My Goddes - Bab 103 Puisi

Para penonton segera memberikan tepuk tangan yang meriah.

Beberapa tamu di antaranya berdiri dari kursi mereka dan tersenyum pada Lean untuk menunjukkan rasa hormat mereka pada pesta lelang amal.

Di pesta lelang amal hari ini dipenuhi oleh para tamu berstatus tinggi. Seluruh aula dibagi menjadi tiga baris dengan lima kursi dalam satu baris. Ryo membawa Arifin Han duduk di barisan depan bagian tengah, murid-muridnya berdiri di belakang aula. John dan Sano duduk di barisan depan sebelah kanan, semua anak buahnya juga berdiri di belakang aula.

Status Deni Han tidak tinggi, ayahnya baru tahun ini menghasilkan sedikit uang, sebagai pemula baru, dia nyaris tidak bisa duduk di kursi barisan terakhir.

Jilson duduk di barisan depan sebelah kiri dengan Monika, Angel, Navier dan Leo. Sedangkan Tommy, Beatrice, Christine dan kak Bion duduk di belakangnya, dulu kak Bion hanya berhak untuk berdiri di belakang saat dia mengikuti Angga, kini dia bahkan dapat duduk di barisan kedua setelah berbaur dengan Jilson, itu merupakan sebuah kehormatan baginya.

Bisa duduk bersama dengan para senior dari kota Gambir di barisan depan adalah bagian terbaik dalam hidup.

Pada saat pesta lelang amal dimulai, Jenderal William dan Ryan entah kapan masuknya. Dia mengenakan seragam militer tua polos sambil tersenyum dan dengan rendah hati duduk di barisan belakang bersama Ryan Liu.

Fanny, Katherine dan beberapa orang kaya-raya dari kota Gambir pada duduk di sebelah Ryo dan Sano.

“Aku akan menembak barang antik pertama yang dilelang hari ini! pasti si Fendi bahkan tidak sanggup untuk membeli sebuah pispot!” Deni duduk di belakang dan berkata kepada Jennifer beserta dua wanita lainnya yang berdiri di belakangnya.

Dia menggila akibat ditampar oleh Jilson, jadi dia bertekad untuk membalas dendam dan bertanding dengan Jilson.

“Tuan Deni, Fendi mana bisa dibandingkan denganmu? Semua uang yang dihasilkan di pesta lelang amal ini akan dipergunakan untuk amal. Fendi begitu pelit dan miskin, jangankan pispot, takutnya dia bahkan enggan untuk membeli popok.” Seringai wanita lain.

“Tuan Deni begitu murah hati sampai menghabiskan beberapa juta rupiah untuk mentraktir makan saat reuni bersama teman satu sekolah terakhir kali, apakah Fendi bisa melakukannya?” ucap wanita lain dengan senyum sinis.

“Itu dia.” Jennifer juga tersenyum.

Sikapnya terhadap Jilson tidak akan menjadi masalah selama dia menjaga ketahanan hubungannya dan tidak menyinggung Beatrice. Di matanya, Deni adalah orang yang benar-benar layak disanjung.

“Terima kasih atas dukungan kalian. Terima kasih telah memberiku kesempatan. Aku tidak berbakat, secara tak terduga aku mendapatkan begitu banyak perhatian dari teman-teman baik-ku. Dan aku telah terlibat dalam kegiatan amal selama bertahun-tahun, aku tidak memiliki cita-cita yang hebat, aku hanya ingin berkontribusi untuk kegiatan amal kita. Semua uang yang didapatkan di pesta lelang hari ini, aku akan memanfaatkan kegiatan amal kita dengan sebaik-baiknya untuk membantu teman-teman kita yang membutuhkan, aku di sini berterima kasih kepada kalian semua.” Lean yang berpakaian jas, ia berdiri dengan badan tegak lalu membungkuk dalam-dalam kepada para tamu.

Para penonton kembali memberikan tepuk tangan yang meriah.

Sewaktu berada di luar negeri, Jilson juga sering mengeluarkan uang untuk melakukan amal, dan sewaktu dia pergi ke medan perang di Afrika, dia membantu banyak orang yang terlantar akibat perang di Afrika. Dia adalah orang yang baik, dia menunjukkan kekaguman di matanya ketika melihat Lean melakukan amal dengan tulus, ia duduk di kursi VIP sambil bertepuk tangan.

“Berdasarkan konvensi, item pertama dalam setiap pelelangan kita akan menyuguhkan harta yang bagus, tidak terkecuali untuk pelelangan kali ini. Aku berterima kasih kepada keluarga Lin dari ibukota provinsi, harta pertama dalam pelelangan pada hari ini disumbangkan oleh nona Katherine, tamu Vip dari keluarga Lin, harta pertama adalah puisi "Kenangan", salah satu tulisan tangan Xiang Xiu dari tujuh orang bijak dari hutan bambu, Harga awal adalah 16 miliar rupiah.”

Banyak orang kaya-raya yang ada di tempat tiba-tiba muncul rasa tertarik setelah mendengar kata-kata Lean, mereka semua memandang kaligrafi puisi nan indah yang diperlihatkan oleh seorang gadis cantik.

Banyak orang yang bahkan tertegun melihat Katherine, tak disangka keluarga Lin dari ibukota provinsi begitu murah hati menyumbangkan sebuah puisi peninggalan yang terkenal.

“18 miliar rupiah!” Seorang pria kaya-raya mengangkat tangannya dengan pelan, menunjukkan bahwa dia sangat tertarik dengan puisi dari penulis ini.

“19 Miliar rupiah.” Lagi seorang pria kaya-raya yang lain mengangkat tangannya.

...... Deni semula berencana untuk berpura-pura menjadi orang pertama yang memenangkan hadiah pertama dalam pesta lelang amal, namun dia mendadak bengong ketika mendengar sepasang tulisan tangan yang asal dijual dengan harga 19 Miliar rupiah.

...... Wajah Jennifer dan kedua wanita lainnya yang berdiri di belakang Deni pun segera memucat.

Perawakan dan penampilan mereka cukup bagus, hanya dengan riasan dan mengenakan gaun yang indah membuat mereka tampak berkelas. Ini adalah pertama kalinya mereka bekerja paruh waktu di tempat yang berkelas semacam ini, mereka tiba-tiba merasa sedikit tidak mengerti dengan dunia orang kaya-raya ketika menyaksikan mereka menembak harga belasan hingga puluhan miliar rupiah.

Jika mereka bertiga dijumlahkan, diperkirakan tidak semahal setengah halaman.

“30 Miliar rupiah.” Tiba-tiba, Katherine mengangkat tangannya yang putih dengan perlahan.

Apa!? Para penonton tiba-tiba mendesah ketika melihat nona Katherine mengangkat tangannya.

Puisi yang disumbangkan oleh keluarga Lin sendiri pada malam hari ini malah ditembak oleh Katherine, dia membeli kembali puisi yang ia sumbang sendiri. Itu berarti dia bukan menyumbang tulisan melainkan 30 miliar rupiah.

Banyak orang yang tertegun sambil memandang ke arah Katherine.

“Hanya beramal saja, keluarga Lin kami tidak pernah pelit terhadap uang, kami selalu mendukung kegiatan paman Lean, dan suka beramal seperti paman Lean.” Ucap Katherine sambil tersenyum.

Melihat penampilan Katherine, tatapan mata Beatrice, Christine dan kak Bion sedikit berubah, Monika pun tidak bisa menahan diri untuk melihatnya lebih lama.

Banyak orang yang merasa kagum di dalam hati.

Penguasa keluarga Lin di ibukota provinsi.

“Kak Jilson, bagaimana kalau kita tembak untuk membeli sebuah kaligrafi ini? harta pertama yang dilelang pada pelelangan ini sama seperti perusahaan Changhong yang dilelang oleh orang-orang di film. Jika kita bisa membelinya pasti ada banyak orang yang akan menghormati kita, bisa berpura-pura loh. Kita tunjukkan kekuatan kita sendiri, mungkin juga bisa membuat para idiot itu menutup mulutnya.” Kata Tommy yang duduk di belakang Jilson serta tidak bisa menahan diri untuk melirik ke arah Arifin.

Dia tidak tahan melihat ekspresi Arifin yang sombong, dia ingin memukul wajahnya.

“Tidak perlu, Navier, kamu jangan beli.” Jilson menggelengkan kepalanya dengan ringan.

“Hm?” Sebenarnya Navier ingin bertarung dengan Katherine, sontak dia terkaget ketika mendengar kata-kata Jilson.

“Keluarga Lin dari ibukota provinsi mau cari muka, kita biarkan saja dia, tidak perlu menaikkan harganya, biarkan saja keluarga Lin malu. Selain itu, puisi ini tidak layak dibeli dengan harga 30 Miliar rupiah. Puisi ini seharusnya salah satu dari kelebihan latihan penulisan Xiang Xiu, puisi Xiang Xiu hanya ada tujuh pasang, empat pasang dikirim keluar negeri, tiga pasang berada di negara ini, karya terbaiknya disimpan di museum, kaligrafi ini seharusnya menjadi dari ketiga karyanya yang istimewa dari banyaknya latihan penulisan. Meski kaligrafinya menarik hati, tapi kaligrafi ini hanya senilai 6 miliar rupiah di hatiku. Katherine sangat cerdas, dia membuka harga senilai 16 miliar rupiah untuk kaligrafi ini, lalu membeli kembali dengan harga senilai 30 miliar rupiah, ke depannya sepasang kaligrafi ini benar-benar dihargai 30 miliar rupiah, faktor sensasinya sangat besar.”

“Karena kita datang untuk berpartisipasi pesta lelang amal, maka harus menuai hati beramal di pesta ini, alih-alih menggunakan pesta lelang amal ini sebagai platform bagi kita untuk memamerkan kekayaan. Jika benar-benar ingin memamerkan kekayaan, aku memiliki setidaknya seratus cara, mengapa harus memamerkannya di tempat yang serius ini? kita tidak akan merebut karya pertama ini, tentu saja kita akan menyumbang dalam jumlah besar di akhir nanti.” Jilson berkata dengan ringan.

“Mengapa kamu begitu memahami puisi itu?” tanya Monika.

“Aku tidak bisa mengatakannya.” Wajah Jilson tampak malu-malu.

Mengapa dia berani memberitahu Monika bahwa total 4 puisi dikirim keluar negeri, apakah empat halaman ini semuanya ada di dalam harta karunnya saat ini? dia telah memiliki terlalu banyak puisi di rumahnya, dia benar-benar tidak ingin menghabiskan uangnya untuk membeli puisi lagi.

“Kamu berbicara seolah-olah itu benar, seolah-olah kamu memahaminya dengan baik.” Monika tersenyum.

“Haha, lumayan.” Jilson menekuk sudut bibirnya.

“Benda pertama yang dilelang terlalu mahal, aku pasti akan membeli benda kedua yang dilelang!” aksi Deni gagal, dia duduk di barisan belakang dengan cemas.

“Semangat tuan Deni, kami percaya dengan kekuatanmu!” ucap Jennifer dan kedua wanita lainnya.

“Harta kedua yang dilelang hari ini adalah sebuah vila senilai 14 miliar rupiah di ibukota provinsi. Kami berterima kasih kepada tuan Aldos yang telah menyumbangkan vila tersebut!” satu unit rumah besar segera ditampilkan di slide powerpoint di atas panggung.

Disaksikan oleh Lean, ayahnya Kris segera bangkit berdiri lalu melipat tangannya, dan menunjukkan kerendahan hati kepada para tamu di sekitarnya.

......Ekspresi Deni yang duduk di barisan belakang mendadak kaku......

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu