My Goddes - Bab 322 Monika, Aku Sangat Merindukanmu

Jilson Lee!

Ketika Angga melihat Jilson Lee perlahan berjalan keluar dari kegelapan, wajahnya pucat dan melihat dirinya dengan senyuman aneh, pupil mata Angga menyusut dan dia segera bergerak selangkah lebih dekat dengan Monika, meraih leher Monika yang sangat putih lalu mengarahkan pistol ke sisi kepala Monika.

Suasana hatinya saat ini sangat rumit. Dia ingin bertemu dengan Jilson Lee tetapi dia juga takut pada Jilson Lee.

Jilson Lee ini terasa berbahaya baginya, meskipun dia terlihat biasa dan tidak berbahaya, tetapi dia tahu metode tindakan Jilson Lee. Dia adalah master seni bela diri, bahkan anak buah Sano dan John yang puluhan ribu berurusan dengannya, Sano dan John tidak hanya tidak membunuhnya sebaliknya dihancurkan olehnya.

Dia hanya Bos di kota kecil, dia bukan lawan Jilson Lee.

Tapi, dia memiliki sandera untuk mengancam Jilson Lee, selama dia lebih berhati-hati dan melakukannya dengan stabil, dia percaya bahwa dia dapat mengalahkan Jilson Lee.

Dia ingin membunuh Jilson Lee, membuat Jilson Lee mengembalikan semuanya kerugiannya. Dia ingin membunuh Jilson Lee, membuat Jilson Lee memberikan semua yang dia miliki sekarang padanya.

Memikirkan hal itu, dia gemetar karena kegembiraan dan ketakutan, matanya bersinar berpikir bahwa dia akan mengalahkan Jilson Lee, tampangnya yang lumayan tampan terlihat sedikit terdistorsi, Tommy, Tommy, keberuntunganmu benar-benar baik. Barusan aku mengatakan ingin memotong satu jarimu, Kak Jilsonmu langsung datang menyelamatkanmu.

Bagus sekali, aku akan membunuh Kak Jilsonmu sekarang. Jilson Lee, jika kamu ingin Tommy dan Monika hidup, aku perintahkan kamu untuk segera berlutut di depanku!

Angga tiba-tiba berteriak pada Jilson Lee.

…… Jilson Lee baru saja menghabiskan sebatang rokok langsung melonggarkan jari telunjuk dan jari tengahnya, membuang puntung rokok jatuh ke tanah dan asap putih mengepul keluar.

Dia memandang Angga dengan hina.

Jilson Lee, sialan kamu tidak berlutut? Kamu berani tidak mendengarkanku!? Angga sangat marah, mengarahkan pistol dengan erat di sisi kepala Monika.

Dia sengara mendekatkan tubuhnya dengan Monika, selama Jilson Lee berani mengacau, dia segera menarik pelatuk di tangannya.

Dia percaya bahwa bahkan jika JIlson Lee adalah master yang tiada bandingnya, juga tidak akan bisa menyelamatkan Monika di tangannya?

Dia pasti akan membunuh Jilson Lee!

Mata Jilson Lee yang memandangnya masih dingin dan matanya sedikit menghina.

Bos, bajingan ini agak sombong, istri dan anak buahnya ada di tangan kita, dia masih berani tidak berlutut. Sepertinya dia mengira kita tidak berani menembak, kita membunuh anak buahnya si gendut terlebih dahulu untuk melihat apakah dia masih berani begitu sombong. Anak buah Angga langsung mengarahkan pistol ke kepala Tommy.

Kak Jilson, selamatkan aku! Tommy sangat ketakutan, dia langsung berlutut di depan Jilson Lee, berteriak keras kepada Jilson Lee.

Tidak ada nyali, hanya pistol saja sudah menakutimu menjadi seperti ini? Jilson Lee mencibir.

Bos, bukan satu pistol, tapi ada puluhan pistol! Wajah Tommy sangat jelek, berteriak pada Jilson Lee.

Anak buah Angga segera mengeluarkan puluhan pistol mengarahkannya ke Tommy. Pada saat yang sama, ada ratusan anak buah yang memegang parang, menatap Jilson Lee.

Jilson Lee, aku menyuruhmu berlutut. Angga berkata.

Kamu tembak saja. Jilson Lee berkata.

Apa katamu? Angga terkejut.

Hanya sampah tidak berguna, mati ya mati, tidak tahu ada berapa banyak sampah tidak berguna seperti ini. Kamu tembak saja, aku ingin melihat apakah kamu berani menembak. Jilson Lee berkata.

Baik, ini yang kamu katakan. Angga mengangguk dan menatap Tommy dengan tatapan tajam.

Ditatap oleh Angga, Tommy segera jatuh ke tanah karena terkejut. Sejak kecil sampai besar, ini adalah pertama kalinya dia menghadapi bahaya seperti ini. Sebelum dia mengenal Jilson Lee, dia hanyalah seorang pria biasa, selain minum dan berkelahi, dia seperti masyarakat biasa, dia tidak pernah menyentuh masyarakat dan tidak pernah diarahkan oleh begitu banyak pistol.

Pada saat ini, melihat anak buahnya mengarahkan puluhan pistol ke arahnya, dia ketakutan sampai menggeliat di tanah seperti cacing. Sambil menggeliat, dia mencoba menghadang moncong pistol anak buah Angga dengan kedua tangannya. Dia berpikir bahwa jika dia menghadang moncong pistol ini dengan tangannya, ketika orang-orang ini tiba-tiba menembak, mungkin hanya akan melukai tangannya tetapi tidak membunuhnya?

Ini semacam keinginan untuk bertahan hidup, wajahnya sangat jelek, Kak Jilson, kamu jangan bercanda lagi, kamu bergegas bernegosiasi dengan mereka untuk melepaskan aku. Aku tahu kamu orang penting, kamu tidak mungkin berlutut. Kamu mungkin ingin menyelamatkanku dan sengaja membuat mereka kesal sehingga mereka tidak berani menembak lalu kamu langsung bergerak untuk menyelamatkanku. Tetapi bisakan kamu berbicara baik-baik dengan mereka? Kamu berbicara seperti ini agak menakutkan.

Orang-orang ini bukan manusia, banyak dari mereka adalah penjahat yang ditemukan oleh Angga, ada beberapa orang yang masih menjadi buronan polisi dengan kasus pembunuhan, kamu jangan membuat mereka marah, mereka benar-benar berani menembakku.

Jilson Lee, kamu masih tidak berlutut? Melihat Tommy memohon ampun, Angga merasa sangat nyaman dalam hatinya, dia memandang Jilson Lee dengan tatapan dingin.

Bagaimana mungkin orang kecil seperti Tommy layak membuatku berlutut? Jika kamu mengancamku dengan Monika masih masuk akal. Jilson Lee menunjukkan kelembutan dari matanya dan matanya menatap langsung ke Monika.

………… Jilson Lee menatapanya dengan lembut, Monika tiba-tiba merasakan perasaan yang tak terlukiskan di hatinya.

Sialan, bunuh dia! Melihat bahwa Jilson Lee masih sombong, Angga akhirnya tidak bisa menahannya lagi.

Monika, aku datang menjemputmu. Dia tersenyum dan memandang Monika, Jilson Lee tiba-tiba merentangkan tangannya dan mendekati Monika.

Bajingan, apa yang kamu lakukan? Siapa yang menyuruhmu ke sini? Kembali! Tidak menyangka bahwa Jilson Lee tidak menganggap mereka sama sekali, bahkan berani mendekat ke arah mereka dengan merentangkan tangan, wajah anak buah Angga segera berubah.

Jilson Lee mengabaikan mereka, terus merentangkan tangannya, berjalan menuju Monika dan ingin memeluk Monika.

Suara berderak.

Salah satu anak buah Angga akhirnya merasa gugup. Pistol di tangannya tertembak dan menembak ke arah Jilson Lee.

Jilson Lee hanya sedikit tersenyum, menggeser jari telunjuknya dengan lembut di depannya, lalu ada perisai hitam muncul di luar tubuh. Peluru itu menghantam perisai energi qi sejati Jilson Lee, tetapi hanya membuat perisai energi qi sejati Jilson Lee seperti permukaan yang tertiup angin.

Melihat adegan ini, anak buah Angga terkejut.

Dia bukan orang?

Mereka menggigit gigi mereka, mereka segera menarik pelatuk di tangan mereka, dan menembak puluhan pistol ke Jilson Lee.

Jilson Lee masih tersenyum, membiarkan peluru mereka menghantam perisai energi qi sejatinya dan terus merentangkan tangannya berjalan menuju Monika. Pada saat ini, ada pesona jahat di wajahnya memancarkan aura jahat.

Setelah dia berjalan menuju Monika dalam tujuh atau delapan langkah dengan tenang, tiba-tiba dia menghilang.

Jurus Teleportasi tingkat dewa menengah.

Angga hanya merasakan ada gelombang kesejukan di hatinya, tubuhnya mati rasa tak terkendali, dan anggota tubuhnya menjadi kaku.

Lalu mendengar suara di belakangnya, satu tangan melewati antara dia dan Monika dengan lembut mengelus rambut Monika. Monika, aku sangat merindukanmu……

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu