My Goddes - Bab 106 Dua Triliun Rupiah, Aku Beli

Ketika Lean memukul palu lelang dan membeli pil senilai 200 miliar rupiah, seluruh penonton di aula tiba-tiba memberikan tepuk tangan yang meriah.

Banyak orang menatap Lean dengan tatapan kagum, berpikir bahwa keluarga Han di kota Gambir benar-benar memiliki kekuatan.

Arifin pun tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

Keinginannya tercapai, dia adalah master seni bela diri di keluarga Han. Saat ini, dia berada di ranah superior tingkat grandmaster, dia membutuhkan bantuan pil untuk menerobos ke master tingkat dewa.

Bukankah paman Lean-nya membeli pil senilai 200 miliar rupiah untuk diberikan kepadanya?

Ayahnya adalah seorang walikota, dan akan segera dipromosikan menjadi wakil provinsi, Lean mana berani tidak memperlakukannya lebih baik?

Dia tidak dapat menahan diri dan menjilati giginya sambil menatap Jilson dengan tatapan dingin.

“Jilson, kudengar kamu adalah master tingkat dewa? Aku tidak peduli apakah kamu master tingkat dewa yang asli atau palsu. Dengan memiliki ketiga pil ini, aku akan menjadi master tingkat dewa yang sebenarnya. Sekarang aku punya uang, punya kekuatan, punya jati diri, punya status, ditambah seni bela diri yang tiada taranya, aku mau lihat bagaimana kamu bertanding denganku! ?”

Lean meminta orang lain untuk menyimpan pil-nya, dan selesai pesta lelang nanti ia sendiri yang akan memberikannya kepada Jilson.

“Lean, sebenarnya kapan sepotong tongkat tua yang disumbangkan oleh klan Yehenara akan dilelang? Cepatlah, kami sudah bosan menunggu!” John memiliki informasi dari Lean, dia tahu bahwa pesta lelang hari ini selain tongkat tua masih ada satu set pil, dia berencana untuk membeli ketiga pil ini untuk menghasilkan uang. Namun tak disangka malah langsung dibeli oleh Lean sendiri, dalam hati dia sangat marah. Semakin lama melihat dia semakin membenci Lean, dan merasa keberadaan lean di provinsinya ibarat tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan.

Tapi dia tidak bisa menyentuh Lean.

“Bawakan tongkat tua yang disumbang oleh nona Turmalin.” Lean berkata lirih kepada seseorang yang berdiri di sebelahnya.

Tak lama kemudian, seorang gadis cantik keluar dari belakang panggung dengan memegang sebuah kotak brokat sutra kuning. Kotak brokat itu tampak indah dalam pengerjaan serta tampak elegan dalam pencocokan warna. Dengan desain sembilan naga kuno terbang di awan, menunjukkan keunikan keluarga kerajaan. brokat pada kotak brokat ini adalah salah satu dari empat sulaman terkenal di China, hanya kotak brokat ini saja sudah bernilai tinggi.

Kemunculan kotak brokat ini tiba-tiba menarik perhatian seluruh penonton yang ada di sana. Kakak tertua dari keluarga Xuan berkata, “Aku kira pil yang dilelang barusan adalah harta yang paling berharga di malam hari ini, ternyata masih ada harta yang lebih berharga di malam hari ini. apa yang terjadi pada pesta lelang amal tahun ini, kenapa mendadak muncul begitu banyak harta yang berharga?”

“Kotak brokatnya saja sudah bernilai banyak, mungkinkah harta di dalam kotak akan terjual setidaknya 400 miliar rupiah?” ucap kakak kedua dari keluarga Xuan.

Deni tidak dapat melihat dengan jelas karena dia duduk di barisan terakhir, dia segera bangkit berdiri untuk melihat harta paling berharga yang muncul di pelelangan sambil berusaha membungkukkan badan ke depan.

Saat bersamaan, dia menatap punggung Jilson dengan tatapan menghina, si sampah malah duduk di barisan depan, dari awal sampai sekarang tidak membeli satu hartapun, tidak sepertiku. Diperkirakan harta terakhir di pesta lelang hari ini kamu pun tidak bisa menyentuhnya.

“Tuan Deni, harta terakhir ini pasti sangat bagus ya?” tanya Jennifer.

“Pokoknya yang tidak sanggup dibeli oleh Jilson.” Seringai Deni.

Namun, ketika gadis cantik itu meletakkan kotak brokat di tempat pelelangan dan perlahan-lahan membuka kotak itu, banyak orang kecewa ketika mereka melihat isi dari kotak itu.

Pada saat yang sama, gambar harta di dalam kotak ditampilan di slide.

Semua tamu mengerutkan keningnya.

“Apa ini? sepotong tongkat tua yang rusak?”

Klan Yehenara Manchu adalah salah satu dari sepasang kaisar utara selatan seni bela diri di China, yang merupakan keluarga kekaisaran yang jatuh selama periode dinasti Qing. Walaupun gaya klan Yehenara rendah hati, tidak hanya dalam kenyataannya, bahkan dalam seni bela diri tetap sederhana, tetapi masih ada beberapa orang kaya yang tahu keberadaan klan Yehenara. Mereka tahu bahwa klan Yehenara memiliki banyak harta selama periode dinasti Qing, meski klan Yehenara memberikan penghargaan kepada Lean untuk dilelang, sudah pasti itu adalah harta yang berharga. Tapi kali ini, tidakkah harta yang disumbangkan oleh klan Yehenara terlalu kumuh?

Melihat tongkat tua yang menghitam di dalam kotak brokat yang sangat indah. Tongkat itu memiliki panjang tujuh kaki, tampak seperti palu yang menghitam.

Selain itu, tongkat itu telah mencemari sutra yang ada di dalam kotak brokat, sehingga terlihat sangat kotor.

Benda ini terlihat seperti sepotong tongkat tua yang sudah berkarat selama bertahun-tahun. Klan Yehenara sebagai keturunan keluarga kerajaan, malah mengeluarkan benda seperti itu untuk dilelang?

Apakah mereka miskin?

“Tahun lalu, keluarga Yehenara menyumbangkan sepasang cangkir batu giok naga sembilan senilai 600 miliar rupiah. Tahun ini, nona Turmalin Yehenara dari keluarga Yehenara menyumbangkan harta lagi. Terima kasih kepada nona Turmalin Yehenara. Dia mempercayakan padaku dengan harga awal 2 triliun rupiah. Silahkan menawar.” Lean memandang semua orang sambil tersenyum.

“Tongkat tua yang rusak loh, barang seperti ini dilelang senilai 2 triliun rupiah?” Ada seorang pengusaha kaya berkata dengan suara kencang tanpa mengetahui latar belakang klan Yehenara.

“Tuan Lean, apa kamu tidak salah? Apakah ini benar-benar harta yang diserahkan oleh keluarga Yehenara kepadamu untuk dilelang? Bukankah itu hanya sepotong tongkat tua yang rusak?” lagi seorang pengusaha kaya lainnya berkata.

“Dilihat bagaimanapun barang ini tidak bernilai 2 triliun rupiah. Bahkan jika itu adalah palu yang pernah dimiliki oleh penyair Li Bai, kisah alu besi digiling menjadi jarum juga tidak bernilai 2 triliun rupiah, kan?

“Tuan Lean, bisakah kamu memberitahu kami tentang tongkat tua ini? Mengapa nilainya 2 triliun rupiah? Aku paham sedikit tentang barang antik dan peninggalan budaya, dapatkah kamu mempersilakan aku naik ke panggung untuk mempelajarinya dengan cermat?”

Tak disangka tiba di pesta lelang amal untuk harta terakhir ternyata adalah sepotong tongkat tua, membuat suasana di seluruh pesta lelang amal menjadi riuh seketika. Selain itu, tongkat tua ini dilelang dengan harga 2 triliun rupiah.

Ryo dan Sano datang demi sepotong tongkat tua ini, mereka berdua adalah bintang seni bela diri yang berpengetahuan luas, mengharapkan bahwa barang yang disumbangkan oleh klan Yehenara adalah barang yang tidak biasa. Jika Nona klan Yehenara meminta Lean melelang tongkat tua-nya dengan harga 2 triliun rupiah, pasti tongkat tua ini adalah harta yang tiada taranya.

Akan tetapi, keduanya tiba-tiba bengong ketika melihat tongkat tua itu dengan mata mereka sendiri.

Benda ini sama sekali tidak terlihat seperti harta yang berharga. Mereka menduga bahwa beberapa harta mungkin membentuk lapisan patina yang tebal di lapisan luar karena usia yang lama serta penyimpanan yang buruk. Tetapi tongkat tua seperti ini, meski ada harta di dalamnya seharusnya sudah rusak, kan?

Keduanya adalah master peringkat teratas Wulin di China, dan mereka memiliki banyak kekayaan bersih. Ryo memiliki kekayaan bersih sebesar 20 triliun rupiah, sedangkan Sano memiliki kekayaan bersih sebesar 18 triliun rupiah.

2 triliun rupiah tidak banyak bagi mereka, tapi juga tidak sedikit. Masih bisa diterima jika menghabiskan uang 2 triliun rupiah dan memperoleh harta, namun bukankah rugi jika memperoleh sepotong sampah?

Tongkat tua yang buruk seperti itu tidak layak dilelang senilai triliunan rupiah.

“Guru, tongkat tua ini tidak bernilai 2 triliun rupiah, kan?” Arifin tahu Ryo kaya, jadi dia berkata lirih kepada Ryo.

“Biar aku pikir-pikir dulu.” Kepala Ryo terasa agak sakit, dia berpikir bahwa kehilangan uang hanyalah masalah kecil jika membeli sampah semacam ini, namun akan menjadi masalah besar yang memalukan jika terdengar sampai ke JiangHu.

Dengar-dengar Turmalin Yehenara, keluarga baru dari keluarga Yehenara, salah satu dari sepasang kaisar wulin utara dan selatan memiliki kepribadian yang arogan dan murung. Apakah dia sengaja mempermainkan mereka?

Anak itu baru berusia 18 tahun, apa dia benar-benar mungkin bisa melakukan hal apapun.

Dia adalah seorang master tingkat dewa atas, jenius tiada taranya, dan memiliki banyak pengawal master dalam keluarga, meski dipermainkan olehnya, dia tidak bisa menyalahkannya.

Bagaimana ini......

“2 triliun rupiah, aku beli tongkat tua ini.” tiba-tiba, Jilson berkata dengan tenang sambil mengangkat tangannya secara perlahan.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu