telapak tangan mereka bertemu, terdengar suara kencang, sehingga Fendi terbang jauh ke luar.

Raut wajahnya pun berubah, Fendi menyemburkan darah saat melayang di udara. Saat tubuhnya terbang keluar, ia pun menabrak jatuh sebanyak tujuh pilar marmer, selanjutnya ia pun mendarat di satu sisi dinding.

“Bunuh ia!” Sepasang mata Hito pun berbinar-binar.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu