My Goddes - Bab 739 Melihat Bagaimana Dengan Roy

Suasana tegang perlahan-lahan menghilang, setelah beberapa menit, Hito duduk di atas kursi, sambil membawa secangkir teh, "Apa yang kamu katakan barusan? Coba katakan dengan baik sekali lagi. Dan coba cicipi secangkir teh ini, di musim panas seperti ini, minum secangkir teh beraroma bisa mencegah panas dalam."

"Disini adalah medan perang Afrika, bisa memiliki waktu luang di medan perang Afrika ini, dan minum teh beraroma seperti ini bukanlah hal yang sangat mudah didapat."

Ardham tidak meminum teh.

Hito ini adalah orang yang suasana hatinya bisa berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi, dan dirinya sendiri adalah seorang penjahat, sekarang karena Jilson lagi Yasin jadi terluka, kedua kakinya hampir lumpuh, dan dia sedang melihat mereka dengan tidak senang, bagaimana mungkin bisa dia berani dengan kurang ajar duduk di sini dan meminum secangkir teh?

Hito sangat berbahaya, dia harus segera membeli senjata kepada Hito, dan pergi dari sini lebih cepat lebih baik lagi.

"Kamu takut padaku ya?", kata Hito sambil tersenyum.

"Kak Hito, saat ini keseluruhan kekuasaan dunia bawah sudah aku katakan dengan sangat jelas, kamu, Fendi, Winni, Bisma, Jiko, Rendra, diantara kekuasaan kita ini, kekuasaannya Fendi lah yang paling besar, kekuasaan Jiko lah yang paling kecil, dan kekuasaan kekuatan militer satu keluarga Fendi ini sebanding dengan kekuasaan kekuatan militer kita semua, bahkan jika kita semua bergabung dan bekerja sama juga bukanlah tadingannya. Aku tidak tahu bagaimana pikirannya Java, tapi aku tahu kalau kamu bukanlah orang yang tidak memiliki ambisi yang sangat tinggi, yang terus memiliki ambisi liar untuk menguasai dunia ini. Kamu pasti tidak akan bisa dipaksa untuk menerima posisinya Fendi, selama kamu ingin melampaui Fendi, kamu harus mendukung kita."

"Kita sekarang sedang memberontak di daerah kekuasaannya Fendi, Fendi memiliki 800.000 pasukan besar militer Enam Bintang Biduk di Afrika Timur, 300.000 pasukan tentara palsu besar dan kecil, bahkan kalau kita bisa mengalahkan Afrika Timurnya Fendi, selama kalian bertahan sampai mati di perbatasan Afrika Tengah, kita tidak akan bisa melakukan apapun pada kalian, dan tidak akan mempengaruhi posisi kalian di Afrika. Apalagi kalau Fendi kehilangan daerah kekuasaan dan 800.000 bawahan pasukan militer besarnya, posisinya akan mengalami goncangan, kekuasaannya akan berubah menjadi sama dengan kekuasaan kita. Kekuasaannya Rendra masih belum matang, kekuasaannya Jiko terlalu kecil, yang memiliki kemampuan untuk bertarung memperebutkan dunia hanya ada lima kekuasaan yaitu kita, kamu, Fendi, Bisma, dan Winni, Fendi dan Winni bermusuhan, sekarang mereka sedang melihat Rendra sebagai duri dalam daging dan ingin melenyapkannya, kalau Rendra dimusnahkan, berarti hanya ada beberapa dari kita yang kekuasaannya mampu menguasai dunia."

"Daripada melakukan sesuatu untuk Fendi, lalu setiap hari melihatnya memamerkan kekuatan militernya, dan juga kapanpun mungkin saja Fendi bisa sangat berbahaya, akan lebih baik kita menjadikan diri kita sendiri sebagai raja, ada kemungkinan akan menjadi seorang penguasa kekuatan kegelapan. Kalau bertarung, kita mungkin tidak akan berhasil, tapi kalau tidak bertarung, kita selamanya tidak akan bisa menjadi seorang penguasa yang kuat, silahkan kamu pikirkan dengan baik." Setelah Ardham mengatur dengan baik bahasa bicaranya, semuanya dia jelaskan kepada Hito satu kata demi kata, satu kalimat demi kalimat.

"Menurut kalian bagaimana?", tanya Hito kepada bawahan yang ada di belakangnya sambil tersenyum tipis melihat mereka.

"Pak tua, bagaimana kita bisa tahu apa yang ada di dalam pikiranmu?" Lown mengerutkan bibirnya.

"Aku memiliki pikiran untuk menguasai dunia, dan menjadi penguasa terkuat kekuatan kegelapan di dunia.", kata Hito sambil tertawa, "Kalau tidak aku juga tidak akan membereskan Jilson, lagipula penguasa terkuat di dunia hanya ada satu orang saja.”

"50.000 pasukan besar Jilson sudah musnah, dan saat ini hanya tersisa setengah pasukannya Roy, tapi bawahannya ada banyak sekali jenderal gagah yang berani, tidak bisa diprediksi.", kata Hean yang berpikir sejenak sambil menyalakan sebatang rokok, lalu sedikit mengerutkan keningnya sambil menganalisa, "Fendi, Jilson kedua orang ini bukanlah sesuatu hal yang bagus, mau bagaimanapun tidak ada satu dari mereka yang bermanfaat untuk kita. Menekan sejenak si Fendi, malah akan menopang si Jilson yang adalah sesuatu yang lebih berbahaya, bukanlah hal yang bagus."

"Saat ini kita tidak memiliki kekuasaan, kekuasaan yang paling besar adalah Fendi. Jilson masih menjadi incaran untuk dibunuh oleh kalian, kalau Jilson mati, kalian sudah tidak akan memiliki kesempatan untuk mengalahkan Fendi!", teriak Ardham dengan keras.

"Apakah kamu meremehkan Paman Zhao ku?" Wajah Hito menunjukkan wajah sinis.

"Tapi rencana untuk membiarkan kalian mengacau di Afrika Timur ini adalah rencana yang bagus, kalau Fendi kehilangan Afrika Timur, kekuasaannya akan sama dengan kita. Kekuasaan orang ini sangat besar, otaknya juga bukanlah otak orang pintar yang biasa, keberadaannya benar-benar membuat kita merasakan adanya ancaman yang besar, kalau begitu aku akan menjualkan sejumlah senjataku kepada kalian."

"Tapi, apakah kalian benar-benar mampu menginjakan kaki kalian di Afrika Timur? Sangat mudah bagimu untuk datang dan pergi dari Afrika Tengah, ke Afrika Timur, tapi dengan membawa sejumlah senjata yang banyak ini dan kembali ke Afrika Timur itu tidaklah mudah, kira-kira setidaknya kamu beberapa hari kemudian baru akan sampai ke Afrika Timur dengan membawa senjata, karena perjalanan yang sangat panjang, dengar-dengar Atta sekarang sedang mengirim pasukan militer baru dan bergegas menyerang Roy kalian, jangan bilang kalau pasukan militer Roy kalian sudah dimusnahkan terlebih dahulu, sebelum kamu sempat membawa pulang senjata ke Afrika Timur, beberapa senjataku ini bisa membuat Enam Bintang Biduk pergi.", kata Hito sambil tertawa.

"Aku membeli beberapa senjata kepadamu digunakan untuk mempertahankan kota, sebelum aku kembali ke Afrika Timur, Roy pasti sudah bisa menyerang Kota Taka.", kata Ardham.

"Baiklah, aku akan tunggu dan lihat." Hito tersenyum tipis sambil mengangkat secangkir tehnya.

Di sisi Roy sini, saat malam tiba, Kota Taka masih saja belum membuka pintu gerbang untuk menyerah. Sambil menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya sekali, Roy perlahan-lahan mengangkat tangan kanannya, "Serang."

Sama seperti serangan yang pertama, tentara palsu bawahannya Roy masih sama dibagi menjadi beberapa lapis eselon formasi pasukan, setiap 10.000 orang menjadi satu formasi yang sangat besar, lalu masuk dan menyerang Kota Taka sekelompok demi sekelompok.

Eselon pasukan yang pertama menembakkan tembakan hujan peluru ke atas Kota Taka secara bersamaan, setiap tentara palsu memikul satu per satu karung pasir, dan bergegas sampai pada jarak 300 meter di luarnya Kota Taka mereka segera membuang karung pasir itu, dan menggunakannya sebagai benteng pertahanan, lalu menembak dengan kuat ke arah Kota Taka, dan memulai serangan satu sama lain ini.

Setelah eselon pasukan kedua mengikuti secara dekat, dengan menggunakan semua tank dan kendaraan berlapis baja sebagai benteng pertahanan, yang melindungi sejumlah pasukan yang sangat banyak, sambil perlahan-lahan maju masuk ke Kota Taka, dan sambil menembak Kota Taka dengan kuat.

Di saat eselon pasukan kedua dan eselon pasukan pertama bersatu, semua tank dan kendaraan berlapis baja segera menginjak pedal gas, dan dengan kuat menabrak gerbang pintu besar dan dinding Kota Taka.

Suara bergemuruh pun terdengar, tembok Kota Taka yang tinggi besar dan kokoh itu pun terhempas, pintu gerbang besar bergetar dengan kuat dan tumbang.

Di saat Roy memberikan perintah, eselon pasukan ketiga, eselon pasukan keempat, eselon pasukan kelima, eselon pasukan keenam, eselon pasukan ketujuh, total ada 70.000 pasukan militer besar juga berdatangan bersamaan dengan membentuk masaa yang padat ke arah Kota Taka.

Kota Taka total memiliki 30.000 tentara pertahanan, Roy memiliki 70.000 tentara palsu, di saat 20.000 tentara yang bergegas menyerang ke bawah kota Taka sebelumnya, untuk menembak ke arah tentara pertahanan yang ada di atas Kota Taka, tiba-tiba eksekusi yang dilakukan oleh tentara palsunya Roy kepada para tentara pertahanan Kota Taka mencapai setengahnya, tidak sedikit tentara pertahanan yang baru saja mengeluarkan kepalanya hampir langsung tertembak mati oleh tentara palsunya Roy, hanya ada setengah tentara pertahanan yang memaksa untuk bertahan dan bergegas maju ke arah tentara palsu, dan masih harus menghindari peluru yang ditembakkan oleh para tentara palsu.

50.000 pasukan besar semuanya bergegas dengan cepat turun ke kota, dengan cepat membangun satu per satu tangga kayu yang tinggi. Tentara palsu dengan cepat naik ke atas kota, sebagian tentara palsu sudah memikul sebuah tabung yang sangat besar dan dengan kuat menghantamkan tabung itu ke gerbanh pintu, dan berusaha untuk menyerang kota secara paksa.

Para tentara pertahanan tidak berhenti-berhentinya melempar bom ke bawah, Bom Molotov, dan menggunakan logam cairan panas merah untuk dituangkan ke bawah kota, ada teriakan tidak terhitung dari seluruh orang di bawah Kota Taka.

Roy tidak henti-hentinya menyalakn satu demi satu batang rokok, di saat sekerumunan masa orang sudah mengepung di Kota Taka, dia dengan cepat bergegas menuju ke Kota Taka, dan menginjakkan kakinya ke tangga kayu lalu dengan cepat berlari ke arah kota, dengan sekali lompatan dia langsung melompat ke dinding kota, dan langsung memegang sebuah pedang Yitian, lalu dengan sekali tebasan aura pedang itu langsung memenggal kepala sekelimpok tentara pertahanan.

Pada saat yang bersamaan, Ryna menembak dengan kuat sembilan tentara dengan sembilan anak panah yang panjang, dan kedua master yaitu Susi, dan juga Turmalin bergegas maju ke dinding tembok kota dengan cepat, Susu memeluk sebuah senapan mesin berat dengan tegak lurus, dan bergegas ke dinding tembok kota lalu menembakkan dengan bersih seluruh tentara yang ada di sekitarnya dengan kuat, dia berubah menjadi seorang Golden Girl, yang mengabaikan peluru dari para musuh, dan membiarkan para tentara pertahanan Kota Taka menembakkan peluru ke tubuhnya sampai terdengar berdentangan dari tubuhnya.

Turmalin mengayunkan aura pedang goldennya satu demi satu, Ryna terus menembak pasukan musuh dengan menggunakan busur dan panahnya, karena di bawah pimpinan empat orang master ini, semakin lama semakin banyak tentara palsu yang mulai menaiki dinding tembok kota.

Bahkan Kota Taka yang dibentengi dengan sangat kuat dan tidak dapat tertembus ini, karena dipimpin oleh mereka berempat master yang kekuatannya sangat kuat, juga sudah hampir terlihat tanda-tanda untuk jatuhnya Kota Taka.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu