My Goddes - Bab 1069 Fendi VS Pendekar Pedang Sakti

"Apa-apaan ini!?" Mata Chris melotot sambil melihat Pendekar Pedang Sakti dan anak buahnya.

"Aku mana tahu?" Wajah Liendro terlihat pucat dan duduk lemas di tanah.

Apakah Fendi dan mereka sedang melakukan syuting?

Pada saat ini Liendro sedang berpikir di dalam hati.

Mereka seharusnya bukan sedang melakukan syuting? Jika sedang syuting maka ada apa dengan roket barusan? Itu adalah roket asli yang ledakannya menghancurkan banyak kaca gedung sekolah.

Ada apa dengan tendangan Fendi ke arah roket itu?

Apakah Fendi orang pulau Bintan?

Apakah dia master ninja pulau Bintan? Bukankah dia mengatakan anak buahnya akan segera tiba? Mengapa anak buahnya datang membunuhnya?

"Ternyata Pendekar Pedang Sakti, kita sudah lama tidak bertemu." Fendi terlihat tersenyum.

"Tapi sepertinya tidak ada dendam di antara kita dan aku tidak menyinggung pasukan Winni, bukankah kalian sedang berperang melawan Hito? Mengapa tiba-tiba datang menyerangku?"

"Karena kamu menyerang Hartheo, Hartheo sekarang adalah ketua umum parlemen internasional, dia selalu mengingat dendamnya kepadamu, sedangkan kami bersama Winni ingin menaklukkan dunia, bukan hanya kamu yang akan mati, Hito akan mati, Jilson Lee akan mati dan kami bahkan akan menyerang kongres Black Dart." Pendekar Pedang Sakti berkata.

"Harus lihat dulu apakah kalian punya kemampuan itu atau tidak." Fendi menggerakkan badannya.

Dan muncul di depan Pendekar Pedang Sakti dan memukulnya.

Pendekar Pedang Sakti sekarang adalah master kultivasi tingkat dasar sedangkan Fendi adalah master kultivasi tingkat menengah, Fendi bukan hanya punya jurus mematikan tapi dia juga memiliki dua di antara tujuh jurus kultivasi.

Jika harus melawannya maka dia pasti bukan lawannya.

Meskipun ilmunya bukan lawan Fendi tapi dia juga tidak takut kepadanya.

Sewaktu Fendi memukulnya, dia segera mundur dan menghindarinya dengan mudah. Lalu dia menendangkan kaki kanannya dan segera menyerang Fendi dan pada saat yang bersamaan mengangkat tangan kirinya untuk memberikan isyarat kepada anak buahnya.

Para anak buah Pendekar Pedang Sakti segera menyerang Fendi dengan pistol setelah melihat isyarat dari Pendekar Pedang Sakti.

Sewaktu Pendekar Pedang Sakti menyerang Fendi dengan pisaunya, peluru ditembakkan pada saat bersamaan.

"Kalian bahkan tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan, kalian bahkan berani mencoba membunuhku, aku akan segera memegang kendali black dart dan aku Fendi tidak akan melepaskan kalian." Fendi menatap Pendekar Pedang Sakti dengan tajam sambil bergerak mundur untuk menghindari serangan Pendekar Pedang Sakti.

"Katakan lagi jika kamu bisa bertahan hidup!" Pendekar Pedang Sakti berteriak kencang dan mengarahkan sebuah aura pedang ke arah Fendi.

"Haha." Fendi tersenyum ringan dan segera menghilang di udara.

Aura pedang Pendekar Pedang Sakti dan peluru yang tidak terhitung jumlahnya mengarah ke tempat Fendi menghilang.

"Ada apa ini? Apakah orang-orang ini iblis? Kak Liendro, apakah kamu melihatnya? Mereka bahkan punya aura pedang dan bisa menggunakan pedang samurai untuk mengeluarkan energi qi sejati. Mereka juga punya submachine gun dan mereka bahkan berani melepaskan tembakan di sini." Terdengar suara tembakan di sekitar mereka, wajah Chris bukan hanya pucat melihat ini semua tapi dia merangkak hati-hati ke ruang penjaga keamanan.

"Mereka bukan sedang syuting, mereka adalah black dart, cepat buka kamera pemantaunya dan rekam mereka lalu kita lapor polisi." Wajah Liendro juga pucat melihatnya, dia merasakan peluru yang tidak terhingga jumlahnya terbang di atas kepalanya, dia berusaha keras merangkak masuk ke dalam ruang penjaga keamanan.

Sewaktu dia merangkak sepanjang dua meter, tangan kanannya menyentuh cairan hangat dan dia melihat seorang anak buahnya menangis.

Brengsek!

Itu kencing.

Anak buahnya mengompol karena takut!

"Pengecut, kenapa harus takut?" Liendro bukan hanya memarahi anak buahnya tapi hatinya merasa jijik.

Dia sekarang adalah bos mereka yang setiap hari berpenampilan keren dan dia paling jijik dengan air kencing.

Dia menyeka tangannya ke tanah karena merasa jijik lalu terus merangkak ke arah ruang penjaga keamanan.

"Ah!" Ali tiba-tiba berteriak dan menyerang salah satu ninja.

Ali hanya seorang anak muda biasa, dia tidak punya apa-apa selain tenaganya yang besar, dia bahkan tidak punya keahlian dalam berantem, ninja itu sama sekali tidak peduli dengannya.

Ketika melihat Ali menyerangnya, ninja itu menembak Ali dengan submachine gun kemudian menyerang Fendi lagi.

"Bodoh, apakah kamu cari mati?" Fendi mengeluarkan energi qi sejati yang menerbangkan Ali sewaktu melihatnya ditembak.

Sewaktu Ali terbang keluar, sebuah peluru mengarah ke tempat asal Ali tadi.

Pada saat ini, semua ninja yang dibawa oleh Pendekar Pedang Sakti telah keluar yang total berjumlah seratus lebih dan merupakan master tingkat dewa lanjutan. Ninja punya kerja sama tim yang bagus ditambah ada arahan dari Pendekar Pedang Sakti maka mereka bisa membunuh Fendi jika mereka beruntung.

"Kalian benar-benar mau membunuhku." Fendi tersenyum dingin sambil menyipitkan matanya setelah dia melihat semua ninjanya dengan jelas.

Sewaktu beberapa ninja mengayunkan samurai ke arah Fendi, mata Fendi terlihat bersinar hitam dan segera berubah menjadi sebuah sosok hitam raksasa.

Dia membiarkan beberapa ninja mengayunkan samurai ke arahnya juga membiarkan peluru menembaknya tapi beberapa ninja langsung terbang begitu dia mengayunkan tangannya.

Selanjutnya, Fendi segera menghilang di angkasa dan ada beberapa ninja lagi yang muncul di depannya, dia menggunakan salah satu di antara tujuh jurus kultivasi, jurus kungfunya tidak lebih lemah dari Susi, beberapa ninja itu segera menembaknya. Fendi sama sekali tidak takut dengan senapan ini, dia menerbangkan semua peluru itu dengan jurus kungfunya.

"Dia bahkan tidak takut dengan peluru!" Chris berteriak ketika dia melihat semua ini.

Pada saat yang sama, para anak nakal lain sudah tidak berani bergerak karena ketakutan, ada yang gemetaran di tanah dan bahkan ada yang pura-pura mati.

Fendi merebut submachine gun milik seorang ninja lalu memakainya untuk menembak para ninja.

Dor, dor, dor, terdengar suara tembakan dan beberapa ninja jatuh tertembak.

Dia mengarahkan senapan ke arah ninja lainnya lagi, ada beberapa ninja yang segera menghindar sewaktu dia menembak tadi.

Tiba-tiba sekelompok ninja melemparkan jaring besar ke arah Fendi.

Sewaktu melihatnya Fendi segera berguling untuk menghindari jaring besar itu.

Tepat pada saat ini, sekelompok besar mobil Mercedes Benz kelas S datang. Mobil-mobil itu berhenti sewaktu mendengar ada suara tembakan.

Setelah itu seorang pria tampan membawa sekelompok pria asing berkulit putih dan hitam keluar dari mobil.

Itu adalah Deni Han.

Pada saat ini, dia telah dikeluarkan dari penjara blackdish oleh para ketua black dart dan kembali ke kota Gambir untuk memeriksa keberadaan Fendi.

Dia mengenal Fendi, dia tahu jika Fendi pasti akan kembali ke kota Gambir setelah dia pensiun dan sekolah ini adalah sekolah Fendi dulu.

"Habisi mereka!" Deni Han segera mengeluarkan senjatanya ketika melihat Fendi diserang.

Selanjutnya, para pendekar yang datang bersamanya mengeluarkan submachine gun dan mengarahkannya kepada Pendekar Pedang Sakti dan anak buahnya.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu