My Goddes - Bab 511 Pembunuh Profesional

Daffin bisa naik diatas tubuh Leo merupakan sebuah keunggulan. Ia naik di tubuh Leo dan terus menyerang Leo dengan tonjokan. Tenaga ini lebih kuat dari saat mereka berdua berdiri bersama.

Semua ini terlihat jelas bahwa Daffin lah yang sepenuhnya menindasnya, lalu menghajar Leo bagai karung pasir.

Daffin langsung membuat kulit Leo pecah-pecah dalam sekali tonjokan dan meninggalkan sebuah goresan luka pada wajahnya. Ia lagi-lagi mendaratkan satu pukulan, sehingga memperparah luka pada wajah Leo, dan darahnya bercucuran.

Ketika pukulan Daffin ketiga mendarat, salah satu tulang mata Leo patah, sehingga meninggalkan luka yang sangat jelas di bawah matanya. Saat ia lanjut mendaratkan pukulan keempat dan kelima, Leo telah melindungi wajahnya dengan kedua tangan, memeluk kepalanya dan membiarkan Daffin terus menyerangnya.

Daffin sungguh menghajar Leo hingga luka berat. Sebelumnya ia juga diserang dengan asap dan serangan Leo. Saat ini wajah putihnya juga ada beberapa luka memar, dan matanya yang bengkak.

Melihat gadis lembut yang seperti Daffin, sekarang naik ke tubuh Leo dan terus mendaratkan pukulan kepada Leo, Samuel pun menghela nafas dan berkata, “Huh, seharusnya anak perempuan jangan belajar bela diri, seharusnya tidak seperti seorang lelaki, ataupun bertarung dengan lelaki....”

“Memang ada apa jika anak perempuan belajar bela diri? Anak perempuan memiliki keunggulan tubuh yang lincah dalam belajar bela diri. Apalagi jika mereka mencapai master tingkat dewa, mereka sama sekali tidak buruk dari lelaki.” Susi sudah tiba di Tim Medis dan mengelak Samuel tanpa sungkan.

“Kehilangan kesannya. Lihatlah pertarungan Leo dan Daffin, apakah itu bagus....” Samuel menghela nafas lagi.

“Leo mengeluarkan banyak darah sekali.” Monika duduk di samping Jilson, sambil mengerutkan dahi memandang televisi.

“Peneman Leo, apakah kalian mau mengalah? Sangat jelas bahwa Leo bukanlah musuh Daffin. Jika terus dilanjutkan, ia akan sangat berbahaya.” Arena pertandingan sini, wasit dan Navier juga menyadari bahwa Leo mengeluarkan banyak darah.

Darah itu berasal dari luka tembak Leo. Setelah bertarung dengan Daffin, kondisinya pun menjadi semakin serius. Saat ini ia sudah kehabisan banyak darah. Jika ia bisa menang, wasit mau memberikannya kesempatan untuk bertahan. Tapi sekarang sangat jelas bahwa ia bukanlah musuh Daffin. Wasit tidak ingin Leo kehilangan nyawa akan hal tersebut.

“Kak Leo, Kakakku bilang harus menjaga keamanan saat lomba. Kamu tidak dapat lanjut bertarung lagi, bagaimana jika aku membantumu untuk mengalah?” Navier sendiri juga tahu apa akibatnya jika Leo lanjut bertarung. Ia pun berteriak dari bawah panggung kepada Leo.

“Jilson telah luka berat, tidak bisa memimpin lagi. Sekarang aku adalah ketua tim, aku lah yang memutuskan pertandingan ini. Aku tidak akan mengalah....” balas Leo terbata-bata.

“Tapi!” Navier mengerutkan dahinya panik.

“Aku masih ada satu jurus lagi!” Leo menggertak giginya.

“Segera keluarkan jurusmu. Jika kamu tidak bisa mengeluarkannya, segera lah mengalah!” Sifat Daffin lembut. Meskipun ia kehilangan kesan karena bertarung dengan Leo, tapi nada bicarnya masih terdengar sopan.

Terus dihajar Daffin bagai hujan deras, Leo pun menggertak giginya dan menahan untuk tidak berbicara.

Lalu Daffin juga menonjok kedua tangan Leo yang menutup wajahnya. Melihat dirinya tidak bisa melukai Leo, Daffin pun menarik lengan Leo, dan ingin membentuk simbol tambah. Ia mau menarik lengan Leo hingga patah, untuk membuat Leo mengalah sebelum lengannya dipatahkan, ataupun langsung mematahkan lengannya, sehingga ia kalah.

Leo tahu apa yang ingin dilakukan Daffin, ia pun langsung memeluk erat kedua lengannya, agar Daffin tidak bisa menarik lenagannya.

Daffin pun melirik sekilas luka pada bagian dada Leo. Ia pun menekan ibu jari dan jari telunjuk pada luka Leo, serta mencubitnya keras.

“Akhhhhh!!!”

Leo langsung berteriak kesakitan. Auranya pun langsung muncul lima ekor Gigantic Red Dragon. Kelima ekor Gigantic Red Dragon itu terlilit bersama secara tersiksa.

Hati Daffin merasa sesak, tapi ia tetap menonjok keras pada luka tembak yang terletak pada dada Leo sebanyak dua kali.

Dua luka tembak Leo itu tembus ke belakang, sehingga darah mengalir mengikuti punggung ke lantai. Daffin pernah menonton pertandingan antar Leo dan Janita. Ia kenal dengan sifat Leo ini. Jika ia masih bisa bernafas, maka ia akan terus bertahan, selain membunuhnya hingga mati ataupun menghajarnya hingga ia tidak dapat bergerak lagi.

Dan saat ini tubuh Leo muncul energi Qi sejati merah yang terus bergulir, lalu langsung menjatuhkan Daffin dari tubuhnya. Setelah Daffin jatuh dari tubuhnya, ia pun langsung bangkit dari lantai, dan tubuhnya masih saja gemetar. Tidak hanya wajahnya yang pucat, bahkan kulit dan kedua tangannya yang terpampang diluar juga sama sekali tidak berwarna.

Salah satu matanya tak bisa terbuka karena pukulan Daffin, sehingga ia hanya bisa menatap Daffin penuh siksa dengan satu matanya lagi.

Saat Daffin berdiri dan berlari kearahnya, ia pun langsung menyerang energi Qi sejati fiery dragon kearah Daffin. Daffin tidak sangka bawha ia masih tersisa begitu banyak energi Qi sejati, ia pun langsung menghindarnya dengan tubuh lincahnya. Leo lagi-lagi menyerang energi Qi sejati kepadanya sembarangan.

Orang jago yang seperti ia dan Daffin, selain sebelumnya sudah membuat rencana, kalau tidak energi Qi sejati akan sangat susah untuk menyerang lawan. Setelah Leo mengeluarkan energi Qi sejatinya, Daffin pun segera muncul di hadapannya.

Ia baru saja mau menyerang Daffin dengan energi Qi sejati, Daffin pun langsung menangkap tangannya, lalu menekan kebawah. Terdengar suara dimana energi Qi sejatinya menyerang keras dibawah kedua kaki mereka, sehingga muncul sebuah lubang besar dibawah kedua kaki mereka.

Saat mereka jatuh ke dalam lubang panggung arena itu, Daffin terus mendorong kasar dagu Leo dengan telapak tangannya. Leo tidak sengaja mengigit lidahnya, sehingga mulutnya mengeluarkan banyak darah.

Kemudian, Daffin menindih tubuhnya, dan melintas leher Leo dengan satu lengannya. Ia menekan tubuh Leo sekuat mungkin, sehingga ia tidak dapat bernafas.

Ia tiba-tiba menarik kawat halus yang tidak dapat dapat terlihat dengan mata telanjang dari cincin permata di tangan kanannya. Lalu ia melilitkan kawatnya di leher Daffin sebanyak dua putar, dan menarik sekuat mungkin.

Daffin hanya merasa lehernya dililit keras, lalu pupil matanya melebar.

Akhirnya ia mengerti jurus lain apa yang dikatakan Leo tadi.

Leo ini memang lah seorang pembunuh, paling hebat dalam teknik membunuh dalam diam. Jurus melilit kawat halus ke leher orang memang merupakan jurus yang biasanya dipakai para pembunuh di luar sana, dan kebetulan ia juga memakai jurus ini padanya.

Jurus ini sangat mudah dan efektif, seketika bisa membuat dirinya merasa kehabisan oksigen dan sangat tersiksa.

Ia langsung menggunakan tangan untuk menarik kawat halus yang terlilit pada lehernya. Tapi kawat halus ini telah melekat pada kulit putihnya. Ia sama sekali tidak bisa menarik kawat halus itu.

Ia langsung mengisi semua energi Qi sejatinya ke dalam lehernya, dan berusaha menahan kawat halus Leo dengan tenaga dalamnya.

Orang biasa akan kehabisan oksigen dan mati setelah dililit Leo selama sepuluh detik lebih, tapi ia bisa bertahan untuk semenit dengan tenaga dalamnya.

Sedangkan ia menggunakan tenaga dalam untuk bertahan, juga menghabiskan banyak energi Qi sejatinya.

Entah kapan terjadi, Leo telah balik ke belakang tubuhnya. Ia terus menarik kawat halus di tangannya, dan berteriak kencang kepada Daffin. “Tepuk lantai dan menyerah jika kamu tidak dapat menahannya, aku tidak ingin membunuhmu!”

Daffin tidak berbicara, dan menggunakan energi Qi sejati untuk melebarkan lehernya, terus menahan rasa siksaan tersebut.

Saat Leo mengeluarkan tenaga sekuat mungkin, seluruh tubuh Daffin muncul energi Qi putih.

Seluruh energi Qi sejati tubuhnya bagai banjir yang menerobos dan terus mengalir keluar. Jarinya yang lentik dibawa ke belakang. Leo sengaja membawa tubuhnya ke belakang untuk menghindar, entah bagaimanapun ia tidak bisa menangkapnya.

“Daffin, segera tepuk lantai dan mengalah lah!” teriak Leo kencang.

Daffin menahan rasa sakit akan kehabisan oksigen, lalu bangkit dari lantai sambil memunggungi Leo. Ia menarik Leo yang di belakang sekuat mungkin, tapi dirinya semakin berontak semakin tersiksa.

Ia tiba-tiba menginjak kedua kakinya di lantai, lalu lompat ke belakang Leo. Ia merubah kedua tangannya menjadi pisau, lalu menebas pelipis Leo keras. Sepasang mata Leo seketika menjadi buram.

Leo pelan-pelan melonggarkan kedua tangannya, lalu terjatuh di lantai.

Daffin segera melepaskan kawat halus yang melilit lehernya, sambil menarik nafas kencang, lalu memandang Leo dengan tatapan penuh amarah......

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu